That SCENT (Jungkook BTS FANF...

By bbuing10

55.2K 4.5K 158

Badan mungil Cherisha membuat dirinya hanya tinggi sebatas dada Jungkook. Membuat dia tercium aroma rambut ga... More

that first scent
that second scent
that third scent
that fifth scent
that sixth scent
that seventh scent
that eighth scent
that ninth scent
that tenth scent
bukan update
that eleventh scent
that twelveth scent
that thirteenth scent
that fourteenth scent
that fifteenth scent (END)

that fourth scent

3.3K 321 11
By bbuing10

Setelah kejadian kemarin...

Cherisha tidak berani menatap Jungkook langsung. Setiap dia berpapasan di kantin ataupun Jungkook yang sengaja ingin bertemu, dia selalu menghindar. Sudah seharian Jungkook tidak melihat Cherisha secara tatap muka di sekolah walaupun dia sering melihat Azura maupun Suga, teman sekelasnya. Jungkook berniat untuk berusaha bertemu dengan Cherisha besok.

Hari kedua untuk berjuang pun dimulai...

Cherisha berjalan cepat ke kelasnya. Hari ini dia tidak bisa bareng Azura karena temannya sedang demam. Dia menghela napas frustasi karena tamengnya sedang tidak hadir.

'Bagaimana ini..? bagaimana jika Jungkook itu datang lagi? aaaah!! aku tidak siap bertemu dengannya!' pipi merah meronanya sudah muncul saja pagi-pagi.

Cherisha merasa bahunya ditepuk dari arah belakang, dia pun menoleh. Cherisha terkejut bukan main. Ravi.

"K-k-k-kamu ngapain disini?!" dia merutuk dirinya sendiri yang datang lebih awal ke sekolah.

'Ya Tuhan...!! Cobaan lagi...!'batinnya menangis. Dia sedang berada dikantin. Dia memang biasanya masuk sekolah lewat gerbang belakang yang dekat kantin. Jarak kantin dan pos satpam sekolah pun tidak dekat. Membuat kekhawatirannya menjadi-jadi.

"Cherisha, aku mohon. Jangan kabur seperti kemarin lagi. Yang ku mau cuma ingin sama kamu. Itu aja." Ravi memegang kedua tangan Cherisha erat. Cherisha meronta agar dilepaskan.

"Lepasin!"

"LIAT AKU, RISHA!!" Ravi membentak. Membuat Cherisha terdiam. Dia tau ini bukan pertanda baik. Jika Ravi sudah memanggilnya 'Risha'. Membuatnya teringat kejadian dulu. Kejadian yang membuat dia hampir mati rasa. Badan Cherisha bergetar hebat.

Dia menahan airmata yang hampir jatuh dari matanya. Dia masih berusaha melepaskan tangannya dari Ravi. Semakin dia berusaha melepaskan , semakin kuat Ravi menggenggam.

Cherisha semakin nekat untuk menatap mata Ravi. Mata itu menggelap. Seperti dulu. Ini bukan Ravi yang dikenalnya. Dia tidak ingin lemah. Dia menendang kaki Ravi sekuatnya dan menggigit tangan yang mencengkeram tangannya kuat. Sampai Ravi mengaduh kesakitan dan melepaskan cengkeramannya. Cherisha pun berlari secepat mungkin.

Hingga dia melihat seseorang yang membuatnya terasa tertolong.

.

.

.

Jungkook yang jalannya mengarah ke kelas dan sengaja datang lebih awal untuk melaksanakan rencananya, mendengar suara seperti bentakan.

'Risha?' Jungkook berpikir. Tapi tak dia hiraukan. Dia tetap berjalan hingga sampai tertubruk seseorang.

"ah!"

Jungkook terkesiap. Dia merasa tubuhnya seperti direngkuh kuat.

Jungkook mengarahkan matanya kebawah.

Jungkook terkejut kembali. Cherisha memeluknya. Matanya melebar sempurna. Degupan jantung tak bisa dihentikan. Dia mencoba untuk membalas pelukan tersebut pelan-pelan. Gugup.

Namun, dia sadar ada yang janggal. Kemeja putih seragamnya terasa basah dibagian dadanya. Terdengar pula suara isakan dari Cherisha. Cherisha menangis?

Hatinya dilanda kekhawatiran. Jungkook mengusap-ngusap rambut Cherisha pelan. Hingga lama. Hingga Cherisha merasa tenang.

