Test 1 2 3 Love

By miki_mous

6.4K 266 55

Gimana rasanya? kalo kamu dijodohin sama kembaran dari pacar temen kamu, yang punya sifat dingin kaya es di k... More

Hanya Pemberitahuan Saja
Perkenalan Karakter
PROLOG
2. Meet Him
3. Problem
INFO PENTING
4. Problem II
5. Ciya Busy?
6. New People?
7. Restaurants
8. Bad Day
9. Kelulusan

1. Awal Dari Cerita

517 26 1
By miki_mous

Hai...

Aku update lagi nih,
Happy Reading guys^^

Diatas mulmednya Ciya 😉

---------------

Matahari sudah muncul dari persembunyiannya,
Menyinari jendela kamar Ciya yang gelap-gulita ini.

Kring.... Kring.... Kring....
Tok... Tok.... Tok....

"Ciya bangun ini udah siang, kamu ada kuliah kan hari ini!"
Teriak seorang wanita yang paling aku sayangi dimuka bumi ini. Siapa lagi kalo bukan mamaku yang cetar ini.

"Tapi... Ciya masih ngantuk mah." Aku pun kembali melanjutkan tidurku. Disaat aku ingin memejamkan mata.
"Adaawww...... ihhh.... Sakit mah"
Aku dikejutkan dengan sebuah pukulan keras tepat di pantat seksiku ini.

"Lagian kamu udah dibangunin malah mau tidur lagi! Cepetan mandi terus sarapan. Awas ya kalo kamu tidur lagi entar mama siram pake air coberan!, bau-bau deh kamu" ancaman mama ku yang bikin aku bergidik ngeri kalo sampe itu beneran terjadi.

Akupun menurut perintah mamaku ini. Langsung bangun, mandi, terus siap-siap buat kekampus. Setelah ritual membersihkan badan dan menyiapkan keperluanku untuk kekampus selesai.
Aku menuju kedapur untuk sarapan pagi, dan ternyata dimeja makan sudah ada mama dan juga mba Risa yang sudah rapih dengan seragam kerjanya yaitu guru.

Ohh iya, aku ingin mengenalkan pada kalian bahwa aku bukan lah anak tunggal seperti nama tengahku, aku juga bingung kenapa aku di beri nama Ciya Tunggal Dewi padahal aku anak terakhir, mamaku ini memang ajaib susah ditebak.
Aku mempunyai 2 orang kakak perempuan. Yaitu, Mba Riva adalah kakak-ku yang pertama dia sudah menikah dan ikut suaminya ke-palembang karena ada pekerjaan disana. Lalu kakak-ku yang kedua yaitu mba Risa adalah kakak yang paling jail sedunia karena setiap aku lagi sama mba Risa pasti selalu ribut kaya tom and jerry, sampe-sampe mama cape ngadepin tingkah laku kami berdua. Sedangkan papah-ku sudah tenang di surga sana, papa meninggal lima tahun yang lalu karena sakit.

"Halo... Mah.. Halo... Mba.., udah mau berangkat?" tanyaku pada mama dan mba Risa yang sudah selesai makan dan siap-siap buat berangkat.

"Iya mama udah mau berangkat, kamu nanti hati-hati bawa motornya! Jangan ngebut-ngebut! Terus jangan lupa...." mulai deh ceramah ala mama dedenya.

"Nyalain sen kalo mau ke kanan sama kekiri, dan jangan sambil dengerin lagu kalo lagi dijalan. iyakan mah, Ciya udah hapal kok." Ucap ku memotong pembicaraan mama.

Mba Risa, terkikik geli karena aku selalu diceramahin sama mama padahal umurku udah 20thn masih aja di ceramahin kaya anak kecil.
Yaaah... walaupun badan ku emang kecil sih tinggi cuma 158 dan berat 50kg.
Padahal makan udah banyak minum susu juga udah tapi tetep aja ngga ada perkembangan.
Tapi, aku bersyukur punya badan kaya gini jadi aku nggak usah melakukan yang namanya diet, karena diet! merupakan kata yang paling menyeramkan bagiku yang nggak bisa makan bebas.

