Tranmigrasi 51
Tatapan nya lurus memandang langit malam yang tampak indah! malam itu,
'Gue nggak peduli, mulai sekarang, besok bahkan seterusnya, Lo jangan pernah muncul depan gue'
Teringat kalimat itu lagi
"Gue kangen" nyari bisikan angin, beberapa hari ini neyra sengaja menghindari nya
Arka menghembuskan nafas berat, menatap foto wanita cantik di handphonenya
Neyra Gea Denandra
Hari ini, besok, bahkan seterusnya
Namanya tak akan pernah habis di hati arka
ia tersenyum getir, "aku minta maaf "
Dadanya sesak "kamu kapan maafin aku Ra" tanpa sadar bulir air mata jatuh
"Maaf ya, karena pernah bikin kamu sakit hati. Bahkan memutuskan untuk pergi.." ia menarik nafas pelan "aku nggak bisa ngungkapin seberapa besar rasa bahagia ini pas tau kamu masih hidup "
Ia mengusap foto itu lembut "bahkan tujuh tahun nggak ketemu kamu tetap cantik "
ia terkekeh kecil "mungkin sekarang aku lagi di suruh berjuang, biar dapetin kamu lagi" arka mengusap air matanya, "aku janji. bakal Nebus semua kesalahan aku di masa lalu "
"Makasih ya karena mau bertahan sejauh ini"
Cukup lama arka merenung di sana, sebelum akhirnya ia masuk ke-kamarnya
********
"Gimana perusahaan kamu " arka mengganguk pelan "aman pih, sejauh ini perusahaan lancar-lancar aja "
"Bagus, soalnya papih denger kamu fokus ke neyra, sampe perusahaan kamu biarin gitu aja " gerakan arka memelan
"Papih tenang aja, itu nggak bakal ngaruh ke perusahaan "
"Papih harap gitu, ingat! Kamu putra satu-satunya keluarga Argadana "
Arka berdiri, "arka duluan ke kantor "
"Loh makanannya nggak di habisin " tegur dara, yang mendapatkan gelengan pelan arka "Arka duluan mih. Pih "
********
"Tuan arka, neyra izin beberapa hari ini ambil cuti, katanya ada urusan keluarga"
Gerakan jari arka berhenti, menoleh ke aren-sekertaris nya "dia bilang untuk nyari pengantin model perempuannya yang lain aja dulu "
Arka terdiam sejenak lalu mengganguk pelan "kalau begitu saya permisi pak arka " aren pergi, dengan Arka yang diam
*******
Mobil Lamborgini galaxy-milik arka berhenti restoran SASIMI-tempat yang meyediakan! makanan yang berbau Jepang
Kaki jenjang yang di balut sepatu kulit hitam itu melangkah masuk di ikut tatapan memuja pengunjung di sana
"Selamat datang tuan arka " sapa mereka sopan
Tak perduli, arka berjalan dengan garis wajah dingin
"Sekarang jawab Tante dengan jujur neyra!kamu kenapa tidak mau menikah dengan Galen sampai sekarang "
Langkahnya berhenti, menoleh ke meja yang tak jauh dari sana
Neyra mengulum bibir kalem dan menghembuskan nafas pelan "aku butuh waktu tan " katanya pelan
Mega berdesih, menatap wanita cantik di depannya "empat tahun belum cukup meyakinkan kalau putra saya ini serius meminang kamu "
Neyra menunduk pelan, "aku bukan nggak yakin, tapi aku cuma butuh waktu untuk sekarang, pernikahan bukan hal sepele Tan. Jadi neyra mohon kasih waktu "
Mega mengalihkan pandanganya "kalau kamu nggak serius, beritahu keluarga kami! jangan buat putra sulung saya menunggu lebih lama lagi, masih banyak wanita yang mengincar nya "
Neyra diam, "saya tunggu jawaban kamu " Mega meraih tasnya dan pergi
Bahu neyra menurun "gue belum siap " gumamnya pelan
"Ra "
Wanita cantik itu menoleh sedikit kaget selanjutnya bersikap biasa
"Aku pengen ngomong sama kamu "
"Gue nggak ada waktu " neyra berdiri, tapi dengan cepat arka menahan lengan nya
"Ini penting, aku mohon dengerin aku sebentar aja "
