Cute Boy [idr] ✔

By Echa-by

536K 27.4K 854

[akan segera direvisi] Kehidupan pernikahan Iqbaal dan (namakamu) baik-baik saja, sampai akhirnya datang satu... More

Prolog
Typo
Dedek Bayi
Mulai?
Keanehan Beruntut
Hitam
Big Family
Pertengkaran Hebat?
SHIT!
Wedding AldiSalsha
Zidny Latifha
Alwan Rasyid Naufal
Labil
Steffi vs Zidny
Bastian, Alwan, Iqbaal
Bunda Vita
Harus Selesai
Selesai
Epilog.
Special Part; Father And Children's Day

I Dont Care

15.7K 1K 18
By Echa-by

Author POV

Iqbaal berjalan lemes di koridor kantornya, sumpah, keadaannya kek gak dikucilkan selama setahun. Kemeja kusut, dasi gak dipake, jas nyampir asal dibahu, tas jinjingnya juga dibawa asal.

Gak keurus. Padahal dia hidup sendiri baru 3 bulan. Baru 3 bulan?! Yha. Selama 3 bulan ini, bukan berarti Iqbaal diem aja, nunggu sampe (namakamu) pulang. Dia udah muter keseluruh jakarta, kerumah temen SMA-nya, tanya sana sini. Tapi, hasilnya? Nihil.

Untung aja ayahnya yang menjabat sebagai CEO di kantor ini, sekarang sedang ada yang harus diurus diluar negeri. Jadi, dia gak perlu takut ada yang negor keadaannya.

Yup. Karna Iqbaal belum kasi tau ke keluarganya, kalo (namakamu) hilang.

Karna Iqbaal baru menyadari, mungkin (namakamu) pergi meninggalkannya karna Zidny. Karna kejadian dipesta Alsha waktu itu. Iqbaal yakin.

Kalo aku udah nemuin kamu, aku bakal jelasin sejelas-jelasnya, biar semua jelas. Dan gak ada lagi yang merasa kehilangan kek gini.

•••

Saat ini, (Namakamu) lagi asik main ayunan dibalkon yang cukup luas.

Wait. Ayunan?

Yha. Biasa, bumil ngidam. Saat usia kandungannya menginjak 5 bulan, (namakamu) meminta ayunan pada hari minggu itu

Hari minggu. Alwan dan (namakamu) yang sama-sama gak ada kegiatan, mereka pun hanya duduk-duduk dibalkon sambil cerita-cerita gitu

"Lo kenapa si, sampe sekarang belum punya pacar?" Tanya (namakamu) sambil menyipitkan matanya. Menggoda Alwan

"Jangan jangan lo gay ya? Hahaha."

Alwan menggeleng cepat. "Dih. Alhamdulillah gue masi suka sama yang berlubang."

"Ih. Alwan. Mesum! Uek." Balas (namakamu) jijik

"Lagian. Gini gini gue masih jantan yha. Mau buktiin?" Kali ini gantian. Alwan yang menggoda (namakamu)

Muka (namakamu) memerah, tangannya terus memukul lengan Alwan

"Dih. Ogah! Ogah! Ogah! Dasar gak jelas! Nanyanya apa, jawabnya apa."

"Aduh. Duh. (Namakamu) udah ah sakit." Ucap Alwan lebay, padahal dia sama sekali gak merasa lagi dipukulin sama (namakamu)

(Namakamu) menunduk sambil mencebik. Alwan pun mengangkat dagunya

"Oke. Back to topic. Tadi lo nanya kenapa gue masi single?" Alwan keliat berfikir. "Karna, gue lagi nunggu seseorang yang menurut gue berkualitas." Lanjutnya

"Ya ya ya. Lupakan itu bapak Alwan."

"Akan saya lupakan ibu (namakamu)."

Mereka pun tertawa bersama.

Tak lama mereka diam, (namakamu) berbicara,

"Alwan, balkon lo luas ya." Kata (namakamu) sambil melihat sekeliling, Alwan pun mengikuti arah pandangnya

Alwan mengangguk. "Yaiyala. Gue gitu lho."

"Tapi, kayaknya terlalu kosong."

