Cute Boy [idr] ✔

By Echa-by

536K 27.4K 854

[akan segera direvisi] Kehidupan pernikahan Iqbaal dan (namakamu) baik-baik saja, sampai akhirnya datang satu... More

Prolog
Typo
Dedek Bayi
Mulai?
Keanehan Beruntut
Hitam
Big Family
Pertengkaran Hebat?
SHIT!
Wedding AldiSalsha
Zidny Latifha
Alwan Rasyid Naufal
I Dont Care
Labil
Steffi vs Zidny
Bastian, Alwan, Iqbaal
Bunda Vita
Harus Selesai
Selesai
Epilog.

Special Part; Father And Children's Day

29.9K 1.2K 97
By Echa-by

Author POV.

"1.Mandiin mereka setelah mereka bangun
2. Pakein baju yang udah aku siapin
3. Jangan lupa, badannya dipakein telon ama bedak dulu
4. Oh ya. Sebelum pake baju, harus pake kaus kutang juga
5. Dandanin mereka, pakein bedak aja ama minyak wangi baby
6. Sarapan pagi sama bubur
7. Istirahatin bentar, terus dikasih susu
8. Ajak main biar gak rewel
9. Kalo rewel, cek pampres-nya atau kasih susu
10—"

"STOP. Oh my god, Babe. Kalo kamu ngejelasinnya kayak gitu. Mana aku inget." Iqbaal memotong ucapan–yang sebenernya mirip dengan rapper– (namakamu). Dia sudah pusing banget dengerin ocehan istri tercintannya itu

(Namakamu) terkekeh. "Hanya formalitas, babe." Lalu ia memberi Iqbaal gulungan kertas yang cukup tebal. "Itu semua adalah daftar dari beberapa kerjaan yang aku sebutin tadi. Dan itu udah dijamin kelengkapannya." Jelasnya lalu tersenyum

Iqbaal mengerutkan keningnya. Dia hanya menatap gulungan itu, lalu detik berikutnya ia buka, dan– ANJIR. PANJANG BENER. Ini daftar apa tagihan utang Kang Cilok yang sering (namakamu) utangin mulu?! Lalu matanya menatap (namakamu) meminta penjelasan

"Apa lagi yang kurang jelas? Kamu baca dong. Itu semua daftar yang harus kamu lakuin untuk Adam, Maura dan Malika dari mulai mereka baru bangun sampe tidur."

Iqbaal memelas. "Tapi kan, kamu bilang kamu cuma sebentar? Masa iya sih sampe sebanyak ini daftarnya."

"Mana tau kan? Ya, namanya juga cari bahan buat bikin skripsi, pasti susah susah gampang, kan?" Tanya (namakamu) menatap Iqbaal. Iqbaal hanya manggut-manggut sambil senyum paksa.

Yea, kalo bisa dibilang Iqbaal masuk ke dalam jajaran 500 suami takut istri, tapi dia ada di posisi ke 500-nya. Bukan masalah itu juga sih, masalahnya Iqbaal harus urusin anak-anaknya yang masih pada piyik-piyik emesh itu sendirian dan dia harus ke kantor pula. Mati ae dah lu, Baal.

"Nah, kamu tau sendiri kan?" (Namakamu) tersenyum, membuat Iqbaal terpaksa lagi melebarkan senyum paksannya

Sumpah. Demi kancutnya superman yang ada diluar. Kalo tau (namakamu) bakal kayak gini akhirnya, dia gak akan izinin (namakamu) kuliah. Toh, uang hasil pekerjaannya menjadi CEO, sudah lebih dari cukup. Bahkan buat ajak (namakamu) dan keluarganya bolak-balik ke Mekkah naik onta juga bisa

"Jadi? Udah bisa aku tinggal kan sekarang?" (Namakamu) melihat jam yang melingkar ditangannya. "Yaampun. Udah jam setengah 9." Kagetnya lalu dengan cepat mengambil tas-nya.

