unbelievable

By babygom12

767K 7.5K 80

COMPLETE 18++ Jess: "come on, babe." Nathan: "oh, i'm Turn On baby!" More

prolog
part 1
part 2
Part 3
Part Four
part 5
part Six
part 7
Part 9
extra part 1 - honey moon

part 8

59.7K 726 30
By babygom12

Part 8

Malu.

Itulah yang saat ini ku rasakan. Bagaimana tidak, Boss bodoh ku itu lupa untuk mengunci pintu ruangan nya. Padahal aku baru akan merasakan puncak kenikmatan ku.

"kau bodoh Stevan" bentak ku sebal.

Sedangkan Stevan hanya santai duduk dibalik meja kerjanya sambil berusaha untuk merapihkan kemeja dan jas nya.

"Suri, sudah ku peringatkan kau untuk selalu mengetuk pintu sialan itu!" bentak Stevan kepada office girl yang memergoki atasanya itu.

"ma...maaf Tuan. Maa-" suara sang OG itu bergetar dan merasa tertekan

"keluar dari ruangan ku! atau kau ku pecat!" teriak Stevan kembali.

Aku hanya duduk terdiam di sofa pojok ruangan ini. Mengedarkan pandangan dan menemukan sebuah benda berkilauan di dekat pot tanaman disudut lain ruangan.

Aku segera menghampiri benda tersebut.

Sebuah anting. Itu merupakan sebuah anting milik perempuan. Bentuk nya seperti sayap. Sayap bagian kanan.

"Stevan, kau tidak bilang padaku bahwa kau baru saja mengencani seorang wanita" ucap ku bingung.

Aku melihat raut wajah terkejut Stevan.

"dari mana kau tau babe?"

"aku tidak sebodoh dirimu!"aku dapat mendengar nya merutuki diri ku. "who is she?" aku mencoba untuk menyembunyikan anting tersebut tanpa terlihat oleh Stevan.

"kau tak mengenalnya." Dia memalingkan wajahnya, kini dia sudah sibuk dengan computer dihadapan nya.

"kalu begitu, kenalkan aku denganya."

"mengapa kau memaksa, Darl?" kali ini dia memasang raut tak suka.

"oh, come on Stevan! Aku sudah mengenal mu selama 5 tahun. Dan aku tau pasti apa yang ada dan terjadi pada dirimu. Kau sahabatku Stevan" aku mengatakan dengan nada lembut.

Sebenarnya ini hanya sebuah bujukan agar Stevan mau mengenali padaku siapa teman kencannya itu. Aku benar-benar penasaran.

"Inikah friendzone?" dia tertawa mengejek kepadaku. Sialan.

"aku tahu kau tak pernah mencintai ku! jangan mengalihkan perhatian."

"baiklah keras kepala, aku akan memberitahukanya pada mu, tapi tidak untuk mengenalkanya pada mu. Aku takut kau akan cemburu nantinya" aku ingin sekali rasanya untuk menendang bokong indahnya itu.

"as you wish, darling..." aku mengerlingkan mataku padanya.

"her name is Anastasia Stacy Gorsen. Dia merupaka putri pemilik ke-2 dari Gorsen grup milik Mr. Arelli Gorsen-ayahnya-. Aku mengenalnya saat tak sengaja menabraknya di escalator saat sedang berkunjung kekantor milik ayahnya-"

"jadi kau hanya memanfaatkanya?"

"aku belum selesai bicara, sayang" ucapnya geram. Aku hanya terkikik kecil mendengar geraman kesalnya.

"entahlah saat itu aku merasa bahwa aku benar-benar ingin berkenalan denganya. Setelah berjalan 1 minggu, aku rasa dia wanita kedua yang dapat membuatku nyaman bila bicara dengannya," aku dapat melihat senyum tipis diwajahnya.

Baru kali ini aku melihatnya tersenyum seperti itu saat membicarakan seorang wanita.

"kedua? Siapa yang pertama?" benarkan, tadi dia bilang ada ke dua? Siapa?

