Cinta dan Benci (GxG) [END]

By RioPrade

231K 9.1K 274

Riandirga Agata Pradefana! Dia siapa? Dia adalah seorang perempuan yang berpenampilan dan mempunyai... More

PROLOG
Riandirga
Deg !
Awal Cerita
Hai Kak Dirga ganteng ...
Ah Lupakan
Bruk !
Shit!
Kamu mau gak jadi pacarku?
Bertemu
Masalah datang (lagi)
Api Unggun
I Hate You
First Kiss
Mishelena
Yogyakarta
Alun Alun Kidul
Dia (lagi)
I Miss You
Zheya Banestria
70 % Bahagia
30 % Lagi Kebahagiaan
Terakhir Kalinya (18+)
Bertemu
Tidak, Dirga. Maaf
Move On
Rindu
Akhirnya (END)

Putusin aja!

7.2K 308 14
By RioPrade

"Dirgaaaaa, i miss you gue jarang banget ketemu sama elu, terakhir itu pas kita ke pantai bareng Lyli, Marsa" teriak Diazz dari pintu gerbang sekolah

"Iya ini, gue lagi sibuk osis dan sibuk belajar buat persiapan naik ke kelas dua belas bro" jawab Dirga yang sedang membawa buku

"Gue mau cerita nih, duduk dulu sini Ga"

"Cerita apa? Pasti lo bakal cerita yang di pantai? Ada informasi apa?"

"Lu masih penasaran kagak sama pandangan kita waktu liat di lampu merah? Gila banget ye, gue gak nyangka lho"

"Iya gue juga gak nyangka juga kalo Zunet bisa begitu, karena setau gue si Zunet itu anaknya polos lugu dan culun"

"Iyeee gue aja kaga percaya dia bakal nyium pipi dan belai-belai badan cewek itu anjir najis banget, Dan gue penasaran siapa cewek itu, apa itu Niken? Emm emang elu selama seminggu ini kaga pernah ketemu Marsa?"

"Mungkin, gue juga curiga kalo itu Niken. Enggak pernah, gue sama Marsa gak pernah ketemu. Kalo lo Azz?"

"Gue mah sering ketemu Marsa setiap gue main kerumahnya si Lyli, dia makin cantik dan wajah cantiknya itu sering ketutup sama muka galau-nya. Sian banget dah tu bocah"

"Galau? Kenapa?"

"Katanya sih jarang di kabarin sama Zunet, dan anehnya lagi si Zunet pindah sekolah. Lo gaktau? Banyak buanget yang bahas di grub BEST"

"Ha? Pindah? Ada apa ya?"

"Gue gaktau, gue bukan kuasa hukumnya si Zunet"

"Hahahaha bisa aja lo Azz, yaudah yok masuk kelas"

Mereka berdua yang sedang asik mengobrol memutuskan untuk pergi menuju kelas. Diazz yang melengos ke kelas lain, sedangkan Dirga tetap menuju kelasnya. Hingga di tengah jalan ia bertemu seseorang.

"Hai kak" sapa orang itu di hadapan Dirga

"Hai juga Marsa, apa kabar?" jawab Dirga

"Baik kok kak, kakak gimana? Jarang ketemu nih, kak Dirga makin tinggi aja udah kaya tiang bendera" tanya Marsa yang sambil membawa buku

"Enak aja, dari dulu memang segini"

"Oh iya kak, ujian kenaikan kelas itu kapan sih? Aku belum tau jadwalnya"

"Lihat aja di papan pengumuman, udah di tempel kok. Dan sebentar lagi bakal ada lembaran kertas undangan untuk konfirmasi tanggal ujian yang tepat kalau emang belum jelas bisa lihat di papan pengumuman"

"Oh" jawab Marsa yang bibirnya membentuk huruf O

"Yaudah, aku mau ke kelas dulu. Permisi"

"Ee..ee iy..a tapi tunggu kak"

"Ada apa?" badan Dirga pun berputar dan menghadap ke Marsa lagi

"Mau tanya sesuatu boleh? Tapi jangan di sini. Ikut aku yuk kak" tangan Marsa menarik tangan Dirga

Sontak Dirga kaget karena tangannya di pegang dan di tarik oleh Marsa, dan membuat Dirga senyum-senyum sendiri.

"Ih kakak kenapa?" tanya Marsa heran

"Gue mau di bawa ke mana?"

"Taman"

Marsa pun membawa Dirga ke sebuah taman di belakang sekolah mereka. Dan Marsa menyuruh Dirga untuk duduk di sampingnya dan menjawab pertanyaan dari Marsa.

"Kak aku mau nanya nih, kakak tau tentang Zunet gak?"

"Gue?"

"....." Marsa mengangguk

"Gue ga begitu tau, cuma setahu gue Zunet pernah punya mantan namannya Niken, dia udah lumayan lama sama si Niken. Tapi gue beneran gatau, karena mereka jadian udah dari kelas tiga SMP terus blong gue gatau selanjutnya kaya gimana"

"Terus?"

"Terus? Em.. dan hal yang gue tau lagi si Niken itu adalah pacar pertamanya Zunet"

"Kak Dirga tau wajahnya Niken?"

"Gaktau sih, cuma sekilas dulu waktu main bareng si Niken kulitnya sawo matang, tinggi dan mancung setau gue gitu, karena udah lama banget sekitar dua tahun yang lalu" jawab Dirga dengan cepat

"Masa sih kak? Karena setiap Zunet ketemu aku, dia salah panggil namaku terus. Dan nama yang dia panggil tembem. Padahal dia gak pernah manggil aku gitu kak"

"Oh, ya kalau itu si gue gak begitu tau jelasnya lagi. Ada lagi?"

"Emm ga..gak ada kok kak, makasih kak"

"Ya sama-sama, gue duluan ya ke kelas"

Marsa masih penasaran dengan perempuan yang bernama Niken, dan dia menyelidiki Dirga hasilnya adalah nol alias gagal, karena memang Dirga tidak pernah ikut campur urusan orang lain, dan Dirga hanya menguping yang ia dengar saja.

Dirga tipe orang tidak suka menggosip dan menggunjing, karena baginya seperti itu tidak ada manfaatnya.

"Yah padahal aku masih mau tanya sesuatu hal penting" batin Marsa

Marsa yang biasanya ceria di sekolah, sekarang ia lebih banyak diam karena dia bingung dengan sifatnya Zunet yang memang bisa membuatnya jatuh sakit dan terbang bahagia.

