Give Me a Flower

By cokelatkeju_

18.2K 745 96

Mencintai seseorang memang mau tak mau harus membuat Salshabila rela menelan rasa sakit akibat cinta yang tak... More

CHAPTER I
CHAPTER II
CHAPTER III
CHAPTER IV
CHAPTER V
CHAPTER VII
CHAPTER VIII
CHAPTER IX
CHAPTER X
CHAPTER XI
CHAPTER XII
CHAPTER XIII
Chapter XIV
CHAPTER XV
CHAPTER XVI

CHAPTER VI

929 42 0
By cokelatkeju_

"Thanks ya Yan, udah traktir kita hari ini, kenyaaang." Ujar Helen, Rian tersenyum.

"Oke sama-sama, doain gue langgeng ya sama Pinka." Kata Rian dan merangkul pundak sang pacar, gue dan Eriska cuma senyam senyum gak jelas ngeliat mereka yang mesra-mesraan begitu.

"Sip deh tenang aja, doa gue manjur kok." Jawab Helen dan menunjukkan kedua jempolnya. Tak lama kemudian, Bayu dan Jasmine masuk kedalam kelas, Jasmine menggandeng tangan Bayu dengan mesranya. Dan entah kenapa dada gue terasa sakit.

"Kapan-kapan kita makan bareng lagi yaa, seneng deh makan bareng kamu." Tutur Jasmine dan semakin menggandeng Bayu dengan mesranya.

"no problem." Jawab Bayu pendek dan tersenyum pada Jasmine, gue menundukkan kepala sejenak, Bayu memang cinta sama Jasmine.

"Ciee Bayu yang habis makan bareng, cieee." Ejek Kiboy menggoda Jasmine dan Bayu.

"Iya dong, romantis banget kaan." Timpal Jasmine, gue mengeloskan nafas panjang, ini menusuk hati gue.

"Eh, Sal. Thanks ya buat fotonya yang udah ditempel dimading. Apalagi buat foto gue sama Bayu kemarin, hasilnya bagus." Kata Jasmine ke gue, gue hanya tersenyum.

"Sama-sama Jas." Jawab gue. Ketika gak sengaja gue melihat Bayu, cowok itu sedang memandang gue dengan tatapan anehnya. Dan segera saja gue mengalihkan pandangan, gue takut bertatap mata sama Bayu.

"Lain kali kalo ada project, gak usah segan-segan buat ngasitau gue yaa, gue mau kok jadi modelnya." Terang Jasmine.

"Waaah ada aroma modus nih." Timpal Kiboy dan anggota BeBoy terkekeh pelan.

"Yee daripada modelnya elo, yang ada kameranya Salsa bakal rusak." Tukas Jasmine dan memanyunkan bibirnya.

"Boleh kok, sekalian kalo ada project couple, gue boleh ya jadiin elo berdua modelnya." Perkataan gue yang ngasal ini membuat 3Crush menatap gue dengan tatapan gak percayanya. Lain halnya dengan Jasmine, dia bener-bener senang dengan tawaran gue.

"Boleh bangeeet, seharian jadi model juga gak apa kok, asalkan sama Bayu." Jawab Jasmine dan sekarang tu cewek udah megang tangan Bayu dan memberikan senyuman andalannya. Gue berusaha menahan rasa sakit yang ada dihati gue sekarang, gue gak mau galau lagi hanya karena seorang Bayu. Gue harus move on!

Anggota BeBoy hanya menatap Jasmine dengan tatapan aneh dan duduk kembali dibangku mereka. Termasuk Crush. Namun ada salah seorang anak BeBoy yang malah mendekati bangku gue.

"Emm, Sal." Rangga tiba-tiba menghampiri gue dan tersenyum. Gue hanya mengerutkan kening.

"Ya Rang, ada apa?" Tanya gue. Dan sekarang ni cowok udah senyam senyum gak jelas.

"Ntar sore, elo ada acara gak?" Gue berfikir sejenak, kayaknya gak ada. Paling ntar cuma disuruh mama buat bersih-bersih rumah.

"Gak ada tuh kayaknya. Emangnya kenapa Rang?" Jawab gue.

"Gue mau ajak elo jalan-jalan. Refreshing gitu lah, mau?" Tawa Rangga, gue menatap cowok itu dengan tatapan heran. Gak biasanya Rangga ngajak pergi kayak gini.