"tentu saja diri mu sayang," Stevan menghampiri diri ku dan mecium pipi kanan ku.

Aku tersenyum senang, selama ini Stevan benar-benar sayang padaku. Dan aku yakin. Sayangnya pada ku hanya sebatas seorang sahabat.

Aku balas memeluknya dan menempelkan kepala ku pada dada bidang miliknya. Aku merasa nyaman saat Stevan balas memeluk ku.

BRAKKK...

"shit. Apa lagi ini!" rutuk Stevan kesal.

Aku dan Stevan segera membalikan tubuhku.

Mata Hijau. Ahh... sudah lama sekali aku tak melihatnya. Aku segera melepaskan rangkulan tangan ku pada pinggang Stevan dan menghambur pada pelukan laki-laki rupawan didepan ku ini.

Jalang? Persetan dengan apapun. Aku benar-benar senang melihatnya disini.

"apa yang kau lakukan dengannya di gubuk kecil ini, littlprincess?"

"HEY! Shut up, bastard!" teriak Stevan

"stay calm, broth. Apa kau tak merindukan saudara mu ini?"

Apa aku sudah mengatakan bahwa aku sudah dekat dengan seluruh personil keluarga Stevan? Hahaha. Ini menyenangkan.

"kak! Kau mengabaikan ku.." rajuk ku pada Revan

"baiklah littlprincess, kau mau makan siang dimana hari ini?"

"aku mau, Meatball!"

Revan membelalakan matanya. Dia sangat kesal bila aku mengajaknya untuk memakan bakso. Dia tak menyukai bola daging itu. Entahlah.

"kau tak dapat menghindar lagi darinya Van" ucap Stevan dengan senyum penuh kemenangan.

"dan aku mau, kau ikut bersama kami. Stevan!" aku mengeluarkan senyum kemenangan ku.


***


Aku telah selesai dari makan siang ku yang sangat menyenangkan. Tapi kurasa tidak dengan kedua pengawal pribadi disamping ku ini.

"aku bersumpah Baby, bila kau meminta hal ini lagi, aku akan menutup semua perusahaan yang menjual daging bulat itu! Menggelikan" Stevan sangat kesal.

Dan dia hanya dapat menghambisan 1 butir bakso dari semangkuk penuh yang ku pesan.

"ayo lah Boss, kau hanya memakanya 1 butir, kau membuang uang mu!" aku terkikik geli melihat reaksi wajah Stevan.

"littlprincess, kau benar-benar menyiksa kami berdua. Dan aku ma-"

'Boom, boom, bass, he got that super bass-'

Ringtone handphone ku mengalun, menjeda omelan Revan kepada ku, aku segera beranjak darinya.

"sejak kapan dia mengangkat telephone dan beranjak sejauh itu?" Revan bingung, karena selama ini aku tak pernah menyembunyikan apapun darinya ataupun Stevan.

"semenjak dia dijodohkan paksa oleh ibunya." Sahut Stevan jengkel.

"kau bodoh Stevan!" ucap Revan mengejek, "sudah kubilang untuk segera melamarnya."

"hei, kau kira mudah melakukan itu?" Stevan tak kalah jengkel "dia tidak pernah mencintaiku seperti layaknya kekasih, dan aku pun tak merasakan bahwa aku benar-benar menyukainya. Entahlah."

Aku menghampiri kedua kakak beradik itu dan mencium kedua pipi mereka.

" I'm so..soo..sorry Prince. I have to go now. See you later." Aku melambaikan tangan ku kepada dua lelaki bodoh yang sedang terkejut karena kepergian ku. entah lah masa bodo.


***


"maaf, membuatmu lama menunggu." Aku segera menaikan bokongku kedalam mobil Juke yang nyaman ini.

"bukan kah tadi kau bersama Manager mu, Jess? Cepat sekali."

Ya tadi Nathan menelfon ku untuk makan siang bersama, walaupun aku kesal sekali, dan ini sudah ku peringatkan tadi, tapi hal ini sangat jarang sekali. Jadi aku memanfaatkan ini sebisa mugkin. Dan segera pergi meninggalkan Stevan dan Revan.

