Tidak Ada Cinta Di Manhattan!

By InspirasiSenja

944 60 19

Stefany Anasthasia TTL: Jakarta, 20-11-1993 Pendidikan: S1 Ilmu ekonomi Pekerjaan: Market Analys ( perusahaa... More

Graduation Day
A New Day
Invitation
Reunion!
Itu Sudah Berlalu, Biarlah!
Life Choice!
Let's Start A New Begining!
Peralihan!
One Step Closer

Pengangguran Intelektual!

38 3 0
By InspirasiSenja


Tak terasa beberapa bulan telah berlalu semenjak hari kelulusannya, Fani benar-benar merasakan kehampaan dan titik jenuh dalam dirinya. Sekarang semua benar-benar harus ia pikirkan matang-matang, dan ini menyangkut masa depan di hidupnya. beberapa kali Fani berharap akan dibalas lamaran kerja yang ia kirimkan, namun hasilnya nihil. Tidak ada satu pun balasan yang Fani dapat tentang lamaran kerja yang ia ajukan, hingga suatu pagi saat Fani tengah asik sarapan dengan sereal kesukaanya sejak kecil, Ayahnya pun datang menghampiri Fani dengan setumpuk map di tangan.

''Kamu pilih mau jalanin yang mana, daripada di rumah ga jelas kaya gini!'' kata ayah Fani sembari menaruh setumpuk map di meja makan!

''Ini apa pah?'' tanya Fani ke ayahnya, sembari menghentikan sarapannya sejenak dan mengambil map yang ayahnya taruh. 

''Itu data-data beberapa usaha yang papah punya, mulai dari profil sampai data-data penunjang, kamu pelajarain dan pilih salah satu yang sesuai minat kamu!'' Tegas Ayah Fani.

''Aduh pah nanti dulu deh! Fani lagi nunggu balesan dari beberapa perusahaan."

''Kamu aneh ya? di kasi hidup gampang, malah nyari susah. Kalau seperti itu, buat apa papah bangun semua ini? buat papah kasi ke orang lain? Atau kamu kuliah S2 aja lagi lah, dari pada nganggur ga jelas sperti ini.''

''Udah-udah, pagi-pagi kok uda saling adu argumen, bener kata papah Fan! setidaknya kamu coba dulu deh kelola salah satu bisnis papah, kan ga ada salahnya sayang!'' Nasihat Mama ke Fani sembari ikut duduk di meja makan.

''Ia denger apa yang Mama kamu bilang!  kamu di kasi hidup enak kok mau susah, jadi karyawan? kamu kira gampang? udah capek, paling nanti di gaji ga seberapa!'' balas Ayah Fani menanggapi pernyataan istrinya.

''Fani pikir-pikir dulu deh, Fani naik dulu ya Mah, Pah!'' balas Fani dengan nada lemas dan langsung bergegas menuju kamarnya!

''Liat si Fani!, apa yang salah sama itu anak!'' keluh ayah Fani, sembari mengambil roti dan selai di meja makan.

Di atas kamar Fani berfikir keras dan mulai mengerti betapa sulitya berjuang dalam hidup. Sebagai seorang sarjana di Universitas swasta bergengsi belumlah menjamin akan lowongan pekerjaan yang cepat, dan hampir beberapa bulan terakhir Fani hanya makan, tidur, menonton TV dan begitu seterusnya. Rasa malu terhadap orang tua jelas ada, sebagai seorang sarjana yang tidak memiliki pekerjaan, atau  pengangguran intelektual Fani mengerti bahwa posisinya tidaklah mudah. Rasa malu menghindari orang tua menjadi rutinitas setiap hari, ada rasa dimana titik jenuh dan dirinya merasa sedang di uji oleh Tuhan. Fani pun tetap mencoba bertahan demi keinginannya yang teguh memulai hidup dan pembuktian bahwa dirinya mampu sukses tanpa harus berada dibawah ketiak orang tua.

Batas kesabaran dan kepasrahan yang Fani hadapi menemui titik terang, dua email pemberitahuan menghiasi notifikasi saat Fani sedang iseng membuka emailnya, dan betapa girangnya Fani setelah hampir berbulan-bulan panggilan untuk interview datang padanya, dengan antusias Fani membaca email yang masuk, satu perusahaan nasional dan satu perusahaan internasional memberinya kesempatan untuk interview, dan yang lebih melegakan lagi waktu interview yang tidak bersamaan membuat Fani semakin bahagia karena dirinya bisa melihat profil perusahaan yang akan dirinya pilih seandainya ia diterima.