Neyra menghembuskan nafas pelan. Lalu mengganguk " sepuluh menit "
"Tapi jangan di sini " tak banyak bertanya neyra mengikuti arka dari belakang
"Ngomong aja, gue nggak banyak waktu" kata neyra dingin
Tatapan Arka menyedu "kamu beneran mau nikah sama Galen "tanya nya serak
Neyra terdiam, menarik nafas dalam-dalam lalu mengganguk "iya"
DEG
Arka mengalihkan pandanganya ke arah lain, tak mau terlihat lemah sekarang "aku minta maaf sama kejadian yang dulu"
Neyra mengganguk pelan, "lupain aja " kata neyra tenang
Arka tersenyum getir, "nggak mudah Ra, tujuh tahun aku di hantui rasa bersalah, aku bahkan pengen gila, "
Neyra diam "kamu tau, tujuh tahun lalu aku pernah lakuin bunuh diri " arka menarik nafas pelan "tapi mamih berhasil sematin aku, nggak cuma itu "
ia menatap neyra lekat "aku ngurung diri di kamar terlalu takut mau jalani kehidupan tanpa kamu, mamih bahkan pernah bawa aku ke psikolog untuk periksa mental aku "
Neyra tertegun "karena nggak mau terlalu berlarut sama kesedihan, papih ngirim aku di Amerika untuk lanjutin pendidikan di sana, "
ia tersenyum tipis, "tapi tuhan baik dengan pertemukan kita lagi, aku masih nggak percaya, karena tujuh tahun lalu aku sendiri yang liat kamu di kubur "
Arka menatap neyra tulus "tau nggak Ra, sejak saat itu aku bersumpah nggak akan pernah menikah maupun tertarik sama lawan jenis "
Neyra diam seribu kata
"Karena yang ada di hati ku, ingatan ku, setiap doa-doa ku, bahkan semangat ku untuk hidup, cuma seorang neyra Gea denandra "
ia menghela nafas berat "kamu adalah alasan ku bertahan sejauh ini "
Netra hijau mata indah itu tertegun
"Tapi kayaknya tuhan bikin takdir kita berbeda sekarang "
Neyra menarik nafas dalam-dalam mencoba tetap tenang "gue rasa juga gitu "
"Jadi sekarang, kita jalani kehidupan masing-masing, lupain ka yang dulu " neyra berdiri Meraih tasnya "waktunya udah habis, gue harus balik sekarang "
*******
"Tuan itu bukanya nona neyra "
Arka menoleh dengan mata membulat "ko dia sendirian di halte, ini kan hujan " cemas! Arka meraih payung dan turun
"Ara "
Neyra menoleh "Lo ko disini? "
"Harusnya aku yang nanya, kamu ngapain sendirian di sini, ini hujan deras loh "
"Nggak penting, udah ah, Lo balik aja sana " ketus neyra
Arka mengulum bibir kalem, menoleh ke sekitar "kamu nunggu apa, di sini sepi Ra"
Hening
" Aku antar aja gimana?"
"Nggak usah "
"Kamu jangan di sini sendiri bahaya " tutur kata pria itu lembut, di balas tatapan datar neyra
"Lo mending pergi deh, nanti Galen salah paham "
Garis wajah Arka menurun, lupa neyra akan segera menikah
"Aku nggak maksud gitu, tapi nggak baik kalau kamu sendiri di sini "
"Gue bisa jaga diri " tegas neyra "pergi ka, berhenti gangguin gue"
"Nanti kamu sakit " arka tetap cemas
"Nggak akan, Lo pergi sekarang "
Bahu arka menurun
"Neyraa"
"Maaf ya, aku buat kamu nunggu gini " Galen membuka jasnya dan memakaikan neyra "kita pergi sekarang"
Tatapan Arka menyayu, menatap Keduanya yang masuk di dalam mobil
*******
Mobil Lamborghini hitam-milik arka, berhenti di perkarangan mansion mewah Argadana
ia keluar dengan garis wajah tenang dan melangkah masuk
"Mas gimana? arka udah tentang neyra "
Langkah arka berhenti, menatap kedua orangtuanya di ruang tamu
Malik terdiam "aku udah tau, kita biarkan dulu apa yang dia lakukan sekarang "
"Tapi-"
"Kamu jangan khawatir, neyra nggak lepas sama pemantauan aku "
Dara berjalan dengan gelisah "kalau Fares sama eyla tau gimana?"