.....................

MARSA POV

Aku rindu dengannya. Aku rindu sama Zunet. Kemana dia? Jarang memberiku kabar. Apa salahku?

"Hei honeykuh, ada apa denganmu? Lo baik-baik saja?"

"Iya aku baik-baik aja, cuma rindu sama seseorang"

"Siapa Marsa? Pasti Dirga? Ciyeee" jawab Lyli ngawur

"Idih soktau kan, aku rindu Zunet. Bukan Dirga, plis deh jangan comblangin aku sama kak Dirga terus. Aku gak suka sama kak Dirga, Lyli" jawabku tegas

"Jangan begitu, sapa tau besok atau lain hari lo bisa jadian sama dia"

"Gak! Aku gakmau! Buat kamu aja Lyli"

Lyli sangat membuatku tak nyaman mendengar perjodohan antara aku dengan kak Dirga, itu sangat aneh dan menjijikan. Masih mending kalau Dirga cowok, ha ini cewek. Hadeh

"Udahlah gak usah bahas yang gak penting, sekarang kamu bantuin aku aja cari Zunet. Aku cuma pengen ketemu dia sebentar aja"

"Cari? Lo mau cari kemana? Hah? Bego" tanya Lyli sambil menoyor kepalaku

"Gaktau" jawabku menggeleng

"Ahelah, udahlah lupain aja Zunet masih banyak cowok yang ngantri tuh. Ada Dio, ada Esa, ada Jordi tinggal pilih noh"

"Aku gak semudah itu ngelupain Zunet, apa kamu bilang? Gakmau. Aku gak tertarik sama mereka"

"Yasudahh terserah lo" jawab Lyli santai

Dan mungkin aku harus mencari informasi sendiri, aku harus berusaha. Aku cuma butuh kabar aja. Apa susahnya sih?

Dan saat aku menidurkan kepalaku di mejaku.

Hpku berdering ...

Aku angkat tanpa melihat siapa nama penelpon itu.

"Halo" sapaku

"Halo sayangku, apa kabar? Aku merindukanmu. Kau sedang apa? Aku sangat menyayangimu. Aku sedang ada di luar kota untuk bekerja. Semoga kau bahagia ya sayang"

"Ini Zunet? Halo? Kabar aku baik, kamu kemana aja? Kenapa pindah? Aku kangen. Kenapa gak ngabarin aku? Kenapa gak pernah main ke rumahku lagi? Kenapa?"

"Maafkan aku, bukan bermaksud membuatmu cemas. Aku hanya ingin kau mengerti keadaanku. Aku sibuk sekali mengurus segala hal. Suatu saat nanti aku akan menemuimu"

"Benarkah?"

"Ya, benar"

"Baiklah"

"Yasudah aku mau lanjutkan pekerjaanku lagi. Aku mencintaimu"

Aku bahagia, seseorang yang ku nanti kabarnya akhirnya menelponku juga. Aku bahagia walaupun dari pesan suara.

Tapi kenapa aku teringat perkataan Diazz saat bicara dengan Dirga saat di pantai dulu.

Apa yang sebenarnya terjadi?

"Tadi aku ngelihat Zunet sama ..."

Sama siapa? Apa maksud ucapan kak Diazz itu? Ucapan itu terpotong saat kak Dirga menginjak kaki kak Diazz. Ah lupakan. Aku harus berpikiran postitif kalau Zunet sibuk dengan pekerjaannya.

Aku mendingan tanya aja sama kak Diazz. Tapi kak Diazz ada di mana ya?

Aku mencoba mencari kak Diazz, tapi dikelasnya gak ada. Kemana dia?

"Kak tau kak Diazz?" tanyaku kepada kakak kelas

"Di kantin kayaknya"

"Yaudah makasih ya kak"

Aku menghampiri kak Diazz di kantin. Aku tengok sana-sini tidak ada kak Diazz di kantin.

"Baa!"

"Astaga kakak ngagetin aja, aku cariin kemana aja sih?"

"Hahaha habis pesen makanan ini, ada apa nyariin gue? Kangeen ye lu sama gue?"

"Enggak kak, cuma mau nanya tentang Zunet aja. Pasti kakak tau sepenuhnya tentang dia"

"Okay, lu mau nanya apa, Sa?"

"Kak Diazz kenal Niken? Kakak udah kenal berapa lama? Zunet masih suka cerita tentang Niken waktu sama aku gak kak?

"Kenal banget gue sama Niken, dia temen SMP gue. Tapi si Niken itu udah gak sekolah. Dia kerja, terakhir ketemu sih waktu reunian kemarin. Kalau Zunet suka diem. Kagak suka ngomong dia"

"Masa sih kak? Terus Niken itu nama panjangnya siapa?"

"Search aja namanya di facebook Syifania Niken Brinasari, profilnya dia lagi gendong kucing"

"Ohh, coba aku liat aja ya kak bentar"

Aku ambil handphoneku, dan aku mencari nama tersebut di kolom search pada facebook. Pas aku lihat, ternyata mantannya Zunet cantik juga.

"Kok gak ada sih kak? Gak bisa lihat fotonya nih kak"

"Masa sih? Mungkin di privasi. Lu kan gak berteman sama Niken?"

"Iya sih kak"

Tunggu!

Statusnya terbaru...

"Yeeay aku kembali kepelukanmu Zee"

Siapa itu Zee? Apakah itu pacarnya Niken? Kalau iya syukurlah.

"Ada apa? Kok khawatir gitu muka lu?"

"Pacar Niken namanya Zee, untung bukan Zunet. Aku udah berpikiran negatif tentang Zunet. Em kak, apa maksud pas kakak bilang di pantai dulu?"

"Em..mm g.a..ak ad..a apa-apa kok. Lu salah denger kali ah, makanya bersihin dulu tuh kotoran telingamu hahaha"

"Dih beneran kak, aku serius nanya"

"Gue duarius Marsa hahaha" sambil ketawa si kak Diazz

Yahh, ternyata kak Diazz juga gak begitu tau tentang Zunet. Ini juga salahku sih, kenapa aku gak terbuka dan minta password media socialnya Zunet. Hmmm.

"Woy Marsa, Diazz" panggil dari seseorang dan aku berpikir pasti itu kak Dirga

Dan ternyata benar, dia kak Dirga.

"Iya kak?"

