Broken Enough

By JeviliaAryento

145K 10.4K 1.8K

[COMPLETED] Kayla baru saja bertemu kembali dengan sahabat kecilnya setelah 6 tahun berpisah tanpa kabar apap... More

Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Epilog
New Story!

Part 21

2.2K 163 28
By JeviliaAryento

On mulmed : Alex Lange as Dave Hudson dan AJ Mitchell as Evan Caleb

Btw, part ini banyak kata makian dan umpatan yang kasar. Jadi, maaf dan jangan diikuti ya wkwkwk.

--------------------------

Kayla benar-benar merasa menyesal dan merutuki kebodohannya sendiri. Bukannya belajar dari kesalahan masa lalu dan berusaha berubah, Kayla malah mengulangi kebodohan yang sama.

Hari ini, Kayla sedang berjalan beriringan dengan Joshua di koridor sekolah. Tadi pagi, Joshua menjemput Kayla dan mengajak Kayla untuk pergi ke sekolah bersama, dan tentu saja diterima oleh Kayla.

Kayla menatap sekelilingnya, dan mendapati banyak pasang mata yang menatapnya, sama seperti kemarin. Ia benar-benar merasa tidak enak dan tidak suka jika menjadi pusat perhatian.

"Aku berasa kecil banget, Josh. Pada natapin kita gitu, aku merasa risih," bisik Kayla sembari terus memandang ke depan.

"Biarin aja. Mereka terpukau sama kecantikan kamu," balas Joshua, berhasil menimbulkan rona merah di pipi Kayla.

Tidak ada yang berani menghampiri ataupun hanya sekedar menyapa mereka. Karena semuanya hanya saling bisik-bisik. Tentunya, kecuali satu orang.

"Joshua!" Teriakan tersebut menggema di sepanjang koridor, tetapi tidak membuat Joshua yang menghafal suara teriakan tersebut memberhentikan langkahnya. "Joshua tunggu!"

Langkah Joshua akhirnya terhenti ketika ia merasakan ada orang yang mencekal tangannya. "Lepas," perintah Joshua dingin.

"Ga! Kapan sih, kamu bisa ga dingin sama aku?" seru Caro histeris dengan napas yang tersenggal, membuat semakin banyak pasang mata menatap ke arah 3 orang itu.

"Tunggu monyet bertelur," jawab Joshua, masih dengan nada dingin dan datarnya, namun penuh arti yang tersirat.

Caro beralih dan menatap Kayla tidak suka sambil menunjuknya. "Kenapa kamu kayaknya bisa baik dan ramah banget sama cewek ini? Tapi, kenapa sama aku engga? Kapan kamu bisa balas perasaan aku?" tanya Caro dengan emosi yang telah memuncak hingga ubun-ubun, membuat mukanya merah menahan amarah. Kayla yang melihatnya benar-benar merasa iba dan tidak enak hati.

"Bukan urusan lu," balas Joshua. "Ayok La," ajak Joshua sembari menarik tangan Kayla.
Kayla yang pasrah dan sebenarnya tidak mengetahui pokok masalahnya, hanya bisa patuh dan mengikuti Joshua, meninggalkan Caro sendiri.

Caro mengepalkan kedua tangannya dengan keras. "Awas aja, kalau gue ga bisa dapetin Joshua, ga ada satu pun orang yang bisa dapetin dia," ujar Caro pelan sambil menatap kepergian Joshua dan Kayla dengan tatapan membunuh.

***

"Gila! Cabang!" pekik Kayla sembari duduk di pinggir lapangan dengan peluh yang telah membasahi seluruh wajahnya.

"Cabang?" ulang Laura sembari ikut duduk di samping Kayla dan diikuti juga dengan Juju.

"Capek banget! Banget banget banget! Hayati lelah," dumel Kayla lalu meneguk air di dalam botolnya hingga habis. "Itu Pak Husdi bener-bener parah. Mau ngebunuh muridnya perlahan-lahan kali ya?"

Kayla benar-benar letih. Bagaimana tidak? Pak Husdi, selaku guru olahraga angkatannya menyuruh seluruh anak kelas 11 IPA 3 untuk lari lapangan 10 kali. Baru juga hari kedua sekolah, semua murid kelas 11A3 sudah mendapatkan pelajaran olahraga dan bahkan harus dihadiahi dengan lari lapangan 10 kali. Sungguh minggu pertama sekolah yang menyenangkan dan penuh berkah, serta akan dikenang selalu.

"Kay," panggil Laura membuat Kayla menoleh ke arahnya dengan alis yang terangkat sebelah. "Evan ngeliatin lu tuh," lanjut Laura lalu melemparkan pandangannya ke kanan.

Kayla mengikuti arah pandangan Laura, mendapati segerombolan cowok-cowok ganteng dan kece yang sedang duduk melingkar. Kayla melihat ke arah Evan yang juga sedang menatap dalam ke arahnya. Bukannya mengalihkan pandangannya karena ketahuan, Evan malah semakin menatap tajam Kayla, membuat Kayla akhirnya menyelesaikan aksi tatap-tatapan itu.