"Kamu tenang aja, aku udah yakinin mereka kalau neyra akan baik-baik aja selama aku yang menjaganya"
"Aku takut arka tau semua kebenarannya kalau kita yang sembunyiin neyra selama ini, dia bisa kecewa sama kita mas "
Setetes bening jatuh di pipi arka
"Mih..pih "
Deg
Keduanya membeku, dan reflek menoleh
"A-arka kamu udah pulang" tanya dara gugup "emm, ko disitu. sini " panggil dara mencoba tetap tenang
"Mamih sama papih tau tentang neyra" tanya nya serak
"E-enggak ka, kamu pasti salah denger" dara mencoba mendekat, tapi arka mundur. Membuat wanita cantik itu membeku
"Jawab mih, mamih tau kan semua tentang Ara "
Malik terdiam "sayang denger dulu, apa yang kamu denger tadi nggak bener "
"Jawab arka mih, mamih tau kan semua tentang ara yang menghilang tujuh tahun lalu"
"Kalaupun iya, kamu mau apa sekarang "
Malik yang menyahut, dengan Arka yang Menoleh tak percaya
"Papih nanya segampang itu " tanya nya dengan dada menyesak
"Pih aku bahkan mau gila pas tau Ara udah nggak ada, dan kalian semua sembunyiin dia dari aku, kalian pikir itu nggak keterlaluan "
Tatapan Malik menajam "kamu pikir neyra nggak hancur setelah apa yang kamu lakukan ke dia, sekarang papih tanya ke kamu, yang kamu lakuin itu nggak keterlaluan"
"Aku tau, tapi yang kalian lakuin ini juga udah hancurin aku pih "
Malik terkekeh sinis "neyra mutusin bunuh diri karena siapa? "
Arka diam dengan mata memanas
"Nggak bisa jawab kan, gadis yang menolong mamih kamu tujuh tahun lalu! gadis yang selalu melindungi keluarga kita, kamu sakiti ka "
"Dia bahkan mutusin pergi karena kamu, kamu pikir itu juga nggak keterlaluan hah " sentak Malik
"Mas udah "
"Biarin! Biar anak kamu ini tau di mana letak kesalahan nya "
"Papih sembunyiin Neyra karena papih sayang sama dia, dia terlalu banyak menerima kesakitan sama kamu ka, jadi biarkan neyra jalani kehidupannya seperti biasa. Berhenti ganggu dia. Dia udah ada pendamping yang jauh lebih baik lagi "
"Tapi Arka cinta sama Ara " tegas pria itu
"Papih nggak peduli, papih, mamih kamu, om Fares dan Tante eyla, udah setuju kalau neyra akan kami jodohkan sama galen, jadi papih mohon kamu lupain dia "
DEG
Perkataan itu bagai belati tajam "pih, aku tau kesalahan aku nggak pantes di maafin, tapi ini udah keterlaluan pih bagi arka " katanya serak
Air matanya jatuh tanpa di minta
"Papih pikir aku nggak hancur tujuh tahun ini, aku kehilangan semangat, aku bahkan ingin mati.." tenggorokan nya serasa di cekik
"Aku selalu di hantui rasa bersalah, perlu papih tau. Kalau bukan karena mamih aku juga ingin pergi "
Kali ini Malik bungkam
"Perlakuan papih yang selalu nuntut aku, yang selalu banding-bandingkan aku sama sekertaris papih juga mental aku down pih "
"Kalau papih pengen liat aku menderita, lakuin apa yang papih katakan" selanjutnya arka pergi dengan kecewa
Dara menoleh cemas "Arka tunggu dulu " tapi tak di pedulikan pria itu
Mobil Lamborghini hitam-miliknya, melaju kesetanan di jalan. tak peduli umpatan orang-orang
Kecewa? Sudah tak bisa di definisikan apa-apa
Tak percaya! Bahkan orang tuanya yang ia percaya lebih dari apapun membohongi nya
Rasanya benar-benar hancur menerima banyak kenyataan hari ini
Mobil berbelok di gedung tua, arka turun! masuk dengan kilatan mata tajam
Tangannya mengepal dengan rahang mengeras "arghhhh"
BRAKK
Ruangan itu Hening
"SEMUANYA JAHAT "
BUGH!