"Tumben elo ngajak Rang, ngajak gue lagi."

"Iyanih hehe. Jadi mau gak? Gue traktir Sal tenang ajaa." Nah, kalo ada kata 'traktir' nya, gue gak bisa nolak. Jarang kan bisa dapet makanan gratis.

"Waah kalo elo traktir gue mau Rang, okesip! Ntar sore jam berapa?" Tanya gue antusias. Dia malah tersenyum balik ngelihat gue yang senyum kearah dia.

"Jam 4, habis Ashar, gue jemput ya." Terangnya.

"Jemput? Emangnya elo tau rumah gue?" Tanya gue bingung.

"Elo yang ngasitau lah, kan gue gak pernah kerumah elo." Jawab Rangga dan gue hanya mengangguk.

"Oke." Kata gue pendek dan Rangga kembali lagi ketempat duduknya.

"Ekhmm.." 3Crush berdehem secara tiba-tiba membuat gue segera menoleh kearah mereka.

"Apaan?" Tanya gue seraya merogoh tas untuk mengeluarkan buku LKS B.Indonesia.

"Ciee, Bayu tak sampai Rangga pun jadi, Sal." Helen mengatakan itu dengan nada penuh mengejek. Sejenak gue terdiam karena gue gak mengerti maksud dari kata-kata Helen tadi, tapi setelah gue pikir baik-baik, gue lalu melayangkan death glare untuk mereka bertiga.

"Sembarangan !" Sembur gue dihadapan mereka bertiga.

"Eh, tapi ya Sal, elo kan bisa manfaatin Rangga buat moveon dari Bayu." Kata-kata Eriska barusan membuat gue merasa kalo gue adalah cewek paling jahat didunia jika ngelakuin hal itu.

"Manfaatin? Wah gak gitu juga dong, kasihan Rangganya. Gue gak mau. Lagian belum tentu Rangga suka sama gue, dia kan cuma ngajak gue jalan-jalan." Tolak gue dengan nada ketus yang khas.

"Salsa, kalo misalkan cowok ngajak jalan cewek, itu berarti dia udah punya rasa sama si ceweknya." Terang Pinka.

"Ah, masa sih? Gue gak percaya." Tanya gue ragu, bisa aja kan dia cuma berkeinginan buat sahabatan atau jadi temen deket si ceweknya.

"Tau deh, elo dikasitau gak percaya sih." Pinka menyerah, begitu juga Eriska dan Helen.

"Yaiyalah gue gak percaya, secara kan, Rangga itu gak deket sama gue. Akrabnya aja paling cuma hari ini." Ujar gue dan 3Crush hanya kompak mengangkat bahunya masing-masing, tanda mereka tidak tahu, atau mereka udah nyerah ngeyakinin gue kali ini.

TET! TET! TET!

Bel tanda masuk berbunyi, pelajaran selanjutnya adalah B.Indonesia. Yang mengajar adalah Pak Yones, guru yang paling muda, paling ganteng, paling gaul, dan paling jones diantara semua guru yang ada disekolah gue. Kenapa paling jones? Soalnya sampai sekarang, beliau belum juga nikah. Gue gak tau sebabnya, antara dia gak mau nikah dulu atau belum punya calon buat dinikahin. Ah yaudahlah, yang penting gue seneng banget kalo ini guru udah ngajar dikelas.

"Siap beri hormat!" Seru Rian, sebagai ketua kelas XI IPA 2.

"Selamat pagi Pak Yones !" Seru murid seisi kelas.

"Pagi bro ! Wah cerah-cerah banget ya wajah-wajahnya!" Sapa pak Yones sambil meletakkan buku-buku yang dibawanya di atas meja.

"Harus cerah dong pak ! kan mau diajar sama guru ganteng." Ceplos Lizzy, salahsatu anggota genk-nya Jasmine dan yang selalu menang nominasi 'cewek dengan dandanan terlebay' di kelas XI IPA 2

"Wooooo!!!" Dan teriakan panjang itu seketika bergema memenuhi ruangan kelas. Seluruh murid menyoraki Lizzy yang seakan tidak perduli dengan sorakan yang mengejeknya.

"Giliran liat cowok ganteng aja langsung bening deh mata elo Zy." Ejek Ragil.