Dengan antusias Fani langsung membuka obrolan di line dengan sahabat-sahabatnya di Kampus, Vira, Lina dan Novi.

''Guys doain gue yah, minggu depan hari selasa sama jumat mau interview nih, hehe!'' chat Fani ke teman-temannya.

''Wah interview dimana Fan? semangat :)'' balas Lina.

''Inget kalo uda kerja traktirannya haha!'' balas Vira.

''Di SuryaGroup, sama satu lagi di MyDestinantion.inc kayaknya sih perusahaan luar! masalah traktiran mah gampang.'' Balas Fani.

''Wah Gila, MyDestination.inc? kok lu bisaa nyasar kesana sih Fan? itu kan perusahaan aplikasi luar yang keren banget!'' balas Balas Lina.

''Hahaha Gue juga ga ngerti Lin!, gue iseng aja masukin CV, mereka butuh bidang pemasaran!'' balas Fani.

''Mending di SuryaGroup aja Fan, mereka kan punya mall, property, sama stasiun TV!'' Balas Vira.

''Kalo gue dapet dimana aja sih, yang penting pengalaman dulu guys!'' Balas Fani.

''Yang penting kalo lu ke terima traktirannya, haha'' Balas Vira.

''Lu mah taunya makan aja Vir, Btw smangat ya Fan!'' Balas Lina.

''Hahaha! gampang-gampang!'' balas Fani sembari menutup obrolan melalui Line.

Minggu ini Fani persiapkan diri dengan sangat matang, melihat Profil perusahaan yang memberinya kesempatan membuat Fani semakin semangat. Bagaimana tidak, kedua perusahaan yang mengiriminya email adalah perusahaan bergengsi, SuryaGroup adalah perusahaan bersekala nasional dan bergerak di beberapa bidang seperti Mall, Property dan Stasiun Televisi! sementara MyDestination.inc adalah perusahaan aplikasi penyedia informasi travel ke semua penjuru dunia dan berkantor pusat di Amerika Serikat.

*****

Hari selasa dengan wajah sumringah Fani duduk di meja makan, dengan pakaian rapi gaya Fani sudah sangat pantas menjadi seorang eksekutif Muda.

''Papah mana Mah?'' tanya Fani ke Mamanya di meja makan.

''Uda berangkat ke toko sayang, wah kamu kok rapi gitu mau kemana?'' tanya Mama ke Fani.

''Fani mau interview mah di SuryaGroup, dan pas hari jumat ada lagi satu di perusahaan asing''

''Kok mendadak sayang? wah SuryaGroup bagus itu!''

''Ga mendadak ko mah, uda dari seminggu lalu! tapi mamah jangan bilang ke papah ya, nanti pas Fani keterima baru bilang!'' pinta Fani ke Mamanya. 

''Iya sayang, kalo mamah yang terbaik buat kamu aja! ayo sekarang makan dulu biar semangat interviewnya!'' 

''Iya mah, Fani makan rotinya di mobil aja udah telat hehe!'' jawab Fani sembari terburu-buru menuju garase.

Di lalulintas Kota Jakarta yang padat, dengan santai Fani menyetir mobilnya. Beban yang menggupal di benaknya seakan sudah terurai, hingga sampailah akhirnya ia sampai di kantor megah milik SuryaGroup. Gedung pencakar langit yang menjulang di tengah Ibukota Jakarta, dan diluar duga'anya para pelamar sudah antri dan membludak untuk menjalani tes terlebih dahulu. Melihat peserta interview membuat Fani bingung, beragam orang dengan tatapan tajam ada di depannya, berbagai ras, suku, nampak berbeda jika di dengar dari logat beberapa orang yang berinteraksi. Sesuatu hal yang baru bagi Fani, karena sejak SD hingga Kuliah Fani hampir tidak pernah berinteraksi secara penuh dengan keadaan lingkungan yang multikultural.

Di ruang tunggu yang telah disediakan, Fani seperti kesulitan beradaptasi. Beberapa orang menebar senyum kepadanya, namun seperti enggan untuk menyapa. Sembari duduk dan melihat keadaan sekitar kantor membuat Fani kembali berfikir, karena sepertinya ia belum siap akan keadaan yang ia, atau mungkin juga dirinya yang kaku menyijapi situasi yang ada.

beberapa saat menunggu, nama Fani pun di panggil dan panggilan itu untuk menuju ke ruang interview. Fani cukup terkejut karena dirinya tidak perlu mengikuti tes seperti yang lain, dan itu dikarenakan Fani melamar di posisi penting di SuryaGroup kantor tempatnya melamar. dan dirinya juga dirasa memenuhi kualifikasi dengan CV yang ia kirimkan.