"Iya juga sih." Katanya membenarkan. Balkon yang cukup luas ini hanya ada 2 pot tanaman dipojok, dan satu kursi panjang, selebihnya kosong

"Kalo gue mau disini ada ayunan, bisa?" Tanya (namakamu) hati-hati. Takutnya, Alwan gak mau. Atau capek, karna biasanya hari minggu itu, hari males-malesan kan?

Alwan menengok kearah (namakamu) yang sedang nunduk.

Ah. Alwan tau, kayaknya ini termasuk dalam sesi ngidam. Yha, saat (namakamu) meminta sesuatu sambil nunduk. Itu pasti, permintaan ngidamnya, Alwan hafal itu.

"Lo mau ayunan?" (Namakamu) mengangguk.

Menurutnya ide (namakamu) gak buruk. Bagus juga kalo kursi ini diganti sama ayunan. Not bad.

Alwan mengangguk dan bangkit.
"Lets go! Kita bikin!"

"Beneran?" Tanyanya dengan mata berbinar senang

"Tentu."

(Namakamu) tertawa ringan. Dan ikut bangkit. Dia menatap punggung Alwan yang menjauh, mau ambil bahan dan alat, mungkin

(Namakamu) seneng. Alwan gak pernah, gak nurutin permintaannya, seakan-akan permintaanya itu gampang banget baginya.

Saat sedang memikirkan kejadian itu. Tiba-tiba iPhonenya bergetar, tanda telfon masuk

"Halo?"

"..."

"Alhamdulillah."

"..."

"Iya apa?"

"..."

"Bodo. Bhak."

"..."

"Dih. Gak kebalik? Sorry yha."

"..."

"Ketemuan di café yuk?"

"..."

"Jam 5. Sip. See you, babe. Mwah."

"..."

Telfon pun terputus. Akhirnya, (namakamu) bisa ketemu sama orang yang dirindukannya saat ini. Semoga aja, Alwan ngizinin dia keluar. Pasti ngizinin lha. Kalo engga, (namakamu) berontak

•••

"Denger-denger (namakamu) sama Iqbaal lagi ada masalah ya?" Tanya Steffi pada Bastian

Saat ini mereka sedang nongkrong di taman. Biasa, mereka kalo udah ketemu gini, pasti mau bicarain tentang (namakamu) dan Iqbaal

Bastian mengangkat bahunya."Entah kenapa, gue males nyampurin lagi urusan mereka."

"Kok sama? Soalnya kayaknya usaha kita sia-sia. Iya gak sih?"

Bastian mengangkat bahunya lagi. "Yah. Kan udah pernah gue bilang. Kayaknya mereka tuh gak bisa dipisahin. Emang udah takdirnya kali."

Steffi mengangguk. "Eh, tapi kita coba lagi, sekali lagi. Untuk yang terakhir kalinya."

"Terakhir ya?" Tanyanya sambil mengangguk. "Boleh juga. Tapi, kalo ini gagal lagi. Yaudah. Gue nyerah. Karna gue juga udah dapet satu cewe inceran. Yang menurut gue. She is not bad for me." Lanjutnya sambil menatap Steffi

"Siapa. Siapa?!" Tanyanya antusias

"Yang jelas, gue udah deket sama dia." Jawab Bastian sok misterius. Sedari tadi pandangannya gak berpaling dari Steffi

•••

Saat ini (namakamu) tengah ada di café dengan seorang wanita. Alwan mengizinkannya keluar apart asal pulang jangan malem, bukannya apa, soalnya (namakamu) gak mau Alwan jemput pulang, ya Alwan ma apa atuh, nurut nurut aja lha sama (namakamu), dia mah tau diri saat ini (namakamu) 'belum' jadi siapa-siapanya.

Mereka berdua terus ngobrol, sesekali gosip, yha biasalah, cewe kalo ketemu/kumpul paling ujung-ujungnya ngobrol ampe lupa waktu. Kayak (namakamu) gini nih. Dari jam 5 sore sampe sekarang, jam 7 kurang, hayuk aja

Ditengah obrolan, ponsel wanita yang bersama (namakamu) bergetar, dan dia pun mengangkat telfon itu

"..."

"Iya. Halo. Gue di cafe japan. Napa?"

"..."

"Lha tumben."

"..."

"Iya iya gue balik. Dah."

"..."

"Iya. Astaga."

