Superstar (BXB)

By liejohnlie

111K 8.1K 1.1K

"Grand Prize for 3 Luckiest Winner: Having One Night Romantic Dinner with The Rising Star Rahardian Permana i... More

1. Kejutan Super Aneh
2. Love : Action Speaks Louder than a Words
3. Welcome Nightmare
5. Bibit-Bibit Cinta
6. Daffa Permana
7. Kecewa
8 : Welcome Nightmare... Again?
9. Akward Moment
10. Percakapan Menarik
11. Brother and Sister
12. Jealous
13. Sebuah Rasa
14. Is this Love?
15. Give Up
16. I Think I Start to Like You
17: Nightmare or Sweet Dream?
18 : PHP vs CLBK
19 : It's Hurt
20 : Forgiveness
21 : Menebus Kesalahan
22 : The End
Teaser : Superstar Season 2

4. Revealed Truth

7K 472 43
By liejohnlie

Dengan tidak bersemangat, Reihan bersiap menghadiri briefing yang akan diadakan pihak sponsor setelah selesai membersihkan diri di kamar mandi ruang tamu.

Pemuda ganteng itu lantas mengambil kemeja putih tulang dipadu-padankan dengan washed jeans berwarna khaki dari dalam kopernya, sesuai lembar kecil contekan dari sang kekasih. Sebab memang Dhea yang menyiapkan semua pakaian Reihan sekaligus menjadi stylist andalannya. Termasuk sepatu loafers warna dark brown yang melengkapi penampilan semi formalnya malam ini. Rasanya kurang lengkap kalau rambutnya tidak dibuat klimis dan disisir rapi ke belakang ala aktor Thailand. Good, dia sudah siap pergi sekarang. Penampilannya sungguh keren dan menawan, tidak kalah dari Rahadian. Hanya saja belum ada talent agent yang mengorbitkannya. Seperti pepatah mutiara dalam kubangan lumpur, belum dipoles belum kinclong.

Reihan menghentikan langkah saat melewati area depan kamar tidur. Dia menoleh, menatap sejenak badan pintu yang tengah tertutup rapat, lalu meloloskan nafas melalui mulut seraya melanjutkan kembali langkah kakinya menuju pintu keluar. Sudahlah, lebih baik dia tidak usah mengusik privasi sang artis kampung yang sejak siang tadi belum keluar kamar sama sekali. Mungkin, moodnya benar-benar buruk saat ini.

Setelah tersasar beberapa kali di wilayah resort hotel yang sangat luas, akhirnya Reihan berhasil juga sampai di depan pintu utama multi function hall berkat diantar oleh seorang cleaning service wanita yang kebetulan ditemuinya di tengah jalan. Wanita berkulit legam itu sempat mengira jika Reihan adalah selebriti yang menjadi bintang tamu dalam acara meski akhirnya dibantah oleh pemuda tersebut.

Sesudah mengucapkan terima kasih dan sepotong senyum, Reihan berpamitan untuk segera masuk ke dalam. Perasaan gugup dan canggung seketika melingkupi benak pemuda itu, saat kedua kakinya mulai menapak di atas karpet ruangan serbaguna yang dekorasinya serba berwarna merah muda. Terkesan mewah dan berkelas sekaligus sangat girly. Tentu saja, sebab selain briefing dari pihak sponsor, acara itu juga ditujukan untuk menyambut kedatangan para pemenang yang seharusnya berasal dari kaum hawa. Oh great, hal itu mengingatkan Reihan jika dia adalah pemenang salah sasaran.

Rasanya pemuda itu ingin segera melangkah keluar kembali menuju kamarnya akibat rasa malu yang mulai ikutan menyerang tanpa diundang. Namun nasi sudah menjadi bubur, sudah kepalang basah sekalian menceburkan diri ke dalam kolam. Terlebih komunitas cacing di perutnya juga sudah mulai berdemo minta diberi jatah. Tidak mungkin dia merogoh kocek sendiri untuk memesan makanan hotel yang mahal karena uang sakunya tidak seberapa besar. Apa dia mau bangkrut di hari pertamanya menginap? Jadi lebih baik mengandalkan pihak sponsor sesuai ketentuan hadiah. Dia harus bisa menebalkan kulit seperti badak, menahan malu sebentar sampai acara briefing selesai. Sebab makan malam akan disediakan setelahnya.