"Apa nyet" balas sapa dari kak Diazz

"Marsa, gue mau ngomong sama lo"

"Ngomong aja kali kak"

Ada apa ini kok kak Dirga serius banget.

"Lo mending lupain Zunet"

"Apa sih maksud kakak? Kok gitu ngomongnya"

"Mending lo putusin Zunet, dan lupain dia. Plis percaya sama gue"

"Ada apa sih kak? Gak jelas banget" jawabku bentak

"Lu kenapa sih Dirga pea' kok tiba-tiba gini?" kak Diazz ikut berkomentar

"Gue harap lo percaya sama gue, ini demi lo juga. Daripada lo nyesel"

"Kak ada apa sih? Jangan gini deh. Aku mohon ya jangan ikut campur urusanku sama Zunet"

"Terserah lo aja, yang penting gue udah ngasih tau. Dan ada lagi yang mau gue lihatin ke lo"

"Apa lagi?" jawabku jengkel

"Nih, lihat ini"

Kak Dirga memberikan handphonenya yang ada di genggamannya. Dan dia menunjukan sebuah fotonya Zunet dengan seorang perempuan yang memang cantik.

Tapi muka foto itu sangat blur, gak begitu jelas. Tapi siapa perempuan itu? Dapet darimana kak Dirga? Mungkin ini hanya akal-akalan dia saja. Ah masa bodoh! Zunet gak akan kaya gitu. Dia sangat mencintaiku.

"Lo lihat sendiri kan sekarang? Mending lo putusin aja. Daripada lo sakit hati terus gak dikasih kabar. Putusin aja si Zunet, dia emang gak sayang sama lo"

PLAK!!

Aku tampar kak Dirga dengan keras. Ucapan bodohnya yang membuat tanganku ingin menamparnya.

"Aku mohon ya kak, jangan pernah jelekin Zunet di depanku. Jangan pernah ikut campur hubunganku sama Zunet!

Asal kakak tau aja ya, Zunet sekarang emang gak sekolah. Dia kerja di luar kota! Mungkin foto cewek itu adalah partner kerjanya! Tadi dia ngabarin aku dan jelasin semuanya. Jadi jangan soktau ya kak!"

Aku gaktau harus gimana lagi, kak Dirga itu soktau banget. Dia asal bicara tanpa mikir. Aku benci banget sama kak Dirga! Jadi tanganku reflek menampar pipinya hingga sontak membuatnya terkejut.

AUTHOR POV

Dirga yang niatnya memberi tahu dan memberi saran kepada Marsa ternyata malah salah. Bukannya membantu Marsa tetapi malah membuat Marsa semakin benci dengan Dirga.

Marsa pun meninggalkan Dirga dan Diazz.

"Bitch! salah gue apa?" ucap Dirga yang sambil memegangi pipinya yang merah

"Lu juga ngapa Dirga, tiba-tiba ngomong gitu? Yaiyalah Marsa kesel habisnya elu maksa buat putusin Zunet"

"Niat gue baik"

"Kaga gitu juga keleus, emang itu cewek sapa sih? Gue penasaran"

"Lo masih inget muka Niken? Ini Niken! Gue serius. Gue ambil dari ask.fm nya Niken"

"Serius Ga?"

"Yaa! Gue serius, gue sengaja ngeanon si Niken. Dan tenyata si Zunet balikan sama si Niken"

"Bisa jadi sih, apa kita lanjut kalo kita udah kelar ujian hari ini? kita sedilikin aja noh Zunet"

"Selidikin oon! Oke, bakal gue buktiin kalau emang gue bener" jawab Dirga dengan percaya diri

"Yaaaudin yuk kita ke kelas aja, lupakan aja yang tadi. Gak sakit kan? hahaha sini gue eluss" pipi Dirga di elus oleh Diazz dan membuat mereka berdua tertawa.

...

...

...

...

...

...

...

...

Beberapa hari kemudian ...

Gak terasa udah menjelang ujian, Marsa gak pernah gabung dengan Dirga, Diazz, Tina dan Lyli.

Marsa lebih memilih sendiri daripada harus bersama Dirga. Karena Marsa masih merasa jengkel dan tidak menyukai ucapan Dirga yang membuatnya marah dan kesal kemarin.

Ujian ini, adik kelas sebangku dengan kakak kelas yang memang sudah di persiapkan dan di atur para panitia atau pengawas ujian di sekolah.

Marsa bingung dia harus mencari ruang tiga. Marsa pun tetap mencari kesana-kemari dan akhirnya dia menemukan ruangan kelas tiga.

"Ini dia ruang tiga, dimana ya tempat dudukku? Nanti sajalah aku nyarinya. Aku cari Lyli dulu dia dimana"

"Haiii Marsaaaaaaa, lo kemana aja sih? Gak pernah gabung sama kita?" sontak Marsa terkejut melihat Lyli mengejutkannya dari belakang

"Aku lagi ada masalah sama Dirga, Li"

"Masalah apaaa? Dia nanyain lo terus loh"

"Biarin"

"Dih, jutek banget yaudahlah serah lo"

Marsa dan Lyli duduk di pinggiran kelas yang memang sudah di sediakan kursi di setiap luar kelas.

"Udah belajar?"

"Udah dong Li, kamu udah belum?"

"Udah, gue penasaran gue sebangku sama siapa"

Kring... Kringg... Kringg...

"Ayo masuk, Li"

"Ayok"

Marsa dan Lyli pun masuk ke kelas. Dan mereka mencari dimana bangku mereka.

"Yipiiii kita deketan, Sa. Ntar kasih tau gue yaaap hahaha" ucap Lyli santai

Dan saat mereka berdua sudah mempersiapkan alat-alat yang di gunakan untuk ujian seperti pensil bolpoin dan penghapus. Saat mereka berdua duduk tiba-tiba beberapa kakak kelas masuk dan menempati bangku sesuai urutan yang sudah di tentukan.

"Hei Marsa, kok lo sendirian?? Dimana sebelahmu??" tanya Lyli heran

"Gaktau" jawab Marsa sambil mengangkat bahunya

"Ada kok sebelahmu, kalo gak salah Rian" jawab dari seorang kakak kelas di belakang bangkunya Marsa

"Ada kok Li, yeee" ejek Marsa ke Lyli

"Gue kira bangku kosong hahaha"

"Udah ssstt"

Saat pengawas masuk dan membacakan sebuah tata tertib yang harus di perhatikan dan di dengarkan tiba-tiba ...

