Stalker✨ [ Tamat ]

By mynameis_12345

227K 9.8K 223

Anak tunggal yang memiliki keturunan Korea-Inggris ini hobinya nge stalk mulu, gadget mania pula. Kisah seora... More

(bukan) Prolog
Satu : Kepo
Dua : Kagum
Tiga : Cemburu
Empat : Gagal Ganteng
Lima : Harapan?
Enam : Gebetan
Tujuh : Payung
Delapan: Terbang
Sembilan : Waktu
Sepuluh : Masa Lalu
Sebelas : Sejarah
Dua Belas : Kenangan
Tiga Belas : Hujan
Empat belas : Modus
Lima belas : Hampa
Enam belas: Takdir
Tujuh belas : Kehilangan
Delapan belas : Balon(?)
Sembilan belas : Sekolah baru
Dua Puluh : Ada apa?
Dua satu : Smile
Dua Dua : Acting
Dua Tiga : ToD
Dua Empat : Jam rusak
Dua Lima : Menjauh
Dua Enam : Dia juga bisa galau
Dua Tujuh : Library
Dua Delapan : Kembar
Dua sembilan : City Park
Tiga Puluh : Amusement Park
Tiga Satu : Good Bye
Tiga Tiga : Hi, guys!
Tiga Empat : Special moment!
Tiga Lima : Stalker
(bukan) Epilog
asdfghjkl.
I'M COME BACK
HAI SEMUANYA

Tiga Dua : Now

3.3K 178 13
By mynameis_12345

Keyla kembali membaca isi surat tersebut,

"Jika kau merasa kehilangan dan kesepian, tengoklah ke luar sana— masih banyak orang orang yang menyayangimu bahkan melebihi rasa sayangku padamu.

Keyla— mungkin aku harus berkata ini untuk meluruskan sesuatu. Menurutku— kau tidak menyayangiku karna cinta. Tapi kau menyayangiku atas dasar sayang seorang sahabat dan mungkin sedikit rasa kasihan karna penyakit yang dideritaku ini? Aku tak apa. Aku tak apa jika kau tidak menyukaiku. Aku tau kau menyukai dia, maaf— karna aku, kau menjadi lebih terfokuskan padaku, bukan kepada orang yang sesungguhnya kau sukai.

Oiya! Jangan pernah kau menangis karna rindu padaku ya. Aku tak suka jikau kau menangis, nanti kau malah makin imut. Jika kau rindu padaku cukup doakan aku saja ya, atau boleh juga kau melihat fotoku tapi ingat itu juga jangan sampai air matanu terjatuh!

Keyla, selamanya aku tak akan lupa padamu. Maka dari itu tolong kau jangan lupakan aku. Kenanglah aku sebagai sahabatmu bukan sebagai mantanmu.

Selamat tinggal, Keyla"

Keyla menutup surat itu dengan mata berkaca kaca.

Tapi ia tak akan menangis lagi, ia akan menuruti permintaan Fikri disurat tersebut.

..

Sekarang, Keyla membiasakan diri untuk hidup seperti biasa lagi.

Oke. Keyla hari hari sebelumnya memang terus saja diam di kamar, ia hanya menatap jendela, makan pun ia hanya sedikit.

Bagaimana dengan Anggi?

Nah Anggi memang sangat menyukai Fikri dengan tulus, bahkan perasaan itu ia pendam. Bagaimana tak sakit?

Ya, Anggi memang sangat sakit— bahkan ia sempat tak mau keluar kamar dan seharian itu ia menangis. Tapi, karna suatu hal ia tiba tiba menjadi bangkit kembali dan berusaha untuk tidak galau lagi.

Suatu hal itu adalah, ia bermimpi Fikri datang ke hadapannya dan Fikri seolah olah telah mengetahui bahwa Anggi menyukainya. Fikri berkata "kau jangan sedih, kau tak boleh seperti ini! Kau itu anak yang cerdas kau jangan jatuh hanya karna kau kehilangan aku, menangisi aku, kau harus bangkit dan tunjukan kepadaku kau menjadi sukses! Jangan pernah menangisiku lagi, aku tak mau melihat orang yang menyayangiku dan yang aku sayangi air matanya  habis hanya karna aku. Masih banyak orang yang menyayangimu Anggi, mereka juga tak mau melihatmu menjadi seperti ini. Maka dari utu kau harus semangat!" kurang lebih itulah ucapan yang dikatakan Fikri dalan mimpi Anggi. Mimpi itu seperti nyata.