"Bagus kalo kamu sudah hapal" jawab mamaku santai.
"Yaudah mama sama mba Risa berangkat dulu" pamit mamaku.

"Hati-hati ya adikku" pamit mba Risa sambil mengacak rambutku.

"Ihhh.... Apaan sihh mba berantakan tau!" sungutku sebal.

"Udah-udah... Jangan ribut!" kata mama menengahi kami.

"Yaudah, mama sama mba Risa hati-hati dijalan ya" pesanku pada mereka.
setelah mama sama mba Risa pergi, aku buru-buru nyelesain makanku untuk berangkat ke kampus.

*******

Aku memasuki gedung kampus, dan berjalan di koridor kampus sambil menyapa teman-teman yang aku kenal. Sesampainya dikelas aku sudah di sambut oleh suara cempreng Lina.

"Ciyaaaaaa......" teriaknya memanggil namaku.
Oh god kenapa sih, aku harus satu kampus juga sama Lina.
Dulu saat aku tanya,
'Lin, lo mau kuliah dimana?'
Tanyaku penasaran?

'Entar juga lo tau'

'Ihh... sok mesterius lo!' ucapku jengkel.

Disaat aku melakukan pendaftaran untuk masuk universitas ini. Aku dikejutkan dengan Lina yang ikut juga mendaftarkan di kampus yang sama. Dan dia mengucapkan 'suprii... kita satu kampus ciyaa....' dan itu merupakan bencana terdahsyat untukku.

"Ciyaaaa...."

"Berisik, Peaaa..." ucapku sambil menutup mulutnya.

"Emmpph...." aku melepaskan bekapanku. "Lo mau bunuh gue yaa!!" ujar Lina sambil berteriak.

"Iya gue mau bunuh lo, terus gue bawa mayat lo kedepan Sumanto biar lo di jadiin sop daging"
Lina bersungut kesal atas ucapanku barusan. Hehe...

********

Selesai kelas pengarahan untuk menyusun skripsi. Lina mengajakku secara paksa, agar aku mau ikut dengannya.
Saat aku tanya mau kemana? Dia malah bilang.
'udah lo ikut aja, dan jangan bawel!' dasar menyebalkan.

Setelah 30 menit kami menempuh perjalanan dengan menggunakan mobil Lina.
Kami sampai disebuah Restoran bergaya eropa dengan arsitektur yang sangat mewah ini.
Duhh.... nih anak ngapain ngajak aku kerestoran mewah kaya gini sih bikin malu aja. Gimana nggak malu coba, dia pake dress sedangkan aku cuma pake shirt polos putih sama celana jins hitam dan sepatu converse putih. Nggak cocok bangetkan? sama suasana di restoran yang mewah ini, dimana dipenuhi dengan para sosialita.
Ahh.. Tapi Cuek aja deh yang penting makanannya, bukan tempatnya.

Kami pun masuk kedalam restoran dan menuju meja yang sudah dipesan Lina sebelumnya.

Ternyata di meja itu sudah ada Davi yang sedang asik memainkan handphonenya.

Yap.. Sebelumnya aku udah sering kok makan bareng dua sejoli ini semenjak tiga tahun yang lalu saat Lina memperkenalkan Davi sebagai pacarnya. Setiap mereka ada perayaan atau merencanakan sesuatu pasti mereka selalu ngajak aku untuk gabung bareng, walaupun jadi nyamuk tapi nggapapalah yang penting bisa makan gratis.

Aku baru sadar ternyata dari tadi Davi itu, jadi pusat perhatian sama semua perempuan yang ada di restoran ini. Gimana nggak jadi pusat perhatian, dia terlihat tampan dengan memakai kemeja fitbodynya, yang bisa bikin para wanita manapun langsung jatuh pada pesonanya dengan hanya melihatnya saja.
Uhhh... Aku takut kalo Lina menyadari akan hal ini, bisa-bisa dia berubah jadi Hulk dan dia bakal langsung mencolok
satu-persatu mata perempuan yang lagi asik menatap Davi dengan genit, menyeramkan.