"Emang kamu janjiannya jam berapa sih sama temen kamu? Gak bisa apa kamu tungguin sama anak-anak bangun? Ya, minimal kamu mandiin mereka-lah. Aku masih takut mandiin Maura sama Malika. Takut lehernya kecengklak."

Iqbaal benar. Maura dan Malika saat ini masih berusia 5 jalan 6 bulan. Kalo mandiin Adam sih gampang lah, umurnya kan udah 1 setengah tahun, udah bisa berdiri dan jalan, diajak mandi bareng ama Iqbaal, masih bisa. Lha. Maura ama Malika? Umurnya aja belum ada 1 tahun. Kalo pas dimandiin dia gak bisa diem terus tangan Iqbaal licin garagara sabun dan akhirnya salah satu anaknya mati gimana? Kan gak lucu.

"Gak bisa sayang." (Namakamu) memasang raut wajah sedih. "Kalo Maura sama Malika kalo udah mandi bakalan anteng kok. Percaya sama aku." Kini (namakamu) tersenyum

"Tapi kan, nanti aku harus ke kantor—"

(Namakamu) meletakkan telunjuknya di bibir Iqbaal. "Kan soal itu udah kita omongin tadi malem." Katanya mencoba mengingatkan

"Tapi. Kamu janji ya kalo udah selesai, buru-buru ke kantor aku." Ucap Iqbaal tak menghilangkan muka-muka melas ala dd dd emesh

(Namakamu) mengangguk. "Janji."

"Jangan kelayapan kemana dulu. Pokoknya harus ke kantor aku. Gak ada makan-makan diluar, shopping, ngerumpi, atau aktivitas emak-emak lainnya." Ujarnya lagi

(Namakamu) terkekeh. "Kalo itu aku gak janji." Katanya lalu lari keluar.

"(NAMAKAMU)!"

Teriakkan Iqbaal menggelegar, tidak dihiraukan oleh (namakamu).

"Seenak udelnya aja nyuruh gue urus anak-anak, gak tau apa kalo jadwal gue saat ini, lagi padet-padetnya." Gerutu Iqbaal, yang masih didengar oleh (namakamu), karena dia masih ada didepan pintu, membenarkan pakaiannya

"Kamu kan CEO. Masa iya kalo soal jadwal aja diribetin, suruh lah sekretaris kamu rombak jadwalnya." Kata Iqbaal menirukan suara dan gaya (namakamu) saat berbicara. Lalu dia menghela nafasnya kasar

"IQBAAL. KAMU NGOMONG APA SAYANG?"

MAMPUS. GUE.

"ENGGAK KOK, SAYANG. AKU LAGI BAHAGIA AJA."

Bahagia bahagia sih, karna bisa liat anak sepanjang hari, tapi gak gini juga kali

"KALO KAMU BAHAGIA. BESOK-BESOK BERARTI MAU LAGI DONG?"

KALO BIKINNYA DOANG SIH, HAYO.

"AH. TERIMA KASIH SAYANG. GAK USAH REPOT-REPOT."

Anak masih seupil gini suruh gue mulu yang ngerawat? Gue kesel, gue bekep anak gue

Iqbaal tertawa memikirkan ucapannya tadi. Ia lalu menggeleng. Amit-amit gue bunuh anak gue

Pandangannya beralih pada anak-anaknya yang masih aman damai tidur di box-nya.

"Ayah sayang kalian." Iqbaal tersenyum menatap gantian pada anak-anaknya. "Ya, asal kalian mau berkompromi gak ngerepotin Ayah." Lanjutnya lagi

Saat Iqbaal mengamati anak-anaknya dan dirasa sudah tidak ada tanda-tanda anaknya akan bangun, dia pun memutuskan untuk mandi

•••

Maura menggerakkan badan, tidak bisa diam. Membuat Malika yang tidur disebelahnya terganggu, entah tersenggol, ketendang, atau apa, yang jelas itu malah membuat Malika menangis

Tangisan Malika membuat Adam yang telinganya kayak lintah, jadi ikut bangun, namun ia tidak nangis, hanya saja dia kebingungan, dan saat menggerak-gerakkan tangannya, ia memasukkan kembali empeng ke dalam mulutnya

