TERPERANGKAP SISI GELAP

By Yantie_Wahazz

327K 8.6K 1.1K

Kesalahan terbesar dalam hidup Jasmine adalah jatuh terlalu dalam pada pesona seorang Jose Santibanez, relas... More

PROLOG
FIRST SIGHT
Second Sight
PERMINTAAN PALING KONYOL
Keputusan Gegabah
BIMBANG
THEIR WEDDING
PESTA SESUDAH PESTA
Wellcome, Baby ...
MALAM MENCEKAM ( 1 )
Malam Mencekam ( 2 )
CINTA YANG TERLUKA
GONE
EFEK TEST PACK
Kenangan Termanis
NEED A PSIKIATER
MAYAT MISTERIUS
PEREMPUAN PENGHUNI VILLA
HILANG ( Flash back )
SONIA
KABAR TSG VERSI CETAK

Dua Hati Yang Kasmaran

16.6K 362 45
By Yantie_Wahazz

Special to komentator part sebelumnya : Celoviawidya271179yoonajessica3TikHanainov_irukaadhiendaratu_kyuhaechy2kurniaEmaYufinadtonggoulat_kiyut46trisnawatiyonozarinahishadowshadesiearyantoRiaSantiMimialogosetiasari123EvieFelindoTeaGlassMiss_JauzaRenyMardiyananinod_1012

Maaf untuk tag-nya, saya hanya minta kritik dan saran. Maaf juga untuk segala bentuk typo yang tak sengaja. Finally, happy reading ...


DUA HATI YANG KASMARAN

Sudah setengah jam yang lalu Jasmine sampai di kamar ini. Napasnya yang tadi tak beraturan karena gejolak perasaan antara rasa marah, rasa aneh, dan juga debaran yang entah karena apa, kini mereda. Namun dia masih saja berada di sini, didepan cermin rias di kamarnya. Menatap wajahnya sendiri, termangu, bahkan kemudian bersemu merah ketika tangannya tanpa sengaja meraba bibirnya yang kini nyaris membengkak karena isapan kuat dan rakus bibir Jose.

Isapan rakus bibir Jose?

Oke, Jasmine memang sedang merasakan marah yang luar biasa ketika tadi tanpa terduga, Jose meraihnya kemudian mencium dengan demikian intens, kuat, dan rakus. Tapi entah mengapa Jasmine bahkan tak bisa menolak kelakuan bar-bar Jose kali ini.

Jasmine seperti larut dalam petualangan yang tak pernah dia jalani sebelumnya. Kuluman lembut dan hangat yang semakin merakus, membuat Jasmine bahkan tersengal mencari napasnya sendiri. Namun laki-laki itu bahkan tak memberi Jasmine kesempatan, bahkan untuk sekedar ambil napas.

Lalu Jose kemudian kehilangan kendali ketika rasa manis semakin menguar dari kelembutan kulit Jasmine. Oke, ini lebih dari sekedar nikmat untuk Jose.

Lalu pekikan Jasmine terdengar ketika Jose tak bisa mengendalikan diri dan bahkan menggigit leher Jasmine kuat, hingga meninggalkan bekas ruam merah yang sangat mencolok di kulit Jasmine yang putih bening.

Tanpa sadar jari Jasmine menelusuri pusat rasa sakit yang tadi membuatnya menjerit. Dan Jasmine tentu saja terkejut ketika di sama, di sisi lehernya, dia menemukan ruam merah bekas gigitan Jose tadi.

Jasmine mencoba menggosoknya untuk sekedar menghilangkan bekasnya. Tapi tentu saja dia tak berhasil. Gadis itu merengut. Apalagi ketika teringat bagaimana tadi Jose telah mencium Irina sebelumnya. Kemudian dengan tak tahu sopan laki-laki itu kemudian menciumnya juga? Jasmine geram. Ada perasaan tak suka ketika Jasmine mengingat Irina.

Dengan perasaan tak jelas, Jasmine beranjak ke ranjang untuk tidur. Dia pikir, dengan tidur makan esok hari dia akan bisa bangun dengan suasana perasaan yang sudah berubah. Dia ingin segera melupakan kejadian barusan malam ini.

Tapi nyatanya, hingga jam menunjukkan pukul dua dini hari, Jasmine tak juga bisa memejamkan matanya. Bayangan Jose ketika mereka pertama bertemu kini kembali membayang di matanya. Juga Jose yang penuh kharisma sedang memberi sambutan, Jose yang tadi mengantar Irina dengan adegan panasnya yang memuakkna, juga yang terakhir adalah Jose yang dengan demikian gahar merenggut bibirnya dalam lumatan lembut yang menuntut dan penuh gelora.

