Half A Heart [lwt & hes]

By phenomeniallhuh

4K 372 124

Apakah kau akan rela, kehilangan orang yang kau cintai? Tentu tidak. Apakah kau rela, jika orang yang kau cin... More

Prolog
Chapter 1: The Beginning
Chapter 2: Remember Me?
Chapter 3: Hello, it's me.
Chapter 4: She's So Good
Chapter 5: Reality
Chapter 6: Hopes
Chapter 7: Memories
Chapter 8: You.
Chapter 9: Sorry
Chapter 10: I Miss You
Chapter 11: Lets Start Right Now
Chapter 13: Jealously
CASTING❤
Chapter 14: The Other Side
Chapter 15: Trust Your Heart
Chapter 16: Flashback Mode On
Chapter 17: The Concert
Chapter 18: Finally
Chapter 19: Fake Love
Chapter 20: Changed
Chapter 21: Stay With Me
ATTENTION PLEASE!
Chapter 22: The Second Plan
Chapter 23: Bad Feeling
Chapter 24: Is This Just A Dream?
Chapter 25: Love You Goodbye
Chapter 26: Harry's Chance
Chapter 27: Crazy Feelings
Chapter 28: I'll Show You
Chapter 29: A.M.
Chapter 30: Greenwich!
Chapter 31: Bad Luck
Chapter 32: Damn!
Chapter 33: NO!!!
Chapter 34: End
Epilog

Chapter 12: The Rumor

78 9 2
By phenomeniallhuh

Louis's POV

Aku merindukan Bella. Kemana dia? Sedang bersama siapa? Aku merindukanmu.

"Argh!" aku memegangi kepalaku. Shizz ini sakit sekali! "Arghh, tolooong!" sialan. Tak ada yang datang.

1 menit kemudian, kepalaku normal kembali. Syukurlah. Kuputuskan untuk tidur saja.

***

"Jadi...maukah kau menjadi pacarku?" tanyaku kepada gadis cantik di depanku ini.

Gadis itu tersenyum. Pipinya memerah. "Tentu saja, Louis sayangku." jawabnya.

Aku langsung memeluknya erat dan memberinya bunga. Semenjak ia menjadi pacarku, aku mulai melupakan sahabat lamaku.

Olivia. Gadis yang cantik, cerdas, hebat, and everything! Pacarnya siapa dulu haha xx

Sudah 2 tahun aku berpacaran dengan Olivia. Aku senang memilikinya karena ia memang perempuan incaranku semenjak aku SMA. Dia juga mahir bermain piano. Jadi pas sekali jika aku duet dengannya.

Suatu saat, aku dan the boys harus menjalani tour ke Paris dan Roma. Aku tau ini sulit, tapi aku juga harus meninggalkan Olivia. Lagipula, ini memang pekerjaanku sebagai penyanyi profesional, dan aku memang harus menerima kenyataan ini.

Olivia terlihat biasa saja saat aku akan meninggalkannya untuk tour ke Paris dan Roma selama 4 hari kedepan. Aku pun juga 'agak' lega karena Olivia mau mengerti keadaanku sekarang. Syukurlah.

Kebiasaanku setelah konser adalah menelpon Olivia. Aku menelponnya karena aku rindu kepadanya. I miss her so badly.

Kucoba untuk menghubunginya berkali-kali tapi ia tak menjawabnya. Aku sempat panik karena dia tak memberi kabar. Ya Tuhan Oliv....

Saat aku pulang dari Roma, aku mengunjungi apartmennya. Aku sangat senang kala itu, karena bisa bertemu dengannya.

Betapa terkejutnya aku ketika aku memasuki apartmennya. Kulihat Olivia sedang berciuman dengan seorang laki-laki.

Ya Tuhan.

"Oliv?" tanyaku. Begitu Olivia melihatku, dia melepaskan ciumannya dan merasa panik.

"Kau...Louis? Kau sudah pulang sayang?" katanya. Aku mengepalkan tanganku.

"BERHENTI MEMANGGILKU SAYANG!" seruku. Aku tak tahan lagi Ya Tuhan.

Olivia Radreyna...ada apa denganmu?

