I'M SORRY, I LOVE YOU [TERBIT]

By TianiAzizah

637K 23K 708

"Mereka anakku. Bukan anakmu. Bukankah dulu kau yang tidak mengakui mereka Jim?" Aku memang membencimu Park... More

Prolog
Part 1 - Kim Hyerin
Part 2
Part 3
Part 4
Part 9
Part 11
Part 14
Part 16
BUKAN UPDATE
Part 18
Part 20
PEMBERITAHUAN
Happy Birthday
Numpang jualan ya...
Waktunya Promo
EHM EHM
Polling
PEMBERITAHUAN
OPEN PO
OPEN PO 2
OPEN PO BATCH 2
CERITA BARUUUUUUU

Part 7

23.4K 1.7K 83
By TianiAzizah

Akhirnya bisa publish ini...

semoga suka, Happy Reading...



Jimin membawa si kembar ke taman bermain yang cukup besar dan nyaman. Minji berteriak senang saat turun dari mobil. Hyejin dengan gaya cool-nya menghampiri Minji yang sedang mengantri membeli es krim. Jimin tersenyum melihat itu. Hatinya merasa hangat.

"Minji-ah, kau mau beli es krim eoh?" tanya Jimin dan mengusap kepala Minji, yang ditanya hanya mengangguk semangat.

"oke. Hyejin-ah kau mau juga?" tanya Jimin lagi, kini melihat ke arah Hyejin yang mengangguk tapi dengan sikap yang dingin. Jimin tersenyum.

"oke, pesanlah es krim yang kalian mau." Ucap Jimin lagi, lalu dia menunggu Hyejin dan Minji di dekat penjual es krimnya. Saat anak-anaknya itu sudah di depan si penjual es krim. Jimin tersenyum.

"aku mau rasa Vanilla dengan saus strawberry paman." Seru Minji

"aku coklat chocochip." Ucap Hyejin masih dengan gaya cool nya. Es krim mereka pun jadi, dan Jimin segera membayarnya, dan menggandeng mereka berdua untuk duduk di bangku taman.

Jimin sangat bahagia melihat tawa anak kembarnya. Anak yang dulu tidak dia inginkan, tapi kini ia bersyukur Hyerin tidak menggugurkan mereka.

"ayah, kau tidak membeli apa-apa?" tanya Minji

"tidak sayang, ayah senang melihat kalian senang." Jawab Jimin. Minji mengangguk-anggukan kepalanya lagi.

"oh iya, besok ayah harus pergi ke luar negeri. Kalian mau hadiah apa? Hm?" tanya Jimin, menatap Hyejin dan Minji bergantian. Minji tampak berpikir. Sedangkan Hyejin biasa saja.

"aku mau boneka beruang yang saaangat besar." Ucap Minji setelah berpikir sambil merentangkan tangannya saat mengucapkan kata besar.

"kalau Hyejin?"

"asal ayah pulang dengan selamat saja, sudah cukup." Jimin memeluk Hyejin dan mencium puncak kepalanya.

"terima kasih. Do'akan ayah bisa pulang cepat dan selamat." Ucap Jimin tersenyum. Minji memeluk Jimin.

"nah, sekarang ayo kita main." Seru Jimin menggandeng si kembar menuju wahana yang ada di taman bermain itu.

Jimin tak bisa berhenti tersenyum dan tertawa bersama kedua anaknya. Bagi Jimin, itu adalah hari yang paling membahagiakan untuknya.

Jimin melirik jam tangannya. Dia terlonjak kaget. Sudah jam 4 sore dan pasti Hyerin sedang mencari Hyejin dan Minji.

"anka-anak sudah sore, ayo pulang. Ibu kalian pasti khawatir." Ucap Jimin dan membawa si kembar ke mobilnya. Dengan patuh, si kembar pun naik ke mobil Jimin. Karena perjalanan yang lumayan jauh dan macet, akhirnya Hyejin dan Minji tertidur.

Jimin mengantar si kembar sampai di depan rumah Hyerin. Lalu menghampiri security, dan bertanya apakah Hyerin sudah di rumah atau belum. Setelah berbicara dengan security tersebut, Jimin membawa mobilnya masuk ke dalam halaman rumah Hyerin. Jimin turun dari mobil dan memencet bel rumah Hyerin, tak lama kemudian Hyerin membukakan pintu. Wajahnya sembab karena habis menangis dan rambutnya sedikit acak-acakan.