"Maaf, kalau boleh tahu Anda siapa?" Seorang wanita cantik mengenakan setelan hitam-hitam terlihat datang menghampiri Reihan yang tengah berdiri tidak jauh dari pintu utama. Sepertinya dia salah satu anggota Event Organizer penyelenggara acara.

Glek... Reihan menelan ludah, kepalanya perlahan menoleh ke arah wanita yang kini sudah berdiri di sampingnya. Dia belum menyiapkan jawaban yang pas dalam otaknya.

"Err... saya... saya..." Nafas Reihan mendadak tersengal. Dia kehabisan oksigen akibat terlampau malu mengakui dirinya sebagai pemenang undian. Tolong, sepertinya dia butuh nafas buatan.

"Maaf, jika Anda bukan tamu undangan atau tidak berkepentingan, maka sebaiknya Anda berkenan meninggalkan tempat ini segera. Sebab ruangan ini sudah direserve dan acara akan dimulai dalam waktu dekat. Terima kasih." Dengan ramah dan sopan, wanita berprofesi EO itu mengusir secara halus. Ditambah senyum manis pula.

"Saya... saya..."

EO girl itu kembali tersenyum namun kali ini sambil membuka kedua telapak tangannya, menaikkannya hingga sejajar dengan buah dada, lalu dimiringkan sedikit mengarah ke pintu keluar. Gawat, Reihan akan segera terusir dan melewatkan jatah makan malamnya, jika dia tidak segera memberitahukan yang sebenarnya.

"Saya... saya..." Keringat dinginnya mulai menetes.

"Silahkan... pintu keluarnya di sana..."

"Saya... saya..." Reihan mengambil nafas dalam-dalam. "Saya adalah salah satu pemenang hadiah utama..." Kalimat tersebut langsung meluncur dari mulutnya dalam satu tarikan nafas. Wajahnya terlihat bersemu merah menahan malu yang luar biasa. Lebih malu daripada kelepasan kentut di tempat umum.

"Apa yang barusan Anda bilang?" EO girl itu terlihat sedikit kaget. "Hihihi... Anda lucu. Anda sedang becanda, kan?" kemudian terkekeh geli mendengar pengakuan Reihan.

"Sialan, dia malah mentertawaiku. Bagus, aku sudah benar-benar seperti badut saja sekarang! Argghh..."

"Coba Anda lihat ke sana!" Wanita itu dengan sopan mengalihkan tangannya ke arah dalam ruangan yang kontan membuat kedua mata Reihan mengikuti. "Tiga gadis remaja yang duduk di barisan paling depan adalah para pemenang undian yang sah. Jadi kalau boleh tahu, Anda menang undian yang mana? Hihihi..." Wanita itu kembali terkekeh sembari menutupi mulut dengan jemarinya. "Maaf, maafkan saya... hihihi..."

"Errr... errr..."

Reihan menggaruk-garuk kepalanya meski tidak gatal untuk menahan rasa malu yang seakan mulai membunuh, sembari tangannya yang lain merogoh saku celana mencari bukti kemenangannya. Tapi apesnya kedua saku celananya ternyata kosong. "Sialan!!! Aku lupa membawa lembar pemberitahuannya. Aku meninggalkannya di atas meja ruang tamu. Arrggghhh... bego... bego... kenapa aku seceroboh ini!!!"

"Errr... iya tampaknya Anda benar. Saya... saya... sepertinya salah masuk ruangan... ma-maaf... permisi..." ucap Reihan terbata seraya kemudian tertunduk lemas menahan malu. Rasanya dia ingin lompat dari gedung pencakar langit atau menceburkan diri ke laut saking malunya.