"Beginilah caramu untuk memperlakukanku? Selingkuh dengan orang lain saat aku pergi? Kau jahat Oliv!"

Olivia memggeram, "aku melakukan ini ada sebabnya Louis!" serunya. "Apa? ALASAN APA HAH?!"

Oliv terdiam. Sialan. "Kita putus."

Apa? Putus?

"Ya sudah. Fine! PERGILAH KAU DARI HIDUPKU!" seruku sambil membanting pintu apartmen Olivia.

Yang masih menjadi tanda tanyaku adalah laki-laki itu. Siapa dia?

Seminggu kemudian setelah aku putus dari Oliv, aku depresi. Aku frustasi. Aku tak tau harus bagaimana lagi. Untuk menenangkan pikiran, aku pergi ke sebuah klub.

Aku banyak minum disana. Sampai-sampai bartender disana bilang kepadaku, "kau masih waras nak? Kau sudah minum sepuluh lebih. Tidakkah kau masih kuat?"

Aku terus melanjutkannya, sampai-sampai...BRUK!

Aku tak melihat apa-apa. Semuanya gelap di mataku.

Saat aku membuka mata, kurasakan cahaya yang sangat silau menusuk mataku. Sangat silau. Dan ini adalah rumah sakit.

"Louis?" Liam mengguncang-guncangkan tubuhku. "Syukurlah kau sudah sadar."

Aku celingak-celinguk. "Dimana Olivia? Olivia kesayanganku?" tanyaku. Liam menghela napas, "kau sudah putus dengannya seminggu yang lalu."

Aku menatap Liam, Harry, dan Niall bingung. "Kalian...siapa?"

Mereka tersentak kaget. "DOKTER! DOKTER!" seru Niall. Dokter pun datang dengan tergopoh-gopoh. "Ada apa?"

"Dia melupakan kami. Dia tidak ingat siapa kami." jelas Harry. Dokter langsung memeriksaku. Tak lama kemudian ia menjelaskan, "dia terkena amnesia, tapi hanya setengah. Dia terlalu banyak minum bir yang tingkat alkoholnya sangat tinggi." jelasnya.

Setelah itu, mereka semua membantuku untuk mengingat semua hal yang pernah kualami. Ada yang kuingat, ada juga yang tidak.

Dan aku merasa hal yang tidaj kuingat hanya satu. Tapi apa?

***

"OLIVIA!" seruku terbangun. Shit, kenapa aku selalu teringat kejadian itu lagi? Tidak. Aku harus move on dari Olivia.

"Louis?" panggil seseorang. Niall. "Kau sudah bangun rupanya."

Aku hanya mengendikkan bahu. "Kapan aku bisa pulang?"

Niall berpikir sebentar, "kata dokter besok si...,"

"YEAY AKU PULANG!" serunya. "Tapi dengan satu syarat," kata Niall.

"Kau harus makan dan minum obat dengan teratur."

"Baiklah Niall! Aaaa thank you so much!"

***

Author's POV

Harry memeluk Bella. Bella terisak karena teringat masa lalunya bersama Louis.

"Tenanglah Bel. Tenang...," kata Harry. Bella masih saja terisak. "Ak...aku rindu kepada Louis, Har." katanya. Harry mengusap rambut Bella.

"Tak apa...aku akan membantumu." katanya sambil tersenyum.

Tanpa disadari, ada seseorang yang diam-diam mengambil foto mereka berdua.

Cekrek! Harry menengok ke seberang kolam. Sialan, pikirnya.

"Hei kau! Yang sedang memegang kamera!" seru Harry menunjuk paparazzi yang berhasil memotret mereka.

"Huh?" Bella mendongak lalu menengok ke pinggir kolam. Harry melepas pelukan Bella. Lalu Harry menggeret Bella, "Bella, lari!"

"Hah? Mengapa?!" Bella kebingungan. "CEPATLAH BELLA!" Harry terus berlari sambil menggeret Bella.

***

Harry's POV

Paparazzi sialan! Aduh jika foto itu tersebar bagaimana? Sialan!

Aku memasuki mobil bersama Bella. "Itu tadi siapa?" tanya Bella. Aku mendengus, "itu paparazzi. Mereka sangat menjengkelkan."

