I'm Still Here (END)

By AcilKerabatCikarangI

40.5K 3.2K 323

Karena urusan pekerjaan Ayahnya, Naomi dan Adiknya terpaksa pindah rumah dan sekolah. tapi disekolah barunya... More

Shinta Naomi
Jason Vernando Tanumihardja
Melody Nurramdhani Laksani
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44
Part 45
Part 46
Part 47
Part 48
Part 49
Part 50
Part 51
Part 52
Part 53 (END)
Special Part Naomi dan Vernando
Special Part Melody, Stella dan Panda
Epilog
Author Note
Author Note
Pengumuman

Part 7

691 56 1
By AcilKerabatCikarangI

Pagi datang dan terlihat seorang laki-laki tampan bertubuh tinggi sedang duduk sambil membaca sebuah novel. Dimeja tersaji jus buah yang baru dia buat. Sesekali dia meminumnya saat menyibakkan lembar novel lalu kembali membacanya.

Vernando hari ini memutuskan untuk cuti dari restoran. Dirinya ingin menemani Gracia dirumah seharian penuh. Karena sekolah juga masih libur, Gracia mengajaknya ke suatu tempat. Dan Vernando setuju untuk pergi kesana.

"Kak Ver." Panggil Gracia.

"Apa Dek? Kakak lagi baca nih." Sahut Vernando.

"Kapan kita kesananya?" Tanya Gracia.

"Kamu udah mandi sama sarapan belum?"

"Mandi sih udah."

"Sarapan?"

"Belum."

"Sarapan dulu. Kakak udah masakin."

"Iya Kak."

"Kakak mau ke kamar dulu. Mau siap-siap."

Setelah menutup novel dan membawa gelasnya ke bak cuci piring, Vernando langsung ke kamarnya sementara Adiknya menuju meja makan. Vernando mengganti kausnya dengan kaus lain dan kemeja berwarna hitam yang jarang dia pakai.

Ketika sedang memakai kemejanya, Vernando menatap 2 foto yang dipajang dikamarnya. Sudah lama sekali dia tidak melihat foto itu karena sibuk dengan pekerjaannya. Diambilnya salah satu foto dan ditatapnya dengan muram.

Foto lama yang menggambarkan dirinya dengan seseorang yang sangat dia sayangi selain Gracia. Sekarang Vernando hanya bisa melihat fotonya dan tak bisa bertemu atau mengobrol dengannya seperti dulu lagi. Selamanya.

Vernando menghela nafasnya dengan berat. Diletakkan lagi fotonya dan dia mulai merenung. Lalu dia keluar dari kamarnya dan bergerak menuju kamar disebelahnya. Kamar yang tak pernah dihuni lagi dan dibiarkan kosong selama 2 tahun.

Dibukanya pintu kamarnya dan terlihatlah kamar yang terlihat rapi. Tak ada yang berubah. Sama sekali. Posisi kamar dan letak barangnya masih sama seperti dulu. Dengan langkah perlahan, Vernando memasuki kamar dan melihatnya dengan teliti.

Gitar akustik, kanvas, alat-alat lukis dan berbagai benda unik tampak menghiasi setiap kamar. Novel juga tampak berjajar dilemari buku yang sudah terlihat berdebu. Vernando mengelusnya dan terlihat debu tebal yang menempel dijari tangannya. Tanda rak buku itu sangat jarang tersentuh.

Semua barang-barangnya masih terlihat rapi dan tak berubah banyak. Dulu Vernando sangat sering datang ke kamar ini. Tapi sekarang tidak lagi. Akhirnya Vernando keluar dari kamarnya dan tak lupa mematikan lampu kamarnya.

"Kak Ver, ayo berangkat." Teriak Gracia dari luar.

"Iya sebentar." Sahut Vernando.

Vernando melangkah menuju pintu depan dan melihat Gracia sudah menyandar dimobil. Vernando membuka lock mobil dan Gracia yang menyadari kedatangan Kakaknya langsung masuk disusul oleh Vernando.

Setelah memansakan mobil, Vernando menjalankan mobilnya dan meluncur mulus dijalan raya. Gracia tampak diam disepanjang jalan dan Vernando masih focus menyetir. Karena bosan dengan kesunyian, Gracia menyalakan radio. Radio langsung memutar lagu yang pas untuk mereka.

Akhirnya kau pun pergi tak kembali

Banyak sudah kisah yang tertinggal

Kau buat jadi satu kenangan

Seorang sahabat pergi tanpa tangis arungi mimpi

Vernando mendengarkan suara lirih Adiknya saat menyanyikan lagu itu. Vernando tahu pasti Gracia sudah merindukannya. Selain orang tua mereka yang sudah meninggal. Ada satu orang lagi yang sangat dirindukan Gracia.