Terus yang bikin aku bingung, Davi tuh cinta mati banget sama Lina padahal sifat mereka bertolak belakang. Apa itu yahh?... yang dinamakan cinta yang saling melengkapi satu sama lain.
Aku berharap, saat aku punya pacar nanti aku dan dia bisa saling melengkapi seperti,
Lina dan Davi. Amin...

Saat aku dan Lina sudah berada didepannya. Davi melihat kearah kami.

"Hai... Kalian sudah datang." tanyanya sambil tersenyum manis pada Lina dan tersenyum ramah padaku.

"Iyaa sayang, kamu udah lama ya nunggunya? Maaf ya tadi macet" ujar Lina duduk disamping Davi sambil memeluk lengan Davi manja. Sumpah kelakuannya bikin aku mual mendadak.

"Iya, nggapapa ko, sayang" ucap Davi sambil mengelus kepala Lina dengan lembut.

"Kalo kalian, cuma anggep gue nyamuk dan bikin gue mual doang! mening gue pergi aja dari sini." ucapku kesal karena melihat adegan sok romantis mereka.

"Yahh... Ngambek, makanya cari pacar dong, biar bisa kaya gini." ujar Lina sambil terus memperlihatkan kemesraanya.
Aku cuma memutar bola mataku malas atas ucapannya itu.

"Gue udah punya pacar kali Lin." kataku, yang bikin Lina sama Davi kaget mendadak dan memfokuskan matanya kepadaku.

"Siapa?? Kok lo ngga cerita? Pokoknya kenalin ke gue sekarang juga!!" ujar Lina sambil mengintimidasi ku.

"Sehun exo, hahahaha" tawaku pecah karena berhasil ngerjain mereka. Lagian siapa suruh bikin aku kesel.

"Huft... Syukurlah" ucap mereka bersamaan sambil menghela nafas lega. Ada apa dengan mereka?

"Gue kirain beneran"

"Emang kenapa kalo gue punya pacar beneran??" tanyaku pada Lina yang sepertinya nggak suka kalo aku punya pacar.

"Yahhh, kan lo udah diti...." jawabnya terpotong oleh deheman Davi.

"Ekmm... Ciya, meningan kamu pesen makan. Pasti kamu udah laperkan?" ujar Davi, padaku. Tapi, seperti ada yang disembunyikan sama mereka tapi apa yah? Ahh... Bodo amat lah meningan pesen makan aja.

"Iyayaya... Meningan aku pesen makan aja, dari pada berdebat sama makhluk astral ini." Davi cuma terkekeh geli atas ucapanku dan akupun mendapatkan pelotonan dari Lina karena aku mengatainya makhluk astral. Emang kenyataanya kok.

Ciya pun membolak balikan buku menu untuk memilih makan yang ingin dia makan.

Lina berbisik pada Davi
"Siap-siap aja yang dompet kamu kempes mendadak, kamu taukan kalo ciya udah pesen makanan itu banyaknya bukan main udah kaya gorila nggak dikasih makan setahun." Davi pun tertawa atas ucapan kekasihnya itu.

"Iya.. Hun, aku tau."

"Kenapa kalian ketawa?" tanya Ciya.

"Nggapapa kok, udah kamu pesen aja Ciy?"

Dan akupun memanggil pelayan restoran ini,
"Apa anda sudah siap memesan?"
Ucap si pelayan ramah.

"Iya mba, Emm.. Saya pesan spaghetti saus jamur satu, lasagna satu, panna cottanya dua, minumnya jus melon teruss... sama ice cream coklat toping permen satu." pelayan itu pun tercengang atas pesanan ku yang super-duper banyak ini.

"Ya ampun mba nggak usak syok gitu kali" jawabku sebal.

"Hahahaha......" Lina sama Davi tertawa kencang sampai semua pengunjung direstoran ini melihat kami.

"Ma....maaf mba, saya nggak bermaksud." ujar si pelayan sambil tergagap karena merasa bersalah.

"Iya nggapapa mba." jawabku memaafkan.

"Emm... Kalo saya pesen dua lagsana sama ice vanillalatenya, ya mba." ujar Lina memesan makanan untuk dia dan Davi.

"Apa ada lagi, yang ingin dipesan?" ujar si pelayan.
Kami pun menggeleng.