"Cherisha..."

Dia merasa Cherisha sudah tenang karena punggungnya sudah tak bergetar. Namun, dia tak mendapat respon dari panggilannya. Lalu, Jungkook berusaha melihat wajahnya. Dia mengendurkan pelukannya sedikit lalu mengangkat dagu Cherisha sehingga terangkat wajahnya. Cherisa.....tertidur?..sambil berdiri..?

Namun, ada yang membuat Jungkook terkesima. Pipi merah, mata sembab khas orang nangis, hidung bangir, bibirnya yang merah alami. Ditambah lagi dengan kondisi habis menangis membuat wajahnya terlihat lebih menarik. Degupan jantung Jungkook menambah keras.

'Gue baru kali ini ngeliat sedekat ini..dia cantik.' Jungkook yang tak sadar sudah memajukan wajahnya ke Cherisha, langsung terhenti karena suara anak ibu-ibu kantin yang sudah bedatangan.

Dia harus membawa Cherisha ke suatu tempat. Dia pun menggendong Cherisha pelan-pelan agar tak terbangun.

.

.

.

"Aku bukan dia!! Aku bukan kakakku!!"

Dinner dipantai yang seharusnya menjadi romantis malah menjadi tegang. Angin mengibarkan dress putih dan rambut hitam Cherisha.

"Kamu pasti Marisha, aku tau itu!!"

"Tidak! Aku CHERISHA! BUKAN MARISHA!" Cherisha berteriak frustasi. Ravi hendak memakaikannya cincin pertunangan. Cherisha tidak mau sampai sejauh ini.

"Aku bukan Marisha...Marisha sudah tiada...dia meninggalkan kita..Bukan aku kekasihmu tapi Marisha. Tapi Marisha sudah pergi , kamu harus merelakannya, Rav." Cherisha frustasi.

Dia sudah lelah dengan semuanya. Dia lelah dengan segala drama ini. Dia lelah berakting seperti saudara kembarnya, Marisha. Dia harus berakting seolah-olah dia kekasih Ravi. Orangtua Ravi meminta Cherisha untuk berpura-pura menjadi Marisha agar anaknya bisa keluar kamar dan tidak menggoreskan pisau ketangannya sendiri lagi. Cherisha iba melihat orangtua Ravi yang sampai berlutut. Om Keenan dan Tante Renata kala itu menangis. Karena anaknya yang tiada dan segala kekacauan ini. Awalnya orangtua Cherisha tidak setuju, tetapi Cherisha menerima dengan alasan, "Mungkin ini akan berhasil untuk Ravi. Aku akan mencoba membujuknya."

Ravi hanya menggeleng-gelengkan dan mengetuk-ngetuk kepalanya berharap dia melupakan kejadian kematian Marisha tepat didepan matanya yang tiba-tiba teringat.

"kamu....adalah..Risha yang aku kenal...kamu adalah Risha yang sejak kecil kita bertemu..............kamu adalah Risha yang mencintaiku......KAMU ADALAH RISHA YANG AKU CINTAI SEJAK DULU, SEKARANG, DAN MASA DEPAN!" Teriakan Ravi didepan Cherisha menggelegar.

Ini sudah kelewat batas. Ravi menganggap Cherisha adalah Marisha. Suasana pada pantai yang dihias secantik mungkin untuk dinner mereka menjadi suasana menyeramkan ketika Ravi melempar-lemparkan barang dimeja makan ke segala arah. Namun tidak ada beling-beling berjatuhan karena pasir pantai yang gembur. Cherisha tetap merasa ketakutan.

"MARISHA SUDAH MENINGGAL, RAVI. SADARLAH!" Cherisha berteriak sekencang mungkin agar Ravi tersadar.

Namun, yang terjadi tidak sesuai harapan.

Angin pantai yang mengibar-ngibarkan rambut Cherisa serta airmata yang menggenang dipelupuk mata, membuat pandangannya mengabur tidak jelas. Cherisha tidak menyadari ada sebuah kayu yang dilemparkan ke kepalanya tepat dari arah depannya.

Sejak kejadian itu Ravi dibawa ke Rumah Sakit Jiwa daerah Jakarta. Ibu Ravi tidak terima anaknya masuk RSJ. Namun, dia juga menyadari anaknya sudah keterlaluan hingga memukuli Cherisha sampai pingsan. Dia tidak bisa berbuat apa-apa. sebenarnya ini juga bukan pertama kalinya. Cherisha pernah mendapat tamparan keras jika tidak mendapat respon yang diinginkan Ravi.

