(212 - 311 ( + extra) The Hus...

By erryenellis

23.4K 1.8K 70

Mo Ran merasa bahwa menjadikan Chu Wanning sebagai gurunya adalah sebuah kesalahan. Shizunnya sangat mirip ku... More

212 - [Jiaoshan] Pemimpin Sekte Agung
213 - [Jiaoshan] Pertarungan Hidup dan Mati
214 - [Jiaoshan] Inti Spiritual Hancur
215 - [Jiaoshan] Membakar Sisa Tubuh
216 - [Jiaoshan] Jatuh Menjadi Budak
217 - [Jiaoshan] Mimpi Buruk
218 - [Jiaoshan] Sang Kaisar Kembali
219 - [Jiaoshan] Jangan Pergi
220 - [Jiaoshan] Berjalan Berdampingan
221 - [Jiaoshan] Menggenggam Jemari
222 - Transformasi Menyeramkan
223 - [Jiaoshan] Menjauh
224 - [Jiaoshan] Janji Lelaki Terhormat
225 - [Jiaoshan] Tertawakan Aku Yang Gila
226 - [Jiaoshan] Tidak Pernah Lupa
227 - [Jiaoshan] Kata-Kata Dari Masa Lalu
228 - [Jiaoshan] Sebuah Permainan Kosong
229 - [Jiaoshan] Sejak Saat Itu
230 - [Jiaoshan] Pemuda
231 - [Jiaoshan] Sekte Obat
232 -[Jiaoshan] Dua Penglihatan Tidak Jelas
233 - Jika Aku Ingin Mengubah Judul, Aku Bisa Mengubahnya. Plin Plan!
234 -[Jiaoshan] Sang Kaisar Kembali
235 - [Jiaoshan] Menuju Akhir
236 - [Gunung Darah Naga] Huaizui
237 - [Gunung Darah Naga] Shenmu (Kayu Ilahi)
238 - [Gunung Darah Naga] Tanpa Jiwa
239 - [Gunung Darah Naga] Memiliki Hati
240 - [Gunung Darah Naga]Seorang Manusia
241 - [Gunung Darah Naga] Kebenaran
242 - [Gunung Darah Naga] Chu Fei
243 - 18+
244 - [Gunung Darah Naga] Rawa Ular
245 - [Gunung Darah Naga] Saingan Cinta
246 - [Gunung Darah Naga] Mengikat
247 - 18+
248 - [Gunung Darah Naga] Dilupakan
249 - Gunung Darah Naga] Kebenaran
250 - 18+
251 -[Gunung Darah Naga] Kembali
252 - [Gunung Darah Naga] Membagi Jiwa
253 - [Gunung Darah Naga]Bajingan
254 - [Gunung Darah Naga] Merindukanmu
255 - [Gunung Darah Naga] Dituduh
256 - [Paviliun Tianyin] Naik Turun Pengalaman Hidup
257 - [Paviliun Tianyin] Peri Linjiang
258 - [Paviliun Tianyin] Tulang Lunak
259 - [Paviliun Tianyin] Berbagi Jubah Yang Sama
260 - [Paviliun Tianyin] Lahir Seperti Tungku
261 - [Paviliun Tianyin] Fitnah Busuk
262 - [Paviliun Tianyin] Bagian Terpenting Opera
263 - [Paviliun Tianyin] Mimpi Lama Kembali Terulang
264 -[Paviliun Tianyin] Kaisar Seperti Dia
265 - [Paviliun Tianyin] Shi Mei Ganda
266 - [Paviliun Tianyin] Menghangatkanmu
267 - [Paviliun Tianyin] Naga Melilit Pilar
268 - 18+
269 - [Paviliun Tianyin] Kaisar dan Zongshi
270 - [Paviliun Tianyin] Hukuman Akan Dilaksanakan
271 - [Paviliun Tianyin] Pengadilan Final
272 - [Paviliun Tianyin] Kata-Kata Orang Sangat Mengerikan
273 - [Paviliun Tianyin] Berbeda Jalan
274 - [Paviliun Tianyin] Nyaris
275 - [Paviliun Tianyin] Jantung Hancur
276 - [Paviliun Tianyin] Aku Datang Untuk Mati Untukmu
277 - [Paviliun Tianyin] Yang Mulia Ini Kesepian dan Kedinginan
278 - [Paviliun Tianyin] Tidak Pernah Mengkhianati
279 - [Paviliun Tianyin] Malam Bersalju Untuk Sisa Kehidupan
280 - [Puncak SiSheng] Lidah Yang Baik dan Yang Jahat
281 - [Puncak SiSheng] Ingin Melakukan Lebih Banyak Perbuatan Baik
282 - [Puncak SiSheng] Serigala Yang Sendirian Memasuki Situasi Putus Asa
283 - [Puncak SiSheng] Api Akhirnya Menyala
284 - [Puncak SiSheng] Putraku Sangat Berharga
285 - [Puncak SiSheng] Phoenix Api Surgawi
286 - [Puncak SiSheng] Pemuda Yang Sangat Mencintai
287 - [Puncak SiSheng] Tidak Mungkin Lari Dari Takdir
288 - [Puncak SiSheng] Zongshi dan Kaisar Itu adalah mimpi.
289 - [Puncak SiSheng] Mengunjungi Sebagai Hantu
290 - [Puncak SiSheng] Tinggal Bersama Mei Hanxue
291 - [Puncak SiSheng] Dua Dunia Bersilangan
292 - [Puncak SiSheng] Hati Sedalam Laut
293 - [Puncak SiSheng] Kebencian Panjang Sang Kaisar
294 - The dying of death
295 - [Puncak SiSheng] Jalan Kemartiran Untuk Pulang
296 - [Puncak SiSheng] Seperti Dalam Mimpi Waktu Itu
297 - [Puncak SiSheng] Kecantikan Tulang Kupu-Kupu
298 - [Puncak SiSheng] Manusia Tidak Sebaik Surga
299 - [Puncak SiSheng] Tidak Pernah Berhenti
300 - [Puncak SiSheng] Hatinya Seperti Hatimu
301 - [Puncak SiSheng] Masa Lalu Kembali Tumpang Tindih
302 -[Puncak SiSheng] Jiwa Patah di Istana Wushan
303 - [Puncak SiSheng] Xue Meng Kehidupan Sebelumnya
304 - [Puncak SiSheng] Mereka Dari Kehidupan Sebelumnya
306 - [Puncak SiSheng] Kasihani Tubuhku Yang Berbeda
307 - [Puncak Sisheng] Kelelawar Senja
308 - [Puncak SiSheng] Bekerja Sama Melawan Banjir
309 - [Puncak SiSheng] Mo Ran Tidak Jauh
310 - [Puncak SiSheng] Kartu Terakhir Ada cahaya.
311 - [Puncak SiSheng] Akhir
BAB EKSTRA 312 - KEHIDUPAN DAΜΑΙ