Baiklah aku akan menangung resiko atas ulah ku tadi. Lagi pula sisa hari bekerja ku hanya tinggal 2 hari.

"hei.. apa kau mendengarkan aku Jess?" Tanya Nathan menyadarkan ku

"oh.. maaf Nath, ya tadi aku bersama Stevan dan Revan. Tapi aku sudah izin kepada mereka."

"who is he?"

"Revan maksud mu?" Nathan menganggukan kepalanya

"dia kakak dari Stevan,aku sudah mengenalnya sama seperti Stevan. Tapi 1 tahun yang lalu dia pindah ke kantor yang baru."

"kau benar-benar tempatnya para wanita menemukan laki-laki tampan dan kaya. Seperti perpustakaan khusus mencari laki-laki"

Apa aku harus bangga? Hei! Sadar Jess itu bukan pujian. Itu merupakan sidiran untukmu. Mungkin dalam hatinya kini aku sudah seperti jalang berkelas. Memang ada jalang berkelas(?) Entah.

"tak perlu basa basi Nathan, apa kau kini menganggap ku jalang?" itu membuyarkan konsentrasi mengemudinya. Matanya memandang ngeri wajah ku.

"Jess, dengar aku. Jangan pernah memikirkan bahwa aku merendah kan mu seperti itu. Aku tak pernah melakukan itu dan aku selalu menghormati mu. Maaf bila kata-kata ku tadi seperti menyakitimu."

"tak apa. Padahal bila kau benar-benar mengatakanya aku tak akan marah." Balasku tak perduli. Aku hanya memandang keluar jendela. Tak lama hujan turun deras. Hingga kurasakan AC didalam mobil ini cukup dingin.

"pakailah Jaket ku di kursi belakang."

Aku mengambil jaket kulit cokelat milik Nathan dan segera ku kenakan. Jaketnya terasa kebesaran, tapi ini cukup nyaman untuk ku pakai.

"where are we going?"

"hanya berjarak 200 meter lagi, dan kau akan tahu." Aku hanya diam melihat jalanan didepan ku yang sedikit berkabut akibat hujan yang turun.

Tak lama kami tiba di sebuah Lobby restaurant dengan gaya klasik. Saat kami menemui resepcionist dan diantar menuju sebuah meja, bisa ku rasakan suasana hangat dalam ruangan ini, aku juga dapat menghirup aroma Lavender yang menusuk penciuman ku.

Aku dan Nathan kini berada disudut ruangan yang sedikit menjorok keluar yang dikelilingi oleh tumbuhan rambat yang lebat, dan jendela kaca yang terbuka sedikit agar air hujan tak masuk.

"apa kau suka tempat ini?" Nathan mengendurkan dasi hitamnya, dan mulai menggulung kemeja ditanganya hingga mencapai lengan. Itu sexy!

"kau tahu selera ku. dan ini keren!" ucapku dengan senyum mengembang

"permisi Tuan dan Nyonya, ini buku menu appetizers kami, dan ini dessert , yang ini Maincourse." Pelayan itu menyediakan 3 buku menu kepada kami.

"apa yang menarik dari Maincourse kalian?" Nathan menatap pelayan, aku dapat melihat pelayan itu terpesona. Cih, jalang. Aku hanya membolak-balikan buku menu maincourse ditangan ku.

"Baked Salmon with Mushroom Sauce and Minced Lamb Pide."

Salmon? Sepertinya enak. Padahal tadi aku baru makan. Persetan.

"kau mau apa, baby?"

SERIOUSLY?!

DIA MEMANGGIL KU BABY?

Ugh.. sepertinya sebentar lagi aku akan pingsan di meja ini. Hei! Nathan hanya memanggil mu.

"ehm... minta Baked salmon with Mushroom sauce and Red Wine Juice"

"saya mau Roasted US Angus Beef Tenderloin and Thai Tea Frappe with Whipped Cream."

"baik, ditunggu dalam 20 menit sir." Ucap pelayan tersebut kemudian pergi.