Malika masih terus menangis, Iqbaal yang entah lagi ngapain di kamar mandi tidak menunjukkan tanda-tanda pengen keluar. Lalu setelah, Maura juga ikut menangis, Iqbaal tersentak kaget dan langsung keluar begitu saja

"Utuk utuk, sayang. Maura Malika. Kenapa sih sayang." Kata Iqbaal sambil memberi mereka kembali empengnya, Malika yang menerima itu dengan senang hati akhirnya terdiam, lain halnya dengan kakak kembarnya, Maura. Justru dia memeletkan lidahnya, tanda tidak mau mengempeng

Iqbaal terpaksa menggendong bayinya itu. "Maura diem dong, sayang. Liat tuh Bang Adam sama Dedek Malika aja diem di kasi empeng, masa Maura kalah sih." Ucapnya gemes, tapi itu tidak membuat Maura diam.

Ya jelaslah gak diem. Mana mungkin bayi kayak Maura ngerti apa yang di omongin orang dewasa kayak Iqbaal? Hello. Nenek yang giginya sudah kandas pun tau

Iqbaal menaruh Maura di sofa kecil lalu dia menggaruk kepalanya tak gatal. Maura ini emang anaknya keras kepala cem ibunya, cengeng cem ibunya, dan gemesin cem ibunya. Beuh. Saking ngegemesinnya, rasanya pen Iqbaal cubit pake tang

Namun, tangisan Maura malah makin menjadi, membuat Iqbaal teingat akan kata-kata istrinya, dan ia pum mengecek popoknya. Gak basah, gak poop. Terus apa dong?!

Iqbaal kembali menggendong Maura, menimang-nimang, jalan kesana kemari, sampe rasanya kaki Iqbaal udah kek tales bogor, tetep aja Maura gak berhenti.

Saat tangisan Maura belum berhenti, dia melihat Adam tengah tertawa geli, Iqbaal kaget, tau-tau Adam sudah berdiri dengan berpegangan pada kayu-kayu boxnya. Dia berloncat kegirangan dan bertepuk tangan. Empengnya sudah lepas, membuat Adam ngoceh gak jelas

"Yah.. hihihi.. tu.. bun.. di.. hihi.." Oceh Adam gak jelas

Iqbaal yang bingung, lalu nyamperin Adam dan mengusap pipi gembul Adam. "Kamu kenapa sih, nak? Kok ketawa-ketawa?"

Adam hanya menjawab dengan tepukkan tangan dan kekehan. Tapi, Iqbaal kaget saat melihat pipi Adam yang baru saja ia elus tadi ada busa-busa putih seperti sabun? Tapi sabun darimana?

Iqbaal menepuk dahinya saat sadar kalo saat ini dia masih dalam keadaan telanjang dan badannya pun masih ada sisa-sisa busa sabun.

"Mampus. Bego. Bego. Bego."

Setelah Iqbaal meletakkan Maura—yang untungnya udah diem—, ia langsung berlari ke kamar mandi kembali

Untung, bini gue gak mau pake jasa baby sitter, kalo iya? Bisa jadi tontonan gratis, badan gue yang macho ini. Hih. Emang eyke apaan.

•••

Di perjalanan menuju kantornya, Iqbaal kembali dipusingkan, kali ini bukan anak-anaknya, karena anak-anaknya sedang sibuk dengan urusan mereka masing-masing.

Adam, yang sedang menggigit-gigit mainannya.
Maura, yang sedang memainkan bando yang Iqbaal pasangkan, dan
Malika, yang sedang asik mengempeng sambil menatap kakak-kakaknya

'Drtt.. drrtt..'

"Iya. Iya. Saya lagi otw."

'...'

"Lagian kan sudah saya bilang, tolong rombak jadwal saya. Anda ini bagaimana sih?!"

'...'

"AH. Yasudah. Suruh mereka bersabar. Hari ini saya repotnya, kan maen."

'...'

"Yayaya."