Dengan gugup Fani masuk ke ruang HRD di lantai 8, dan bersiap untuk mengikuti proses interview kerja pertamanya. '' Dengan Stefani Anasthasia? saya Ibu Mayang yang akan interview anda, silahkan duduk!'' Ucap seorang HRD wanita yang akan menginterview Fani. 

''Iya, Bu terimakasih!'' Dengan mencoba tenang Fani duduk di hadapan orang yang akan mewawancarainya 

''Jadi Stefani, saya lihat CV anda cukup bagus, Nilai sekolah hingga kuliah bagus, sudah ada pengalaman kerja sebelumnya?''

"Pe pe Pengalaman saya belum!, Tapi saya aktif berorganisasi di kampus!'' Ucap Fani dengan gugup.

''Kampus? ini dunia kerja loh, beda dengan kampus!'' Ucap Bu Mayang dengan ketus.

Singakat Cerita Fani menjawab semua wawancara dengan lumayan amburadul,  dan dirinya akui sangat gugup bahkan lebih gugup dari saat ujian skripsinya dulu. Selesai wawancara Fani diminta untuk menunggu kabar dari perusahaan tersebut, dan  yang menarik bagi Fani adalah ucapan Ibu HRD tadi, bahwa jika dirinya diterima disana ia harus mampu berbaur dengan semua rekan kerjanya, karena di perusahaan tersebut ada beragam orang dari latar belakang dan berbagai daerah berbeda yang bekerja disana. 

Fani merasa bingung, meski SuryaGroup adalah perusahaan yang besar, namun dirinya merasa akan sulit beradaptasi disana. Mungkin hal inilah yang membuat teman-temannya lebih banyak membuat bisnis sendiri atau memilih untuk melanjutkan usaha milik keluarganya. Dalam benak Fani berkata, apakah menjadi Tionghoa harus se-eksklusif ini? karena ia baru sadari sekarang bahwa efek yang dirinya terima karena sejak SD hingga kuliah hampir berada di lingkungan yang diisi 97% orang tionghoa adalah masalah sulitnya berbaur dengan orang-orang baru, padahal dirinya sendiri belum mencoba hal itu dan baru sebetas asumsi semata. Namun entah kenapa seakan Fani sangat tidak ingin berada di lingkungan tersebut, seolah-olah dirinya berada di situasi yang tidak ingin ia tempati.

sebelum Hari interview di perusahaan berikutnya, Fani memutuskan untuk bertemu dengan Lina di sebuah rumah makan Bakmie di Jakarta Barat. Lina yang saat itu juga sedang sibuk mengurus keperluannya untuk study di luar negeri menyanggupi permintaan Fani untuk bertemu dengannya. Fani merasa jenuh di rumah dan disamping itu dirinya menjadi sangat bingung setelah interview kerja yang amburadul, bertemu dengan sahabat adalah hal yang terbaik saat dirinya tidak memiliki pasangan.

''Fan uda lama lu disini?'' sahut Lina, menghampiri Fani yang sudah datang lebih dulu.

''Oi, Ga baru 15 menit, lu dari mana Lin rapi banget? cepet duduk gue mau curhat!'' pinta Fani ke Lina.

''Curhat apaan Fan?, kayaknya serius banget!'' Jawab Lina sembari menarik kursi dan duduk berhadapan dengan Fani!

''Gue bingung Lin, kemarin gue interview kerja, tapi kok kayaknya gue ngerasa ga nyaman ya?''

''Loh ga nyaman kenapa Fan?'' 

''Ya ga tau, gue ngerasa liat suasana di perusahaan tu kayaknya horor banget! semua kaya pandangan licik gitu.''

''Ya wajar lah Fan, itu dunia kerja! katanya kejam dan main tikam, haha!''

''Suasananya juga Lin, berbagai macam orang ada disana. Ada orang Sunda, Jawa, Makasar, trus kayaknya Medan juga! ya jujur gue susah aja beradaptasi.'' 