Wanita itu mendesah panjang sebelum akhirnya dia pamit duluan, dan (namakamu) pun ngerti, jadi dia ngangguk-ngangguk aja

"Gue cabut ya." Wanita itu berdiri diikuti

"Gih dah. Jangan lupa, kalo ada info tentang dia, lo sms, line, atau telfon gue." Kata (namakamu) pada wanita yang sudah berjalan keluar cafe, dilihatnya wanita itu mengacungkan jempolnya

(Namakamu) tersenyum. Dia meminum jus tomatnya sambil bersender lagi pada bangkunya sambil liatin jalanan dan lampu kota yang menyala, dia memang duduk dideket kaca yang menghubungkan jalanan

Males pulang gue jadinya. Udah berapa abad gue gak nongkrong di cafe kek gini.

Tak lama, Ponselnya bergetar, tanda line masuk

Line

Alwan: lo dmn?

(Namakamu): masi di cafe

Alwan: masi betah neng :v

(Namakamu): iya nih. uda lama gak nongki nongki cantik jadi gini deh bang :'v

Alwan: gue nyusul ya?

(Namakamu): boleh, cafe japan yaks

Alwan: sip. tapi bentaran ya, pengen selesaiin baca artikel tugas dari mahasiswa:'v

(Namakamu): yaela, kirain lgsg otw😒

Alwan: HAHAHA. Dikit lg ko. Percayalah😁

(Namakamu): afgan raisa kali ah

Alwan: yauda, 10 menit lagi, W otw

Read.

(Namakamu) meletakkan handphonenya dimeja kembali dan dia pun melihat suasana malam lagi sambil menunggu Alwan

•••

Pulang kerja. Iqbaal langsung keliling lagi. Dia gak akan nyerah dan capek, sebelum dia melihat istrinya itu

Demi Tuhan. Istrinya sedang hamil! Sudah 3 bulan dia gak nemu/dapet kabar dari istrinya itu.

Sebagai suami, Iqbaal juga ingin mengetahui keadaan (namakamu), keadaan bayinya.
Apa dia makan dengan bener? Dia tinggal dimana? Dengan siapa? Siapa yang turutin semua permintaan istrinya? Siapa yang nemenin dia pas cek kandungan? Waktu itu, terakhir kali, Iqbaal mengecek kandungannya saat usia kandungannya 3 bulan, sebelum pesta pernikahan Aldi Salsha.

ARGH. Memikirkan semua itu buat Iqbaal gila! Memang. Memang Iqbaal terlihat seperti orang gila, rambutnya yang gondrong, kumis-kumis tipis dirahangnya mulai bertumbuhan, kantung matanya hitam.

Iqbaal memukul stir dengan keras sambil berteriak

"(NAMAKAMU)! KAMU DIMANA?!"

Nafas Iqbaal tersengal-sengal. Dilihatnya pinggiran jalan. Cafe. Lebih baik dia mampir dulu untuk mengisi perutnya

Turun dari mobil. Iqbaal merasakan ponselnya bergetar

Zidny: Iqbaaal.. 😢

Iqbaal mengernyitkan dahinya. Ada apa dengan cinta? Eh salah. Maksudnya, ada apa dengan Zidny? Kenapa dia memanggil dirinya ditambah ada emot sedih?

Iqbaal: ada apa? lo knp?

Ditatapnya ponselnya. Berharap ada balasan darinya. Tapi, gak ada

Tak mau ambil pusing. Iqbaal pun melangkah menuju cafe sambil terus memandangi ponselnya

'Bruk.'

"Hiks. Hiks."

"Maaf mbak. Saya gak sengaja."

Tiba-tiba wanita yang ditabrak Iqbaal memeluknya sambil nangis kenceng

"Lho. Zidny? Zidny lo kenapa?" Tanya Iqbaal khawatir, pasalnya orang-orang banyak mandang mereka aneh

"Aku.. hiks. Haykal." Ucapnya terputus-putus karna tangisannya

"Shhh. Tenangin diri lo dulu." Iqbaal mencoba menenangkannya dengan mengusap punggungnya

"Haykal.. aku.. putus.. sama.. hiks. Diaaa. Huwaaa."

"Mas. Itu tanggung jawab dong. Pacarnya kenapa sampe nangis sih." Kata perempuan pejalan kaki

Temennya mengangguk. "Jadi cowo seenaknya aja sih."

