Is it right ???

By xcrazzmofos

388 18 3

Haha ini sangat konyol tapi aku mencintaimu More

Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9

Part 4

33 2 0
By xcrazzmofos

Pagi yang cerah membuatku semangat untuk memulai hari pertama perkuliahan di kampus baru. Aku tidur lebih cepat seperti biasa dan lelap. Aku pun langsung memasuki kamar mandi setelah itu berpakaian yang sudah kupersiapkan semalam, blush berwarna biru dan jeans sambil bercermin memastikan apakah cocok atau tidak ternyata perfect. Aku mengambil tas jinjing dilemari, meraih alat tulis, notes, ponsel dan earphone lalu aku masukkan ke dalam tas jinjing. Aku bercermin kembali untuk memberi sedikit powder, maskara dan mengoleskan lipbalm merah jambu pada bibirku. Kemudian meraih laptop dan kunci rumah lalu segera bergegas menuruni tangga. Kali ini aku coba untuk naik kendaraan umum bus untuk waktu yang masih bersisa banyak. Dan sebenarnya aku lebih suka naik kendaraan umum seperti bus. Selain tarif perjalanan terjangkau dan beruntung rumahku dekat dengan halte bus. Aku pun berjalan menuju halte bus. Udara yang masih bagus untuk dihirup membuat karbondioksida di dalam paru-paru terganti oleh oksigen yang menyehatkan. Duduk untuk menunggu bus tiba. Hari ini keberuntungan ditanganku tidak lebih dari 10 menit bus datang. Aku pun masuk kedalam bus tersebut dan menempelkan kartu untuk membayarnya. Di dalam bus hanya ada beberapa orang saja, tidak terlalu penuh jadi masih ada beberapa kursi kosong lalu aku duduk pojok dekat jendela.

Akhirnya aku sampai di kampus dan bergegas masuk ke dalam. Aku mengeluarkan ponsel untuk masuk ke akun mahasiswa dan melihat jadwal serta kelas. Satu per satu aku mencari kelas. Akhirnya aku menemukannya. Pun aku langsung memasuki kelas tersebut sambil menyapu pandangan sekeliling kelas. Aku melihat kursi kedua barisan depan sepertinya aku mengenal orang ini."Aku mengenali potongan rambutnya, Miley bukan sih?" Batinku.
"Miley?" Sapaku. Miley pun mengangkat ke arah ku dengan mencari suara yang memanggil namanya."oh hi, Jensen!" Senyumnya mengembang setelah melihatku dan melambaikan tangan kepada ku."Hari ini apakah kita memiliki jadwal yang sama ?" Tanyaku sambil tersenyum ragu-ragu. "Aku rasa iya, sini duduk di sampingku" "Okay". What a lucky! Aku ternyata tidak merasa canggung saat hari pertama kuliah yang begitu asing. Bagiku, Miley orang pertama yang berkenalan denganku sejak kemarin. Dia baik hati sudah mau mengantar keliling-keliling kampus ini. Ketika asik berbincang dengan Miley, dosen pun datang. "Hello Students!" sapa Dosen wanita bugar dengan kacamata bentuk kucing. "Hello mam!" Sahut seluruh murid.
"Well, kita kedatangan murid baru,boleh maju kedepan untuk memperkenalkan diri". DEG! Aku selalu nervous jika harus memperkenalkan diriku di depan banyak orang. Sebenarnya aku benci jika harus berpindah ke tempat lain dan adaptasi. "Mana dia?" "Aku mam" Aku mengacungkan tangan. "Well then silahkan maju, umm sebelumnya sudah ada yang mengenalnya?" "Mee mam" Miley mengacungkan tangannya" "Ternyata kamu Miley, cepat sekali mengenal orang baru yaa" "Begitulah mam". Akhirnya aku memperkenal diri di depan kelas. Dan mataku terpaku pada cowok berambut blonde. Dia nampak tidak asing. Apakah dia yang kulihat kemarin? Atau mungkin salah aku tidak melihat jelas saat kemarin Aku berbicara dalam hati. Dia seperti memerhatikanku tajam tapi aku mengalihkan pandangan ke arah lain."Okay. Sekarang kita semua tahu namamu Jensen dan perkenalkan aku adalah Miss Anna". Pelajaran pun dimulai. Tidak terlalu sulit pelajaran hari ini hanya menganalisis suatu novel. "Cukup untuk hari ini,sampai jumpa minggu depan". Murid-murid pun langsung merapikan alat tulis mereka dan satu per satu mengosongi ruangan kelas. Tapi aku dan Miley masih di dalam kelas berusaha membujuk agar cepat untuk makan. "Jensen ayo kita ke kantin perutku lapar, udahh baca novelnya nanti aja" Miley menguncang lenganku sambil merengek."Tunggu sebentar lagi". Wow rekomendasi novel Miss Anna benar-benar membuatku ingin menghambiskan hari ini tapi Miley mengganggu."Gak bisaaaaaaaaaaaa" "Ayolah Jensen" "Jens" "JENSEN STEINFIELD!". Yaa tuhan anak ini."Astaga! Yaudah ayo". "Yeayy c'mon".