Lalu Iqbaal pun mematikan telepon dari sekretarisnya—yang gak becus, menurutnya—

"Ingetin gue buat pecat dia nanti." Iqbaal menggeram. Setelah sampai di kantornya, Iqbaal langsung turun dan satpam pun langsung sigap menghampirinya

"Kuncinya, Pak?" Kata Satpam itu sambil menengadahkan tangan

"Buka bagasi saya dulu, terus kamu ambil stroller anak saya, semuanya."

Awalnya Satpam itu bingung, tapi saat Iqbaal mengkodenya agar gerak cepat, ia pun mengambil dan membuka 3 stroller

Iqbaal pun kembali membuka pintu mobilnya, diangkatnya Maura lalu ia letakkan di stroller, lalu Malika, sampai Adam.

"Jo, sebelum parkirin mobil saya, tolong panggilkan OG dulu." Perintah Iqbaal pada Satpam yang ternyata bernama Bejo

"Baik Pak."

Gak nunggu waktu lama, satu OG bernama Jia pun datang bersama Jo a.k.a Bejo. Langsung saja, Iqbaal memberikan kunci mobilnya pada Jo dan Jo langsung pergi

"Tolong, anda dorong stroller anak saya, sampai ruangan saya."

"Baik, Pak."

Jia dengan senang mendorong 2 stroller sekaligus. Ia sangat suka anak kecil.

"Tumben Bapak bawa anak-anak?" Tanya Jia memecah keheningan saat mereka berdua–eh berlima berada di dalam lift menuju ruangan Iqbaal yang berada dilantai paling atas

"Kamu tidak perlu tau."

Hati Jia gondok dengan bos-nya yang dingin dan cuek ini, dia jadi iri dengan istri Iqbaal.

"Yaudah Pak, gapapa. Nanya doang kok." Jia terkekeh dan ia berjongkok melihat si kembar. "Hai. Cantik. Aduh, ini kok bandonya berantakkan sih. Sini sini Kakak Jia benerin." Jia terkekeh dan membenarkan bando Maura

"Cantik kan." Katanya dengan menggeram gemes

Iqbaal hanya tersenyum dalam diam.

•••

"Baiklah, karena semua masalah sudah selesai. Saya tutup rapat kali ini, dengan membaca Alhamdulillah." Ucap Iqbaal yang diikuti peserta rapat

Setelah izin keluar, Iqbaal buru-buru ke ruangannya, ia meninggalkan anak-anaknya sendirian di ruangannya, walau tadi pas ditinggal mereka pada asik dan anteng aja, tapi siapa tau? Bayi kan cepet bosen, apalagi tadi Iqbaal rapatnya cukul lama. Dilihatnya jam sudah menunjukkan pukul 12 kurang 15. Tapi saat mengingat sesuatu, ia balik kembali menghampiri sekertarisnya

"Tidak ada jadwal lagi." Itu pernyataan bukan pertanyaan.

"Baik, Pak. Saya mengerti."

"Bagus." Setelah mengucapkan itu, Iqbaal kembali berlari menuju ruangannya, tapi larian terhenti saat adzan berkumandang, Iqbaal terdiam dan memejamkan matanya, mencoba menikmati nyanyian indah menyejukkan hati dan pikiran

Tanpa sadar, langkah kakinya membawanya ke masjid.

•••

"Tadaaaaaa... Ayah datang!" Kata Iqbaal ceria

Adam yang awalnya diam jadi menangis, mungkin karna kaget

"Jagoan Ayah kenapa nangis, hm? Malu tuh diliatin sama ade." Iqbaal menggendong Adam sambil menunjuk ke si kembar yang anteng dengan mainannya

Iqbaal berjalan kesana kemari mencoba menghentikan tangis Adam. Tapi, kayaknya Adam lagi manja. Dia terus aja nangis, jam sudah menunjukkan pukul 2.

Berarti Adam udah nangis satu jam?

Iqbaal menghela nafas dan meletakkan kembali Adam di karpet

"Daa.. hiks.. da." Ucapnya gak jelas sambil terisak. Iqbaal pun menangkup wajah Adam dan membersihkan ingus anaknya itu

"Bunda lagi kerja, sayang."