Begitupun dengannya. Dia merindukan seseorang yang dulu selalu berbagi cerita dengannya. Akhirnya mereka kembali melanjutkan perjalanan melewati jalan yang mulai macet dan padat.

***

Akhirnya setelah beberapa lama, mereka sampai disebuah pemakaman. Gracia keluar sambil membawa bunga. Vernando menyusul setelah memarkir mobil dan menguncinya. Gracia berjalan dengan perlahan menyusuri setiap makam.

Sebelum ke makam, mereka berhenti sejenak untuk membeli bunga. Vernando menggandeng tangan Gracia dan berjalan menyejajari langkahnya dengan Adiknya. Selama menuju makam yang dituju, mereka melewati setiap makam yang terawat sampai tak terawat.

Saat mereka sampai ke makam yang dituju, Vernando langsung membersihkan makam yang penuh dengan daun kering. Gracia juga membersihkan 2 makam lain. Setelah selesai membersihkannya, Vernando membimbing Adiknya duduk disampingnya.

Gracia mengelus nisan itu dengan tangan gemetar. Mulutnya tak mampu merangkai kata. Padahal sejak dimobil, dia sudah menyusun kata-kata untuknya. Vernando mengelus bahu Gracia yang mulai bergetar dan dia mulai menangis.

"Hai. Udah lama kita gak ketemu. Gimana disana? Kamu udah bahagia kan?" Buka Vernando.

Vernando ikut mengelus nisan kayu itu dengan lembut. Lalu dia melanjutkan monolognya.

"Kita semua baik-baik aja disini. Kamu gak usah khawatir. Aku bakal jaga Gracia seperti dulu." Lanjut Vernando.

"Semoga kamu bahagia disana. Aku sama Gracia gak akan ngelupain kamu."

Setelah Vernando menyelesaikan kalimatnya, Gracia menaruh bunga ke makamnya. Mereka pun berpindah ke makam disebelahnya. Makam kedua orang tua mereka. Gracia menaruh bunga lain dan diikuti Vernando.

Seperti tadi. Gracia hanya menunduk saat menatap makam kedua orang tuanya. Kecelakaan tragis itu benar-benar tak bisa dilupakan olehnya dan Vernando. Tak berapa lama mereka kehilangan, mereka harus mengalami kehilangan lagi.

"Papa, Mama. Vernando baik-baik aja disini. Kalian jangan khawatir." Buka Vernando.

"Oh iya. Gracia sekarang sudah kelas 2 SMP. Dia udah jadi anak yang pintar." Lanjutnya.

"Papa sama Mama tenang aja. vernando bakal jagain Gracia. Dan Vernando sama Gracia harap kalian udah tenang disana. Kita pergi dulu ya Ma, Pa. Kalo ada waktu pasti kita berdua datang lagi."

Mereka pun berdoa sejenak lalu pergi dari makam. Mata Gracia yang sudah memerah tampak meneteskan air mata saat mereka sampai dimobil. Vernando yang melihat Gracia menangis langsung merangkul dan memeluknya erat.

Sakit. Ya dirinya merasa sakit saat melihat Adik kesayangannya menangis. Dia sangat tak rela melihatnya. Tapi dia tahu kalau itu adalah salah satu cara Gracia mengungkapkan perasaannya. Setelah merasa Gracia sudah tenang, Vernando menjalankan mobilnya.

Mereka akan kembali ke restoran untuk bekerja. Sebenarnya Vernando yang bekerja. Tapi Gracia memaksa ikut untuk membantu. Akhirnya Vernando setuju dengan syarat jangan terlalu banyak bekerja karena besok dia masih sekolah.

Untungnya Gracia mau menurut dan mereka pun kembali menuju restoran. Mobil mereka berjalan meninggalkan tempat pemakaman itu dengan kecepatan sedang.

***

Sesampainya direstoran, Vernando mengganti bajunya dengan pakaian chef dan sibuk didapur bersama karyawannya yang lain. Sementara Gracia sedang mencatat pesanan dari tamu yang datang. Restorannya hari itu sangat ramai karena sedang hari libur.

"Order baru. Nasi goreng special 2 sama jus alpukat dan strawberry 1." Teriak Gracia.

"Baik." Balas para chef.

Vernando mulai mengambil nasi sementara chef lain memotong sayuran. Chef lainnya juga sibuk dengan menu lain. Dengan cekatan, Vernando memasak menu dan menimbulkan kekaguman para chef. Setelah masakan siap dan selesai diberi garnish, Vernando mengantarnya ke pelayan.