305 - [Puncak SiSheng] Persembahan Tubuh Dewa Untuk Iblis

191 13 0
By erryenellis


Pada saat yang sama...

Pertempuran di Puncak SiSheng sudah dimulai dari empat sisi. Kelompok pemberontak yang menyerbu gunung, pelopor yang bertarung melawan bidak-bidak catur, penjaga yang bertanggung jawab untuk membuka tabir, tentara medis yang bergegas di tengah kekacauan... Ribuan energi spiritual terjalin, menerangi sekitar gunung yang bagai binatang hitam raksasa.

Meskipun demikian, hantaman serangan Xue Meng masih memicu banjir energi yang dahsyat. Nyala api itu seperti hutan bambu pecah, seperti pisau panas memotong mentega, menembus langit! Chu Wanning menoleh untuk melihat angin, dan hatinya terasa nyeri. Dia tahu bahwa Xue Meng sudah mulai membakar inti spiritualnya. Jika dia tidak segera bertindak, dia takut Xue Meng akan mengikuti jejak Nangong Si.

"Naga lilin - panggil!"

Dia menjepit kertas mantra naga dan meneteskan darahnya di situ. Tetapi ketika mendengar suara naga dan gelombang laut, auman naga menembus hujan dan melesat ke langit, suaranya sekeras lonceng.

"Chu Wanning, untuk apa memanggil yang mulia ini?"

Chu Wanning menurunkan alis dan berkata tajam, "Bawa aku ke ujung jalan kemartiran, cepat."

Sepasang mata naga lilin menyapu Sembilan Wilayah yang penuh asap. Tanpa mengajukan pertanyaan lebih lanjut dia berkata, "Ayo berangkat." Seorang lelaki dan seekor naga menembus udara dan hujan, seolah mengendarai angin dan memecahkan ombak, langsung menuju jalan kemartiran yang dibangun dari orang-orang mati. Jalan itu melayang, Chu Wanning melihat ke bawah dari ketinggian. Jalan yang menghubungkan dua dunia itu dialiri cahaya merah, seperti darah di arteri, mengalir menuju tempat yang tidak diketahui.

Karena bagian belakang gunung sangat dekat dengan pintu ke Dunia Iblis dan di bawah pengaruh energi iblis, daerah ini dipenuhi awan api merah ungu yang berkobar, tidak terpengaruh oleh hujan lebat.

Naga lilin menukik ke bawah, dan langsung berubah menjadi cahaya keemasan saat kembali ke mantra. Chu Wanning berdiri kokoh di jalan kemartiran, memperlambat napas dan mengangkat mata. "Kau datang?"

Sebuah suara datar terdengar. Shi Mei berdiri di ujung jalan, di belakangnya ada api Gerbang Dunia Iblis yang mengamuk. Karena Xue Meng dan Mei bersaudara untuk sementara mengambil alih kendali Taxian Jun, tabir pelindung di sekelilingnya telah hilang. Mendengar gerakan, Shi Mei menoleh dan menatap Chu Wanning.

"Kau benar-benar mampu."

Angin meniup rambutnya, Shi Mei sekali lagi mengalihkan pandang ke Gerbang Dunia Iblis.