"Maaf pak terlambat, tadi ban motor saya bocor"

Marsa terkejut! ia sedang melamun, tapi saat mendengar suara itu ia terkejut dan heran.

"Loh kok dia disini? katanya Rian?" batin Marsa

"Yasudah silahkan masuk Riandirga, anda belum terlambat" jawab Pengawas ujian itu dengan baik dan sopan

"Terimakasih pak"

Marsa pun melongo dan melamun ternyata yang duduk sebangku dengan dirinya adalah Dirga. Sosok orang yang ia benci beberapa hari yang lalu.

"Hai Marsa, lo masih marah sama gue?" tanya Dirga dengan penyesalan

Marsa hanya diam saja, dia tak menoleh bahkan tak menjawab pertanyaan Dirga itu.

"Yaudah" jawab Dirga santai

...

Seluruh siswa segera mengisi nama dan kelas masing masing di lembar jawaban ujian yang sudah di beri oleh guru pengawas.

Mereka mengerjakan ujian tersebut dengan serius. Saat proses mengerjakan bolpoin Marsa jatuh di bawah sepatunya Dirga.

Marsa bingung harus bagaimana dan dia gelisah. Sedangkan Dirga tau gerak gerik Marsa yang sedang gelisah karena bolpoinnya berada di bawah sepatunya Dirga. Dirga hanya terkekeh melihat Marsa seperti itu.

"Aduh, pake jatuh segala" batin Marsa

"Ambilin dong" tambahnya

"Gimana yaa?" tambahnya lagi

"Ah ambil aja, ntar kalo gak di ambil di kira penakut"

Marsa memberanikan mengambil bolpoinnya dengan cara menelonyong di bawah meja seperti tikus haha, ia berusaha mengambil namun apa yang terjadi?

Marsa menyenggol dan menyentuh kaki Dirga sehingga membuat Dirga kaget dan membuat tulisan tangannya tercoret.

"Lo ngapain di bawah situ?" tanya Dirga penasaran

Marsa tak menjawab sama sekali. Marsa lanjut mengerjakan ujiannya dengan teliti dan cermat.

"Pak saya sudah selesai" ucap Dirga dengan santai

"Kok cepet banget sih ngerjainnya?" tanya Tina

"Ya dong, kan udah belajar dari liburan" Dirga menjawab dengan selow

"Ya, silahkan di kumpulkan"

Dirga berdiri membawa alat tulisnya,dan ia tak sengaja menjatuhkan penghapusnya Marsa karena tersenggol papan ujiannya Dirga.

"Eh sorry" Dirga meminta maaf

Dirga mengambil penghapus tersebut, dan ternyata Marsa juga ikut mengambil penghapusnya sehingga membuat mereka berdua terpentok dan terbentur kepala mereka berdua. Tetapi tangannya saling memegang.

"Aduh sakit" rintih Marsa yang langsung memegangi kepalanya

"Ciyeee pada main tikus-tikusan yaaa di bawah hahaha" ejek Tina dan membuat seluruh siswa menjadi ikutan mengejek

"Ciyee" .....

"Ciyee" .....

"Ciyee" .....

"Apasih? Biasa aja" bantah Marsa dengan pipi merah

....

Ujian untuk hari ini selesai ...

Seluruh siswa berhamburan untuk pulang. Ada yang pulang, ada yang nongkrong, ada yang membahas ujian tadi, dan lain-lain.

"Marsa tunggu!" tahan Dirga sambil menarik tangan Marsa

"Ada apa lagi kak?"

DIRGA POV

"Tolong maafin gue, gue bilang kaya gitu biar lo sadar aja"

"Aku udah maafin kakak kok, tenang aja"

"Thank you"

Gue langsung meninggalkan Marsa, walaupun hanya meminta maaf biasa saja, karena kalau gue ngelain kesalahan ke orang lain kalo belum minta maaf rasanya kaya ada yang ngeganjal di hati.

Walaupun gue kecewa sama Marsa, tapi gue gamau liat dia diginiin sama cowok-cowok penghianat. Ntah kenapa akhir-akhir ini gue peduli banget sama dia.

Apa karena gue ada rasa? Tapi ini gak mungkin banget. Gue gak akan bisa dapetin hati dia.

"Gue harus cari Diazz"

Kemana sih Diazz? Manusia tuyul?

"Heh! Ayo jadi kaga??"

"Astagaaa, lo ngagetin gue aja. Jadilah ayo Azz kita cari Zunet"

"Yok"

Gue dan Diazz menyelidiki rumah Zunet yang lumayan deket sama rumahnya Diazz. Gue dan Diazz menuju kerumah Zunet.

"Lo yakin ini rumahnya?"

"Iya ini rumahnya" jawab Diazz dengan anggukan

Gue dan Diazz mengetok pintu tersebut, dan ternyata yang keluar nyokapnya Zunet. Sumpah ya, gue sama Diazz udah kaya detektif acara tv katakan putus hahaha

"Iya cari siapa ya?"

"Zunet nya ada tante?"

"Oh kalian cari Zunet? Masuk dulu sini nak. Biar saya panggilkan dulu"

Terdengar suara nyokapnya memanggil nama Zunet, dan ternyata Zunet ada di rumah!

Dia gak ke luar kota gengs! Ternyata Marsa udah di bohongin sama ini anak.

"Wei ada duo kembar, darimana nih?" tanya santai Zunet

Ini anak gak punya perasaan banget kali ya, kaya gak punya dosa aja.

"Em dari pulang sekolah tadi, lo kemana aja net? Gak pernah kelihatan? Lo pindah?" tanyaku penasaran

"Sebenernya aku tidak pindah, tapi keluar dari sekolah. Karena memang aku cari uang, dan kerja untuk keluargaku"

"Lah? Kenapa kerja? Nanggung banget bro. Emang lo lagi ada masalah keluarga?" tanyaku lagi

"Aku gak ada masalah, aku keluar karena memang mau bekerja saja"

"HAH??" sontak gue dan Diazz kaget dan melotot

"Serius bang?" tanya Diazz kepo

"Iya serius"

"Serius lo kerja? Untuk apa lo kerja?"

"Cari uang buat keluarga dong"

"Terus kenapa lo gak pernah ngabarin Marsa?" tanyaku bentak

"Aku bingung Dirga! Karena memang aku sedang ada masalah besar" jawab Zunet dengan menunduk dan menangis

"Kenapa lo ngelakuin hal kaya gini? Apa masalah lo?"