PRANGG
Beberapa serpihan kaca mengenai tangannya
Seolah kesakitan itu sirna, arka tak merasakan apa-apa di tangan nya
"ARGHHH "
ia terduduk lemas di lantai, dengan setetes bening jatuh
Terlalu sakit menerima kenyataan ini
'Papih nggak peduli, papih, mamih kamu, om Fares dan Tante eyla, udah setuju kalau neyra akan kami jodohkan sama galen, jadi papih mohon kamu lupain dia'
ia terkekeh tak percaya, air matanya minta tanpa di minta
Seolah dunia sedang memojokkan nya sekarang, bahkan orang tuanya ikut adil dalam rencana itu
Keduanya belum resmi berpisah, tapi kenapa arka seolah-olah sudah tak di anggap
ia meraih botol alkohol dan langsung meneguknya, "sialan " desisnya tajam
'aka, percaya deh aku cuma mau nikah sekali doang '
Ia terkekeh miris "penghianat Ra, Lo penghianat" ia menangis tanpa suara
"Aku tau kesalahan yang aku buat emang nggak pantes di maafin, tapi balasan yang kamu kasih sakit "
ia berbaring menatap langit-langit dengan kelopak mata sayu "gue capek " sebelum akhirnya mata itu tertutup
********
"Mas Gimana? Arka belum pulang sampe sekarang" dara mondar-mandir gelisah, sesekali menatap ke arah luar-berharap itu mobil putra nya
"Kamu jangan terlalu khawatirin dia, arka udah gede dia bisa sendiri"
PRANGG
Malik tersentak, menatap vas bunga yang di lempar
"Dara-"
"APA " dada wanita itu naik-turun menahan emosi "Kamu kalau udah nggak peduli sama arka ngomong sama kamu " sentaknya
"Kamu kenapa ak-"
"nggak usah pura-pura nggak tau mas, aku tau kamu nggak suka kan sama putra aku "
"Kamu ngomong apa sih "
"Nggak usah ngelak, kamu benci kan sama arka, apa yang di bilang arka juga bener! Kamu terlalu nekan dia, kamu terlalu banding-bandingin dia "
Malik bungkam
"Dia terlalu kamu tekan soal bisnis, kamu pikir mental nya nggak di guncang " air mata dara jatuh, membuat Malik tersentak kaget
"Sayang-"
"Dia anak aku Malik, anak yang aku lahirkan penuh perjuangan "tekan dara "jangan lupa. Arka anak yang kita nanti-nantikan "
Malik diam "kamu terlalu nyala-nylahin dia, kamu pikir aku kuat liat dia kayak gitu "
"Aku gituin dia, biar dia lebih dewasa "
"Tapi kamu berlebihan! Dia masih anak SMA yang menerima pernikahan dini, dulu aku ikuti rencana kalian buat sembunyiin Neyra dan buat skenario seolah-olah neyra meninggal "
"Aku lakuin itu juga karena aku sayang sama neyra, dia udah aku anggap putri kandung aku sama kayak geya, tapi liat arka yang di siksa mentalnya kamu kira nggak buat aku sakit hati "
Tangis dara pecah "aku ibunya Malik, arka lahir di rahim aku, Kalian benci dia berarti Kalian benci aku "
"Bukan gi-"
"Mau bikin dia jera kan sama perbuatan nya di masa lalu, itu udah berlebihan! Aku tau kesalahan arka besar, tapi nggak dengan Kalian semua ikut adil menghancurkan mental nya"
"Lik, harus nya kamu tau! Arka hilang semangat pas tau neyra udah nggak ada, kamu denger sendiri kan dokter bilang dia kena penyakit Insomnia! "
"Dia bahkan pernah lakuin percobaan bunuh diri, itu nggak buat kalian puas?, arka bahkan nggak berhenti salahin dirinya sendiri, Kalian mau liat putra aku sehancur apa"
Dadanya sesak luar biasa "sekarang terserah di kamu, aku mau cari arka "
Malik tersentak kaget "sayang tunggu dulu, dara " ia mengejar, tapi mobil dara sudah melaju, membuat pria itu kaget dan dengan cepat masuk dan mengikuti mobil istrinya
Bisa mati ia kalau dara se-marah ini
*******
Jam 3 : 04
Arka melangkah masuk ke mansion dengan wajah pucat
"Sayang " dara langsung menghampiri "kamu kemana aja dari kemarin ka " kedua mata wanita cantik itu berkaca
"Mihh..." Seyum arka tertarik ke bawah
GREPP
"Arka nggak mau liat Ara nikah sama orang lain " suara pria itu bergetar
Sakit, dara mencoba tetap kuat "sayang, arka denger mamih, neyra berhak nentuin apa yang dia mau "
Arka menggeleng, mengeratkan pelukan keduanya "arka nggak mau " air matanya kembali jatuh "aku nyesel mih, tapi nggak dengan gini cara balas nya "
"Arka nggak kuat "
Tak kuat, dara membalas pelukan putra nya "arka harus kuat sayang, kehidupan kamu masih panjang. jangan pernah mikir kalau nggak ada yang sayang arka "
"Papih jahat " sekejam apapun dia, arka akan bersikap anak-anak di depannya ibunya
Dara mengelus rambut arka lembut "udahh, mamih di pihak kamu "