"H-Hyerin, kau kenapa?" tanya Jimin meneliti wajah Hyerin.

"a-anak, anakku hilang." Ucap Hyerin terbata.

"hah? Anakmu? Si kembar? Mereka bersamaku." Ucap Jimin tenang. Hyerin menatap tidak percaya pada Jimin. Dia berlari ke mobil Jimin dan membuka pintu jok belakang.

Hyerin langsung menggendong Minji. Jimin dengan sigap langsung menggendong Hyejin. Hyerin tidak berkata apapun selama menidurkan kedua anaknya di kamar mereka. Setelah menidurkan si kembar, Hyerin menatap Jimin.

"kau.. kau tau aku sudah seperti orang gila yang mencari anaknya karena tidak ada di sekolah. Kau jangan pernah dekati anakku lagi." Ucap Hyerin dingin namun dengan nada tinggi dan telunjuknya yang mengacung ke dada Jimin.

"a-aku minta maaf, tapi aku ingin menghabiskan waktu dengan anakku juga, besok aku pergi ke Kanada untuk urusan kantor." Ucap Jimin, tidak berani menatap Hyerin.

"kau pikir mereka anakmu?" ucap Hyerin dengan nada sarkastik.

"mereka anakku Hyerin-ah." Ucap Jimin lemah

"mereka bukan anakmu Jim. Kau yang tidak menginginkan mereka dulu." Ucap Hyerin dengan mata berkaca-kaca

"maafkan aku Hyerin. Biarkan aku menebus kesalahanku." Ucap Jimin. Tapi Hyerin memalingkan wajahnya. Dia sudah muak berbicara dengan Jimin.

"pulanglah." Ucap Hyerin datar.

"besok aku pergi ke Kanada. Mungkin untuk seminggu atau bisa jadi lebih. Tolong jaga si kembar." Pamit Jimin.

"aku sudah menjaga mereka sejak dalam kandunganku Jim. Jangan menyuruhku untuk menjaga mereka demi dirimu." Ucap Hyerin dingin. Hyerin menatap Jimin sebentar lalu memalingkan wajahnya lagi.

"ya, terima kasih untuk itu. Aku pulang." Ucap Jimin lalu keluar dari rumah Hyerin, mengecup puncak kepala Hyerin dan langsung masuk ke dalam mobil untuk melajukan mobilnya kembali ke rumah.

**

Hari-hari Hyerin berjalan seperti biasa setelah Jimin mengatakan akan pergi ke Kanada beberapa hari yang lalu. Hyejin dan Minji pun tidak pernah bertanya lagi tentang Jimin. Itu sedikit membuat Hyerin tenang.

Sudah seminggu Jimin pergi ke Kanada. Rencana nya hari ini Jimin akan pulang ke Korea. Dia sudah meminta Jungkook untuk membelikan tiket untuk ke Korea. Jimin akan memberikan kejutan pada si kembar dengan langsung datang ke kantor Hyerin tanpa memberitahunya terlebih dulu. Jimin sudah tau kebiasaan Hyerin yang membawa si kembar ke kantor.

Pesawat yang ditumpangi Jimin sudah mendarat di Bandara Incheon. Jimin dan Jungkook langsung pergi ke kantor Hyerin. Jimin merasa tidak enak hati saat sampai di bandara tadi.

"Kookie-ah. Kenapa aku merasa tidak enak hati ya?" tanya Jungkook yang duduk di sebelahnya. Saat ini Jimin tengah mengemudikan mobilnya sendiri dan Jungkook duduk di kursi penumpang.

"mungkin hanya perasaanmu saja hyung. Berpikir positif saja." Ucap Jungkook mencoba menenangkan Jimin. Tapi Jimin tetap gelisah.

Saat sudah hampir sampai di Xendra company, ada sebuah motor yang menyalip mobil Jimin dalam kecepatan tinggi. Jimin yang kaget segera berhenti di pinggir jalan. Dia mencoba menormalkan kerja jantungnya.