Tak lupa juga Vernando membunyikan bel untuk memberitahukan pada waitress kalau menu sudah siap. Gracia mengambilnya dan menyajikannya ke tamu. Saat semua menu sudah dimasak, Vernando keluar dari dapur dan mengawasi setiap tamu.

Wajah tampan dan tubuh tegap Vernando memberikan pesona kepada tamu perempuan yang datang. Tak sedikit tamu yang datang karna penasaran dengan chef tampan yang masakannya sangat lezat dan terlihat tampan dan berwibawa.

"Eh liat deh. Chefnya ganteng." Kata salah satu tamu perempuan yang masih remaja.

"Banget. Kenapa dia gak jadi model aja ya?" Repet temannya.

"Kalo dia jadi model kita gak bisa liat dia disini dong." Protes yang lain.

"Eh iya juga ya hehehe."

"Iya lah. Dia cocoknya jadi calon gue."

"Huuu ngarep."

Mereka pun tertawa. Vernando hanya menatap mereka dengan cuek lalu tetap mengawasi karyawannya. Sejauh ini lancar dan belum ada masalah apapun. Gracia tampak mencatat pesanan lainnya dan membawanya ke dapur.

Kesuksesan restorannya memang menjadi buah bibir dibanyak kalangan. Bahkan sempat ada penawaran untuknya membuka cabang ditempat lain. Tapi Vernando belum memtuskannya karena baginya itu perlu proses dan tidak bisa cepat.

"Udah minta bon?" Tanya Vernando saat melihat Gracia sedang membawa kertas pesanan.

"Iya udah Kak." Sahut Gracia.

"Yang mana?" Lanjut Vernando.

"Yang ditable 4."

Vernando mengangguk. Pengunjung mulai berkurang sedikit dan menyisakan beberapa meja yang masih terisi. Vernando kembali masuk ke dapur dan menatap karyawannya yang masih sibuk dengan masakan mereka.

Akhirnya restoran sepi setelah para tamu pulang termasuk tamu perempuan yang mengagumi Vernando. Gracia yang kelelahan memasuki ruang kerja Vernando dan tidur. Vernando memasakkan makan siang untuk para karyawannya karena sudah memasuki jam istirahat.

"Nah ayo dimakan." Ujar Vernando.

"Wah terima kasih ya Bos." Kata Dhika yang menjadi chef dessert.

"Masakan Bos emang juara. Kita aja suka." Ujar salah satu karyawannya.

"Ah loe sih emang rakus Chi." Ledek Dhika.

"Ah rusuh aja loe Dhik."

"Eh udah-udah. Ochi, Dhika ayo makan. Jangan ribut. Itu temen kalian lagi makan entar keganggu."

"Iya Bos."

Setelah meastikan karyawannya menyantap makan siang, Vernando menyisakannya untuk Gracia. Dia pun segera menuju ruang kerjanya dan melihat Gracia tertidur disofa. Vernando menatapnya denga penuh sayang sambil mengelus keningnya.

Tanpa ingin mengganggu, Vernando menarik kursi dan mengetik dilaptopnya dengan cepat. Sesekali disibakkannya kertas-kertas jurnal dan mengetiknya dengan cepat. Dirinya kembali sibuk dengan pekerjaannya dan terus mengetik.

Pekerjaannya selesai tepat saat dirinya sudah menyelesaikan pekerjaannya. Gracia yang sudah bangun langsung menuju keluar diikuti Vernando yang kembali sibuk didapur. Suasana restoran kembali sibuk dan ramai oleh tamu yang datang.

***

Restoran tutup setelah hari mulai malam. Vernando membersihkan wajan bersaam para chef yang sedang merapikan dapur. Sementara Gracia membantu waitress dan waiter membersihkan dan membereskan meja dan kursi.

Tak lama kemudian mereka selesai dan Vernando mengumpulkan para karyawannya untuk mengadakan rapat. Semua karyawannya berkumpul dan Vernando berdiri menatap mereka semua sambil sesekali menyibakkan kertas yang ditulisi tulisan tangannya.

"Baiklah. Terima kasih sudah menghadiri rapat. Hari ini kerj kalian bagus dan saya salut dengan kalian." Buka Vernando.

"Untuk para chef saya minta besok malam untuk janga pulang dulu." Lanjut Vernando.

"Loh ada apa Bos?" Tanya Dhika.

"Saya mau menunjukkan menu baru. Dan para waitress dan waiter akan menjadi tamu untuk mencicipi menu baru saya." Jelas Vernando lancar.