Lalu mereka pun pergi, Iqbaal hanya tersenyum menanggapinya. Dia pun menghela Zidny masuk kedalam cafe sambil terus menenangkannya

•••

(Namakamu) POV

Lama. Alwan lama datengnya.

"Hallu. Nunggunya gak lama kan?" Kata Alwan yang baru aja dateng. Dia langsung duduk

Gue menatap dia males. "Kurang lama." Kata gue dengan sewot

"Ciee ngambek." Alwan mencolek dagu gue genit

"Apasi. Lo tau sendiri kan, nunggu itu gak enak. Untung aja gue nunggu lo, maksudnya nunggunya yang pasti lha. Coba kalo udah nunggu, eh taunya gak pasti lagi. Kit ati dd." Jelas gue dengan lebay. Hahaha

Tapi. Tiba-tiba pandangan Alwan berubah.. jadi serius? Why?

"Lo baru ngerasain nunggu bermenit-menit doang. Lha, gue.. hiks, sedih."

Gue tertawa ngakak saat liat balesan alay Alwan, lalu gue pun menoyor kepalanya

"Yeu. Curhat mas?"

"Iya nih mbak." Alwan memegang dadanya sambil masang ekspresi sedih, buat gue ketawa lagi

Alwan pun ikut tertawa. "Laper nih gue. Lo udah makan?"

"Udah." Ucap gue mengangguk

"Gue pesen makanan dulu ya." Alwan pun bangun dan menuju meja buat mesen makanan gitu

Sambil ngeliat punggung Alwan yang menjauh, mata gue menyipit saat melihat sosok yang gue kenal..

Itu.. Iqbaal.. iya itu Iqbaal, gak salah lagi, itu Iqbaal lagi.. meluk.. OHMAIGAT! Dia meluk jitni jitni itu 'LAGI'?! AND, WHAT. IQBAAL ABIS APAIN JITNI? KENAPA KELIATNYA ZIDNY ABIS NANGIS KEJER?! WAH. PASTI IQBAAL UDAH MERENGGUT.. AH! TAI! TAI! TAI! ANJIR! KAMVRET! SHIT! GAK MUNGKIN IQBAAL UDAH NGEP- EH. TAPI APA YANG GAK MUNGKIN DI DUNIA INI?

NOTHING IS IMPOSSIBLE.

BENER GAK? BENER KAN?

Esmosi gue. Setelah sekian lama, gue kabur, ternyata, ternyata ini yang Iqbaal lakuin? Pantes aja Iqbaal gak pernah nemuin gue! Dianya aja asik-asikan sama cabe-cabean?! Sampe gak ada waktu buat berusaha cari gue, mungkin?

Gue mengusap perut gue yang mulai buncit ini. Gue nangis sambil berkata

"Kamu gak boleh liat ini. Kamu gak boleh liat ayah kamu yang gak pernah mau liat kamu." Gue terisak, siapa yang gak sedih? Cuma cewe bego yang seneng suaminya/cowonya selingkuh

"(Namakamu), lo-"

Gue langsung narik Alwan keluar cafe lewat pintu lain, gue gak mau sampe ketauan Iqbaal.

KARNA GUE UDAH GAK PEDULI LAGI! IQBAAL MAU NGAPAIN SAMA TUH CEWEK! POKOKNYA..

I. DONT. CARE!

Bersambung.

WHAT DO YOU THINK ABOUT THIS PART? OMG. OMG. OMG.

±80vote bisa? Please:"((
😭😭😭

Continue Reading

You'll Also Like

5.2K 741 34
ini cerita tentang seorang perawat yang merawat ke 6 pasien rumah sakit jiwa, yang menderita skizofrenia, dengan harapan setinggi langit. happy readi...
127K 10.5K 54
Disaat gue ditimpa kemalangan yaitu dibuang oleh orang tua disaat yang sama tuhan memberi gue nikmat yaitu saudara angkat yang sangat menyayangi g...
154K 17.6K 55
Mencintai seorang cowok gamers sangatlah sulit bagi seorang cewek kpopers. Karena pada dasarnya, cowok-cowok tidak ada yang menyukai artis tampan dan...
Abang ✔ By hoiland_

General Fiction

59.3K 4.3K 28
SELESAI Zeta itu butuh Abang, buat nglidungin dia. Abang butuh Zeta, buat disuruh-suruh. 🌵🌵🌵 Hoiland ©2019, Februari.