Perasaannya makin tidak karuan. Jimin segera melajukan mobilnya ke gedung Xendra company. Saat dia mau parkir, terlihat ada kerumunan di tengah jalan. Hati Jimin makin tidak karuan. Dia menghentikan mobilnya di pinggir jalan lalu keluar dari mobil dan berlari menuju kerumunan tersebut. Dia syok dengan apa yang ada dihadapannya saat ini. Hyerin yang menangis sambil memeluk Hyejin yang berlumuran darah..

"H-HYEJIN!"teriak Jimin yang menerobos kerumunan itu yang tiba-tiba menatapnya. Jimin langsung mengambil Hyejin dan menggendongnya.

"ayo cepat ke rumah sakit." Seru Jimin yang menyadarkan Hyerin. Hyerin bergegas mengikuti Jimin yang berlari ke mobilnya. Jungkook yang berdiri di depan mobil kaget melihat Jimin menggendong Hyejin yang kepalanya berdarah. Jungkook langsung membuka pintu jok belakang. Jimin dan Hyerin langsung masuk ke dalam mobil. Jungkook dengan sigap langsung membawa mobil ke rumah sakit.

"Hyejin-ah, bangun sayang." Ucap Jimin lirih pada Hyejin yang di dudukkan di pangkuannya.

"Hyejin-ah... Hyejin bangun nak." Ucap Hyerin tak berhenti menangis sementara Jungkook menahan tangis nya di kursi pengemudi.

Jungkook melajukan mobilnya dengan kecepatan agak tinggi, dan setelah sampai di rumah sakit. Jimin langsung membuka pintu mobil dan berlari menuju Unit Gawat Darurat diikuti Hyerin.

"tolong selamatkan anak saya suster." Ucap Jimin. Suster yang menerima Hyejin langsung membawa Hyejin masuk ke ruang tindakan dan menahan Jimin yang ingin ikut masuk.

"maaf, anda harus menunggu diluar, biarkan kami yang menanganinya." Ucap perawat tersebut pada Jimin dan langsung menutup pintu UGD.

Jungkook berlari menghampiri Jimin yang berjalan mondar-mandir di depan pintu ruang tindakan itu. Jungkook memeluk Hyung­nya itu.

"tenang Hyung, Hyejin akan selamat." Ucap Jungkook mengelus punggung Jimin. Jimin melepaskan pelukan Jungkook dan menghampiri Hyerin yang duduk sambil menangis.

"maaf, aku telat datang. Maaf. maaf. maaf." Gumam Jimin sambil berlutut dan menundukkan kepala di hadapan Hyerin dan memegang tangannya.

"ini bukan salahmu Jim." Ucap Hyerin mengusap pipi Jimin yang terkena noda darah Hyejin. Jas dan kemeja Jimin pun sudah penuh dengan noda darah Hyejin.

"bajumu kotor." Ucap Hyerin disela tangisannya. Hyerin mengusap air matanya.

"tidak apa-apa." Ucap Jimin. Dia membelai pipi Hyerin.

"maafkan aku bee." Ucapan Jimin membuat Hyerin menatapnya. Bee. Panggilan itu, panggilan kesayangan Jimin padanya saat mereka masih bersama dulu.

"tidak apa-apa Minnie." Ucap Hyerin tersenyum lembut padaJimin. Jimin memeluk Hyerin yang kembali menangis dan mencium puncak kepalanya.

Hyerin terus berdo'a dalam tangisnya untuk Hyejin yang saat ini sedang berada di UGD, meregang nyawa karena ulah pengemudi gila itu.



TBC

makin ngga ngerti sama ceritanya...

hahaha maafkan.

Jangan lupa tinggalin jejak ya, makasih..

Continue Reading

You'll Also Like

970K 83K 91
"kenapa ninggalin anak istri demi karier?" "Karna karier lebih penting" Bagaimana jadinya jika seorang Jung Jaehyun menikah dengan gadis Indonesia...
26K 1.4K 34
Menjalani kesibukan nya sebagai Idol sekaligus leader grup dengan jadwalnya yang sibuk, membuat Taeyong benar-benar menanggung segala pahit dan luka...
79.5K 5.7K 39
Ini adalah fanfiction khusus untuk shiper IU dan GD Selamat membaca [Beberapa part di privat karena cerita sudah tamat] © Start : 10/12/2017 © End...
177K 15.4K 84
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...