Sesampainya di kantin Miley melirik-lirik menu di depannya. Kemudian memesan makanan kali ini dia memesan fetuccini and meatball. Aku sempat ingin memesan menu yang sama dengannya tapi NO! Belakangan ini aku makan junk food terus. Jadinya aku hanya memesan salad dengan potongan ayam fillet segar. Setelah itu kami duduk."Aku mengira anak design" ucap Miley sambil memasukan fetuccini ke dalam mulutnya."Anak design? Kenapa kamu berpikir begitu?" jawabku sambil mengerutkan dahi. "Menurutku saja. Dari gaya berpakaian mu sangat modis dan seperti kamu tahu model apa yang sedang hits" jawab Miley dengan jawaban subjektif. Aku pun tertawa mendengar jawaban Miley. "Perkiraan yang salah, aku suka sekali berbau literatur dan aku suka membaca banyak novel modern atau classic lagipula aku tidak minat kesana, sastra adalah jurusan impian ku". Di tengah perbincangan dengan Miley tiba-tiba seseorang melewati meja ku dan Miley. Aku pun sontak untuk melihat siapa yang barusan melewati meja kami. Ternyata cowok sekelas yang memperhatikanku tajam saat perkenalan diri tadi. Aku menyenggol lengan Miley. "Apa kamu kenal cowok yang barusan lewat tadi tidak?" Tanyaku. "Yang mana?, cowok yang lewat banyak" Miley menatapku dengan rolled eyes. "ummm..." Aku memutar kepalaku untuk melihat kemana cowok tadi berada dan ternyata dia di belakang kami. "okay tapi jangan langsung berbalik dia di belakang kita" jelasku kepada Miley dengan wajah cemas. Miley pun sontak melihat siapa yang aku tanyakan dan mencari. "Oh, He's Niall, Niall Horan". Hanya dengan lihat sekilas dan dia tahu siapa cowok itu.

"Ohh... Jadi itu namanya". Aku pun agak kaget mendengarnya tapi, aku tidak benar-benar memperlihatkan kepada Miley. "Iya, Ada apa?" tanya Miley."Nothing! Just to remember people in same class with me" jelasku sambil tersenyum tipis. "But aku pernah liat dia sewaktu pertama kali di kampus bersama seorang cewek. Apa dia pacarnya?" tanyaku ragu-ragu. "Nah i don't think so. Rumour he's player. Many girls crawl for him" bisik Miley. "Oh wow seriously" sahut ku menatap Miley dengan ekspresi jijik. Setelah mendengar perkataan Miley tentang Niall aku merasakan kegugupan. Membuatku mengingat. Aku sempat berbalik badan untuk melihat cowok tadi apakah masih berada di sana atau tidak. Sontak aku panik ternyata cowok itu memperhatikan kami berdua. Sudah berapa lama dia menatap kami berdua?. "Lo kenapa?" Tanya Miley bingung. "Cowok itu menatap tajam lagi". Miley tertawa kecil melihatku dengan wajah panik. "Relax apa lo mau berkenalan?" Goda Miley."Miley ini gak lucu sama sekali. Coba lo cek apa dia masih menatap?". Miley menengok perlahan untuk mengecek apakah laki-laki itu masih memerhatikanku atau tidak."Bahkan sudah pergi". Jadwal hari ini sedikit hanya menyisakan satu mata kuliah. Kelas berikutnya adalah pengantar ilmu kesustraan bahasa Inggris. Miley masih menjadi teman sebangku. Aku menyapu pandangan ruangan tidak sengaja mencari cowok itu. Tapi ternyata dia tidak ada. Mungkin dia mengambil kelas yang berbeda. Aku pun kembali tersadar dan berusaha untuk tidak memikirkan.