''Gue ngerti sih Fan, secara lu dari SD sampe SMA bahkan kuliah suasanya chinese semua! kalo gue dulu di Malang, pas SD sampe SMP disekolah Negeri sebelum SMA pindah dan kuliah di jakarta. Dan emang awal-awal temen mau kenalan sama kita aga kaya gimana gitu, tapi uda kenal biasa aja kok''

''Iya Lin, kayaknya gue kalo kerja disana bakalan sulit adaptasi, secara gue orangnya tu sebernya pemalu!''

''Hah pemalu dari negro? hahaha, oya gue lupa lu kan masih ada interview di MyDestination inc! itu kan luar negri Fan, kayaknya kalo lu kerja disana palingan kalo ga di isi bule expat ya anak Cina-cina Programer, yang kaca minesnya segede gambereng!''

''hahaha Gue sebenernya sih ga ngarep kerja disna, kayaknya kurang bergengsi gitu! kalo SuryaGroup kan uda wah banget!''

''Eh jangan salah Fan!, kita anak ekonomi pemikirannya ya kesana! tapi kalo lu bergaul di anak DKV atau komputer kerja disana tu uda kaya lu kerja di google, jaringanya seluruh dunia!''

"Ya Lin, gue liat di internet emang kantornya futuristik banget! tapi ya ortu gue kan kolot, mana ngerti yang gituan!''

''Kalo saran gue sih Fan, misalnya kalo lu lolos interview ya ga ada salahnya buat lu nyoba, kalo emang true suasananya ga nyaman ya tingal resign aja!''

"iya bener Lin, gue terima saran lu! Trus lu gimana uda nemu Univ buat S2nya?''

''Uda dong Fan! gue lanjut di Central University Of Economy di London. Kalo lancar maksimal januari tahun depan gue uda berangkat!"

''Waaa slamet, nanti kalo gue main kesana lo jadi guidenya haha! eh mesen yuk, keasikan ngobrol jadi laper gue haha"

"Hahaha beneran ya tengokin gue disna! eh awas lu banyak makan jadi gendut"

Sembari makan siang, Fani dan Lina juga sempat membicarakan bagaimana geng mereka yang lain Novi dan Vira menjalani kesibukan masing-masing! satu fase kehidupan yang memang harus di nikmati dan dijalani oleh Fani, sampai suatu hal yang agak membuat Fani kaget saat dirinya dan Lina makan siang adalah kehadiran David bersama seorang wanita di restoran bakmi yang juga dulu sering dirinya kunjungi bersama David.

Melihat kehadiran David, Fani mencoba tetap tenang dan membuat semua seolah-olah tampak biasa saja, walau dalam hati Fani sedikit bertanya apakah David sudah move:on dari dirinya?, atau apakah David memang sengaja mengikutinya? namun Fani buang anggapan itu jauh-jauh karena sekarang dirinya tak mau lagi terlibat dalam semua kegiatan David!

Disisi lain David sebenarnya tidak menyangka akan bertemu Fani, dan David saat itu sedang mengajak Gisel seorang Mahasiswi yang dirinya kenal saat dugem di salah satu Club malam di jakarta. David sebenarnya sangat belum bisa lepas dari bayang-bayang Fani dan apa yang dirinya lakukan bersama Gisel adalah sebatas pelepasan akan kegalauannya dan napak tilas tentang hubunganya dengan Fani. 

Melihat Fani sedang makan dengan temannya David dengan spontan menghampiri Fani dengan didampingi Gisel di belakangnya ''Hai Fan? apa kabar? kenalin Gisel temen aku!''  Ucap David ke Fani dengan nada yang cool sembari mengenalkan Gisel, seolah ia sudah bisa lepas dari Fani.

Melihat David menghampiri dan menyapanya, Fani pun membalas dengan sangat ramah. ''Hai Vid! baik kamu gimana? temen kamu ya, hei aku Fani temen sekelas David pas SMA!" balas Fani dan menyalami Gisel!

''Kamu berdua aja? ini Lina temen kuliah kamu kan?" balas David.

''Iya, hehe!'' jawab Fani disertai dengan senyuman Lina ke David.

"Okedeh, kalo gitu aku sama Gisel mau cari tempat duduk kosong, see ya"

"okey See David!"

Melihat ketenangan Fani membuat David terbakar, David benar-benar tidak terima orang yang dulunya takut kehilangan dirinya sekarang sedang tertawa lepas dan menganggap semua hanyalah angin lalu, David merasa aneh karena dulu dirinya adalah pria yang berkelas di hati Fani namun sekarang di mata Fani, David menganggap dirinya seperti pecundang walau ia masih sangat memiliki pesona di hati wanita-wanita lain selain Fani.