"Daa.. huwaaa.."

Iqbaal menggaruk tengkuknya, lalu ia mengeluarkan botol susu milik Adam, tapi Adam menolaknya, lalu dia mengambil satu biskuit dari tangan Maura, lagi-lagi ditolak

"Aduh. Sayang. Please dong. Ngertiin aku."

"Ayah capek nih denger tangisan kamu."

"Emang kamu gak capek?"

Adam yang emang gak ngerti apa yang diucapin Iqbaal, sebodo aja dan tetep nangis.

"Dam. Ih. Kamu mah gitu. Jawab aku dongggg."

Iqbaal tertawa akan ucapannya barusan. Ucapannya kek lagi diemin anak perawan yang hatinya lagi sensitif gara-gara putus cinta

Tapi tawa Iqbaal terhenti saat  tangis Adam malah semakin menjadi

"Woi. Berenti kek. Pusing nih pala princess elsa."

Aelah. nangis mulu, kek cewek pms.

Ah! Ngomong-ngomong soal princess elsa, Iqbaal pun mengambil iPad-nya dan menyetel video film frozen

"Jeng jeng jeng. Princess elsa coming. Yuhuuuu.." Iqbaal menghadapkan iPadnya diwajah Adam.

Terdiam! Adam terdiam dan serius menatap film frozen. Ah. Kenapa gak daritadi aja gue setel si elsa, Iqbaal?!

Adam melihat dengan serius film itu. Padahal author yakin, Adam gak ngerti, tapi mungkin dia menuruni sifat Ayahnya yang playboy. Heuh.

Ya, walaupun juga gak sepenuhnya Adam diem, karna isak-isakkan masih terdengar, seengaknya tangisan kereta-nya udah berhenti

•••

Saat ini Iqbaal tengah menyuapi bubur untuk si kembar, sedangkan Adam—yang sebenernya di suapin juga— tidak mau. Dia masih serius nonton elsa

"Ca.. ca.."

"Namanya elsa, bukan caca."

"Ca.." Adam terkikik dan Iqbaal hanya menggeleng melihat tingkah satu jagoannya.

Mungkin Iqbaal akan bermusyawarah untuk mufakat bersama (namakamu), agar mau menambah anak lagi.

•••

Iqbaal mengusap peluh di dahinya, setelah lama ia membujuk anak-anaknya yang sudah makan untuk tidur pun bisa.

Ia menyenderkan tubuhnya di kursi kebesarannya, dan memejamkan mata sejenak

Iqbaal terbangun saat mendengar suara tangis dari–Malika. Mata Iqbaal beralih pada jam dinding.

Jam 4 sore?! Perasaan tadi baru jam 3? Ya ampun. Gue ketiduran. Iqbaal mengusap wajahnya lalu bangun menghampiri Malika

Untung saja Malika yang nangis. Karna menurutnya Malika itu gak terlalu rewel dan cengeng kayak kakak-kakaknya. Ia cenderung nangis sekejap tapi kencang daripada nangis pelan tapi geriyengan a.k.a sek-sek-an.

"Cup cup. Malika mau apa nak? Empeng? Atau susu?"

Malika menggeleng dalam gendongan Iqbaal. Tapi, Iqbaal tetep mencoba memberi barang yang pasti akan membuat tangis Malika berhenti

"Kenapa dibuang, sayang?" Iqbaal menunduk mengambil botol susu dan diletakkan kembali dengan benar

"Ahya!" Iqbaal pun meletakkan Malika di karpet yang agak berjauhan dengan anaknya yang lain yang masih tertidur. "Tada! Princess elsa coming!"

Krik. Krik. Krik.

"Huweeee.."

"Eum.." Jari-jari Iqbaal mencari film yang dirasanya tepat. "Hello kitty!"

"Huweeee.."

"Thomas? Tut tut gujes gujes.." Katanya sambil memperagakan kereta sedang berjalan. Malika terdiam. Iqbaal pun menghela nafas dan memberikan iPad-nya

"Huweeeee.."