"jadi dia hanya menganggap kau yang berada disini."

"oh... ayolah Jess."

"sepertinya aku mengurangi point ku terhadap Restaurant ini."

Tak lama keheningan melanda kami berdua, aku tak tau apa yang akan ku bicarakan lagi denganya. Ini. awkward

"Jess, hari ini kita diminta Mom untuk mencari cincin pernikahan kita."

"dimana?"

"entah lah, tapi mom bilang tak jauh dari kantor ku."

Lagi-lagi aku hanya bisa terdiam, tidak tau harus berbicara apa. Heii! Ini membuatku gila.

"kau tahu Jess, bila kau benar-benar tak bisa menikah dengan ku kau boleh bilang pada ku dari sekarang. Dan aku akan mendukung apapun yang kau katakan."

Aku terkejut mendengarnya mengatakan itu. Dugaan ku tak salah. Sibodoh tampan dihadapanku ini memang masih saja berpikir bahwa aku benar-benar tak mau menikah denganya.

Hei, tapi apa kah aku benra-benar mau menikah denganya? Sial. Ini benar benar mebuatku stress berat.

"bagaimana dengan dirimu?"

"maksud mu?"

"apa kau benar-benar serius ingin menikahi ku? jika kau benar-benar serius akan mencintai ku. maka aku akan mencintaimu dan menikah dengan mu."

APA YANG BARU AKU KATAKAN?

Ohh.. rasanya beban yang menimpa diriku baru saja terangkat.

"ya.. dan aku memang men-"

"excusme, pesanan anda sudah datang." Baiklah pelayan ini benar-benar merusak suasana ku. aku mengehentakan kaki ku kasar dibawah meja. Menyebalkan.

Sepertinya habis acara makan ini, aku harus menulis kritik dan saran untuk restaurant ini.

Setelah pelayan itu pergi, aku dan Nathan tenggelam pada makanan masing-masing. Aku bersumpah, ini sangat enak. lain kali aku akan Mengajak Stevan dan Revan untuk makan siang disini.

"apa yang kau makan, Nathan?" aku merasa hidangan Nathan menggugah seleraku.

"kau mau?" aku menganggukan kepala ku cepat. Tanpa disangka dia memberikan potongan daging itu langsung ke mulutku. Enak sekali.

"apa kau mau mencicipi punya ku?"

"nanti saja dirumah." Ucapnya dengan senyum tipis.

Dirumah? Memangnya di akan membawa pulang makan ini? Atau-

"laki-laki bodoh!" aku mengetuk kepala nya pelan.

"hey.. itu sakit!" dia tertawa terbahak-bahak, dan aku hanya memandangnya kesal.


***


"Jess, kurasa ini cukup cocok untuk mu?" dia mengangkat cincin yang kini berada di tanganya.

Bentuk nya? Ugh.. sepertinya aku benar-benar tidak bisa mengandalkan Nathan untuk memilih cincin, demi Tuhan. Itu pilihan yang Norak!

"tidakk." Aku segera mengalihkan pandangan ku menuju cincin lain dan mulai mencari kembali. Baris mana tadi terakhir? Sepertinya aku harus melihat dari baris awal kembali.

"bagaimana dengan ini?"

"terlalu banyak berliannya." Mataku hanya melirik sebentar dan kembali focus memilih.

"bagaiman dengan yang ini?"

"detailnya terlalu rumit."

"...."

"...'

"sudahlah, aku menyerah."

"I GOT IT!" pekik ku kencang. Semua mata kini tertuju pada ku, entahlah. Masa bodo.

"Nathan, lihat ini... cepat!" ucap ku bersemangat

Aku memberikan cincin temuan ku tadi kepadanya, di melihat cincin itu dengan teliti.

"kau yakin dengan ini?" aku menganggukan kepala ku cepat dengan senyum mengembang.

"Mba, saya ingin melihat cincin ini untuk mempelai laki-laki nya"

"maaf, Mr.Keelan tapi untuk cincin itu bukan untuk cincin pernikahan, jadi tidak ada pasangannya." Jelas pelayan didepan ku. aku menundukan kepalaku.