"Yee sewot! Makanya ganteng dong Gil!" Lizzy kembali mengejek Ragil.

"Psst ! Sudah jangan ribut ! Oke sekarang saya akan mulai mengajarkan materi baru untuk kalian, yaitu materi Cerpen. Disini ada yang gak tau apa itu cerpen?" Tanya pak Yones.

"Kiboy pak ! Dia gak suka cerpen, dia kan doyannya makan pulpen !" Cetus Ragil membuat seisi kelas kini tertawa terbahak-bahak, sementara bibir Kiboy sekarang udah manyun gak jelas.

"Yee dasar ! Emang sejak kapan gue bisa makan pulpen? Debus kali." Bantah Kiboy.

"Buktinya, selama gue satu bangku sama elo, pulpen gue selalu hilang. Nah, kemana tuh?" Tanya Ragil.

"Itu bukan gue makan! Tapi..." Perkataan Kiboy terpotong, membuat seisi kelas ikut-ikutan penasaran, demikian pula pak Yones.

"Ketinggalan dirumah.." Wajah Kiboy yang semula cemberut, sekarang udah berubah menjadi senyam-senyum gak jelas, pipinya udah kayak bola aja karena tembem banget.

"Kembaliin besok ! Jangan elo nginepin terus ! bukan muhrim." Ketusan Ragil membuat seisi kelas semakin tertawa, maklum, mereka berdua adalah anggota BeBoy yang paling kocak.

"Oh My God ! Duh Gil, gue amnesia mendadak, gue lupa dimana pulpen-pulpen itu berada." Kiboy menjawabnya dengan gaya ala sinetron-sinetron lebay, Ragil lalu menoyor pipi Kiboy yang chubby itu.

"Sudah-sudah ! Cukup sudah drama kalian didepanku, Kiboy, Ragil. Sekarang kita beralih ke materi utama." Pak Yones juga malah ikut-ikutan pake gaya sinetron yang ngebuat kami melongo seketika. Duh gawat, bumi sekarang udah dicemari oleh pengaruh negative sinetron alay.

"Sebelum saya menjelaskan apa itu cerpen, saya punya 1 contoh cerpen, saya akan memerintahkan salahsatu siswa untuk membacanya." Pak Yones lalu membaca buku absensi yang berada diatas meja untuk memanggil siswa yang akan dipilih.

"Eriska Yuanita !" Mendengar namanya dipanggil, Eriska yang sedang asyik mengobrol dengan Pinka malah terkejut dan menunjuk dirinya sendiri.

"Saya pak?" Tanyanya.

"Iya dong nona cantik, siapa lagi yang saya panggil tadi, masa Pinka." Jawab Pak Yones dan Eriska hanya cengir gak jelas. Eriska beranjak dari tempat duduknya dan maju kedepan kelas. Pak Yones lalu menunjukkan sebuah cerpen didalam buku paket yang harus dibacanya.

"Hah? Pak, cerpennya panjang banget." Kaget Eriska.

"Kalo panjang bukan cerpen, tapi cerpan namanya!" Sahut Ragil membuat semua siswa tertawa.

"Gue tau kali Gil ! Gak usah nyahut deh!" Ketus Eriska dan memanyunkan bibirnya.

"Sudah-sudah, dibaca saja, nanti kalian akan baca bergiliran." Ujar Pak Yones dan Eriska hanya mengangguk, dia mulai bersiap membaca cerpen itu dan Pak Yones kembali ke tempat duduknya.

"Ketika Aku Mencintaimu."

"Cieeeeee!!!" Dan sorak-sorai itu ramai terdengar ketika Eriska mulai membacakan judul dari cerpen tersebut, termasuk gue dan 2Crush yang juga ikut menyoraki Eriska.

"Woy! Baru aja judul." Teriak Eriska balik membuat sorakan itu kembali riuh terdengar, pak Yones hanya tertawa kecil melihat kelakuan kami.

"Pak, pinter banget sih nyari cerpennya!" Kata Ragil membuat kami kembali tertawa.

"Udah-udah, gue lanjutin nih ya." Eriska kemudian kembali membaca cerpen, dan begitulah seterusnya. Setiap kali Eriska membaca sebuah cerita romantis dari cerpen itu, maka sorak-sorai siswa seisi kelas terus bersahutan dan membuat kelas menjadi sangat ramai.