Bella mengangguk-angguk. "Oh...kenapa menjengkelkan?" aku menggaruk-garuk kepala.

"Jelas jelas mereka menyebalkan! Kau tahu? Hasil foto yang mereka dapat itu akan tersebar di seluruh sosial media. Kau paham?"

"Oh."

Bella's POV

Tunggu, apa? Hasil foto akan tersebar di seluruh sosial media? What the hell. Jangan sampai para Directioners tau tentang ini. Apalagi tadi sewaktu aku berpelukan dengan Harry.

Sialan kau paparazzi.

Ting! Ponsel milik Harry berbunyi. "Sebentar."

Harry membuka twitter miliknya dan terdapat 50 notifikasi. 10 diantaranya merupakan berupa foto tentang Harry.

Harry membukanya. "What the fu...,"

"Ada apa?" tanyaku. Harry terengah-engah melihat foto tersebut. Lalu menunjukkannya kepadaku.

Foto yang ditunujukkan Harry adalah seorang perempuan berbaju abu-abu dipeluk oleh Harry.

Tunggu.

Berbaju abu-abu?!

Dan well sekarang aku memakai kaos berwarna abu-abu. Dan kulihat fotonya lagi, foto itu diambil di jembatan tempat dimana aku dan Harry pergi.

Dan orang itu adalah aku.

YANG BENAR SAJA.

"Ha...Harry...," aku merinding. Harry menggigit bibirnya, "yes?"

"Katakan padaku bahwa ini hanyalah sebuah ilusi." kataku. Harry mengacak-acak rambutnya. "Ilusi? Ilusi katamu? Bella, kau ada di dunia nyata! Itu nyata Bel! Semuanya nyata!"

Aku merinding. Aku takut. Aku takut akan dibenci orang. Aku takut aku punya haters.

Krriiiiinggg! Ponsel milik Harry berdering. Kulihat nama yang tertera di layar ponsel. Liam.

"Har...ini Liam." ucapku seraya menyodorkan ponsel kepada Harry. Kuharap Liam tidak berpikiran yang aneh-aneh.

"Halo?" Harry membuka pembicaraan. "Dude, apakah kau bersama Bella?" suara Liam terdengar jelas di seberang sana karena Harry memencet speaker on.

Harry menatap ke arahku, "hm iya. Memangnya kenapa?"

"Aku melihat foto-foto mu bersama Bella di twitter. Berhati-hatilah, Curl. Jaga dia. Hindari paparazzi."

Harry tercengang. Sepecepat inilah beritanya menyebar? "Ya iya. Oke, i will take care of her."

Tut. Sambungan terputus sepihak.

Kriiingg! Ponsel Harry berdering untuk kedua kalinya. Siapa lagi yang menelpon?

"Ya halo?" ucap Harry. "My curly Hazza! Kau ada dimana? Kau bersama Bella?" rupanya Niall.

"Iya iya. Santai saja, aku bersamanya. Ada apa?"

"Paparazzi! Fotomu...," ucapan Niall terputus oleh ucapan Harry.

"Iya. Aku tau. Aku sangat kesal begitu melihatnya. Argh." Harry mendengus kesal. "

"Jaga dia, Curl." Niall langsung mematikan sambungan telepon. Harry memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya.

Harry menatapku.

"Ada apa?" tanyaku. Dasar bodoh! Kau bodoh sekali Bella! Sialan. Apa yang baru saja kuucapkan?

"Tak apa. Ayo kita pergi." Harry menggenggam tanganku erat. Ia membawaku pergi.

"Kita mau kemana?" ia lanjut bertanya. Aku berpikir sebentar, "menjenguk Louis?"

Harry mendengus, "baiklah." Harry menyalakan mesin mobilnya lalu membawa kami ke rumah sakit dimana Louis dirawat.

***

Harry's POV

Sialan. Aku sedang malas untuk menjenguknya. Sebenarnya aku capek. Tapi apa boleh buat, ini semua untuk gadis yang kusayangi ini.

"Kita sudah sampai." ujarku. Aku menoleh pada Bella. Ia tertidur. "Bella? Kita sudah sampai."