"Itu David kan Fan?" bisik Lina ke Fani!

''Iya Lin, dia juga dateng pas acara pesta di rumah  gue"

"Oo lu ada baikan sama dia?"

"Baikan sebagai temen udah dari dulu kali, buktinya dia uda punya gebetan!"

"Hehehe, trus lo kapan Move:onnya?"

"Walah, kalo gue mah mau meniti karier dulu, belum mau mikirin cowo!"

"Cie wanita modern masa kini haha"

"Apaan sih!" Tutup Fani dengan senyum lebar.

Saat Fani dan Lina memutuskan untuk pulang, Fani menyempatkan diri menghampiri David untuk menyapanya "Hai Vid,Hai Gisel! aku duluan ya." sapa Fani ke David dan Gisel.

"Oh ya Fan! sekali lagi selamet buat lulusnya, doain supaya aku cepet lulus!" balas David disertai senyum Gisel ke Fani.

"Sipppp!" Tutup Fani sembari menjauh munuju pintu keluar.

Melihat Fani pergi raut wajah David berubah, David yang semula ceria saat berbicara dengan Gisel tiba-tiba menjadi murung dan seperti kehilangan mood!

"Kamu kenapa? itu tadi siapa?" tanya Gisel ke David.

"Itu tadi mantan yang aku ceritain ke kamu, yang buat aku sering mabuk di club dan sulit konsentrasi belakan ini!"

"oh itu? C'mon David! kamu bisa dapat lebih dari dia, look! kamu cool banget, siapa sih yang ga tertarik sama kamu!"

Mendengar perkataan Gisel membuat David cukup terhibur! ''Realy?, apa termasuk kamu?"

"Iyap termasuk aku, lupain cewek kaku itu! kamu terlalu cool  buat dia!"

Sejenak dalam emosi karena Fani yang baginya sudah bisa lepas! David menatap mata Gisel, dengan perasaan emosi dan luapan amarah yang ingin dirinya keluarkan, akhirnya tanpa ia sadari David pun mencium bibir Gisel disambut dengan dekapan Gisel beberapa saat!

"C'mon, this is not the right place! kamu emosi say!" tatap Gisel dengan manja ke David.

"Sori, sori aku emosi" sesal David!

"Kamu masih punya aku, meski kita baru kenal beberapa hari! kamu boleh luapin emosi kamu ke aku!" Tutup Gisel.

Hari pertemuan David dan Fani adalah titik balik dimana David akan menjalani hubungan atas dasar pelampiasan ke Gisel, di jaman sekarang jika kau adalah seorang yang rupawan dan di tunjang dengan segala kemewahan bukanlah hal yang mustahil memikat beberapa wanita, bahkan wanita lebih rupawan dari yang diharapkan! David dengan wajah orientalnya dan  bawaanya yang jetset, serta mobil sport dua pintu yang selalu identik denganya, adalah idaman wanita-wanita seperti Gisel yang juga masih sangat ingin bersenang-senang dalam balutan Party-party high class Ibukota. Namun secara harfiah itu juga tidak akan bertahan lama, karena bicara masalah hati tetap tidak akan dapat menggantikan kesenangan semu yang David dapatkan dari Gisel. Walau secara tampilan Gisel lebih memikat dari Fani,  dan memiliki pesona yang jauh lebih menantang.








Continue Reading

You'll Also Like

514K 40.4K 18
[SEBAGIAN DI PRIVATE, FOLLOW AUTHOR DULU BARU BACA] Dilarang ada hubungan antara senior dan peserta OSPEK, Galen, sebagai Ketua Komisi Disiplin terpa...
1.4M 113K 36
"Aku benar-benar akan membunuhmu jika kau berani mengajukan perceraian lagi. Kita akan mati bersama dan akan kekal di neraka bersama," bisik Lucifer...
401K 43.8K 26
Yg gk sabar jangan baca. Slow up !!! Bagaimana jika laki-laki setenang Ndoro Karso harus menghadapi tingkah istrinya yang kadang bikin sakit kepala. ...
3.5M 251K 30
Rajen dan Abel bersepakat untuk merahasiakan status pernikahan dari semua orang. *** Selama dua bulan menikah, Rajen dan Abel berhasil mengelabui sem...