Damn. Hari ini benar-benar merusak mood ku. padahal aku ingin sekali cincin itu menjadi tanda pernikahan ku.

Nathan memandang ku dengan pandangan sedih, aku membalas dengan raut wajah tak kalah kecewanya.

"sudahlah, ayo kita pulang, biar Mom yang mengurus cincin nya."

"tapi Jess-"

"aku ingin pulang. Now."

Hati ku benar-benar kecewa, entah ini karena masalah cincin atau yang lainya. Mood ku kini benar-benar berantakan.

***

"SAYA TIDAK MENERIMA ALASAN APA PUN! SAYA MAU UNTUK SEGERA MEMBUAT PASANGAN CINCIN TERSEBUT!"

"Tapi Mr-"

Klik.

Nathan mematikan sambungan telephonenya, dia benar-benar sedang kesal. Bagaimana bisa dia membiarkan Jess terlihat sekecewa itu karena hanya cincin sialan.

Tiba-tiba saja handphone ditangan nya itu kini bergetar, tanda telephone masuk.

"hai bro.."

"hai bodoh, tidak bisakah kau-"

"fuck you, sabar sebentar. Kenapa kau membentak pegawai ku? kau tidak tau dia pegawai terbaik ku."

"bodo amat. Persetan Andre. Aku tidak menerima alasan apapun, aku minta untuk membuat cincin itu memiliki pasanganya."

"kau benar-benar serius ingin menikah?"

"hei! Aku laki-kali straight, dan kau tahu bagaimana diriku selama ini."

Nathan memandang pemandangan lampu-lampu kota dari jendela kaca ruangan kantornya, melihat kelap-kelip lampu kendaraan yang terjebak macet. Berkali-kali dia memijit pelan kedua pelipisnya. Pusin memikirkan pernikahanya yang hanya tinggal hitungan hari.

"baiklah, untuk sahabat tercinta k-"

"you're the best gay slut!" ucap Nathan sebal pada temannya di seberang telephone sana.

"hei, jangan memotong ucapan ku. baiklah, cincin itu sudah dalam proses. Mungkin 2 hari lagi sudah bisa kau ambil."

"seriously? Thank you, my Bro" Nathan senang bukan main, itu artinya berita bagus untuk calon istrinya.


***


Hari ini aku kembali kekantor ku, ralat. Kantor milik Stevan. Aku melangkahkan kaki ku menuju ruangan ku dan Stevan. Aku melirik meja kayu besar itu, kosong. Tumben sekali bossnya itu datang terlambat.

"Good Morning Mrs.Keelan." aku tersentak kaget mendengar suara berat itu bergema dibelakang tubuhku.

"Revan?"

"morning kiss?"

"you wish! Btw, dari mana kau mengetahuinya? Stevan?" aku memandangnya intens. Dia hanya tersenyum tipis dan tiba tiba memutar tubuhnya, dengan mudahnya bokong nhya yang sexy itu sudah bertengger pada meja kerjaku.

"hei... jangan duduk diatas mejaku" aku memberi nya pelototan tajam,

"semua informasi bisa ku dapatkan, babe. Aku tahu, kemarin siang kau baru saja bermain dengan adik ku." aku memandangnya horror. Bagaimana bisa dia tahu itu? Okelah ini memang bukan sesuatu yang sangat Danger. Tapi tetap saja ini bisa jadi kelemahan ku.

"ingin tahu bagaimana aku mendapatkan informasi mu?" aku mengangguk tanpa sedikit pun menatap matanya. Sekarang aku benar-benar seperti maling yang ketahuan mencuri.

"kiss me, now."

"wh...whattt?" aku memandangnya tak percaya.

BRAKK!!

"babe, menjauh dari sibajingan itu. Dia mabuk." Stevan berlari kearahku, tetapi keadaan ku terlalu jauh untuk dijangkau olehnya. Aku merasakan lengan ku ditarik paksa hingga tubuhku terbetur cukup keras pada dinding. Aku merasakan punggung ku berdenyut sakit. Persetang dengan laki-laki di depan ku.