"Baik, ditunggu pesananya, terimakasih." pamit si pelayan dengan senyum ramahnya.

Selesai makan kami, mengobrol banyak hal dari mulai kuliahku dan Lina. Lalu rencana aku setelah lulus kuliah nanti, dan akan berkerja dimana. Terus Davi juga bercerita tentang profesinya sebagai dokter.

Sampai rencana pertunangan Lina dan Davi. Ya setelah empat tahun pacaran mereka memutuskan untuk bertunangan terlebih dahulu.
Mereka berencana menikah setelah Lina lulus kuliah dan sampai Lina merasa siap untuk itu, jadi masih belum pasti.

Aku turut senang untuk itu berarti mereka sudah menemukan cinta sejatinya.
Sedangkan aku boro-boro cinta sejati pacar aja nggapunya.
Aku tuh tipikal orang yang susah jatuh cinta. Sekalinya aku jatuh cinta, ehh... Orangnya malah pergi ke German. Ishhhh menyebalkan.

"Ciya, hari minggu lo izin ya dari kerja part time lo."

Oh iya aku belum memberi tahu ya, kalo aku kerja part time. Aku berkerja di salah satu cafe cukup terkenal dibilang jakarta. Aku berkerja di hari sabtu dan minggu saat kuliah libur.
Lumayan penghasilan yang aku dapat dari berkerja bisa bantu mama bayar uang kuliah.

"Emang ada apa lagi sih Lin, Gue ngga mau ahh izin-izin, kalo ngga penting-penting banget!"

"Ciya ini itu penting banget, pokoknya lo harus ikut! Kalo lo nggak ikut. lo bakal gue pecat jadi teman terus gue diemin lo selama seminggu dan satu lagi nggak ada makan gratis lagi!!"
Ujar Lina panjang lebar sambil mengancam aku dengan penuh tenaga.

"Tap...." belom juga selesai ngomong udah disamber aja. Si Davi juga bukanya ngasih pengertian ke si Lina malah ketawa doang.

"Engga ada tapi-tapian, pokoknya lo harus ikut. Entar gue bakal dateng pagi-pagi kerumah lo, biar lo nggak bisa kabur." yah ampun niat banget sih nih jin imprit sampe nyamperin aku pagi-pagi.

Dengan berat hati aku mengiyakan ajakan Lina ini dari pada aku nanti jadi sop daging ala sumanto.
"Iya nanti gue izin, puas!!"

"Nah gitu ke dari tadi" dasar Lina nyebelin.

"Emangnya kita mau kemana sih Lin?" tanyaku dengan penasaran. karena gara-gara acara ini aku jadi harus izin sama pak jinjai yang kumisnya kaya hutan amazon itu.

"Entar juga lo tau, pokoknya bakal bikin lo seneng karena udah ikut sama gue dan Davi, iyakan Hunn?" Davi cuma mengangguk atas ucapan Lina.

"Seterah lo lah, Cape gue ngomong sama kalian yang sok misterius." jawabku dengan malas meladeni mereka.

Siapkan dirimu ciya?????

<><><><><>

Segitu dulu ya gengs,
Jangan lupa votenya^^

Salam kecup dari writer:*
26 Maret 2016

Continue Reading

You'll Also Like

2.7M 276K 64
Gimana jadinya lulusan santri transmigrasi ke tubuh antagonis yang terobsesi pada protagonis wanita?
294K 13.5K 18
Level tertinggi dalam cinta adalah ketika kamu melihat seseorang dengan keadaan terburuknya dan tetap memutuskan untuk mencintainya. -𝓽𝓾𝓡𝓲𝓼π“ͺ𝓷�...
841K 102K 13
"Gilaa lo sekarang cantik banget Jane! Apa ga nyesel Dirga ninggalin lo?" Janeta hanya bisa tersenyum menatap Dinda. "Sekarang di sekeliling dia bany...
10.6M 675K 43
Otw terbit di Penerbit LovRinz, silahkan ditunggu. Part sudah tidak lengkap. ~Don't copy my story if you have brain~ CERITA INI HANYA FIKSI! JANGAN D...