"Stop, Eriska, kamu boleh duduk." Pak Yones akhirnya angkat bicara setelah Eriska sudah melewati 3 menit membaca cerpen. Eriska lalu meletakkan buku dimeja guru dan kembali ke bangkunya. Sementara pak Yones kembali membaca daftar absensi.

"Ragil Oktaviano!" Pak Yones lalu menyebut nama Ragil membuat tu cowok membulatkan matanya. Hampir aja tu bola mata keluar kalo dia gak berkedip.

"Cieeeee!!!"Dan satu kelas malah reflex meneriakkan kata-kata itu pada Ragil dan Eriska, gossip Ragil yang katanya suka dengan Eriska sudah menyebar semenjak kami pertama masuk kelas XI. Maka dari itu kami sering meneriaki mereka berdua saat mereka tengah berada di moment yang sama, contohnya seperti membaca cerpen ini.

"Kenapa? Mereka berdua pacaran?" Tanya pak Yones.

"Hampir pak, abisnya yang cowok ditolak terus sih!" Gelak Kiboy dan membuat satu tinjuan ringan dari Ragil mendarat diperutnya. Dan seisi kelas kembali tertawa.

"Wah Gil, kamu gak bakat nembak cewek ya? Muka udah cakep gitu masih aja ditolak." Ejek pak Yones.

"Yeee pak! Siapa yang nembak Eriska? Ngaco' nih." Tukas Ragil, pipi tu cowok sekarang udah kayak kepiting rebus.

"Iya, lagian siapa juga yang nolak? Ditembak aja belom." Eriska yang angkat bicara membuat kami semua kini menoleh kearahnya.

"Cieee yang ngarep ditembak sama Ragil!!" Helen kembali bersorak untuk mengejek Eriska dan seisi kelas kembali ribut dengan kata-kata 'cie'.

"Berarti kalo ditembak, elo bakal terima dong Ris?" Tanya gue dan Eriska malah memanyunkan bibirnya, seisi kelas hanya tertawa kembali.

"Gil, ayo maju, sekarang kamu yang giliran bacanya." Pak Yones memerintahkan Ragil untuk maju ke depan kelas, cowok yang daritadi habis dibully itu akhirnya beranjak dari bangkunya dan berdiri didepan kelas untuk melanjutkan cerpen dari Eriska tadi.

~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~o o o o o o o o o o~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~

"Nah dari pos satpam, lurus aja terus, sampai ke pertigaan, belok kiri. Ntar gue tungguin didepan gerbang." Jelas gue pada seseorang yang tengah menelfon. Rangga emang gak tau jalan rumah gue, akibatnya gue harus lari ke depan gerbang dan menengok kiri dan kanan seraya menjelaskan jalan menuju rumah gue lewat media handphone. Sesuai janjinya, sore ini dia mau ngajak gue jalan-jalan. Dan sekarang gue udah berpenampilan siap banget, simple lagi. Dengan rambut yang dikuncir kuda dan setelan baju berlengan panjang warna hijau tosca ditambah dengan celana jeans bewarna abu, inilah style gue sore ini.

"Oke, gue udah masuk gangnya, elo mana?" Tanya Rangga dari seberang, gue segera menoleh kearah kiri dan terlihat sebuah mobil sedan bewarna putih dengan plat nomer B 140 RG melintasi gang rumah gue yang sangat sepi. Gue segera melambaikan tangan kearah mobil yang gue yakin adalah mobil milik Rangga. Mobil itu lalu melesat kearah rumah gue.

"Ma, aku pergi ya, Assalamualaikum." Ujarku dari daun pintu rumah sebelum pergi dan menyampari Rangga yang kini sudah memarkir mobilnya didepan rumah.

"Hai Rang!" Sapa gue dan tersenyum cerah sama tu cowok. Pakaian dia santai banget, dengan baju pollo warna merah ditambah lagi jeans hitam dipadu dengan sepatu nike yang bewarna senada dengan jeansnya.

"Hai Sal, ohh ini rumah lo." Jawab Rangga sambil melihat keadaan rumah gue, ia lalu menganggukkan kepala.

"Gue dimana nih? Belakang atau depan?" Tanya gue.