"Apa perlu saya antar menuju pintu keluar?" Wanita itu mengulas senyum menyindir.

"Arrgghhh... tai kuda!"

"Hehehe... nggak perlu, saya tahu dengan jelas kok mana pintu keluarnya, terima kasih!" Reihan cepat-cepat membalikkan badan dan memacu langkahnya menuju pintu utama ruangan. Dia ingin segera keluar dari sana sebelum kepalanya meledak karena luar biasa malu.

"Hey... hey... stop right there! Yey mawaria kemindang, ganteng?"

Gelegar suara cempreng kayak knalpot bajaj dari balik punggung Reihan, langsung menghentikan langkahnya seketika.

"Malam, Miss Bella..." EO girl itu menyapa dengan sopan sambil menganggukkan kepala.

Tidak menghiraukan sapaan, Bella malah nyelonong melewati wanita itu untuk menyusul Reihan yang nyaris keluar ruangan. Lalu dia menggandeng erat lengan pemuda itu dan membawanya kembali masuk ke dalam. Tapi tunggu dulu, bukan Bella namanya kalau tidak menghampiri kembali siluman betina tadi untuk membalas penghinaan atas pemuda ganteng yang mendadak jadi kesayangannya, meski dia tahu EO girl tersebut hanya berusaha menjalankan tugasnya dengan baik.

"Ihh.... yey ini yah, dasar siluman ulet keket! Nggak ada sopan-sopannya sama pemenang undian. Apa yey mau eike laporin ke pihak atasan karena sudah berani main usir lekong ganteng nggak bersalah ini, hah? Ayo, buruan minta maaf sekarang!" Dengan judesnya, Bella langsung menyemprot kayak selang air yang krannya dol, begitu tiba di hadapan EO girl yang tampak bingung apa salahnya.

"Tapi Miss Bella, bukannya pemenangnya sudah lengkap tiga gadis remaja yang duduk di barisan depan itu?"

"Ehh... diberitahu kok malah ngeyel! Jangan-jangan tadi pagi yey sarapan kroto yah, kok nyerocos terus kayak burung beo gitu!"

"Tapi Miss..."

"Idih... nggak pake tapi-tapian, emang sungai pake tepian segala? Ish... heran deh eike, susah bener ngomong sama yey! Eike bilangin yah, hei pere kamseupay... diana ini juga pemenang yang sah meski diana lekong tulen. Diana ini pemenang pilihan The Rising Star Rahadian Permana. Jadi bisa dibilang diana pemenang spesial. Kalau yey mau protes, protes sono ke Rahadian yang pasti lebih ganteng kemana-mana daripada lekong yey! Eike sih berani bertaruh, yang ada yey bakal dipecat. Emang yey itu siapa? Aduhh... abis dipecat terus yey jadi kamseupay beneran deh. Ntar, eike bilang sama seluruh koneksi kenalan eike supaya black list yey punya nama, biar yey jadi pengangguran forever and ever. Nggak kerja nggak punya duit dong. Tidur di kolong jembatan ditemenin cit-cit deh jadinya. Duh... how sad nasib yey, bikin eike pingin nangis..."

"Aduh... jangan dong, Miss Bella. Maaf, saya mengaku salah. Maaf juga Mas, sudah tidak sopan sebelumnya. Please, jangan laporkan saya pada atasan. Ampuni saya Miss Bella yang cantik jelita tiada tara." EO girl itu mengatupkan kedua telapak tangannya memohon belas kasihan.

"Widih... tahu aja yey! Ok, karena yey sudah ngaku salah dan bilang eike cantik biarpun nggak tulus. Ya sutra, eike maafin. Sekarang yey segera pergi dari hadapan eike sebelum eike berubah pikiran! Sana... sho... sho..."

Sungguh sial nasib EO girl itu harus bertemu dengan Bella, kena damprat meski sebenarnya dia tidak bersalah. Sebab memang hanya pihak sponsor, Rahadian dan para jurilah yang mengetahui terdapat seorang pemenang undian sah berkelamin laki-laki.