Napas Jasmine terengah meski hanya mengingat bagaimana laki-laki itu demikian mahir dengan bibirnya. Yang diikuti dengan tangannya yang seolah tahu apa yang harus dilakukan, dan ... ya ampuuunnn, gigitan Jose yang kembali membayang dalam benak Jasmine membuat gadis itu terpekik kecil, tanpa sengaja.

Dan ketika menyadari bahwa dia sedang sendirian di kamar, Jasmine tersenyum malu sendiri. Apakah ini ekspresi sebuah kegilaan? Jasmine tak tahu. Yang dia tahu, dia tak bisa mengenyahkan bayangan Jose. Sangat tak bisa, karena dia tahu, itu bukan hal yang mudah.

Sementara di sisi kota yang lain, Jose bahkan merasa seperti orang gila karena tak menyangka bahwa dia bisa kehilangan kendali hanya karena seorang gadis muda seperti Jasmine.

Bagaimana tidak sinting, Jose yang biasanya selalu memiliki selera yang aneh, malam ini bahkan tersedot pesona seorang Jasmine. Gadis lulusan SMA yang ia juga teman sekolah adiknya. Sejak pertemuan pertama mereka di toilet, Jose sebisa mungkin mencoba mengabaikan pesona Jasmine yang sepertinya lebih dewasa dari usianya.

"Ggggrrrrhhhh...!" Jose menggeram marah pada dirinya sendiri ketika dia juga tak mampu mengenyahkan bayangan Jasmine yang hanya melongo tak membalas kerakusan bibirnya. Oke, Jose mungkin tak menduga bahwa Jasmine memang bodoh untuk hal yang satu ini, sampai tadi, ketika Jose tanpa kendali meraup bibir Jasmine dengan rakus.

Ketika Jose merasakan gerakan masif dan semakin tak terkendali dalam dirinya, dia segera meraih ponselnya dan mencari nomor di dalamnya. Ketiak dia menemukannya, dia segera mengatakan sesuatu.

"Halo, Cath? Kita bisa pesta malam ini?"

"Jose? Selarut ini?"

"Aku hanya ingin jawaban ya atau tidak."

Terdengar suara terkikik di seberang.

"Oke, Jose. Aku segera datang."

Klik!

Laki-laki gagah dan seksi itu mematikan sambungan handphonenya untuk kemudian melemparnya ke atas ranjang. Bergegas dengan langkah tegap keluar dari kamarnya dan berjalan menuju sebuah kamar di ujung lorong rumahnya yang bernuansa kolonial.

Kamar dengan pintu warna putih itu segera dia buka setelah memutar anak kuncinya. Tangannya yang telah telanjang segera meraih tombol lampu dan menghidupkannya. Bukan suasana dengan terang benderang yang kini terpampang di depan matanya, melainkan kamar dengan desain hitam.

Jose melangkah menuju ke sebuah palang berbentuk huruf X yang terbuat dari kayu. Katu itu demikian kokoh dengan lapisan busa di atasnya, yang membuatnya sedikit empuk seperti sofa. Jose mendekatinya, merabanya dengan perlahan ketika tiba-tiba nampak olehnya Jasmine yang seolah-olah tersenyum dengan keadaan full naked terikat disana.

Sungguh, dalam pandangan Jose, Jasmine sedang tersenyum dngan pandangan sendu ke arahnya. Seperti menawarkan permainan yang sangat diinginkan Jose malam ini. Jose mengerjap untuk mengusir bayangan Jasmine. Tapi lagi-lagi bayangan Jasmine yang tersenyum mengundang tak juga enyah dari matanya.

"Jasmine...," Jose bergumam lirih nyaris seperti orang gila karena nyatanya dia bicara sendiri. Tangan laki-laki itu terulur seolah hendak meraih dagu Jasmine ketika sebuah ketukan terdengar jelas di pintu.

Kesal, Jose menoleh ke arah sumber suara.

"Cath? Kaukah itu?" suara Jose terdengar menggema di kesunyian malam dan ruang yang begitu luas.

"Ya. Ini aku."

Jose lantas kembali menoleh ke arah silang X. Dan dia mengeluh kecewa karena Jasmine memang tak ada di sana. Kecewa? Laki-laki itu tersenyum sinis, menertawakan diri sendiri yang terlihat tolol malam ini.

"Masuklah!"