Dan juga saat keluarga Ravi sendiri berusaha menghilangkan boneka lilin Marisha dari kamarnya agar Ravi tak teringat Marisha kembali, Ravi mengancam membunuh keluarganya jika tidak ada yang mengembalikan 'Marisha'nya .

Ravi menetap di RSJ berbulan-bulan. Sejak saat itu Cherisha tidak pernah lagi berani melihat Ravi. Tubuhnya bergetar ketakutan setiap menghadapi Ravi.

.

.

.
Cherisha menangis dalam tidurnya.
Jungkook yang sedaritadi hanya melihatnya dari kursi samping ranjang UKS, terkejut. Dia mengelap airmata Cherisha yang turun dari matanya.

Jungkook bingung.
'Ada masalah apa dengannya? Apakah begitu berat?'

*bel sekolah berbunyi*

Jungkook hendak berdiri untuk pergi ke kelasnya. Namun, tidak tega melihat Cherisha yang tertidur sambil menangis. UKS pun belum ada penjaganya yang datang. Akhirnya dia memutuskan untuk duduk kembali.

Tak berapa lama kemudian Cherisha perlahan membuka kelopak matanya. Dia melihat sekeliling yang terasa familiar. Dia berusaha untuk duduk walau kepalanya terasa pusing.

Lalu dia melihat kesampingnya yang terdapat Jungkook menatapnya khawatir.

"Udah baikan..?"
Cherisha berpikir sejenak.

"Kamu...yang bawa aku kesini?"
Jungkook mengangguk.

Cherisha teringat kejadian dia berlari dan memeluk Jungkook sembarangan.
Cherisha mengutuk dirinya yang bodoh.

"Aaahh!!!!" Cherisha teriak tanpa sadar.

"Iiiiiihh!!!" Dia menutup mukanya dengan selimut. Kejadian bodohnya terulang lagi.

"Cher...kenapa? Ada yang sakit?" Jungkook melihatnya bingung. Lalu, berusaha mendekat ke Cherisha.

Cherisha langsung menahan Jungkook dengan tangannya.

"Jangan mendekat! Aku malu sama kamu!"

"Malu kenapa?" Jungkook tidak mengerti

"Itu...yg...kmrn....dan tadi...uhh sangat memalukan!" Cherisha meremas selimut yang menutup mukanya.

Jungkook tersenyum. Dia malah mendambakannya lagi.

Batin Jungkook tertawa.

"Tidak apa-apa. Gue tau itu accident. You are so cute, Cherry."

Jungkook tersadar omongannya. Matanya melebar.

'Barusan gue ngmg apa..?' Mukanya terasa panas.

Cherisha yang mendengar pujian serta nama panggilnnya itu jadi ikut merona.

Dia pelan-pelan membuka selimut yang menutup mukanya.

"Aku...sangat tertolong dengan kehadiranmu tadi..maka dari itu aku langsung..memel..uk...mu.." Cherisha memalingkan mukanya.

Jungkook teringat dengan yang dia dengar tadi.

"Apa ada sesuatu yang terjadi? Gue denger kayak ada suara org teriak sblm lo pel...eh dateng ke gue" Jungkook berdeham.

Cherisha merona sesaat.

"Tidak ada...bukan masalah penting.."
Cherisha menutupi masalahnya. Cukup orang dekatnya saja yang tau aib keluarga seperti ini.

Tiba-Tiba guru penjaga UKS pun datang.

"Jangan pacaran di ruangan saya."

Cherisha dan Jungkook sama-sama menoleh ke arah pintu.

Jungkook hanya nyengir tidak bersalah.

"Tadi dia lagi sakit makanya saya anter kesini."

Cherisha turun dari ranjangnya.
"Iya bu. Tadi saya agak pusing juga. Lagian kami tida..."

"Kami keluar ya bu."
Jungkook memotong ucapannya dan menarik tangan Cherisha cepat dari UKS.

Cherisha bingung.

Mereka berjalan melewati lapangan yang sedang melaksanakan lomba makan kerupuk.
Hari ini hari ketiga untuk perayaan ulang tahun SMA Yunsei.