"Ngefans tuh orang sama gue," tutur Kayla asal sambil mengangkat dagunya sedikit, songong.

Akibatnya, Kayla mendapat hadiah toyoran dari Laura, tepat di keningnya. "Kepedean. Kebiasaan dasar!"

"Bodo," balas Kayla malas.

"Amat," sahut Juju.

"Dhani," timpal Kayla. Juju dan Laura yang mendengarnya hanya memberikan respon yang sama, yaitu mengerutkan kening.

"Lu ngejayus Kay?" tanya Laura.

"Kagak," jawab Kayla, berusaha secuek mungkin, agar tidak ketahuan jika dirinya baru saja gagal ngelawak.

Baru saja Kayla hendak berdiri, seseorang memberhetinkan langkahnya tepat di depan Kayla. Kayla sedikit menengadah, dan mendapati Evan yang sedang memperhatikannya, sambil mengusap-ngusap tengkuknya.

"Emmm... Gu-Gue boleh kenalan ga?" tanya Evan terbata-bata, salting sepertinya.

"Hah?" tanya Kayla balik, takut salah dengar.

"Gue boleh kenalan ga?" ulang Evan lalu duduk di depan Kayla. "Gue Evan." Evan lalu mengulurkan tangannya tepat di depan wajah Kayla, membuat Kayla mundur beberapa senti.

"Udah tau. Ngapain kenalan? Kan kita sekelas," jawab Kayla tanpa repot-repot menerima uluran tangan Evan.

"Ga apa-apa. Sini lah tangan lu." Evan kemudian meraih tangan Kayla dan menariknya, lalu mengaitkan tangan Kayla pada tangannya. "Gue Evan," ulang Evan.

"Gue Kayla," jawab Kayla kikuk lalu sesegera mungkin melepaskan tangannya dari tangan Evan.

"Maaf. Gue kena dare. Thanks ya!" Setelah itu, Evan langsung bangkit dan berjalan kembali menuju teman-temannya, membuat Kayla dan Laura serta Juju melongo.

"Sialan! Gue jadi sasaran dare," rutuk Kayla.

"Ga apa-apa lah, Kay. Lumayan disalamin cogan," sahut Juju.

"Ga sudi gue disalamin gitu. Nyebelin ya tuh orang," dumel Kayla.

"Pasti suruhan Dave. Dia kan yang paling ide dan jahilnya ga ketolongan," timpal Laura dan diikuti dengan anggukan dari Juju, membuat Kayla mendengus kesal.

"Dasar nyebelin," dumel Kayla lagi. Kali ini, diiringi dengan tangan yang terkepal dan hentakan kaki yang diulangi berkali-kali, mirip sekali dengan bocah yang merengek minta dibelikan permen.

"Kita sih udah biasa sama tingkah mereka. Udah setahun sekelas sama mereka, bikin kita udah ga peduli lagi sama apapun yang mereka lakuin," kata Juju.

"Lu berdua udah setahun sekelas sama Dave, Evan, Gilang, sama Ronald?"

"Iya. Soalnya di Northover, kelasnya jarang banget diganti-ganti. Kayaknya guru-gurunya pada males deh ngurusin pengacakan kelas gitu."

"Ga seru dong!"

"Emang," jawab Laura dan Juju bersamaan.

"Makanya gue bosen ketemunya lu lagi," ujar Laura pada Juju.

"Idih! Gue juga bosen ketemu lu lagi," balas Juju sengit.

"Ga usah ikut-ikutan gue gitu dong."

"Suka-suka gue lah."

"Nyebelin ya lu!"

"Bodo."

Dan, seperti sebelum-sebelumnya, perang dimulai lagi, hingga akhirnya mereka berhenti setelah mendengar tiupan pluit dari Pak Husdi yang memekakkan telinga.

***

"Kay! Lu lama banget sih," teriak Laura.

"Iya maaf. Sabar napa," jawab Kayla yang sedang mengganti sepatunya di dalam salah satu bilik kamar mandi.

"Udah lah. Gue sama Juju duluan ya. Nanti telat, ga sempet ke kantin. Lu mau nitip ga?"

"Beliin air mineral aja satu botol gede, Ra."

"Oke deh. Gue pergi ya." Setelah itu, terdengarlah langkah kaki yang semakin menjauh, membuat Kayla mendengus.

"Dasar ga setiakawan. Temennya ditinggal," rutuk Kayla pelan.

Setelah selesai mengikat sepatunya dan memasukkan baju olah raganya ke dalam tas sportnya, Kayla segera membuka pintu kamar mandi tersebut dan berjalan keluar, tanpa perlu susah-susah menyempatkan diri ke kaca, karena memang dia tidak peduli dengan penampilannya.