KEYLA POV

Aku menatap layar ponselku lekat lekat, lalu aku menatap ke arah jendela di sebelahku.

"Suasananya cerah bukan?" ucap seseorang dengan suara berat

Aku melirik ke arah sumber suara, aku sempat kaget karna dia adalah guruku, guru matematikaku.

"Eh? Oh iya pak" ucapku

"Kamu perhatikanlah papan tulis! Perhatikanlah bapak yang sedang menjelaskan!" ucap Pak guru dengan tegas

"Baik pak" ucapku pelan

Seisi kelas menatapku dentan tatapan 'tau rasa lo', 'puas, makanya jangan menalamun mulu'

Tapi aku tak peduli.

"Ngelamunin apaan sih?" Tanya anak laki laki yang berada di belakangku

Aku hanya menatap matanya beberapa detik, lalu aku kembali memperhatikan Pak Nono, guru matematikaku.

"Bagaimana anak anak? Ada yang mau di tanyakan?" Tanya Pak Nono

Seisi kelas hanya terdiam, tak ada satupun yang menjawab pertanyaan Pak Nono.

"Kalau gitu, kita coba latihan soal" ucap Pak Nono sambil melirik ke arahku

Aku merasakan sesuatu— sepertinya aku akan ditunjuk dan aku disuruh mengerjakan soal tersebut.

Untungnya soal yang ditulis Pak Nono di papan tulis itu, aku cukup mengerti.

"Coba—Keyla, kerjakan ini" ucap Pak Nono

Duar. Benar bukan? Aku disuruh mengerjakan soal tersebut

Aku pun maju, dan mulai mengerjakan soal tersebut.

"Sudah pak" ucapku saat sudah selesai

"Bagus! Beri tepuk tangan untyk Keyla! Ya Key, silahkan kembali ke tempat duduk" ucap Pak Nono yang kali ini dengan senyuman

Aku cukup lega, karna aku berhasil mengerjakan soal tersebut.

Teng nong

Bel pulang sekolah pun berbunyi.

Aku dan sahabat sahabatku, berencana untuk kumpul hari ini.

Aku melirik ponselku,

Tak ada satupun notif dari mereka.

Akhirnya aku memilih untuk menelfon Anggi,

"Assalamualaikum" -K

"Waalaikumsalam" -A

"Hari ini jadi?" -K

"Tentu saja. Kami semua telah menunggumu" -A

"Kalian ada di mana?" -K

"Cafe dekat sekolah kamu" -A

"Ah baiklah" -K

Aku segera menutup telfon.

Aku melihat sekeliling, dan aku menemukan satu cafe. Pasti yang itu, pikirku.

Aku masuk ke dalam cafe tersebut. Dan benar di sana sudah ada Angga, Anggi, dan Justin.

"Maaf, aku telat." ucapku

"Ck, lama amat" ucap Justin sambil menatapku dengan tatapan sinis

"Tatapannya— biasa aja kali" ucapku sambil manatap Justin dengan tatapan sinis, tak mau kalah.

"Heh sudah sudah!" ucap Anggi melerai kami.

"Sudah seminggu, Fikri meninggalkan dunia ini" ucap Angga sambil menunduk

Ucapan Angga hampir saja membuat mataku berkaca kaca.

"Kita ingin bahas apa sebanarnya?" ucapku ingin mencari tau topik utama

"Perasaanku" ucap Anggi dengan datar

"Kenapa? Kau menyukaiku?" tanya Justin diiringi tawa

Aku hanya menyenggol kaki Justin agar berhenti bercanda.

"Maaf" ucap Justin setelah sadar

Anggi menatap bola mataku, menatap dalam bola mataku,

"Ahh tentu saja kau bukan lesbi kan?" tanyaku sedikit takut

"Ya bukanlahhh" ucap Anggi dengan tawaan

"Lalu apa?" tanyaku penasaran

"Apakah kalian selama ini tau aku menyukai siapa?"

Aku dan Justin hanya menggeleng, ya kami memang tidak tau. Dan kami sadar kami tidak pernah diceritakan oleh Anggi tentang orang yang dia suka.

"Memang siapa?" tanya Justin

"Orang itu— orang yang mencintai Keyla dengan tulus, sangat tulus, mantan Keyla" ucap Angga— hm blakblakan

Tiba tiba saja aku tersedak,

"Fikri?!" ucapku tak menyangka

Anggi hanya menunduk

"Kenapa kau tak cerita pada kami?"