"Bokap di penjara kasus korupsi"

"Apa? Kok bisa sih bang? tanya Diazz kepo

"Gue mau nanya nih sama lo"

"Terus? Lo pernah bohong sama Marsa?"

"Sering" jawab Zunet dengan mata berkaca-kaca

"Nah? Terus kenapa lo menjauh dari Marsa gitu aja? Kenapa lo gak ngejelasin?" tanyaku perlahan

"Iya, kasihan tau Marsa. Jangan di permainkan, gue juga cewek dengernya aja sakit bang" bantah Diazz juga merasa kecewa pada Zunet

"Menjauh karena malu, aku takut"

Gila!

Zunet memang orang biasa, dia sederhana. Namun orangtuanya akhir-akhir ini sedang krisis ekonomi, pekerjaannya bangkrut dan papa nya di penjara karena korupsi. Sungguh menyakitkan sekali kisah hidupnya.

"Terus? Apa yang lo lakuin setelah Marsa tau segalanya?" tanyaku dengan mengerutkan alisku

"Aku tak tahu, biar dia mengetahui sendiri"

"Jangan ih, kasihan bang" larang Diazz

"Biarin, aku juga pelan-pelan melupakan dia dan masih ada rahasia yang memang kalian akan mengetahuinya" jawabnya enteng

"Apa itu?"

"Tunggu saja" jawabnya singkat

"Lah? yaudah kita mau pamit pulang. Udah mau sore ini. Sukses ya jalani hidup lo" jawabku pamitan pulang

Gue dan Diazz memutuskan untuk pulang, dan kita pulang kerumah masing-masing. Saat di tengah jalan gue kasih pesan ke Diazz.

"Lo jangan pernah bilang siapa-siapa"

"Siap bos"

"Yaudah gue pulang dulu"

Gue masih belum percaya, pasti ada hal yang lain selain itu. Masa dia keluar sekolah cuma karena dia cuma mau bekerja. Harus diselidikin lagi.

Gue memutuskan untuk pulang. Sampai di rumah, ternyata ada nyokap yang udah nungguin kehadiranku.

"Hai, Ma" cium kening Mama

"Darimana sih sayang? Itu di cari sama Om Toni"

"Eh ada Om Toni, Apa kabar?" tanyaku girang sambil memeluk

"Wah wah wah, Dirga udah besar ya sekarang. Dulu waktu kecil anak mama. Sekarang udah ganteng aja haha, dari kecil muka nya gak berubah sama sekali" memelukku kembali

"Ah bisa aja, Dirga di kasih oleh-oleh apa ini?" tanyaku sambil tersenyum

"Om bawa buah tangan banyak untukmu"

"Serius?"

"Ya"

"Ini ada tiga hadiah untukmu"

"Waaaahhhhh keren! Ada sepatu, tas, dan hoodie. Thank you so much Om Toni"

"Your welcome"

"Satu lagi, om kesini bawa ponakan om. Katanya disini bakal menetap selamanya"

Siapa ya? Aku penasaran sekali!

"Ini dia Fani, Fani ini Dirga. Dirga ini Fani. Keponakan om ini akan segera bertunangan dan akan di laksanakan di rumah calon tunangannya"

"Oh" jawabku singkat

"Hai nama gue Dirga"

"Hai namaku Fani, aku kaya pernah liat kamu deh"

"Mungkin lo salah liat kali haha"

Siapa ini? Sok kenal banget. Ketemu aja baru ini setau gue. Hm. Tapi ada kemiripan sama mantannya Zunet si Niken. Tapi beda sedikit sih.

"Oh, kapan pertunanganmu di laksanakan?"

"Besok itu, besok adalah pertunanganku dengan Zee"

"Siapa Zee? tanyaku lagi

"Tunanganku"

"Oh" jawabku singkat

"Permisi Ma, Om. Dirga mau ke kamar dulu"

Gue memutuskan untuk beristirahat!

...

Tok tok tok

"Dirga sayang"

"Dirga"

Siapa sih? Mama?

"Buka aja Ma, gak dikunci kok"

"Eh anak Mama, ganti baju dulu gih baru istirahat. Kalau sudah malam mending gak usah mandi. Minta pijat aja sama bibi aja sana"

"Iya nanti aja Ma"

"Sayang, besok kan ada pesta pertunangan saudara kamu jadi harap kamu datang ya"

"Males Ma"

"Ayolah jangan begitu, sekali saja. Boleh ajak Diazz"

"Serius?"

"Iya, tapi ada syaratnya"

"Apa lagi Ma syaratnya?"

"Harus berpasangan, jadi kamu bawa pasangan kamu ya sayang"

"Cowok atau cewek Ma?"

"Hak kamu, hak itu pilihanmu sayang"

"Baiklahh"

"Tapi ingat sayang, gunakan waktumu hari ini dan besok dengan baik. Karena selain jadi tamu kamu juga di amanahi untuk menjadi fotografer"

"Kan besok Dirga ujian?"

"Kamu ujian kan pulang lebih awal kan sayang?"

"Oh iya ya Ma hehehe"

"Yasudah Mama mau persiapan makan malam dulu. Kamu nyusul ya nak"

"Iyaaaa"

Haduh, siapa coba yang mau jadi pasangan aku? Banyak, tapi gue lagi gak deket sama seseorang. Telpon Diazz aja deh ...

"Halo"

"Yoi ada apa Dirga?"

"Lo besok ikut acara tunangan saudara gue ya, disuruh nyokap. Bawa pasangan wajib!"

"Hah?? Lu punya saudara?"

"Iyalah"

"Okay, tapi gue kagak ada pasangan hahaha"

"Lo ajak Lyli, gue ajak Marsa gimana? Setuju?"

"SEJUTU!!! eh SETUJU!!"

"OKE! BYE"

MARSA POV

Sebenarnya Zunet kemana ya? Aku gaktau harus gimana. Ya ampun. Seenggaknya dia nyemangatin aku besok ujian. Kaya dulu. Sedih banget.

Tunggu?

Kaya denger suara hp?

Hpku berdering, pasti dari Zunet. Aku langsung angkat aja deh..

"Halooo Zunet"

"Halo maaf ini Dirga"

Yahh salah lagi, ternyata dari Dirga. Ngapain dia telpon aku?

"Eh maaf kak, ada apa ya? Kok bisa tau nomerku darimana?"