Nama Reihan Adiguna sendiri muncul saat giliran Rahadian yang mengambil acak satu kupon undian untuk menentukan orang ketiga sebagai pemenang hadiah utama. Meski kemenangan pemuda itu tidak dianulir akibat kengototan Rahadian, pihak sponsor memutuskan mengambil acak satu kupon lagi untuk menggantikan namanya agar tetap fair dan tidak menuai protes atau kecaman dari pihak manapun. Terlebih dua orang pemenang sebelumnya semua adalah wanita.

Jadi memang sangat tepat sebutan Bella barusan, Reihan memang pemenang spesial pilihan sang superstar. Tangan Rahadian sendirilah yang memisahkan nama pemuda itu dari jutaan nama lain dalam kotak undian. Lantas, apa ini yang dinamakan jodoh atau hanya sebuah kebetulan belaka?

"Heran yang punya acara siapa, kok malah jadi pere kamseupay itu yang ruwet sendiri..." Bella masih saja terus mengomel meski wanita tadi sudah berlalu dari hadapannya.

"Emmm... thanks yah... err... manggilnya apa nih? Mbak? Neng?" Untuk kedua kalinya Reihan diselamatkan oleh ibu peri yang baik hati tapi sombongnya bukan main dan bermulut blong.

"Please deh, jangan panggil eike Mbak! Emang eike jualan pecel di pinggir jalan, yang biasa orang ngomongnya, Mbak, satu bungkus yah! Euww... nggak berkelas banget! Panggil eike Bella Swan atau Bella Caem atau Bella Imut atau Bella doang juga boleh. Asal jangan Bella Saphira aja ntar doi marah lagi namanya eike catut. Terus eike ditembak sama lekongnya yang jenderal, jadi janda kembang dong diana karena lekongnya bawa kabur eike buat kawin lari, hihihi..."

"Ow... ok! Kalau gitu saya panggil Bella saja, yah?"

"Terserah yey aja deh, ganteng, hihihi... Nggak usah terlalu formal juga sama eike. Pakai aku-kamu aja biar lebih mesra gitu dengernya, hihihi..."

"Ok... siap..."

"Yuk, yey duduk sama eike di pojokan aja! Atau yey mau duduk di depan gabung sama para pemenang lainnya?"

"Err... kayaknya sama Bella saja deh, hehehe..."

"Good... good... Cus lewat sini, ganteng!"

Reihan lantas mengekor Bella yang berjalan dengan anggunnya menuju sudut belakang ruangan. Lalu mendekat ke arah tumpukan kotak putih yang menjulang di atas sebuah meja panjang tidak jauh dari sana. Bella lantas meletakkan pantatnya di atas kursi kosong di sebelah meja itu, yang segera diikuti oleh Reihan.

"Aduh, eike lapar banget, bok... Yey pasti juga, kan?"

Reihan menganggukkan kepala sementara tangan Bella sudah menyambar salah satu kotak dari tumpukan, lalu dibuka dan segera melahap sepotong kue dari dalamnya.

"Idih... kok yey malah bengong ngeliatin eike makan. Udah langsung ambil aja, cus... nggak usah sungkan! Lumayan lah buat ngeganjel perucha, gretongan lagi. Soalnya makan malamnya masih ntar jam sembilan lho, ganteng. Emang yey kuat? Kalau eike sih udah pingsan deh kayaknya..."

"Umm... tapi bukannya itu disediakan untuk para kru yang bertugas dalam acara ini?" Reihan tampak ragu.

"Udah nggak papah... Trust me!" Bella langsung mengangsurkan satu kotak lain yang barusan dia comot ke arah Reihan. Yang tentu saja diterima oleh pemuda itu sebab perutnya memang sedang keroncongan.

"Palingan kalau sampai kurang, yah biar si siluman betina tadi yang nggak dapat jatah, hihihi..."