"Maaf, aku hanya ingin menjadi pengagum rahasianya saja pada awalnya." ucap Anggi sambil menundukkan kepalanya

"Ta–tapi"

"Iya aku tau. Dia menyukaimu kan Key. Tapi sudahlah—"

Aku sebenarnya merasa tidak enak pada Anggi.

"Tapi aku ga suka kok sama dia— aku sama dia cuma sahabatan. Dan dia juga mantan aku" ucapku sambip menggaruk kepalaku yang tidak gatal itu

Aku melihat mata Anggi dan Justin membulat, sedangkan Angga— kulihat ia biasa aja.

"MANTAN LO?" Tanya Justin histeris

Aku hanya mengangguk

"Oke. Oke guys. Gausah bahas masa lalu lagi, oke? Kita bahas masa depan kita aja" ucap Angga

"Hmm boleh boleh, bahas apaan tapi ya gua bingung masa" ucapku

"Eaaa kerjaannya bingung ae sih lu" ucap Justin seraya mengejekku

Aku hanya mensiniskan mataku

Lalu, kami memesan beberapa minuman seperti mocca, vanilla latte, dan beberapa makanan

"Siapa yang bayar?" tanyaku kaget saat melihat banyak makanan di atas meja

"Gue" ucap Justin santai

Aku hanya menatapnya,

Setelah selesai makan kami pun pulang, dan—

Entah mengapa mungkin itu terakhir kali kami bersama. Karna semakin hari, kami sepertinya sudah jarang saling berkomunikasi, entah itu karna sibuk atau memang malas.

Bahkan bisa kuakui, aku juga jaraang menghubungi mereka dikarekana jadwalku yang makin padat saja.

Pernah suatu hari aku menyapa mereka lewat grup line,

BESPLEN (5)

Keyla: Haii

Justin: eh elu key, haii

Angga: Hai Keylaa

Anggi: oyy

Tapi hanya itu, setelahnya kami tak chat panjang seperti dulu.

Hingga—

5 TAHUN KEMUDIAN

Aku mengambil 2 cupcakes coklat polos untuk dihias sesuai dengan kemauan pembeli, ya inilah aku yang sekarang, aku kini telah bekerja menjadi penghias cupcake, sambil bekerja aku juga kuliah.

Kabar sahabat sahabatku— aku tak tau. Sepertinya mereka mengganti line mereka, karna aku pernah menghubungi mereka lagi tapi tak ada jawaban dari mereka.

Hingga suatu saat,

"Keyy!! Hias cupcake besar ya!" ucap Dini teman bekerjaku sekeligus teman kuliahku

"Hias seperti apa?" tanyaku

"Pakai bacaan 'Semoga sukses ANGGA' kalau bisa katanya pakai love love gitu"

Deg.

Saat mendengar nama Angga, jantungku seperti berhenti berdegup.

Apa kalian tau rasanya menahan rasa rindu? Aku sangat rindu padanya. Aku masih disini, dengan perasaan yang sama, untuk orang yang sama.

"Din, apakah kau tau  nama mba yang memesan cupcake ini namanya siapa?" tanyaku

"Ohh mba Liza, "

"Li– Liza?"

=============

a.n.

HAI!

Waaaaaa maappp latepost bangett yaa, huhuu:((( udah sebulan lebih ga update ya akuteh, akuteh sibuk atudaa banyak peer:( yaaa maapin yaaa:(

Aku sebenernya agak bingung ini lanjutannya gimanaa, ini teh ceritanya mereka udah kerjaa gituu, kuliah sambil kerja sihh.

Yaaa pokoonyaa maap kalau gaje atau gasukaa, makasih pisan yaa yang masih menunggu kelanjutan cerita inii

Dan maaf juga kalau nanti aku latepost lagi yaa:(

Vommentsnya jangan lupa ya gais!✌

Continue Reading

You'll Also Like

1.9M 116K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...
104K 6.7K 46
Nicholas Darel Addison, anak pertama dari keluarga konglomerat Addison Family sekaligus penerus perusahaan Addison Motor Corp. Grizelle Hazel Zenovia...
5.3M 226K 54
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
42.3K 3.6K 26
"Kenalin, Ma. Ini Sasya, calon istri aku," ucap Marcell dengan santainya mengatakan bahwa Sasya adalah calon istrinya. What? Calon istri?! Oh, no! Sa...