Niall's POV

Aku merasa sedang tidak bergairah hari ini. Aku menatap jam di ponsel terasa waktu berjalan lamban. Aku benar-benar tidak fokus untuk memperhatikan mata kuliah hari ini. Mood ku berantakan. Tidak ada seorangpun yang bisa menaikkan mood hari ini walapun aku punya Marie. Marie kekasihku. Aku menghela napas. Tidak yakin dengan apa yang aku pikirkan tentang Marie. Mengapa sikap lama ku berulang kembali sejak duduk di bangku sekolah menengah. Aku hanya memanfaatkan wanita cantik kalau aku memerlukan mereka. Terlebih Marie sangat kinky. Namun aku suka dengan sikap manjanya yang membuatku senang. Tidak juga dia sangat menjengkelkan dan tidak seru. Setelah mata kuliah ini aku bergegas ke kantin. Aku merasakan tangannya memelukku. Pipinya menekan pipiku dan Marie berapa di belakangku, memelukku rapat ke dadanya. Aku mencengkram pergelangannya dan menyingkirkan tangan itu dari tubuhku. Marie melepaskan genggamannya dan menghadapnya. "Hi baby, kamu kok gak ngajak aku kekantin sih? Aku sibuk mencari kamu" katanya. "Sorry" kataku, ketus. "what's wrong babe?" katanya dengan nada menenangkan, lalu meraih pipiku lagi. Aku menggeleng "Tidak apa-apa tenang saja, aku hanya sedang tidak mood". Marie melirik, lalu beralih menyenderkan kepala pada lenganku. "Malam ini akan dirumah ku atau dirumah mu? Aku ingin menunjukkan sesuatu yang spesial jika kamu mengundangku ke rumah mu. Aku benar-benar sangat ingin—" Marie mendekatkan wajahnya sambil berbisik menggoda. Aku mencoba menghindar dan melanjutkan kegiatan makanku. Marie masih berusaha untuk mencium pipiku dan bergerak mendekatkan bibirku dengan bibirnya. Aku pun sontak berdiri dan membentaknya. "Marie stop! aku tidak ingin diganggu!" ucapku kesal. Marie pun terdiam melihatku karena mengatakan itu dengan nada yang cukup tinggi. Marie pun berdiri dan ingin meninggalkan ku dengan raut wajah kesal. "Marie i'm sorry aku gak bermaksud bentak kamu" Aku mengejarnya, menarik lengannya dan mencoba meminta maaf. "Aku tidak ingin melakukan apa-apa hari ini, okay" Aku memegang wajahnya yang jelita dengan kedua tanganku dan berusaha menjelaskan agar dia tidak kesal lagi. Marie yang sempat menatapku kesal tetapi, setelah itu mencair dalam waktu sekian detik. Dia pun tersenyum membentuk wajah puppyface. Aku mengecup bibirnya singkat. "it's okay baby, i get it but don't yell at me again" "Yes,princess". Marie pun pergi menghampiri sahabatnya untuk bergabung makan. Setelah aku sendiri lagi, aku merasa seperti sedang diperhatikan. Sudah kuduga. Mataku menjurus menatap tajam ke arah perempuan duduk di depanku. Mereka duduk memunggungi namun temannya yang satu sedang berbalik melirikku. Dia yang anak baru itu kan? Jensen, kurasa namanya. Tumben sekali aku ingat. Tapi ada yang aneh sejak perkenalan dirinya di kelas tadi. Terasa familiar bagiku. Seperti pernah mengenalnya dulu.

Continue Reading

You'll Also Like

1M 87K 30
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
59.5K 9.1K 66
Rahasia dibalik semuanya
322K 24.5K 110
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
252K 37K 67
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...