"Uhukk..." Reihan yang sedang asyik melahap kue langsung tersedak. Apa dia baru saja makan jatah milik EO girl tadi? Malang sekali nasib wanita itu.

"Hihihi... becanda kok ganteng, yey jangan merasa bersalah gitu keles, hihihi... Tenang aja, kuenya pasti banyak sisanya kok, hihihi... Udah terusin aja makannya. Hmm... btw busway, si Rahadian kemana? Kok sampai sekarang diana belum nongol juga batang hidungnya?"

Reihan segera menyeruput air mineral gelas yang juga terdapat dalam kotak untuk mendorong sisa kue yang masih tersangkut di tenggorokan akibat tersedak barusan. "Hmm... aku juga kurang tahu, Bel. Dia nggak keluar kamar sejak tadi siang, sesaat setelah kamu balik dari sana."

"Adaww... diana pasti kumat lagi deh acara galau-ngegalaunya. So sinetron banget. Padahal eike pikir ada yey di sana, diana jadi punya temen ngobrol supaya bisa ngelupain masalahnya sebentar. Tapi ternyata oh ternyata... dugaan eike meleset, cynn..."

"Oww... seperti itu yah. Hmm... kalau boleh tahu memang dia ada masalah apa, Bel?"

"Oh... oh... hahaha... aduh eike kok malah jadi keceplosan. Yey mending tanya sendiri langsung ke orangnya aja deh. Eike takut nanti malah salah ngomong jadinya, soalnya ini tuh masalah pribadinya Mas Daffa."

"Mmm... apa ada hubungannya dengan pulpen bergambar hellokitty berwarna pink?" Belum merasa puas, Reihan masih mencoba mengorek informasi. Entah kenapa dia malah mendadak jadi kepo, ingin cari tahu alasan artis kampungan itu mendadak bad mood.

"Maksud yey pulpen super imut Mas Daffa yang warna pink blink-blink gitu?"

Reihan menganggukkan kepala.

"Itu gambarnya my melody keles! Masak hellokitty pakai hijab. Udah ah, eike males bahas pulpen nggak penting itu soalnya Mas Daffa jahara banget. Eike udah lama ngincer tapi nggak pernah dikasih waktu eike minta. Katanya sih itu pemberian dari Marisca si kue lapis legit. Ih... sebel kan eike jadinya kalau inget masalah itu."

"Marisca?" Reihan mengerutkan dahi. "Maksud kamu Marisca Diandra artis remaja cantik yang sedang ngetop itu?" Kalau urusan selebriti wanita yang wajahnya di atas rata-rata, jangan ragukan pengetahuan pemuda ganteng itu.

"Em! Seratus buat yey!"

"Terus kenapa dia harus repot-repot memberikan pulpen pink itu untuk Rahadian segala?" Reihan mulai memancing.

"Astaganaga... emang yey kemana aja? Apa jangan-jangan yey hidup di pelosok hutan belantara yang nggak kejangkau ama satelit? Hello... tuyul aja tau keles kalau mereka berdua itu pacaran. Gimana sih yey ini, ganteng-ganteng tapi nggak update gosip terkini huhuhu..."

"Hehehe... ya maaf, Bel. Aku kan jarang menonton acara infotainment. Hmm... jika benda itu memang berarti penting baginya sebab merupakan pemberian dari sang kekasih, kenapa tadi siang Rahadian malah mematahkannya jadi dua dengan penuh emosi dan moodnya langsung memburuk setelahnya? Aneh..."

"Whatt!!! Mas Daffa matahin pulpen inceran eike yang super cute itu? Aduh, Mas Daffa bener-bener kejam dan tega banget deh ama eike. Biarpun udah jadi mantan tapi kan pulpennya nggak harus dihancurin juga keles. Masih bisa diwarisin ke eike! Kasian kan pulpen itu nggak bersalah. Awas aja, nanti eike mau protes sama Mas Daffa! Eike nggak terima pokoknya!"