"Lho. Malika? What happened, kiddo?"

Malika hanya menjawab dengan racauan gak jelas. Iqbaal menggaruk tengkuknya, dia kan gak ngerti bahasa bayi,

Gimana nih Dit? Batinnya mengikuti suara tokoh denis di animasi 'adit dan sopo jarwo.'

Lalu dengan cepat, ia mengeluarkan iPadnya dan membuka google

Arti bahasa tubuh bayi perempuan strong

WHAT. KEYWORD MACAM APA ITU? Iqbaal terkekeh lalu menghapus dan kembali mengetik, kali ini benar.

Alasan bayi rewel

Langsung saja Iqbaal membuka blog paling atas.

Halo Bunda! Masih bingung kenapa bayi anda sering rewel?

Iqbaal membaca sambil mengangguk

Atau, tiba-tiba bayi anda yang jarang rewel tiba-tiba rewel?

Iqbaal kembali mengangguk

Okey. Lets scrool down!

1. Cek terlebih dahulu popok anak anda

Iqbaal mengangkat kaki Malika dan mengeceknya, kering. Iqbaal menggeleng. Dibacanya semua itu dengan tehnik baca kamus, karena semua itu sudah ia cek pada Malika

10. Jika anak anda tidak mau diberi mainan atau diajak main, berilah anak anda tontonan kartun. Karna anak-anak suka dengan warna-warni

Udah gue coba, nyink!

Dan, yang terakhir—

Entahlah diriku juga pusing memikirkannya, heuh, mikirin doi aja udah pusing apalagi mikirin bayi anda masing-masing. Amfun dijeh

Penulias blog sarap.

Iqbaal menggelengkan kepala saat dirasanya kepalanya pusing karna Malika masih aja nangis

"Ahya!" Katanya girang.

"Kita selfie aja yuk, Malika." Iqbaal menidurkan dirinya disamping Malika sembari mengangkat iPhonenya

"Say chesee.."

"Mulut bebek.. muah."

"Ih. Lutuna." Iqbaal terkekeh melihat foto terakhir. "Tuh, liat deh Malika. Lucu kan?"

Malika memberhentikan tangisnya, walau masih sek-sek-an. Dia menepuk-nepuk layar iPhone Iqbaal

"Iya, lucu banget kan." Jeda Iqbaal. "Ayahnya."

"Huwaaaaa.."

Iqbaal langsung menggaruk kepalanya. Bego. Dia gak tau, kalo ternyata perasaan perempuan itu sama. Mulai dari uyut sampe bayi, sama-sama sensitif!

Ia jadi menyesal karna bilang nahwa dialah yang lucu, bukan Malika. Pikiran Iqbaal sudah buntu. Ditelfonlah istrinya yang lama banget, gak pulang-pulang, pen jadi dayang-dayang bang toyib keknya

"Babe.. pulanglah."

'Wait, babe.'

Iqbaal menggeleng sambil manyun unyu. "Nooo.." Jeda "Kamu lagi ngapain sih? Dari jam 9 sampe jam 5, masa gak selesai-selesai nyari bahannya?"

'Sebenernya nyari bahannya sih udahan.'

"Yaudah kamu pulang. Kamu gak denger nih kalo anak kamu lagi nangis?"

'Anak kita. Babe.'

"Yaya, anak kita. Kamu tau gak? Daritadi tuh ya, mereka gantian nangisnya. Pertama Maura, Adam, sekarang Malika. Amfun dah ah."

'Enak kan? Jadi rame?'

Iqbaal merutuk saat (namakamu) membalikkan kata yang pernah ia ucapkan saat dirinya mau nambah momongan lagi

"Gak deh. 3 udah cukup."

'Yakin?'

"Ah! Jangan sampe kamu bikin aku nyerang kamu nanti malem!"

'Wow. Akankah nanti malam ada pertunjukkan kodok dan keong?'

"(NAMAKAMU)! STOP. MENGALIHKAN PEMBICARAAN. SEKARANG JUGA. KAMU KE KANTOR AKU! TITIK GAK PAKE KOMA, JEBRET!"