"Gerbang Ruang dan Waktu Kehidupan dan Kematian terbuka lebar. Kau tidak ingin mengejar waktu untuk menutupnya, malah ingin menghentikan ras-ku untuk pulang..." Chu Wanning tidak jatuh ke dalam perangkap,

"Tiga teknik terlarang diciptakan oleh Gouchen Shanggong, dan energi iblis akan memperluas energi spiritual seratus persen. Bukan aku tidak ingin membiarkan ras Kecantikan Tulang Kupu- Kupu untuk pulang ke tanah air, tetapi begitu Gerbang Dunia Iblis dibuka dan energi iblis mengalir masuk, Gerbang Ruang dan Waktu Kehidupan dan Kematian akan semakin terkoyak."

💜
"..." Shi Mei terdiam sesaat, kemudian mencibir, "Aku tidak bisa membodohimu."

Chu Wanning tidak ingin membuang waktu lagi dengannya. Cahaya keemasan muncul di telapak tangannya. Saat Tian Wen hendak mengenai Shi Mei, sebuah bayangan melintas. Ternyata itu Mu Yanli yang memegang pedang, menghalangi serangan!

"Aku tidak akan membiarkanmu menyentuhnya." Mu Yanli mengangkat mata dari pedang dan menggeram, "Dia sudah cukup menderita."

Shi Mei: "...Mu Jiejie..."

Entah bagaimana Mu Yanli melakukannya, tetapi di belakangnya ternyata sangat banyak bidak-bidak catur untuk membuka jalan baginya. Chu Wanning melihat situasi kritis dan ingin menghentikan pasukan bidak catur. Namun, Mu Yanli segesit petir telah berdiri di depannya.

"Minggir!"

Mu Yanli mencibir, "Atas dasar apa aku harus minggir? Dunia tidak pernah peduli dengan kehidupan dan kematian Kecantikan Tulang Kupu-Kupu, jadi mengapa ketika pulang ke rumah, Kecantikan Tulang Kupu-Kupu harus peduli dengan kehidupanmu?" Sambil berbicara, dia mengangkat pedangnya dan menebas ke arah Chu Wanning.

Pada saat yang sama, cahaya putih keemasan yang sangat menyilaukan muncul di sekelilingnya - itu adalah upaya putus asa. Mu Yanli, untuk mendapatkan energi terkuat, juga telah menghancurkan inti spiritualnya sendiri! Dia memiliki darah dewa, tidak peduli seberapa tipis garis keturunannya, setelah meledakkan diri, dia masih bisa memindahkan gunung dan mengisi lautan. Kekuatan bertarungnya dalam jangka pendek bahkan bisa lebih tinggi dari Taxian Jun.

"Zongshi apa yang hebat, apa yang lurus..." Mu Yanli berkata dingin. "Selama ribuan tahun, telah meminum darah manusia dan memakan daging manusia. Kalian bisa melakukan apa saja untuk peningkatan kultivasil"

Dia sangat sengit, sehingga Chu Wanning tidak punya pilihan selain bertarung dengan seluruh kekuatannya. Meskipun wanita di depannya tidak memiliki setetespun darah Kecantikan Tulang Kupu-Kupu, bahkan bisa dianggap sebagai keturunan jauh dewa, dia bersedia memberikan nyawanya untuk membantu iblis kembali ke tanah air mereka.

Untuk beberapa waktu, jubah putih Chu Wanning berkibar, dan lengan baju emas Mu Yanli melambai. Mereka berdua seringan kertas, namun niat membunuh mereka begitu kuat hingga membelah udara.

Kedua pihak saling menghantam dan membanting. Senjata mereka berbenturan dan mereka saling menatap di tengah percikan api. "Orang-orang menghalangi kami!" Mu Yanli berkata di tengah pertarungan.

Chu Wanning mengertakkan gigi, "Di dunia ini... tidak semua orang melakukan apa yang kau katakan."

Meskipun malam sudah larut dan badannya terasa beku, Chu Wanning masih ingat kebaikan Nyonya Rong. Dia juga masih ingat bahwa sebelum menjadi gila, Mo Ran berpikir untuk tidak menyakiti siapapun. Dia juga ingat bahwa para murid Puncak SiSheng tidak meminta uang sepeser pun untuk menyingkirkan roh jahat.

Dia masih ingat senyum cerah para penduduk Desa Yuliang, ingat kebenaran tentang pemilik Pulau Feihua, ingat Nangong Si melemparkan diri ke Kolam Jiwa Naga, dan ingat bahwa Li Wuxin menggunakan pedangnya untuk menyelamatkan orang-orang.

Dia masih ingat Nangong Changying tersenyum dan memudar menjadi bintik-bintik cahaya emas. Dengan ekspresi lembut, dia berkata, "Dunia terlalu indah. Cukup ada bunga, mengapa harus ada noda darah."

💜
Hampir semua tokoh-tokoh itu sekarang sakit atau mati, telantar atau terjebak di tengah- tengah bencana ini...

Bahkan ada Ye Wangxi.

Pada tahun itu di Paviliun Xuanyuan, dialah yang tanpa ragu mengeluarkan uang untuk menyelamatkan seorang Kecantikan Tulang Kupu-Kupu, memberinya kebebasan seumur hidup dan masa depan.

"Memangnya kenapa? Apakah aku harus mengampuni dosa berat ini hanya karena beberapa orang?!"

Semakin Mu Yanli berbicara dengan kebencian, semakin ganas pedangnya.

"Ibuku sangat baik, tetapi karena dia adalah iblis tulang kupu-kupu, dia dimakan hidup- hidup oleh ayahku yang binatang... Apakah hidupnya bukan kehidupan?"

"Sejak kecil, hanya dia satu-satunya yang menyayangiku dan memperlakukanku sebagai anak perempuan. Selain dia, dari ayahku sampai para penatua sekte, dan juga kalian para kultivator, siapa yang memperlakukan aku seperti orang yang hidup?" Mu Yanli berkata marah, "Aku memiliki darah dewa di tubuhku, sehingga semua orang memperlakukanku sebagai tolok ukur keadilan. Membuatku memadamkan keinginan orang lain, membuatku harus sangat berhati-hati... atas dasar apa?"

Kekuatan inti spiritualnya telah diperluas hingga ekstrem, dan seluruh tubuh Mu Yanli ditutupi oleh kecemerlangan platinum seperti dewa. Penghancuran inti spiritualnya berbeda dari kultivator biasa, pupil mata dan rambutnya bahkan menjadi berwarna emas pucat. Dia seolah menanggung banyak beban.

"Keturunan dewa harus dingin dan tak acuh. Keturunan tulang kupu-kupu harus dimakan. Sudah seperti ini selama ribuan tahun..." Ketika bilah pedang saling menyapu, suara dengungan tajam yang dihasilkan oleh bentrokan senjata ilahi hampir merobek gendang telinga.

Namun, tidak ada yang lebih tajam dari tatapan Mu Yanli. Dia mengucapkan setiap kata perlahan, "Chu Zongshi. Kau belum membalikkan sejarah kasus keluarga Kecantikan Tulang Kupu-Kupu, bukan?"

"Di dalam buku, itu adalah benda yang dimakan manusia... Di masa lalu, para kultivator menggunakan Kecantikan Tulang Kupu-Kupu sebagai bahan obat dan meningkatkan kultivasi, tetapi hari ini, Kecantikan Tulang Kupu-Kupu hanya membuat kalian semua mengisi jalan yang akan membawa mereka kembali ke rumah!"

Dengan ledakan keras, Mu Yanli menggunakan semua energi hidupnya dan mengayunkan pedang ke arah Chu Wanning.

Chu Wanning berkelit dan berteriak, "Jiu Ge, panggil!"

Huaisha disimpan. Giliran Jiu Ge sekarang. Suara guqin berdenting, dan cahaya keemasan menyilaukan menembus langit, menerangi seluruh Puncak SiSheng! Di depan Chu Wanning ada tabir besar yang dipenuhi kelopak begonia.

Dia mengambang di udara, lengan bajunya yang lebar berkibar. Di depannya ada wajah Mu Yanli yang penuh kebencian.

Mu Yanli tidak membencinya. Dia membenci ketidakadilan dunia, membenci kematian tragis ibunya, benci bahwa dia hidup tanpa kebebasan. "Biarkan mereka kembali."

Meskipun serangannya tidak bisa dipecahkan, energi spiritualnya telah didorong hingga
ekstrem, namun dia masih tidak bisa menghancurkan tabir Chu Wanning. Sebaliknya,
darah menetes dari sudut mulutnya.

💜
Suaranya parau, dan tangan yang memegang pedang gemetar.

Inti spiritualnya akan hancur Tiba-tiba, Mu Yanli menatap Chu Wanning dan berkata dengan lembut, "Tolong..."

Chu Wanning melihat bayangannya di pupil emasnya.

Bayangan siapa itu?

Wajah itu bingung, hampa, bengkok, dan tersesat.

Kejam. Baik dan lurus.

"Biarkan mereka pulang... Chu Xianjun."

Pantulan dalam cahaya keemasan tiba-tiba menghilang.

Karena otaknya terlalu kusut, butuh beberapa saat bagi Chu Wanning untuk menyadari bahwa inti spiritual Mu Yanli telah hancur dan dia telah kembali ke penampilan normalnya, dengan hanya sepasang mata hitam. Menatapnya.

Baju besi telah dilepas, tidak meninggalkan jalan kehidupannya.

Dia tidak bisa lagi menjadi keturunan dewa yang dingin dan sombong, dan matanya seperti

wanita biasa. Dia memohon untuk adik laki-lakinya dan untuk keturunan ras iblis yang berkonflik dengan

rasnya sendiri.

"Biarkan mereka pergi..."

Saat dia berbicara, pedang di tangannya tiba- tiba menghilang. Karena tidak dapat menahan pertempuran sengit sebelumnya, pedang itu hancur menjadi bubuk saat energi spiritualnya padam.

"Aku mohon padamu."

Mu Yanli jatuh dari langit, dan jubah putih keemasan itu berkibar seperti teratai di belakangnya.

Pinggangnya masih disulam timbangan ilahi Paviliun Tianyin, lambang keadilan dan cahaya yang bersinar di malam gelap.

Tianyin sangat perkasa, tidak pribadi.

Putra Tianyin, tidak sentimental.

Suara Tianyin lirih, tidak menista para dewa.

Paviliun Tianyin mengasihan semua orang, menghormati semua makhluk hidup.

Mu Yanli telah membaca mantra ini sejak dia masih kecil. Bahkan ketika dia memejamkan dan membuka mata, masih memenjarakannya seperti belenggu.

Sejak dilahirkan, kalimat pertama yang dia pelajari bukanlah dari ayahnya atau dari

ibunya. Tetapi empat baris kalimat itu. Zikir ribuan kali sehari, berlutut dan berdoa di

depan patung para dewa.

Tidak pribadi... Tidak sentimental... Tidak

menghujat para dewa... menghormati semua

makhluk hidup.

Kesan pertamanya tentang hari ulang tahun yang tak terlupakan, ayahnya yang tidak berperasaan memberinya sekotak patung tanah

liat yang halus, dicat dan dicelupkan dengan pasir emas. Ketika kotak itu dibuka, dia tersenyum pada ayahnya.

"Wah - ini terlihat sangat bagus!"

Ayahnya memandangnya sekilas, "Apakah kau

suka?"

"Aku suka!" Mu Yanli mengangkat kepala dengan gembira. Seolah-olah puluhan ribu kembang api mekar di hatinya. "Terima kasih, Ayah!"

Lelaki yang dia panggil ayah hanya mengangkat tangan dan membelai kepalanya sebelum mengambil kotak brokat itu darinya.

Lalu, di depan matanya, kotak itu dihempaskan ke tanah.

REM!

Suara tanah liat pecah di tanah.

Patung tanah liat itu tidak bisa bicara, tetapi alisnya melengkung, matanya menatap Mu Yanli dengan senyum. Namun, senyumnya pecah dan wajahnya hancur. Mu Yanli tertegun sejenak sebelum menangis ketakutan, ingin buru-buru mengambil patung tanah liatnya dari lumpur. Sepatu putih bersulam timbangan menginjak.

Berderak dan menyeramkan.

💜
Sepertinya bagian kepala patung telah remuk. Sang ayah melepas kakinya, dan gadis kecil itu melihat tumpukan debu.

Sebelumnya, patung-patung itu jelas berbaris rapi dan tersenyum tulus padanya... Mengapa? Mengapa seperti ini? Bukankah itu hadiah ulang tahun untuknya? Di mana dia tidak melakukan hal yang benar? Bagaimana dia membuat ayahnya marah, sehingga patung-patung tanah liat kecil ini mati tanpa dosa.

"Putra Tianyin, tidak sentimental." Lelaki itu sangat tak acuh di depan gadis yang menangis, "Jika kau suka, kau akan kehilangan ketenanganmu. Jika kau suka, kau akan dipermalukan. Kau adalah keturunan dewa, mendominasi keadilan dunia... Hadiah yang diberikan padamu adalah untuk mengajarmu bahwa kau tidak boleh mengatakan kata 'suka' pada apapun."

Tidak pribadi... Tidak sentimental...

Tidak pribadi, tidak sentimental. Tidak pribadi, tidak sentimental. Mantra merobek otaknya. Saat dupa dibakar, gumaman serius khidmat diucapkan

Selama beberapa malam panjang, Mu Yanli memegangi kepalanya hampir gila, dan

berteriak tanpa suara di balik selimut.

Tidak bisa menemukan jalan keluar.

Tidak dapat menemukan jawaban....

Apa itu ayah? Apa itu ibu?

Dia ingin memeluk ibunya, Nyonya Lin, tetapi Nyonya Lin adalah wanita gila, dia menikamnya dengan gunting sampai tangannya penuh lubang, bahkan menancapkan gunting di tenggorokannya.

Tidak pribadi.

Tidak pribadi!

Di tengah malam gelap, Mu Yanli berlutut di depan patung dan membaca mantra yang tidak bisa digunakan untuk menentang para dewa. Namun, dia mengutuk dengan kebencian di hatinya karena tidak bisa menghancurkan patung-patung dewa itu menjadi bubuk!

Dengan cara ini, dia berubah dari seorang gadis kecil menjadi seorang gadis muda, dan dari seorang gadis muda menjadi seorang wanita muda.

Di belakangnya, lebih dari seribu orang berlutut saat melantunkan lirik yang telah diukir di tulangnya. "Tianyin sangat perkasa, tidak pribadi..."

Terkadang, dia akan bertindak seperti setan gila,

punggungnya gemetar dan hampir melompat berdiri. Dengan pedangnya, dia akan memotong semua orang Paviliun Tianyin menjadi daging cincang sebelum dia sekarat.

Namun, suara lembut dan indah terdengar di telinga sebelah. Suara itu sangat manis, sangat muda, sambil bernyanyi kepadanya dengan lembut, "Alang-alang tinggi, alang-alang panjang, memisahkan gunung di atas udara. Satu sisi alang-alang adalah kampung halaman, sisi lain alang-alang adalah lautan luas."

Mu Yanli membuka mata. Cahaya matahari bersinar dari belakang patung, jatuh berbintik- bintik di tanah.

Pada saat itu, dia telah menjadi kepala Paviliun Tianyin. Dia menatap bayangan berbintik-bintik di tanah, seolah-olah bisa melihat alang-alang di tengah alunan lagu, bunganya berkibar ditiup angin.

Seorang wanita berdiri di tengah alang-alang, mengulurkan tangan dan tersenyum.

"Sisi alang-alang ini adalah kampung halaman... sisi lain alang-alang adalah lautan luas..."

"Ama..." gumamnya.

Dia menyebut Nyonya Lin sebagai ibunya dan memberi hormat. Tetapi hanya kepada satu orang dia memanggil ama.

Dia adalah ibu tirinya, dan juga ibu yang telah membesarkannya. Mungkin orang lain tidak akan mengerti mengapa dia tidak membenci wanita ini yang telah menduduki sarangnya. Tetapi orang-orang itu tidak akan pernah

mengerti...

Dalam hidupnya, hitam dan putih seperti kisi-

kisi. Hanya beberapa tahun setelah Hua Gui ada di sana, dia telah tertawa, memiliki kelembutan, mendapat kehangatan, dan menerima kasih
sayang yang manis.

💜
Tidak ada yang akan mempercayainya.

Lagu alang-alang yang dinyanyikan Hua Gui untuk membujuknya tidur adalah satu-satunya lagu yang pernah dia dengar dalam hidupnya selain musik surgawi.

Hanya lagu ini menjadi kota hidupnya, dan memperpanjang hidupnya.

"MU JIEJIE!"

Dia sepertinya mendengar saudaranya Hua Binan menjerit. Dia belum pernah mendengarnya kehilangan ketenangan seperti ini sebelumnya.

Namun, dia tidak peduli. Dia menggunakan energi spiritualnya yang terakhir untuk mengurangi benturan saat dia mendarat. Tetapi bukan untuk bertahan hidup.

Sambil mengertakkan gigi, dia mengikuti jalan kemartiran, bergerak selangkah demi selangkah sampai mencapai ujung, merangkak seperti belalang.

Lalu -

Sebelum ada yang bisa bereaksi, dia menggunakan kekuatannya yang tersisa untuk

seketika melemparkan dirinya sendiri ke tepi jembatan!

"Mu Yanli, dengan sukarela mengorbankan hidup. Aku berharap kau dapat memenuhi keinginanmu dan kembali ke rumah."

Ketika Shi Mei melihat ini, dia hampir menjadi gila. Dia menghambur, tapi sudah terlambat. Mu Yanli menatapnya. Wanita yang selalu dingin dan tak acuh tidak memiliki banyak ekspresi. Bahkan kulitnya tertutup es dan salju.

Namun pada saat ini, dia tersenyum manis pada adik laki-lakinya, yang bukan berasal dari ayah dan ibu yang sama, bahkan secara ras bermusuhan.

Dia jatuh telentang, wajahnya tertekuk.

"JIE!"

Mu Yanli tersenyum dan memandang langit. Wanita ini, yang sama sekali tidak bergerak, menghadap ke langit luas yang dia sembah berkali-kali dan berkata, "Persetan tidak pribadi."

Jembatan tiba-tiba kembali bersinar merah, dan api merah dari jalan kemartiran dengan cepat menyelimuti seluruh tubuhnya. Sebelum sepenuhnya tertelan api, dia berusaha melihat ke arah Gerbang Dunia Iblis dengan sekuat tenaga.

Dia merasa mendengar suara datang dari balik pintu raksasa. Suara itu lembut, dan ama melambaikan kipas kecil untuknya di samping ranjang musim panas, bernyanyi dengan malas.

Alang-alang tinggi, alang-alang panjang, memisahkan gunung di atas udara.

Satu sisi alang-alang adalah kampung halaman

Sisi lain alang-alang adalah lautan luas "Mu Zhuangzhu!"

"Nona Mu!"

Tiba-tiba, 'bidak-bidak' di jalan kemartiran

semua di luar kendali. Satu demi satu, mereka bergegas dan berlutut di depan wanita yang telah menggunakan darah dewa untuk membuka jalan bagi iblis. Namun, wanita itu telah berubah menjadi langkah ketiga puluh jalan kemartiran. Tubuhnya terikat, terbenam

dalam nyala api sihir. Chu Wanning mendarat kembali di tanah, ujung

jarinya sedingin es, dan matanya bergetar. Tadinya dia berpikir bahwa orang-orang itu adalah bidak catur yang dibawa oleh Mu Yanli, tetapi sekarang dia menyadari bahwa ternyata bukan.

Sebagian besar dari orang-orang itu

mengenakan jubah murid pribadi Paviliun Tianyin. Wajah-wajah mereka sangat cantik, dan air mata yang mereka keluarkan semuanya berwarna emas...

Mereka adalah Kecantikan Tulang Kupu-Kupu! Di bawah kepemimpinan terpadu Mu Yanli,

Paviliun Tianyin telah mengumpulkan begitu banyak Kecantikan Tulang Kupu-Kupu yang masih hidup atas nama penerimaan murid. Pada saat ini, orang-orang itu menangis dan meratap,

terhuyung-huyung dan jatuh di tanah.

💜
Mu Yanli baru saja membawa mereka keluar dari kelompok kultivator dan bersiap di jalan kemartiran agar mereka bisa pulang kapan saja...

"Pembunuh!" Tiba-tiba, seseorang berbalik dan berteriak pada Chu Wanning, "Kaulah pembunuhnya!" Wajahnya dipelintir oleh kebencian.

"Kenapa kau harus menjadi musuh kami di mana-mana? Mengapa kau harus mendorong Mu Zhuangzhu ke jalan ini?!"

Mereka semua sangat menakjubkan, dan di situlah mereka dipenuhi kebencian yang dalam.

Banyak Kecantikan Tulang Kupu-Kupu yang dikerahkan ke arah Chu Wanning, seolah-olah mereka telah kehilangan atau mengabaikan akal sehat dan menerkamnya seperti matinya pembakaran.

Chu Wanning berdiri diam, matanya muram. Terlalu mudah baginya untuk menghentikan Kecantikan Tulang Kupu-Kupu tingkat rendah ini. Dia bahkan tidak perlu mengangkat tangan, hanya kekuatan ujung jarinya sudah cukup membuat mereka tidak bisa lewat.

Pembunuh...

Pendosa.

zongshi.

Menyelamatkan dunia.

Chu Wanning memejamkan mata. Apa yang dia

lakukan? Apa lagi yang bisa dia lakukan? Mo Ran sudah mati, ruang dan waktu berantakan, dan hukuman langit sudah dekat. Mu Yanli menggunakan tubuh dewa untuk menyelesaikan jalan kemartiran, dan Xue Meng menggunakan inti spiritualnya untuk menekan Taxian Jun.

Tiba-tiba dia merasa seolah berdiri di depan tembok yang terbuat dari pisau tajam. Gagangnya menghadap cahaya dingin, dan dia harus melewatinya.

Sama seperti tidak semua orang di dunia ini

jahat, tidak semua ras Kecantikan Tulang Kupu- Kupu bersalah. Tetapi dia ingin menghalangi perjalanan pulang

mereka. Bahkan pada sisa dua puluh sembilan langkah, dua puluh sembilan mayat.

Dia tidak bisa membiarkan mereka pergi dan membiarkan gerbang iblis terbuka. Karena begitu gerbang iblis terbuka, hukuman langit segera akan turun dan dua dunia akan dihancurkan. Penduduk Sembilan Wilayah

bahkan tidak akan memiliki kesempatan untuk menarik napas. Kekejaman macam apa yang harus dia miliki dan menyaksikan ini terjadi? Dia tidak bisa.

Dia tidak bisa lagi ragu karena hatinya lemah.

Mo Ran telah menanggung dosa dua dunia. Xue Meng masih menggunakan hidupnya untuk memberi waktu baginya, belum lagi orang-orang yang telah mati sia-sia demi membangun jalan berdarah di depannya.

"Pembunuh!"

"Kau membunuh kami! Kau menyebabkan

kematian kami!"

"Berdarah dingin tanpa hati! Kau akan

mendapat balasan!"

Jiwanya seperti api, tetapi jantungnya sekeras besi. Chu Wanning tiba-tiba membuka mata - dia

harus menjadi pembunuh.

Dia tidak punya pilihan.

“Shi Mingjing.”

"..." Shi Mei menatapnya dari kerumunan. Wajah cantik yang bisa menumbangkan kota-

kota itu masih berlinang air mata, dan matanya tampak gila tapi hampa.

Angin bertiup, dan pakaiannya berkibar. Tampaknya dia telah pasrah pada kenyataan bahwa Chu Wanning akan datang untuk membunuhnya. Telapak tangan Chu Wanning juga mulai bersinar dengan cahaya keemasan, dan Huaisha kembali muncul. Dengan suara keras, dia membanting pedangnya ke depan

wanita-wanita cantik itu, berusaha menghalangi
mereka.

💜
Dengan ketukan kakinya, tatapannya tampak setajam pisau bersalju, dan pedangnya langsung mengarah pada Shi Mei!

Pada saat inilah jalan kemartiran di bawah kaki mereka mulai bergetar hebat, diikuti oleh pilar- pilar cahaya merah tebal yang keluar dari tanah, beberapa pilar menghalangi jalan Chu Wanning. Seseorang berteriak, "Lihat! Lihat di depan!" "Itu Gerbang Dunia Iblis! Apa yang terjadi?"

"Jembatan itu tumbuh, jembatan itu akan mencapai gerbang!"

Pada akhirnya, teriakan itu hampir menjadi jeritan, "Gerbangnya akan terbuka!"

Shi Mei tersentak. Dia menoleh dan melihat cahaya emas putih tersebar dari tempat kematian Mu Yanli, meluas dari langkah terakhir menuju ke Gerbang Dunia Iblis dengan momentum yang sangat menakjubkan!

Ekspresi Chu Wanning seketika berubah, dan setelah kengerian awal, wajah Shi Mei dipenuhi ekstasi.

Jalan kemartiran akan segera selesai - jembatan ke Dunia Iblis akhirnya akan selesai!

Sebuah suara tua dan lelah terdengar dari belakang gerbang iblis dan bergema di antara langit dan bumi. Suara itu tampaknya mengandung pujian ketika dengan malas berkata, "Ada pengorbanan dari ras dewa di jalan kemartiran."

Suara itu terlalu keras, dan semua orang dalam jarak seratus mil dari Puncak SiSheng bisa dengan jelas mendengarnya. Semua orang yang sedang bertempur mengangkat kepala dan melihat ke arah belakang gunung.

Wajah Jiang Xi pucat pasi. Tentu saja, bukan hanya dia. Semua orang tahu bahwa Gerbang Dunia Iblis akan terbuka...