"Oww... jadi rupanya mereka berdua sudah putus. Hmm... I see. Ternyata itu alasan Rahadian jadi terbawa perasaan sampai mengurung diri di kamar. Masuk akal... masuk akal..." Reihan mengangguk-anggukkan kepala menganalisa situasi, sementara Bella tersadar jika dia baru saja melakukan kesalahan fatal.

"Oh my God! Apa yang barusan eike lakuin? Aaahh... ganteng gitu deh ama eike, pakai mancing-mancing eike segala. Jadinya eike kan keceplosan. Please yah ganteng, jangan tanya-tanya sama Mas Daffa tentang hal ini apalagi sampai bilang eike yang bocorin. Bisa end karir eike jadi asistennya. Terus eike nganggur dong kalau dipecat. Apa yey nggak kasian liat eike harus tinggal di bawah kolong jembatan sama pere kamseupay tadi? Jadi please, yey pura-pura nggak tahu aja yah. Stay calm, cool and confident kayak iklan rokok aja gimana. Ok, ganteng?"

"Tenang Bella, aku nggak akan bilang ataupun sampai nanya-nanya ke Rahadian. Tapi ada satu syarat, kamu harus bilang apa alasan mereka berdua sampai putus."

"Ih... ganteng jahara banget deh ama eike, masak harus pakai syarat segala gitu sih? Tapi nggak papalah daripada eike dipecat. Sudah terlanjur keceplosan juga, jadi sekalian eike kasih tahu aja deh alasannya. Emm... Marisca minta putus karena udah punya PIL alias selingkuh diam-diam di belakang Mas Daffa. Ih... emang sundal banget diana, pingin eike jambak rambutnya sampai gundul deh, biar nggak sok kecantikan lagi. Padahal Mas Daffa udah banyak berkorban lho buat diana. Cih... dasar kue lapis legit busuk, eike jadi ikut esmosi deh kalau inget kelakuan pere nggak tahu diuntung itu! "

"Hmm... kasihan juga yah ternyata nasib Rahadian." Lain di mulut lain di hati. Reihan pura-pura bersimpati, namun dalam hati dia bersorak girang. "Yes... akhirnya dapat juga berita bagus buat Dhea. Biar dia nggak terlalu ngefans lagi sama Rahadian. Pacarnya sendiri saja nggak betah sama dia sampai terpaksa harus selingkuh dengan pria lain. It means that there is something wrong with him, for sure. Gwahaha... rasain deh artis kampung! Makanya jangan sok kegantengan jadi orang!"

"Ya udah, eike pamit dulu. Kayaknya mereka butuh eike buat diskusi. Yey tunggu sini aja, jangan kemana-mana! Nikmatin aja acaranya, nanti eike balik kalau udah kelar. Yey jangan kesepian yah eike tinggal hihihi..." Bella segera bangkit berdiri hendak meninggalkan Reihan, saat seorang kru dari pihak sponsor melambaikan tangan memberi kode ke arahnya dari kejauhan. "Ow yah... ingat omongan eike tadi. Jangan tanya apa-apa sama Mas Daffa atau sampai nyebarin gosip soalnya para awak media pun belum ada yang tahu kepastian berita ini. Mereka hanya tahu sebatas ada keretakan dalam hubungan mereka berdua. Tapi tentang mereka sudah resmi putus akibat adanya pihak ketiga, cuma yey doang yang tahu. Kasihan Mas Daffa, diana pasti masih sedih dan belum siap menghadapi sorotan media kalau sampai berita ini tersebar. Jadi eike percaya kalau yey bakal menyimpan rahasia ini rapat-rapat. Ok, ganteng! See you later, dadah..."

Reihan menganggukkan kepala tanda setuju. Tapi kekasihnya bukan awak media jadi dia tetap berencana melapor setelah Bella pergi menjauh. Sayangnya dia baru ingat bila kedua saku celananya kosong yang berarti ponselnya pun tertinggal di kamar. Sial, tampaknya dia mau tidak mau harus menikmati jalannya acara briefing yang sudah dimulai sendirian tanpa ada teman mengobrol. Padahal rencananya pemuda itu akan membunuh waktu sampai acara makan malam tiba sambil ber-chat ria dengan sang kekasih ataupun bersenda gurau dengan Bella.