"Jadi besok kita lembur Bos?"

"Bisa dibilang begitu. Tenang saja. Bonus akan saya masukkan karena kalian lembur."

"Baiklah Bos. Berapa menu yang akan Bos tunukkan?"

"Kira-kira 3 menu. Chef juga akan mencicipi menu saya."

"Oke Bos."

"Kalian siap?"

"Siap Bos."

"Baiklah kalian sudah bleh pulang. Terima kasih untuk kerja kerasnya."

Para tamu bubar dan Vernando mulai keluar restoran setelah mengunci pintu dapur dan restoran. Graia sudah menunggu dimobil sambil mendengarkan radio. Vernando masuk ke mobil dan menyalakan mesin mobil dan menjalankannya dengan kecepatan sedang.

Beruntunglah jalanan sedang lancar jadi mereka cepat sampai rumah. Gracia menunggu Vernando memarkir mobilnya lalu masuk. Karena kelelahan, Vernando membuka kemejanya dan menyandarkan tubuhnya ke sofa.

Gracia membuat teh lalu dihidangkan ke Vernando. Vernando yang menyadarinya langsung meminumnya dan menatap Gracia. Gracia duduk disebelahnya sambil memijat lengan Kakaknya perlahan untuk menghilangkan pegalnya.

"Udah malem dek. Tidur sana." Ujar Vernando.

"Hari ini mau tidur sama Kak Ver." Kata Gracia memelas.

"Manja dasar." Balas Vernando.

"Ih maunya sama Kak Ver."

"Iya ya udah masuk kamar sana. Kakak mau ganti baju dulu."

"Hore."

Vernando menggelengkan kepalanya lalu menuju kamar. Dilepasnya kemejanya dan digantungnya ke kapstok. Saat sedang mengenakan piyama, dia teringat dengan Naomi. Murid baru yang selalu menjadi sasaran bully.

Entah apa yang membuatnya menjadi sasaran baru. Padahal sebelumnya murid dikelasnya sudah tak pernah melakukannya lagi. Tapi seakan ada mangsa baru jadi mereka mengincar Naomi. Bully adalah hal yang sangat dia benci. Walaupu dia yakin kalau seluruh orang didunia pasti tak menyukainya.

Tapi ironis. Sekarang bully sudah dianggap biasa oleh masyarakat. Dan Vernando sangat membenci itu. Entah apa yang mereka incar dari murid baru itu. Vernando menggelengkan kepalanya. Kesal karena sudah berpikir tentang murid baru itu.

Dia pun memilih menuju ke kamar Gracia dan melihat Adiknya tampak sudah berbaring diranjangnya. Vernando ikut berbaring disebelah Adiknya dan Gracia langsung memeluk Vernando. Laki-laki tampan itu menelus puncak kepalanya penuh sayang.

"Kak Ver." Panggil Gracia.

"Apa Gre?" Sahut Vernando.

"Kak Ver jangan pergi." Lirih Gracia.

"Gak akan. Kak ver selalu ada disini."

"Kakak janji?"

"Kakak janji."

Gracia semakin mengeratkan pelukannya dan tertidur dipelukan Vernando. Setelah memastikan Gracia tertidur, Vernando mulai terdiam. Gracia terdengar sangat ketakutan. Wajar karena diusia muda, mereka sudah mengalami banyak kehilangan.

Dan yang Gracia miliki sekarang hanya Vernando. Kakak satu-satunya. Kaka akan jaga kamu. Sesuai janji Kakk sama dia. Batin Vernando. Akhirnya dia ikut tertidur setelah merapatkan selimutnya.



TBC



Special Tanumihardja family nih. penasaran sma makam sapa yg mrka datangi slain kedua orang tua mrka. iktn trus ya. maf agak tlat krna saya ada acara kampus 2 hri kmren dan sempat demam. mohon vote dan komen

Continue Reading

You'll Also Like

125K 10.9K 30
sebuah keberuntungan aku bisa bertemu dengannya, wanita paling cantik dengan nayanika paling apik.
1.3M 9.1K 18
Berisi cerita pendek dengan tokoh yang berbeda-beda! ⚠️Mature content with a sex, deep kiss, and vulgar words⚠️ ⚠️Setiap cerita bisa membuatmu sange...
132K 12.7K 50
"Aku adalah PLUTO yang pernah memotong orbit NEPTUNUS dulu"
78.3K 5.1K 44
"Apa salah kalau gue suka sahabat sendiri?" Monmaap gak pinter buat deskripsi kalo kepo mending baca langsung☺️ Jangan sampai salah lapak ya🤭 ⚠️GXG ...