"Aku punya data adik kelas di laptop, gue mau ajakin lo besok ke party saudara gue. Lo jadi pasangan gue, mau gak? Cuma nawarin aja."

"Hah? Kapan? Acara apa?"

"Acara tunangan saudara gue. Gimana? Lyli juga ikut. Dia berpasangan sama Diazz. Gue harap lo mau. Gue tunggu jawaban lo hari ini juga. Thank you"

"Loh loh kak, kok dimatiin sih?"

Haloooo seorang Riandirga ngajakin aku party? Haduh, padahal besok ujian. Belum persiapan buat besok juga. Gimana nih? Mau nanya malah di matiin dasar manusia batu.

Mau gak ya?

Mau gak ya?

Mau gak ya?

Emmm mau ajadeh, daripada bosen di rumah. Siapa tau bisa bikin pikiranku jadi fresh lagi. Aku menulis pesan ke nomer tadi.

"Iya kak, aku mau. Jam berapa? Dimana?"

Lumayan cepet sih dia balesnya hahaha kirain manusia batu balesnya lama.

"Besok jam tujuh malem gue jemput di depan rumah lo"

Dih singkat bener balesnya hahaha

Mendingan aku belajar aja besok kan masih ujian.

Ting..

Ada line dari Lyli ternyata ..

Marsa Kumala cantik, besok lo ikutan ya ke partynya saudaranya Dirga. Tadi gue diajak sama Diazz nih :)

Aku balas , karena jika tidak di balas dia bakal ngamuk.

Iya aku ikutan kok. Ciye diajak kak Diazz :p

Udah malam aku mau tidur aja deh.

......................................................................

Hoam ...

Selamat Pagi Dunia! Jalani rutinitas kembali. Semoga tidak ada masalah hari ini. Dan semoga hari ini menyenangkan.

"Marsa..."

"Iya Ma"

"Udah bangun belum? Buruan turun ke sini sarapan dulu"

"Iya Ma, Marsa mau mandi dulu"

"Yaudah cepetan ya nak"

******

"Hai Ma"

"Hai, udah sarapan dulu tuh cantik"

"Iya Ma"

"Zunet kok gak pernah keliatan?"

"Em, Ma. Marsa nanti ada party diajakin sama temen"

Aku sengaja mengarahkan ke arah yang lain agar Mama tidak membahas Zunet dulu. Aku capek.

"Oh ya?"

"Iya, Ma hehehe"

"Siapa teman kamu?" Mama kepooo maximal

"Namanya Dirga"

"Cowok?"

"Cowok jadi-jadian, Ma"

"Maksudnya?"

"Tomboy dia"

"Oh kirain apa gitu"

"Yaudah Ma, Marsa mau berangkat dulu"

"Iya nak, hati-hati ya"

Aku bergegas naik gojek menuju sekolah, karena males diantar supir hahaha

Aku masih memikirkan apa baju yang harus pakai nanti malam?

Akhirnya sampai juga di sekolah. Untung gak telat. Ujian hari kedua. Semangat!! Semoga bisa dan tidak ada halangan.

Aku masuk kelas ternyata disana sudah ada kak Dirga.

"Em kak"

"Ya?"

"Nanti malam dresscode nya apa kak?"

"Hitam Putih"

"Emang tunangannya siapa sih kak?"

"Saudara"

"Namanya?"

Kringgg

Bel berbunyi menandakan bahwa sekolah sudah masuk dan beberapa menit lagi ujian akan segera di mulai.

U

J

I

A

N

Ujian sudah berjalan selama dua jam dan sebentar lagi ujian selesai. Dirga yang sudah selesai kemudian menumpuk dan meninggalkan ruangan kelas tersebut.

Disusul lagi denganku, aku menyelesaikan ujiannya sengaja di percepat hanya untuk mengejar kak Dirga.

"Kak tunggu"

"Iya ada apa?"

"Mau anterin ke mall gak?"

"Ngapain?"

"Beli dress buat nanti malam"

"Boleh, pulang sekolah ini?"

"Iya kak, mau ya?"

"Yaudah ayo sekalian aku bawa mobil kok"

"Oke kak"

Aku dan kak Dirga menuju parkiran. Sedangkan kak Dirga sibuk ganti baju. Dasar ribet!

"Ngapain lo ngeliatin?"

"E..hm.. ma..a..f kak gak sengaja"

Aku dan kak Dirga berjalan menuju mall yang akan di tuju. Kalau kaya gini jadi keinget sama Zunet, dia selalu fokus sama nyupirnya. Ya walaupun pake mobilku. Tapi kalau di lihat-lihat lucu juga ini mobil, kecil terawat harum bersih lagi. Lucu banget jadi gemes sama ini mobil.

"Kenapa senyum-senyum?"

"Ih kakak liatin aku ya"

"Enggak"

Dih, kalau gak ngeliatin ngapain sewot? hahaha aneh batu nyebelin! Pas aku lihat jalan kok tiba-tiba tanganku ada yang nyentuh ya?

Dan aku lihat ternyata kak Dirga salah pegang hahaha

"Kak koplingnya disini bukan di tanganku"

"Maaf"

Aduh itu pipi jadi tomat haha merah gitu... Dasar manusia B-A-T-U

"Ini udah sampai"

"Yaudah yuk turun kak"

Setelah memarkirkan mobil kita langsung menuju toko, tapi kenapa setiap aku masuk di toko feminim atau toko cewek ngepink kak Dirga gak pernah mau masuk. Dia lebih suka nunggu di luar atau masuk ke PS atau ke toko mainan. Ini serius? Dia bukan cewek? hahaha

Beda banget sama Zunet, dia mah apa-apa tetep masuk haha karena emang takut sama satpam memalukan.

Aku sudah menemukan dress yang sangat elegan sexy dan cantik mungkin bakal terlihat anggun dan elegan. Sudah selesai pembayaran tapi kemana perginya kak Dirga?

Aku cari kesana-kesini tapi tetap tidak ketemu. Pas aku lihat di satu pandangan ternyata dia beli baju. Entah apa yang dia cari mungkin hak dia dan aku gak perlu tau dong.

Tapi tunggu, dia beli banyak banget. Serius! Dia kalau borong segitu? Ngeri.

"Dari mana kak?"

"Beli baju, celana, sama sepatu"

"Buat siapa kok banyak banget? ada yang cewek juga kok sama sih?"

"Ini buat gue sama kedua adikku"

"Oh, adikmu cewek semua?"