'Slow down baby. Setengah jam lagi, kay?'

"Kok lama banget? Katanya udah selesai?" Tanyanya. "Oh! Jangan bilang kamu main arisan 3c (read: trisi) lagi?!"

'Yup. Thats right. Kamu kok selalu tau sih tentang aku?'

"Sudah kuduga." Iqbaal mengelus-ngelus bulu halus di dagunya. "Kamu kan emang fans fanatik 3c. Cilok. Cimol. Cireng. Dasar, makanan cem karet gitu apa yang dirasa."

'So, problem? Kamu tau kan? Yaudah. Jadi, tunggu.'

"Gak ada tunggu-tungguan. 5 menit nyampe. Hih. Emang difikir nunggu itu enak apa."

'30 menit?'

"Aku si no."

'20?'

"Nehi."

'15 menit ples cilok mamang mamang depan kampus aku a.k.a mang sanu?'

"Deal."

'Oke. Bye, paijo.'

"Hm. Bye tukiyem."

Iqbaal menghempaskan pantatnya diatas karpet

"Ah. Anjir. Sakit pantat gue."

"Huweeeeee."

Shit. Pusing pala jastin biber. Celetuk Iqbaal dalam batin

"Aduh. Malika. Please deh. Ngertiin ayah, ayah lagi pusing. Pen bokep(read: bobo cakep) bentar aja."

Ah. Demi bulu keteknya saipul jamil. Iqbaal bener-bener pusing. Ngalahin judul lagu putri bahar a.k.a pusing pala berbi.

"Huweeee."

"Eh. Diem. Bentar lagi Bunda dateng. Kamu tau bunda bawa apa?" Tanyanya pada Malika, yang udah pasti gak bakal dijawab. "Bawa cilok mang sanu! Huray huray!"

Iqbaal meliukkan badannya seperti sedang menabur bunga kemenangan. Malika terdiam dan menatap tingkah bapaknya yang otaknya ke geser beberapa senti dari tempatnya

[•••]

HAI. HAI. GUE NONGOL LAGI DISINI!1!1!1!

Gue lg suka-sukanya sm cerita ttg baby baby gitu. Dan akhirnya, gue memutuskan buat bikin special part atau extra part gitu di CB. Dan... jadilah ini!1!1!

See mulmed. And, say hello untuk adam—in the very top.
And, say hello untuk maura malika—yg pake topi malika, dan yg ada poninya maura.

Ucul ucul yha? Jd pen gue culik, masa.😂

Ohiya. Ada yg mau request ttg next special part? Karna rencananya gue bikin paling dikit 2 special part dan maksimal 3 special part lha.

So, ada yg mau usul? Boleh ttg apa aja, exp; enka hamil lagi, atau cerita adam,maura,malika masuk tk, kekompakkan aldi iqbaal, atau apapun. Yg penting jgn enaena, pls. Suer, dd gakuadh bikin begituan. dd msh polos🙏😥😌😏

HAHAHA. SIPDAH, VOMMENT-NYA YG BANYAK YHA!

SEE YOU THE NEXT SPECIAL PART! MWAH💋🌷

Continue Reading

You'll Also Like

Anak Papa By Mila

Fanfiction

5.2K 577 18
Tahun ini Lami berusia 17, goalsnya hanya satu ; dapet izin pacaran dari Papanya yang posesif banget! Eh sama satu lagi deng, Lami juga mau ketemu Ma...
22.8K 2.3K 45
Warning⚠️ Siapkan tisu dan hati kalian sebelum membaca cerita ini oke👌🏻 *** 'Tuhan, jangan ambil kedua orangtua kami dulu yah, tuhan ambil kami aja...
434K 8.2K 13
Shut, diem-diem aja ya. Frontal & 18/21+ area. Homophobic, sensitif harshwords DNI.
298K 28.6K 68
[IMAGINE PROJECT] BOOK 1 KIM UNIVERSE Kisah ini hanyalah tentang perjuangan seorang gadis yang berusaha mengungkap semua kebenaran pada keluarganya...