Baru saja Kayla hendak melanjutkan langkahnya, tiba-tiba ia merasakan menyandung sesuatu dan akhirnya terjatuh dengan keadaan duduk seperti suster ngesot.

"Anjir," umpat Kayla. Kayla segera bangkit dan langsung mendapati Caro dan kedua temannya yang sedang menatap garang ke arahnya. "Lu yang bikin gue kesandung?"

"Iya. Masalah buat lu?" tanya Caro dengan nada songongnya, sambil memutar-mutarkan beberapa helai rambut bagian samping kanannya.

"Sialan! Lu punya masalah sama gue?" tanya Kayla balas songong, tidak terima dengan tingkah seniornya itu.

"Ada. Masalah besar!"

"Apaan sih? Gue merasa ga pernah bikin masalah sama lu."

"Yakin lu?"

"Yakin. Awalnya, gue berusaha respect ya sama lu sebagai senior. Padahal tingkah, dan cara lu ngomong itu udah ngeselinnya setengah mati. Sekarang gue nyesel banget, sempat merasa kasihan sama lu," jawab Kayla panjang lebar sambil menatap mata Caro tajam.

"Gue ga perlu ya dikasihanin, apalagi sama orang macam lu! Dan tentu, lu harus ngehormatin gue sebagai senior," balas Caro sengit. Sedangkan kedua temannya hanya diam terus-menerus sejak tadi dan hanya memperhatikan drama yang ada di depan mata mereka.

"Sorry ya. Gue ga bisa banget respect sama senior rese kayak lu. Gue cabut, nanti telat." Setelah itu, Kayla berjalan dan berusaha menerobos Caro dan teman-temannya yang berdiri berhimpitan tersebut.

"Sialan ya lu!" seru Caro sambil mendorong tubuh Kayla ke belakang.

"Masalah lu apa sih sama gue?" teriak Kayla, tidak bisa menahan amarahnya lagi yang sudah ia tahan sejak tadi.

"Gue mau lu jauhin Joshua. Jangan pernah deket-deket sama dia!"

"Apa masalahnya sama lu kalau gue deket-deket sama Joshua?"

"Dia calon pacar gue! Dan, ga ada yang boleh deketin calon pacar gue!"

"Kepedean banget lu! Joshua aja bilang lu kelainan," ujar Kayla enteng, membuat Caro serta teman-temannya melotot.

"Berani ya lu! Dasar junior ga tau sopan santun," teriak Caro lalu menjambak rambut Kayla.

"Lepasin tai," teriak Kayla sambil berusaha melepaskan tangan Caro dari rambutnya.

"Gue bilang jauhin Joshua. Kalau sampai lu ga ngejauhin dia, gue akan jamin hidup lu ga akan tenang di Northover."

"Dasar pengecut. Kalau mau dapetin Joshua, bukan gini caranya. Ngelarang semua orang buat deketin orang yang lu suka, basi tau ga!"

"Lu bener-bener rese ya," seru Caro sambil menarik rambut Kayla lebih kencang, membuat Kayla meringis.

"Udah Car, jangan cari ribut di sekolah deh," sahut salah satu teman Caro yang tidak Kayla ketahui namanya.

"Biarin aja! Nih anak harus dikasih pelajaran, biar nurut sama senior," jawab Caro.

"Gue ga perlu diajarin sama senior songong kayak lu!" Kayla menginjak asal kaki Caro, membuat Caro meringis dan melepaskan genggamannya pada rambut Kayla. Kayla yang melihat adanya celah, langsung lari menjauhi Caro.

"Tai! Dasar Junior kurang ajar!" Caro mengejar Kayla dan akhirnya meraih rmabut Kayla dan menariknya sekali lagi.

Namun, belum sempat Kayla membalasnya, tiba-tiba terdengar suara teriakan menggelegar penuh amarah dari belakang mereka.

"CAROLINE!"

--------------

a/n : TBC. Jangan lupa vommentsnya yaa.. maaf kalau ada typo. Thanks!
Published : 29 Agustus 2016

Continue Reading

You'll Also Like

8.8K 1.5K 27
Bimo sadar sebagai cowok feminin dia akan selalu dianggap aneh. Tidak punya teman, tidak masalah. Dia bisa hidup sendirian. Sebagai cewek yang memenu...
243 53 22
Kepalanya sudah pusing penglihatannya sudah kabur, keringat sudah bercampur dengan merahnya darah. Dirinya tetap bertahan, dia harus menyelamatkan Ka...
258 67 21
Surat-surat berisikan hal aneh terus berdatangan, membuat Luna nyaris gila berkatnya. Pertanyaannya, siapa dalang yang melakukan hal tak berfaedah in...
940K 50K 39
Bagaimana jika kalian sudah dijodohkan dengan seorang mafia? Tidak tidak, bukan cowonya yang seorang mafia, tapi cewenya. Tidak selesai sampai di si...