"Ya kembar"

"Wah, pasti seru. Karna aku suka adik perempuan apalagi kembar pasti rame"

"Ya begitulah" jawabnya dengan singkat

Jujur ya, baru kali ini aku liat kakak beliin baju buat adiknya dan itu beneran komplit dan adil. Gila! Baik banget sama adiknya, jarang aku liat ada kakak yang punya niat baik buat adik-adiknya.

"Pulang?" tanyanya dengan mengerutkan alis

"Iya kak, aku udah capek banget"

"Yaudah ayo"

"Ayo"

Dengan reflek tanganku menggenggam tangan kak Dirga, ini beneran reflek. Tapi nyaman banget, udah kaya genggam tangan Zunet aja. Tapi ini lebih erat. hahaha

Mungkin efek keringat dinginnya kali ya? Habisnya dia keringetan pas aku gandeng tangannya.

Sampai di tempat parkir kita pun menuju pulang kerumahku.

Kak Dirga mengantarku sampai depan rumah. Bahkan dia sampai ikut turun nganter masuk rumah haha unik sekali ini manusia!

"Udah kak, sampai sini aja gakpapa kok"

"Yaudah aku pulang"

"Hati-hati kak"

"Oke, ingat jam tujuh aku jemput"

"Oke kak"

............................

AUTHOR POV

PUKUL 06.00 SORE

Dirga mempersiapkan segalanya yang akan ia bawa dalam pesta tersebut. Dirga sudah siap dan segera menjemput Marsa Kumala di rumahnya.

"Ma, Dirga jemput temen Dirga dulu ntar nyusul"

"Iya hati-hati sayang, nanti Mama berangkat sama Papamu"

"Oke"

Dirga meluncur menjemput Marsa, ya jarak rumahnya tidak begitu jauh.

Ting tong

Ting tong

Ting tong

Dirga menekan bel rumah Marsa selama tiga kali dan yang keluar nyokapnya Marsa. Dirga kaget karena mukanya nyokapnya Marsa mirip sekali dengan Marsa.

"Selamat Malam tante, Marsanya ada?"

"Ada, dia lagi siap-siap. Masuk dulu sini ganteng"

"What? gue di panggil ganteng?" batin Dirga

Dirga di panggil ganteng karena memang ia menggunakan jas hitam dan dasi seperti bos kantoran dan sepatu hitam yang sangat kinclong.

"Marsaaaa temanmu sudah datang"

"Iya Ma bentar lagi"

Dirga duduk menunggu Marsa sambil meliha lihat isi rumah Marsa. Dirga sabar sekali menunggu Marsa dandan.

"Hai"

Dirga langsung menatap kearah suara itu dan ...

"Anjir cantik banget, sexy lagi aduh enak" batin Dirga sambil menelan ludah

"Haloo kak, jadi gak?" ajak Marsa ke Dirga

"Ja..di"

"Yauda ayo, Mama Marsa berangkat dulu ya"

"Iya nak, hati-hati ya"

Dirga yang hanya melamun dan membayangkan hal kotor membuat mobil menjadi hening. Gimana gak ngebayangin hal kotor habisnya Marsa sexy dan belahan dadanya kelihatan begitu. Dirga hanya menelan ludah berulang kali hahaha

"Kak kok bawa kamera sih?"

"Kak"

Dirga masih diam saja tak mendengar suara Marsa yang mengajaknya mengobrol.

"KAK!" teriak Marsa

"Ha.. apa apa? ada apa?"

"Kakak ngapain kok diem aja?"

"Gakpapa kok" pipinya Dirga merah

"Dih, kalo gakpapa kenapa pipinya merah?"

"Serius gue gakpapa kok"

"Ini tempatnya kak? dimana Lyli sama kak Diazz?"

"Mereka udah sampai, itu dia"

Dirga memarkirkan mobil dan menghampiri Diazz dan Lyli.

"Wah Dirga gagah banget, ganteng hahaha" ucap Lyli

"Marsa, elu cantik banget loh" balas puji Diazz kepada Marsa

"Biasa aja kok kak hehe"

"Udah ayo masuk"

"Yok" jawab serempak

* * * * *

Mereka berempat memasuki gedung tersebut, ternyata sudah banyak orang yang hadir!

"Ada apa Marsa?" tanya Dirga dengan serius

"Dimana saudaramu? Saudaramu siapa namanya?"

"Fani, namanya Fani. Ada apa?"

"Ya mana yang tunangan kak? Kan aku penasaran. Mewah banget"

"Ya aku belum liat, karena aku bertemu dengan saudaraku baru kali ini"

"Yaudah kak, aku sama Lyli ke kamar mandi dulu ya"

"Okey!"

Marsa dan Lyli menuju ke kamar mandi, sedangkan Diazz duduk menikmati hidangan yang di sediakan. Dan Dirga sibuk mengambil gambar dengan kameranya.

KITA PANGGIL FANI DAN ZEE!

"Mana orangnya? Mana saudaranya Dirga Li? Aku penasaran banget"

"Sabar keleus ntar juga nongol"

Oke langsung saja kita mulai acaranya.

"Tunggu!!!!"

Saat Dirga mengambil gambar ia terkejut dan berteriak dengan kencang dan apa yang sebenarnya terjadi?

Siapa itu Fani dan siapa itu Zee??

"STOP IT! ZUNET?!" teriakan keras lagi dari suara Marsa

Marsa terkejut dan menangis, sebenarnya apa yang terjadi? Marsa merintih menangis dan hanya melihat Zunet yang sedang mengenggem tangan seorang perempuan yaitu saudaranya Dirga.

Marsa pun berlari kencang keluar dari gedung dan dia menangis berteriak sekencang-kencangnya. Sedangkan Dirga Diazz dan Lyli mengejar Marsa yang berlari keluar.

"APA MAKSUDNYA SEMUA INI" teriak Marsa sambil menangis

"GAK MUNGKIN! INI CUMA MIMPI" teriakannya lagi

"APA? ACARA APA INI?? ZUNET? DIA BUKAN ZUNET AKU YAKIN DIA BUKAN ZUNET"

Airmatanya yang keluar terus dan makeupnya luntur karna air matanya rambutnya yang berantakan dari wajahnya yang cerah anggun berubah menjadi buruk dan lemas.