OH MY GOD? ADA APA DENGAN REVAN?

"jangan. Sentuh gue Stevan. Atau Jess yang akan kena semuanya. Lo tahu kan, betapa gue menginginkan dia? Lo harusnya ngasih tau ini dari awal. Lo bener-bener adek yang brengsek." Aku bisa merasakan hembusan nafasnya saat dia bicara di hidungku. Tidak ada bau alcohol. Tapi tadi Stevan bilang dia mabuk.

Aku mengalihkan pandangan ku pada Stevan, aku tidak mengerti pandangan itu, aku dapat melihat raut kekecewaan di wajahnya, aku tetap menatap Stevan saat tiba-tiba sebuah bibir memagut bibir ku kasar dan menuntut.

Aku hanya bisa diam, pandangan ku tetap tertuju pada Stevan yang hanya diam tak bergeming,

BRUKK...

Revan jatuh, dia pingsan. Aku segera mendekatinya, begitupun dengan Stevan

"bantu aku mengangkatnya ke sofa," Stevan hanya menatapku penuh Tanya, tetapi ikut mengangkat tubuh kakaknya ini. Aku meletakan kepala Revan diatas pangkuan ku.

"tolong ambilkan minyak kayu putih di dalam tas ku, dan minta Office Boy untuk membuat segelas air hangat." Aku berusaha menekan-nekan kedua pelipis Revan

Tak lama Stevan kembali dengan minyak kayu putih dan segelas air hangat, aku segera mengoleskan minyak kayu putih itu pada pelipisnya dan membiarkan nya menghirup aromanya. Ini berfungsi untuk menetralisir otaknya. Dan membantunya cepat sadar.

Hanya menunggu 5 menit, Revan mulai membuka matanya, aku tersenyum senang. Stevan hanya memandangi ku dan Revan.

"Jess.. Jess," aku dapat mendengar suaranya lemah "I'm sorry, please forgive me" Revan menggenggam tangan ku.

"hei, aku baik-baik saja. Hanya sedikit panic saat kau pingsan," aku kembali mengembangkan senyum ku. "everythings all right, Van."

"ada yang ingin menjelaskan padaku?" aku menatap sekelilingku dengan senyum mengembangku. Senyum yang menggambarkan kemurkaan. Senyum yang memiliki makna bertolak belakang dari yang seharusnya. Senyum yang bercampur kemarahan.

"bajingan."


***


WIHIIIIIIIIIIIIII ;D

Akhirnya bisa ngelanjutin ini.

Maaf ya kalo di part ini tidak sesuai dengan yang kalian harapkan, saya cuma ingin mengurangi sedikit. Sedikit kok. Adegan panasnya.

Tapi tenang,

habis ini kalian harus menyediakan kipas ;D

DON'T FORGET GUYS!

VOTE AND COMMENT.

Kalo yang vote dan commentnya banyak. Saya bakal bikin Part HOT. SEPER HOT. DARI YANG PALING HOT. Hehehe

SATU LAGI, jangan lupa buat baca cerita sebelah PLEASE, KISS ME

Everythings for you all.

THANKS AGAIN ;*

Continue Reading

You'll Also Like

1.3M 20.3K 6
[COMPLETED] || Leonardo Maximilian pria panas dan mengerikan yang dipertemukan oleh Kazela Kinova yang memiliki banyak rahasia gila, seseorang yang...
2.8M 56.7K 64
Warning : khusus 18++ Bocah unyu menjauh!!! Cerita biasa saja, konflik ringan... Hanya untuk hiburan semata.. _______________________________________...
3.2K 104 30
Hanya sebatas hiburan, fiksi, tidak nyata. Seme:Jacko Uke:Rasyid Kalo susah nyebut nama Jacko mending manggil nya jeko ygy.
1.2M 3.5K 9
[Warning!!! 21++ Harap berhenti jika tidak memenuhi syarat usia.] Ekshibisionis? Mungkin ... ya. Mungkin juga tidak. Penculikan berujung pada petuala...