Lalu terdengar pintu yang terbuka dan Jose bahkan nyaris bisa menduga bagaimana penampilan Cath malam ini. Ya, perempuan cantik ini selalu hadir dengan tampilan make up yang sedikit menor. Tapi Jose bahkan tak peduli sama sekali dengan segala bentuk kemenoran Catherine. Karena yang dia butuhkan dari seorang Cath hanyalah bentuk penerimaan Cath atas keberadaan Jose sebagai seorang master.

Ya, mereka rekan dalam penyimpangan seksual.

"Apakah kita akan menggunakan palang ini lagi?" Cath bertanya ketika dilihatnya Jose memegang palang X itu.

"Ya. Aku mau yang ini." Jose menjawab dengan nada datar dan terdengar garing, membuat Cath mengerutkan keningnyua penuh tanya.

"Ada sesuatu yang mengganjal pikiranmu?"

Jose menatap Cath dengan jengah.

"Aku hanya ingin kita bermain peran, dan bukan wawancara." Jawaban Jose yang datar namun tegas kali ini mampu membungkam pertanyaan tak penting Catherine.

"Oke," perempuan itu mengangguk kemudian segera melucuti pakaiannya sendiri. Sementara Jose hanya memandangnya dengan tatapan kosong, seolah memang ada yang mengganggu pikirannya.

Setelah benar-benar naked, Cath menghampiri Jose. Menyapa laki-laki yang masih berpakaian lengkap itu dengan sentuhan ringan di dadanya, yang biasanya akan membuat Jose memejamkan mata, seolah menahan gerakan masif yang menggeliat dalam dirinya.

Tapi tidak untuk kali ini, karena Jose menepis tangan Cath dengan kasar.

"Jose?"

"Mainkan saja peranmu, Cath. Jangan berlebihan."

Cath hanya mengangguk, kemudian mundur. Jose dengan langkah santai lantas bergerak menuju ke arah dimana Cath sudah ready dengan perannya sebagai pet, kemudian mengelilingi perempuan itu dengan seksama.

Lalu tanpa menunggu komando, Cath menempatkan dirinya pada palang kayu tersebut. Sementara Jose mendekat dan berbisik pelan. "Apakah kamu tak bertanya mengapa aku memanggilmu malam-malam begini?"

Cath menggeleng. Napasnya memburu oleh nafsunya yang mulai bangkit.

"Bagus, karena memang seharusnya kamu tak mempertanyakan apapun yang aku lakukan." Kemudian Jose mengangkat tangan Cath untuk kemudian mengikatnya dengan sebuah peralatan mirip borgol, namun lekat di palang tersebut. Dari satu tangan kemudian menyusul ke tangan berikutnya. Setelah kedua tangan Cath terikat, Jose kemudian jongkok untuk mengikat kedua kaki Cath,

Dan sempurnalah kini posisi Cath, centang perenang pada palang X. Jose beranjak meninggalkan Cath untuk mengambil sebuah ball gag dan seutas kain penutup mata yang berada di sebuah lemari di sudut ruangan. Mengeluarkannya kemudian dengan sigap memasangkannya pada mulut Cath. Juga matanya.

"Aku ingin sesuatu yang berbeda malam ini, Cath." Jose berbisik dengan napas memburu di dekat telinga Cath, membuat perempuan itu bergidik ngeri demi mendengar suara Jose yang serak dan dingin.

Dan perempuan itu hanya mengangguk, karena hanya itu yang boleh dia lakukan selama bermain peran dengan Jose. Sekian lama menjadi partner seksual Jose, Cath sangat paham apa yang diinginkan laki-laki itu.

"Good!"

Jose lalu berjalan pelang meninggalkan Cath yang sudah centang perenang di palang X. Dia melangkah menuju ke sebuah meja bar mini yang ada di sisi ruangan yang lain. Mengambil sebotol minuman favoritenya, kemudian menuangkannya dengan anggun ke sebuah gelas cantik yang selalu tersedia di sana. Suara gemericik lirih minuman yang tertuang itu sampai ke telinga Cath, membuat perempuan itu bisa membayangkan bagaimana gesture Jose sata ini.

Cath menyunggingkan senyumnya dengan susah payah karena ball gag yang menyumbat mulutnya itu. Sungguh, Cath bisa membayangkan bagaimana seksi dan menariknya Jose jika laki-laki itu sedang menuang minuman kemudian menenggaknya hingga kandas. Cath suka dengan gesture Jose yang ini, sangat suka bahkan. Tapi Cath tahu diri, dia tak bisa lebih dari sekarang. Maka menjadi partner Jose sepertinya cukup untuk saat ini. Entah esok hari.