Jungkook mengajaknya untuk ke lantai 3 sekolah. Lantai 3 merupakan tempat siswa kelas 10. Lantai paling atas SMA Yunsei. Sepanjang perjalanan Cherisha merona. Bagaimana tidak? Jungkook menariknya sejak keluar dari UKS tadi.

Akhirnya sampai pada lantai 3. Lantai tersebut terasa sepi karena mereka sedang menyaksikan pertandingan dilapangan. Jungkook menumpukan badannya pada balkon. Dengan tangan yang masih menggenggam tangan Cherisha.

"Jungkook.....tanganmu.."
Jungkook yang menyadari tangan mereka masih bertautan, melepaskannya perlahan. Tidak rela.

"Ma...Maaf. Tadi aku eh gue...."
Jungkook memalingkan mukanya. 'Kenapa jadi grogi gini sih?'.

"Tadi gue cuma ga suka..."

"Ga suka apa?" Cherisha mengernyit.

Jungkook menggeleng.

"Liat tuh si cina kurus lahap bener makan kerupuknya hahaha" Jungkook mengalihkan.

Cherisha melihat kebawah dan langsung melihat Suga yang memakan kerupuk dengan cepat sambil terbatuk-batuk.

"Hahahahahaha kakek suga!" Cherisha tersenyum lebar.

Cherisha yang tersenyum. Bibir merahnya melengkung indah. Rambut yang berkibar sedikit membuat aromanya menyeruak ke indera penciuman Jungkook.

"Jungkookie!! Liat itu kakek suga ternyata di diskualifikasi gara-gara kerupuknya banyak yang dimuntahin hahahahah" Cherisha menyentuh tangan Jungkook yang berpegangan pada balkon.

Panggilan namanya.
Dan lagi sentuhan tangan Cherisha.

Semuanya.
Membuat dirinya tidak sadar diri.

Jungkook menggenggam tangan Cherisha yang menyentuhnya dan menariknya mendekat.

"Aku mau kamu, Cherry."
.
.
.

Ravi yang sedari tadi hanya duduk didalam mobilnya memikirkan rencananya. Dia sudah tidak niat masuk ke sekolahnya lagi. Dia seharusnya sudah memasuki perguruan tinggi semester pertama namun masalahnya menghambat setahun.

Dan menurutnya yang penting hanyalah memikirkan bagaimana memusnahkan penghambatnya. Penghambat untuk mendapatkan 'dia' kembali.
Tadi pagi saat Cherisha kabur darinya. Dia sempat mengejarnya dan melihat Cherisha berpelukan dengan seorang pria.

Dia tidak suka dengan itu.

Wanita itu miliknya.

Dia tersenyum miring.

Semua yang memang miliknya harus diperjuangkan dan tidak boleh ada yang menganggu.

Dan jika ada...maka dia harus musnah,bukan?

Dia tidak suka jika yang terjadi tidak sesuai harapannya.

.
.
.

Yippieeeee The 4th Scent has been updated!! \(0.0)/





Continue Reading

You'll Also Like

6.6M 180K 55
⭐️ ᴛʜᴇ ᴍᴏꜱᴛ ʀᴇᴀᴅ ꜱᴛᴀʀ ᴡᴀʀꜱ ꜰᴀɴꜰɪᴄᴛɪᴏɴ ᴏɴ ᴡᴀᴛᴛᴘᴀᴅ ⭐️ ʜɪɢʜᴇꜱᴛ ʀᴀɴᴋɪɴɢꜱ ꜱᴏ ꜰᴀʀ: #1 ɪɴ ꜱᴛᴀʀ ᴡᴀʀꜱ (2017) #1 ɪɴ ᴋʏʟᴏ (2021) #1 IN KYLOREN (2015-2022) #13...
1.9M 80.3K 23
(COMPLETED | UNDER EDITING) Fresh out of college, Veronica Odair is hired as a forensic scientist at the infamous B.E.A.R. Laboratories. She is put t...
55.3M 1.8M 66
Henley agrees to pretend to date millionaire Bennett Calloway for a fee, falling in love as she wonders - how is he involved in her brother's false c...
4.1M 199K 101
✅ "We always long for the forbidden things." 𝐝𝐲𝐬𝐭𝐨𝐩𝐢𝐚𝐧 𝐧𝐨𝐯𝐞𝐥 ↯ ⚔︎ ʙᴏᴏᴋ ᴏɴᴇ ᴀɴᴅ ᴛᴡᴏ ᴄᴏᴍʙɪɴᴇᴅ ⚔︎ ...