"Depan aja, kalo lo duduk dibelakang dikiranya gue supir ntar." Gelak Rangga, gue tertawa kecil.

"Harus bangga dong jadi supir orang cantik, hihi." Gue segera berjalan menuju pintu mobil sebelah kiri dan membuka pintu mobil. Dalam beberapa detik kemudian gue sudah duduk manis didalam mobil Rangga.

"Ini mobil lo Rang?" Tanya gue dan melihat keadaan mobil.

"Punya kakak gue, menurut ortu gue masih labil buat pegang mobil." Tutur Rangga, sekarang giliran gue yang mengangguk.

"Kakak lo emang kelas berapa Rang?"

"Dia kuliah, baru semester dua." Jawab Rangga seadanya, maklum, ia sangat focus dengan jalan.

"Oooh gitu. Em, Rang, gue boleh, nanya sesuatu gak?" Sejenak gue beranikan diri untuk bertanya suatu hal yang mengganjal dipikiran gue akhir-akhir ini. Siapatau ini cowok tau jawaban dari pertanyaan gue.

"Boleh dong, tanya apa?"

"Kok bisa, Bayu sama Jasmine jadian?" Gue menatap Rangga penuh keyakinan, berharap Rangga bisa memberi jawabannya. Raut wajah tu cowok berubah menjadi bingung dan matanya bergerak kesana kemari. Gue sudah menghilangkan kefokusannya.

"Gue gak tau alasan yang pasti, Sal. Setahu gue, Bayu emang udah suka sama Jasmine dari first sight." Jawaban Rangga membuat gue menyandarkan punggung dengan lemah dikursi mobil. Gue berfikir, ada buruknya bertanya hal ini ke Rangga. Ininih akibatnya, sakit hati lagi.

"Elo, masih suka sama Bayu?"

Pertanyaan Rangga sekarang membuat punggung gue yang lemas jadi tegang seketika, Rangga tau darimana kalo gue suka sama Bayu?!

"Jangan tegang, semua anak BeBoy udah tau kalo elo suka sama Bayu." Penjelasan Rangga bukannya buat gue tenang malah makin buat gue panic, jadi selama ini mereka udah tau kalo gue suka sama sahabat mereka?

"Kalian tau darimana? Ooh pasti Suparman kan yang bocorin? Sialan tuh anak." Kecurigaan gue mendarat ke Kiboy karena hanya dia satu-satunya anak BeBoy yang gue kasitau.

"Kiboy gak ngebocorin kok, kita tau aja." Tukas Rangga, ia menoleh kearah gue dan tersenyum, kebetulan lampu lalulintas warna merah menyala.

"Kita tau elo suka sama Bayu, sabar ya, elo harus bisa moveon dari Bayu. Doain dia bahagia sama Jasmine." Rangga mulai memberi petuah ke otak gue. Rang, semua orang bisa dengan gampangnya mengatakan itu, tapi ngelakuinnya? Gue udah berusaha semampunya tapi tetap gak bisa.

"Gue bakalan usaha Rang, buat lupain Bayu." Gue hanya mengiyakan perkataan Rangga. Walaupun sebenernya gue gak bisa dan itu butuh waktu yang bener-bener lama.

"Gue berharap elo bisa Sal, lagian buat apa elo nunggu hal yang gak pasti? Elo harus moveon dan liat ke depan, siapa tau ada seseorang yang lebih peka dan lebih apapun dari si Bayu." Ujarnya, gue tersenyum karena perkataan Rangga.

"Doain aja gue bisa ya, Rang." Harap gue dan Rangga hanya tersenyum manis.



Continue Reading

You'll Also Like

1.2M 43.3K 44
Hay guys ini cerita pertama aku, jadi kalau misal ada typo atau kurang seru maap yaa, hehehe soalnya masih pemula. aku harap kalian sukaaa Azka Raffa...
1.4M 90.7K 43
• Obsession series • [ SELAMAT MEMBACA ] Romeo akan menghalalkan segala cara demi mendapati Evelyn, termasuk memanfaatkan kemiskinan dan keluguan gad...
1M 47.1K 66
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...
242K 17.3K 30
Adhitama Malik Pasya pernah menikah dengan gadis belia. Satu bulan pernikahan, lelaki itu terpaksa bercerai dari istrinya. Tujuh tahun berlalu, ia t...