Bella tetap tertidur. Ya ampun dia lucu sekali. Dia kelihatan imut ketika sedang tidur. Aku mengusap rambutnya, "sebenarnya aku menyayangimu. Tapi aku takut untuk mengungkapkannya karena aku tau kau lebih memilih Louis dibanding aku. Tapi tak apa, aku aka terus menunggumu walau menunggu itu memang tidak enak." aku tersenyum.

Bella menguap, "hoahm. Louis, ayo kita beli es krim." sialan, dia mimpi apa sih? Kenapa ada Louis nya? Ugh, sudahlah Harry.

"Harry." panggil Bella yang sedang mengucek-ucek matanya. "Iya say...um, maksudku ada apa Bel?" hampir saja keceplosan.

"Kita sudah sampai. Ayo." kataku sambil tersenyum. Bella berbenah terlebih dahulu kemudian keluar daru mobil.

"Hei! Tunggu." aku memegang tangan Bella. "Kenapa?"

Aku menyerahkan kupluk berwarna hitam ke Bella, "pakai ini." Bella langsung memakainya, begitupun aku.

Kami berdua berlari menuju ke dalam rumah sakit. "Dandellion nomor 56. Alright. Cepat Harry!"

Bella menggeret tanganku dan berlari lebih cepat. And now, kami sudah sampai.

"Buka saja pintunya." aku menunjuk pintu menggunakan dagu. Bella memegang gagang pintu. "Huft. Baiklah."

Bella pun membuka pintunya.

"Selamat siang. Hai Louis." ujar Bella menyapanya. Louis mendongak, "kau? Bella? Dimana Harry?"

Aku yang mendengar namaku disebut, langsung masuk ke dalam ruangan. Aku menatap Louis.

Louis mengambil ponselnya, "ini apa?" ia menunjukkan foto—yang diambil oleh paparazzi tadi—foto aku dengan Bella saat berada di taman.

Sialan.

"Kau berpacaran dengan Bella, Haz?" tanya Louis. "TIDAK! Aku tidak bersamanya! Aku hanya mencintai satu laki-laki." jelas Bella.

Satu laki-laki yang kau maksud adalah Louis. Aku tau itu.

"Wow wow. Ada apa ini?" tanya Liam yang tiba-tiba muncul bersama Niall dan Elsa.

"Bella? Kau kemana saja?" tanya Elsa. Bella menggigit bibirnya, "uh...dari...," belum sempat menjawab, Louis memotongnya.

"Dia pergi berkencan bersama Harry!" Louis menunjukku. "Apa?! Hei, jangan asal tuduh ya! Bella pergi bersamaku karena ia ingin curhat kepadaku tentang kau!"

Bella langsung melotot ke arahku. Sialan, aku keceplosan.

"Curhat? Tentang aku? Benarkah itu Bella?" tanya Louis ke Bella. Bella sangat panik, kemudian beranjak meninggalkan ruangan.

"BELLA!" seru Elsa kemudian mengehar Bella.

Sekarang, aku dapat menarik kesimpulan bahwa semua kesalah pahaman ini berasal dari si paparazzi itu! Lihag saja nanti! Argh.

Hai guys, im back. Sorry lama update, soalnya habis uts tugas merajalela wahaha. Yang mau kasih masukan comment juga gapapa. No judge, ok? Maklum, amatiran. And sorry for the typos. Thx👌

-all the love, N.

Continue Reading

You'll Also Like

9.7M 183K 41
[15+] Making Dirty Scandal Vanesa seorang aktris berbakat yang tengah mencapai puncak kejayaannya tiba-tiba diterpa berita tentang skandalnya yang f...
5M 920K 50
was #1 in angst [part 22-end privated] ❝masih berpikir jaemin vakum karena cedera? you are totally wrong.❞▫not an au Started on August 19th 2017 #4 1...
654K 47.3K 43
[Brothership] [Not bl] Tentang Rafa, hidup bersama kedua orang tuanya yang memiliki hidup pas-pasan. Rafa tidak mengeluh akan hidupnya. Bahkan ia de...
289K 25.9K 52
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.