"Marsa, jangan menangis. Sungguh gue gaktau kalau bakal terjadi kaya gini" Dirga langsung berlari dan memeluk Marsa

"PERGI KAMU KAK!!! JANGAN DEKETIN AKU!! JANGAN PELUK AKU!! KAKAK PEMBOHONG! KAKAK BOHONGIN AKU! AKU BENCI SAMA KAMU DIRGA!! I HATE U!!" Marsa melepaskan pelukannya Dirga

"Gue beneran gak tau kalau jadi kaya gini, gue pun gaktau kalau calon tunangannya itu Zunet! Gue beneran gaktau Marsa!" perjelas lagi Dirga

"FUCK YOU DIRGA!! AKU GAKMAU DENGERIN UCAPAN BUSUKMU HAHAHA" Marsa yang menangis sambil membentak Dirga sehingga para tamu undangan ikut melihat adegan tersebut

"MAKSUD KAKAK AJAK MARSA KESINI BIAR BISA SAKIT HATI KAN? HA? BIAR MARSA BISA BENCI SAMA ZUNET KAN? HAHA"

Marsa masih menangis, dan Lyli pun menenangkan Marsa dengan kata kata yang lembut.

"Marsa, udah stop. lo berhenti nangis. Lo gak malu di liatin banyak orang? Ini sudah terbukti kalau ucapan Dirga kemarin bener, tapi lo kagak percaya. Apa nyatanya? Kalau emang Zunet cinta sama lo. Zunet bakal datengin lo dan ngejar lo. Dirga, Diazz, aku beneran gak tau kalau endingnya bakal kaya gini. Aku harap lo ngerti, lo jangan salahin Dirga. Dirga beneran gaktau kalau cewek itu adalah Niken. Karena emang dalam perekenalan awal dia bilang namanya Fani. Pliss honeyku, tenang. Jangan pake emosi. Selesain masalah lo"

"Aku sakit hati Li, coba kalau kamu di posisiku kaya gini? Apa yang kamu lakuin? Malu? Kesal? Sakit? Kecewa? Aku ngerasain itu semua Li. Kalau emang Zunet sayang dan cinta sama aku, aku yakin dia pasti kejar dan nyusul aku"

"Ya, benar. Aku nyusul kamu dan menandakan bahwa aku mencintai dan menyayangimu. Karena takdir berkata lain aku minta maaf kalau aku menyakitimu. Karena memang ini adalah takdir cinta kita. Yang harus berhenti sampai di sini. Aku tak bisa hidup tanpamu Marsa, tetapi aku lebih tidak bisa hidup lagi tanpa kedua orangtuaku."

Zunet datang menemui Marsa yang sedang di peluk oleh Lyli. Dan Zunet pun memeluk Marsa dengan sangat tulus.

"Kamu jahat Zunet! Kamu jahat!!" pukulan Marsa berkali-kali saat Zunet memeluknya

"Maafkan aku" ucap Zunet sambil mencium kening Marsa

"KAMU JAHAT!!! KAMU TEGA!! KAMU KEJAM ZUNET!! AKU BENCI SAMA KAMU!!" Marsa masih memeluk erat sambil memukuli dada Zunet

"Marsa, aku gakbisa lagi melanjutkan hubungan kita. Kenangan tidak akan aku lupakan. Semoga dirimu bahagia Marsa" Zunet melepaskan pelukannya Marsa dan meninggalkannya

"Lo tega Zunet!!!! BAJINGAN LO!!" Dirga yang sudah tak tahan emosi ingin menonjok muka Zunet saat berada di depannya.

"Maafin aku teman-teman"

"MAAF DARIMANA HAH!!" Dirga masih tetap berusaha untuk menonjok muka Zunet namun dicegah oleh Diazz

"UDAH DIRGA!! APA-APAAN SIH LU KAYA ANAK KECIL!!" bentak Diazz yang melerai Dirga untuk menonjok Zunet

Marsa yang masih menangis tersendu-sendu tak berhenti air matanya keluar, sedangkan Lyli menenangkan Marsa dengan tenang.

Dan Marsa berdiri menghampiri Dirga yang sedang emosi.

"AKU BENCI SAMA KAMU DIRGA"

PLAK!!

Suara tamparan yang kedua kalinya dirasakan oleh Dirga, Padahal Dirga sama sekali tak mengetahui semuanya bakal terjadi. Dan calon tunangan saudara Dirga sendiri pun tidak tau kalau Zee adalah Zunet.

"Marsa gue bisa jelasin semuanya" kejar Dirga ke Marsa

"JANGAN BERGERAK! KALAU BERGERAK AKU GAK AKAN PERNAH MAAFIN KAMU" bentak Marsa

Marsa langsung masuk ke dalam taxi bersama Lyli untuk pulang. Dan menenangkan diri di rumahnya bersama Lyli.

Marsa mengira bahwa Dirga lah yang mengatur segalanya agar Zunet putus dengan Marsa. Padahal Dirga sama sekali tidak mengerti kalau akan terjadi seperti ini.

Marsa mengira kalau semua adalah akal-akalannya Dirga...

Tunggu di part selanjutnyaaa!

Ini adalah part terpanjang. Mungkin spesial karena sudah beberapa minggu Author tidak update ceritanya hehe jadi bonus panjang. Maaf ya terlambat karena Author lagi sibuk UPRAK!!

Tetep vote and comment eaaa!

Maaf berantakan, yang penting absurd dan abstrak!

Di part selanjutnya apakah Marsa bakal memaafkan Dirga? atau malah tidak dimaafkan! Tunggu ya. Next part pengaruh dari vote and comment kalian!

Jangan cuma mampir dan gak ninggalin jejak, klik tanda bintang ye! THANKYOU READERS YANG UDAH MAU MAMPIR KE CERITA GAJELAS INI HAHAHA!!

Continue Reading

You'll Also Like

257K 11.9K 34
cerita tentang cinta sesama jenis , romantis vulgar , bagi kalian yang merasa belum cukup umur maka jangan membaca
222K 16.7K 73
Menceritakan siswi baru bernama Dina Aurellia yang berhasil mencairkan hati gadis cantik nan dingin bernama Clara. Clara Azkadina perempuan bertubuh...
308K 15.6K 65
Ini cerita tentang pertemuan dua manusia yang berbeda usia. Namun, mereka sangat serasi. Apakah serasi saja sudah cukup? Helena, gadis remaja berusia...
125K 7.4K 30
Jovanka Eirin Wibisana Zoya Alexia Jervis Bagaimana ceritanya dua kutub bersatu??