Part 3

72.1K 735 1
                                    

Debur ombak terdengar jelas di telingaku, udara khas pinggir pantai menghempas kearahku, warna jingga milik sang surya berpendar seiring dengan pandangan ku yang tertuju pada hamparan laut didepanku. Aku dan Nathan, berdua, entah apa yang membuat Nathan membawa ku kesini, tapi jujur pantai ini sangat indah. Aku duduk diatas pasir nya yang putih, disebelah ku Nathan juga mengikuti apa yang kulakukan. Di letakan pantanya itu di samping tubuh ku, sangat dekat, sehingga membuat bahuku dan bahunya bersentuhan. 'deg..deg..deg.." oh tidak apa ini? Mengapa tiba-tiba jantungku perpacu? Apa karena bahu disamping ku ini?

"jess," panggil Nathan, aku melirik kearahnya. Karena tubuh tingginya aku harus mendongakkan leher ku, aku menatap matanya yang berwarna kecoklatan dengan pandangan teduh itu. Tiba-tiba saja lengan nya menyampir di pundaku dan memegang tengkuk ku, seketika aku bisa merasakan bibir lembut Nathan menyapu bibir serta lidahku. Tangan kanan nya dia gunakan untuk menopang tubuh ku. semakin lama aku merasa Nathan semakin agresif, bibirnya terus mencium bibirku hingga basah, aku kewalahan menanggapinya, aku mengaitkan kedua lenganku di lehernya dan menjambak rambutnya saat dia melilitkan lidahnya didalam mulutku.

Aku memang harus mengakui bahwa Nathan sangat pintar dengan kemampuan menciumnya itu, lihat saja celana dalam ku kini sudah basah akibat ciuman panas kami tadi. "kau menikmatinya jess?," Tanya Nathan dengan tatapan menggoda kearahku, "kau mau jawaban seperti apa yang keluar dari mulutku?" tanyaku dengan nada menantang, dia tersenyum menyeringai. "kau sangat menggodaku jess" ucapnya yang kembali meciumi bibir dan wajah ku. tak ketinggalan, aku pun berusaha untuk menanggalkan kemeja birunya, setelah kemejanya itu terbuka dengan sempurna, aku menghentikan dan menarik bibirku dari bibirnya. "jess, apa yang kau lakukan?" aku bisa mendengar nada kesalnya, dia pasti sangat kesal karena aku telah menghentikan ciuman nya.

 "gantian sayang," ucap ku sambil menyentuh perutnya yang sixpack, kemudian naik kearah putting nya. Aku mengelusnya pelan dan mulai menjilatinya, bisa ku dengar erangan dari mulut Nathan. Aku pun segera mendorong tubuh Nathan agar berbaring dan dapat dengan mudah aku menghisap putingnya. Meninggalkan beberapa kissmark disana, Nathan mengelus punggung ku kemudian menyingkap dressku dan meremas bokongku. "shhhsh.. ahh.. jess, apa yang kaula-" aku memotong ucapanya, "tutup mulut mu sayang, dan nikmati apa yang akan kulakukan." Aku mencium bibirnya, memasukan lidah ku kedalam mulutnya, menyedot lidahnya. Dia kembali mengerang, erangan nya semakin membuat libido ku naik.

Tiba-tiba saja Nathan membalikan tubuhnya, sehingga sekarang tubuh besar Nathan menindihku. Bisa kurasakan kejantannanya mengeras dibalik celananya jeans nya itu. "kau benar-benar membuat ku tak berdaya nona manis," ucap Nathan sambil meremas payudaraku, dia membuka dress ku dan meninggalkan tubuhku hanya dengan CD yang kukenakan, yan lainya berhasil ia tanggalkan. Aku mengerang nikmat saat tanganya meremas payudaraku, dan menjilat putingku berkali-kali hingga terasa basah.

Aku merasakan denyut pada kewanitaan ku, aku pun menggerakan pinggulku, dan itu membuat kejantanan dan kewanitaan ku saling bergesekan, kami melenguh bersamaan, "buka celana mu itu keparatt.." teriaku kepada Nathan, tapi dia membalasku dengan seringaiannya. "oh baiklah kau memang laki-laki brengsek," aku membalikan tubuhnya dan mengarah pada kenjantananya, segera ku buka celana jeans miliknya itu beserta dengan celana dalamnya, dapat kulihat kejantan nanya benar-benar telah berdiri tegak. karena tadi dia telah mengerjaiku, kini aku yang akan mengerjainya, ku gengam kejantannya itu dan kutiup-tiup ujungnya berkali-kali. "aarghh.. ap..apa yang kau lakukan jess? Cepat masukann!!" jeritnya, aku tertawa. Hahaha. Aku tak tahan melihat reaksi mukanya yang merasa tersiksa seperti itu sehingga kulumat saja kejantananya itu kedalam mulut ku. dia mengerang hebat. Aku terus melumat dan mengocok miliknya. Tiba-tiba saja aku dapat merasakan bahwa tubuhnya menegang dan cairan putih itu muncrat keluar menghujani payudaraku. "jesss.." teriaknya, "mengapa kau membiarkan aku keluar? Padahal aku ingin sekali masuk kedalam dirimu?" tatapnya sebal.

"hei.. aku takkan memberikan keperawanan ku ini untuk mu keparat―kecuali jika kau telah benar-benar resmi menjadi suamiku." Dia menatap ku tajam, "kau memang wanita yang paling brengsek yang pernah ku temui." Aku tersenyum dengan reaksinya, "aku senang mendengarnya, selamat Nathan." Aku tertawa girang, aku menyentil kejantananya sehingga membuat miliknya itu  menegang kembali, aku pun berlari menghindari Nathan yang mencoba untuk membalas ku. "takkan kubiarkan kau kali ini lepas jess..." teriaknya kencang dan berlari kearah ku.

Nyaman, mungkin sekarang ini yang kami rasakan. Tapi aku masih menaruh keraguan pada dirinya, entah lah rasanya aku ingin menghentikan waktu sejenak, menikmati saat-saat ini.  Saat-saat dimana kami memulai untuk mencoba menerima satu sama lain. 

unbelievableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang