311 - [Puncak SiSheng] Akhir

309 13 3
                                    


Satu bulan kemudian.

Kota Wuchang.

"Ayo, mari dilihat."

Teriakan berisik penjaja memenuhi udara di bawah sinar matahari, memukul genderang di tangannya sepanjang jalan dan berjalan membawa asongan bambu.

"Dewa Penjaga Malam, Dewa Penjaga Malam- tiga puluh perunggu per buah. Diciptakan sendiri oleh Penatua Yuheng, mekanik untuk melawan roh jahat dan mengusir bahaya. Benar- benar asli dan murni. Ayo, ayo, ayo, jangan lewatkan, jangan sampai kehabisan."

Sandal jerami yang sudah usang menjejak jalanan batu biru, dan bayangan penjaja itu memanjang. Anak-anak berlarian di kiri kanannya, tertawa-tawa sambil memegang manisan buah atau layang-layang.

Tiba-tiba seorang gadis kecil dengan kucir kuda menarik-narik sudut pakaian penjaja. "Paman, aku ingin membeli Dewa Penjaga Malam."

Penjaja itu meletakkan bebannya dan mengambil satu yang dicat dengan warna kayu mahoni. "Heh, apakah yang ini terlihat bagus?" Gadis kecil itu mengangguk berkali-kali, "Bagus! Betul yang ini!" Khawatir akan ada orang lain yang akan merebutnya, dia buru-buru meraih mekanik yang hampir setinggi tubuhnya dan dengan susah payah mengeluarkan koin tembaga dari sakunya dengan satu tangan.

Dia berhasil mengeluarkan tiga koin tembaga.

Gadis kecil itu menjadi agak cemas, "Aduh, aku berlari terlalu cepat, apakah terjatuh di jalan?" Dia berkata sambil merogoh lagi, membalikkan kantong yang bagian bawahnya ditambal, dan hanya menemukan dua puluh tujuh perunggu. Gadis kecil itu panik, matanya merah, "Paman, uangku jatuh. Hanya ini yang aku punya, bisakah kau menjualnya padaku seharga itu?"

Penjaja itu menggosok-gosok tangannya yang kotor, "Nak, aku sudah menghabiskan dua puluh lima perunggu untuk Dewa Penjaga Malam ini. Jika aku menjualnya seharga itu padamu, aku hanya akan mendapatkan dua perunggu. Aku telah berjalan seharian, itu bahkan tidak cukup untuk membeli makan."

"Lalu apa yang harus kulakukan?" Gadis kecil itu mulai menyeka air matanya, "Saat aku pulang, Ayah akan memarahiku lagi, huhuhuuuu..."

Dia menangis keras, dan tiba-tiba seseorang menghalangi sinar matahari di belakangnya..

"Adik kecil, simpan uang perak ini baik-baik." Gadis kecil itu mendengar suara lembut dan halus, lalu menoleh dan mengangkat kepala. Pertama, dia melihat tangan yang mengenakan gelang berlonceng, kemudian matanya bergerak ke atas dan bertemu sepasang mata berwarna batu giok, rambut keemasan di bawah sinar matahari membuatnya tampak lebih halus.

Mei Hanxue tersenyum lembut, "Bagaimana seorang gadis kecil yang sangat cantik meneteskan air mata untuk tiga perunggu?" "Ahh..." Gadis kecil itu terpana.

Mei Hanxue berjongkok untuk menyamakan tinggi mereka. Kemudian, dia meletakkan kembali Dewa Penjaga Malam berwarna kayu mahoni yang baru saja diambil sang penjaja ke pelukannya. Alisnya mengernyit, "Sulit untuk membeli air mata yang indah, air mata gadis cantik adalah hal yang paling berharga di dunia. Lain kali, jangan menangis karena masalah sekecil ini, hmm?"

💜
Di sebelahnya ada lelaki lain dengan wajah yang mirip, mengenakan topi jerami dengan pakaian sederhana. Matanya sangat indah, berwarna zamrud, tetapi sedingin batu giok. Melihatnya sekilas, sama sekali tanpa kehangatan.

Lelaki itu mengerutkan kening, "Kau hampir tamat. Sepertinya dia baru berusia lima atau enam tahun."

Mei Hanxue tertawa dan bangkit, "Dage, kau sangat membosankan. Kecantikan tidak melihat usia. Wanita berusia delapan puluh tahun, atau anak-anak berusia lima tahun, gemuk atau kurus, masing-masing memiliki kecantikan sendiri, kau harus belajar memuji mereka. Ini akan membuat... Hei, mengapa kau lari?"

(212 - 311 ( + extra) The Husky and His White Cat ShizunWhere stories live. Discover now