Benar saja, suara tua itu melanjutkan:

"Hari penghukuman akan segera datang. Ketika

Yang Mulia Raja Iblis melihat bahwa kau telah melakukan pengabdian yang hebat dan telah membunuh dewa, dia bersikap lunak dan memberikan amnesti. Dia menumbuhkan jembatan dari langkah kedua puluh sembilan. Gerbang Dunia Iblis segera dibuka dan kau serta yang lain bisa pulang!"

"Apa?!"

Jalur gunung di Puncak SiSheng seketika

gempar. Ma Yun pemilik Villa Bunga Persik bahkan langsung terduduk di tanah dan mulai menangis, "Oh dewa! Apa yang harus kita lakukan!?"

Bahkan ada beberapa yang wajahnya pucat sambil bertarung satu sama lain, "Hari penghukuman akan segera datang? Hukuman apa...hukuman langit apa?"

Xue Meng dan dua Mei bersaudara yang

bertarung sengit dengan Taxian Jun juga terkejut. Pikiran Xue Meng terguncang dan Taxian Jun mengambil kesempatan untuk keluar dari belenggu dan melesat ke udara. Xue Meng tiba-tiba dipukul mundur oleh kekuatannya dan hanya merasakan dadanya sesak. Dia

memuntahkan seteguk besar darah!

Ketika mendengarnya, Taxian Jun melirik dengan mata merah dan tertegun menatap Xue

Meng sejenak. Ekspresinya sangat kacau, tampaknya ingatan di benaknya mulai membingungkannya lagi, dan jiwa di tubuhnya mulai saling menyiksa dan membunuh satu sama lain. "Xue Meng ...?"

Mei Hanxue segera mengacungkan pedangnya

secepat embusan angin, melindungi adiknya dan Xue Meng di belakangnya. Dia memperingatkan dengan suara rendah, "Hati-hati!"

Namun, Taxian Jun tidak memiliki niat untuk

terus menyerang. Sebaliknya, dia tiba-tiba mengerutkan kening dan memegangi dadanya seolah kesakitan. "Tidak... apa yang terjadi di sini... apa yang terjadi?!"

Dia bingung, tetapi juga sangat marah. Dia meraung, kehilangan kendali, dan dengan cepat bergegas ke hutan lebat di belakang gunung. Mei Hanxue menghela napas lega dan berbalik pada dua yang lainnya, bertanya pada Xue Meng, "Bagaimana keadaanmu?"

💜
Jangan khawatir tentang aku, pergi ke sisi Shizun! Katakan padanya semua persiapan yang telah kita buat sebelumnya!"

Mei Hanxue meletakkan tangannya di pergelangan tangan Xue meng dan menggeleng, "Inti spiritualmu hampir hancur. Kau harus sembuh dulu."

Xue Meng berang, "Cepat pergi!"

"Bagaimana kalau aku pergi dulu, kau jangan bergerak." Mei Hanxue tahu bahwa situasinya mendesak, jadi dia menunjuk Xue Meng dan berkata kepada saudaranya, "Adikku, bantu dia memulihkan diri. Aku akan pergi mencari Chu Zongshi."

Di depan jalan kemartiran, ketika langkah terakhir selesai, jembatan antara Dunia Iblis dan dunia manusia akhirnya selesai. Ekspresi mimpi muncul di wajah-wajah Kecantikan Tulang Kupu-Kupu. Hampir semua dari mereka gemetar, dan tidak ada yang berani mengambil langkah maju. Bahkan Shi Mei juga tidak bergerak.

Setelah beberapa saat, entah setelah berapa lama, mungkin itu hanya sesaat, atau mungkin sangat lama sampai menyesakkan napas.

Gerbang ke Dunia Iblis tiba-tiba bergemuruh dan bergetar. Dalam sekejap, awan beterbangan di mana-mana, angin berembus dari segala arah, langit dan bumi seolah bernapas dan berteriak keras.

Gerbang ukiran yang mewah dan memesona terpisah ke kiri dan ke kanan, dan semburat cahaya merah bersinar dari celahnya!

Chu Wanning hanya merasakan aura roh jahat mengerikan dan peperangan yang tidak pernah dirasakannya memancar keluar dari celah. Itu adalah aura ras iblis yang meningkatkan kekuatan tiga teknik terlarang.

Dunia Iblis telah terbuka!

.

.

.

####💜💜💜💜

Continue Reading

You'll Also Like

177K 11.3K 19
Ini dia jadinya kalo gadis bar-bar seperti Joana transmigrasi ke dalam sebuah novel romansa dan menjadi anak perempuan dari protagonis yang digambark...
1.1M 105K 32
Kaylan Saputra anak polos berumur 12 tahun yang tidak mengerti arti kasih sayang. Anak yang selalu menerima perlakuan kasar dari orangtuanya. Ia sel...
141K 16K 23
Sang Tiran tampan dikhianati oleh Pujaan hatinya sendiri. Dia dibunuh oleh suami dari kekasihnya secara tak terduga. Sementara itu di sisi lain, dal...
1.5M 76.6K 40
(BELUM DI REVISI) Aline Putri Savira adalah seorang gadis biasa biasa saja, pecinta cogan dan maniak novel. Bagaimana jadi nya jika ia bertransmigra...