"Apa yang kau pikirkan, Cath?" suara Jose tiba-tiba terdengar begitu dekat di telinga Cath, membuat lamunan perempuan itu buyar berantakan. Namun Cath hanya menggeleng, tak bisa menjawab. Sekali lagi karena ball gag itu.

Jose tersenyum tipis ketika salah satu jarinya meraba sisi wajah Cath, bergerak lirih hingga turun sampai ke tulang selangkanya, membuat Cath menelengkan kepalanya. Membuka akses seluasnya untuk Jose.

Lalu Jose menekan sebuah tombol yang terletak di sisi palang X, membuat palang itu perlahan rebah. Menampilkan tubuh Cath yang terlihat nyaris seperti wanita persembahan. Ya, Cath memang perempuan persembahan. Persembahan untuk Jose dan sisi gelapnya yang tak terselami.

Kemudian sebuah rumbai lembut Jose sapukan ke permukaan kulit Cath, membuat perempuan itu menggeliat antara geli dan nafsunya yang mulai terusik. Perempuan itu terdengar mengerang seksi dan merangsang. Namun secepat kilat, Jose melecutkan rumbai tersebut ke paha Cath yang terpampang mulus, meninggalkan ruam merah dan Cath seketika terpekik.

Tangannya terlihat mencengkeram dengan suara menggeram menahan rasa panas yang menyambar pahanya. Belum lagi Cath terbebas dari rasa panas yang semula masih menjalar perih, lecutan kedua diterimanya tepat di lengan tangannya sebelah kiri. Cath kembali terpekik tertahan.

Kemudian lecutan itu terasa kembali, membuat Cath menggeliat kuat. Dan dari sinilah sisi liar Jose perlahan menggeliat bangkit. Ketidakberdayaan Cath dan rasa tersiksa yang terekam oleh matanya, membuat mata Jose merah menyala. Membuat Jose merasa bahwa dia harus melampiaskan sesuatu, bukan hanya sebuah pelampiasan seks belaka, namun sebuah kepuasan yang hanya dia sendiri yang bisa menikmatinya.

Maka menyusul Cath untuk naked kemudian menjadi pilihan Jose. Untuk kemudian menyusupkan diri dengan kasar pada tubuh Cath yang masih menggelepar dan menggeliat menahan rasa panas akibat amukan rumbai yang meski lembut, tapi tetap meninggalkan rasa panas di kulit tubuhnya.

Tangan Jose yang kuat dan kekar bahkan sesekali menahan tubuh Cath agar tak terlonjak oleh hentakan birahinya yang tak berirama namun semakin memanas. Cath melenguh tertahan ketika merasakan bahwa Jose semakin liar dengan irama hentakannya.

Namun sebuah tamparan mendarat tepat di pipi Cath ketika tanpa sengaja dia melenguh menikmati rasa apapun itu, yang disuguhkan Jose untuknya. Karena Jose sungguh tak mau seorang perempuan pun menikmati dirinya. Tidak! Hanya dirinya yang boleh menikmati orang lain. Dan Jose akan mengenakan sanksi yang telah mereka sepakati seperti biasa, jika slave nya melenguh menandakan kenikmatan, maka Jose berhak memberi sanksi. Karena slave tak punya hak untuk menikmati, haknya hanya dinikmati. Tidak lebih.

Jose menggeram dalam gumaman tak jelas. Namun telinga Cath masih cukup tajam untuk mendengar bahwa Jose menyebutkan nama seorang wanita. Bukan hanya sekali Jose menggumamkan nama itu, tapi setiap kali Jose menghentak kasar, nama perempuan itu terlontar jelas dari bibir Jose.

Hingga pada hentakan terakhir ketika akhirnya Jose menemukan pelepasannya, laki-laki itu menghunjam demikian dalam. Melahirkan teriakan satu nama perempuan yang terasa asing di telinga Cath. Nama yang diteriakkan Jose itu adalah ... Jasmine.

* * * * *


Continue Reading

You'll Also Like

1M 106K 27
Karmina Adhikari, pegawai korporat yang tengah asyik membaca komik kesukaannya, harus mengalami kejadian tragis karena handphonenya dijambret dan ia...
2.5M 37.5K 50
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
362K 19.4K 28
Mature Content ❗❗❗ Lima tahun seorang Kaia habiskan hidupnya sebagai pekerja malam di Las Vegas. Bukan tanpa alasan, ayahnya sendiri menjualnya kepad...
692K 34.3K 51
Ravena Violet Kaliandra. Mendengar namanya saja membuat satu sekolah bergidik ngeri. Tak hanya terkenal sebagai putri sulung keluarga Kaliandra yang...