Tidak lama berselang, Reihan pun mulai merasa jenuh dan bosan dengan acara yang lebih banyak berisi sesi tanya jawab para pemenang dengan pihak sponsor mengenai tata cara gala dinner dengan sang aktor pujaan besok malam. Terlebih acara tersebut juga dijadwalkan akan ditayangkan oleh beberapa stasiun televisi swasta secara live. Sehingga para pemenang juga dibekali berbagai macam tips cara tampil yang baik dan menarik di depan kamera.

Namun hal itu tentu tidak berlaku buat Reihan. Meski sah, dia hanyalah pemenang bayangan yang tidak perlu duduk semeja dengan sang superstar. Dia tetap akan turut serta dalam event romantic dinner tersebut, tapi lupakan kata romantisnya sebab dia hanya akan makan malam mewah sepuasnya sampai kenyang sesuai harapannya. Rupanya Tuhan sudah berbaik hati mengabulkan doanya.

Lalu mengapa Reihan malah tampak sama sekali tidak antusias mendapati kenyataan itu. Entah apa yang sedang dia pikirkan saat menyaksikan hiruk pikuk kemeriahan acara di hadapannya. Dia juga terlihat sedikit gelisah sembari terkadang melempar pandangannya kesana-kemari menyusuri ruangan.

"Ugh... I am tired of this! Kenapa para gadis itu malah sibuk sendiri mempersiapkan acara untuk besok tanpa mempedulikan kehadiran sang bintang pujaan? Mereka malah tampak bersemangat membahas how looks good in front of camera, bukannya menanyakan keberadaan sang aktor yang belum muncul juga sampai sekarang? Apa itu yang dinamakan seorang penggemar? Hei... seharusnya pusat dari semua acara ini adalah Rahadian, bukan kalian!" Reihan menggerutu kesal dalam hati.

"Astaga... a-ada apa denganku? Ke-kenapa mendadak aku jadi terbawa perasaan dan malah memikirkan artis kampungan itu? Apa gegara cerita Bella barusan yang secara tidak sadar sudah mempengaruhiku. Lalu jika dia benar-benar sedang stress saat ini dan tidak keluar kamar sejak siang tadi, jangan-jangan dia... Celaka!!!"

Reihan mendadak bangkit berdiri lalu dengan tergesa berlari kecil hendak meninggalkan tempat itu. Samar-samar dia mendengar teriakan Bella memanggil saat melewatinya di dekat pintu utama. Namun pemuda itu tetap memacu langkahnya dengan cepat hingga keluar ruangan sebab pikirannya hanya terfokus pada satu orang saat ini.

"Sialan... dasar artis kampung busuk! Kenapa aku jadi begitu sangat khawatir padanya sekarang?"

TBC

Cast:
Left - Fon Sananthacat - Dhea Saraswati
Right - Gao Supassara - Marisca Diandra

Any comment would be very appreciated. Have a good day and thank you very much.

Continue Reading

You'll Also Like

3.6M 289K 48
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
24.1K 1.9K 4
Yoga itu emang begonya natural banget. Nggak heran, kalau kekacauan yang di buatnya itu menimbulkan masalah. Eh tapi kok... CSW407 191028 One Shoot
55.3K 5.6K 13
"Ken masa si Liam liatin lo mulu?" ㅡbacot Dodot kang hoax. Tapi meskipun begitu, Ken jadi penasaran sama Liam si anak cerdas cermat itu. Dan semuanya...
2.4M 128K 53
[PART MASIH LENGKAP] "Lihat saudaramu yang lain! Mereka berprestasi! Tidak buat onar! Membanggakan orang tua!" Baginya yang terbiasa dibandingkan den...