KATRESNAN [END]✔

By wsosh_jh

510K 32.4K 441

Abian atau biasa di sapa Bian adalah bocah berusia 11 tahun, tubuhnya mungil dan berwajah manis. Hanya anak j... More

01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Anak Baru👋

19

14.4K 1K 25
By wsosh_jh

¤¤¤

Mata Abian membola penuh binar, Arrow tersenyum tipis melihat reaksi lucu dari sang anak.

"Abang..." Panggilnya pelan, anak manis itu masih belum percaya bila orang yang ia lihat adalah Geri.

"Hai" Sapa Geri sedikit lemah, tentu saja ia baru saja terbangun dari tidur panjangnya.

Pemuda dua puluh lima tahun itu, sadar saat tengah malam. Dokter langsung menghubungi pihak keluarga, tentunya Fernon yang dihubungi selaku tangan kanan Arrow. Hingga Arrow membawa Abian melihat abangnya pagi ini.

"Daddy tinggal sama abang ya, Adek ngobrol dulu" Ujar Arrow memberi sang anak waktu dengan abangnya.

Abian mengangguk pelan, Arrow pun lantas meninggalkan ruangan, menyisakan Abian dan Geri disana.

"Jangan nangis, cengeng" Ledek Geri saat melihat Abian mulai menangis.

Geri sudah mendengar banyak tentang adiknya dari Fernon, dimana anak itu tinggal dan siapa yang mengurusnya. Geri tenang saat ia dalam keadaan sakit ada orang baik yang merawat adiknya layaknya anak kandungnya.

Abian mendekati brankar abangnya, lantas menyentuh tangan kanan Geri yang bebas dari infus.

"Abang kan udah gak papa, jangan nangis" Ucap Geri sekali lagi melarang adiknya menangis. Lagian dia sudah benar-benar baik-baik saja, lukanya sudah membaik, tinggal pemulihan saja dan juga terapi untuk lengan kirinya yang cedera patah tulang, masih sedikit sulit digerakan.

"Air matanya gamau berhenti" Lirih Abian menyalahkan air matanya yang keluar.

Geri tersenyum hangat, merasa gemas dan lucu pada sang adik.

Geri manatap lamat wajah itu, benar-benar jauh lebih baik ketimbang sebelumnya. Abian terlihat lebih tembam, kulitnya juga jauh lebih putih, serta terlihat begitu terawat.

"Abang jangan sakit lama-lama lagi ya" Lirih Abian.

Geri terkekeh lemah dan mengangguk pelan.

•••

Disisi satunya Arrow duduk didepan ruangan Geri, duduk sendiri menyender pada dinding. Ada satu yang ia pikirkan sekarang, bagaimana bila Geri sembuh dan anaknya ingin ikut dengan abangnya. Meninggalkannya dan kembali seperti semula.

Bukan tanpa alasan Arrow berpikir begitu, sebab sebelum mereka kemari Arrow sudah lebih dulu meminta Fernon membicarakan hal pasal adopsi Abian pada Geri.

Pemuda itu menolak, katanya beri dia waktu untuk berpikir.

Arrow pun tak mungkin memaksa, ia bisa saja menyingkirkan Geri. Tapi itu sama aja melukai anaknya, dan Arrow tidak akan suka itu. Lagian Arrow tidak bisa egois, Abian berhak ikut dengan siapa yang anak itu mau nantinya.

Meski Arrow berharap besar jika putranya mau ikut pulang dengannya. Atau setidaknya membujuk Geri agar mau ikut dengan mereka nanti, agar sang anak tak jauh darinya.

Pintu ruang rawat terbuka, menampilkan sosok si kecil dengan mata merahnya.

"Kenapa keluar? Udah selesai ngomong sama abangnya?" Tanya Arrow lembut.

"Udah, abang bilang mau bicara sama Daddy berdua. Ian gak dibolehin ikut masuk" Jawab Abian cemberut.

Arrow tersenyum tipis lalu mengusap surai anaknya pelan.

"Daddy panggil Fernon dulu ya, baru Daddy masuk" Ucap Arrow lalu mengirim pesan pada Fernon agar menemuinya diruang rawat, karena tangan kanannya itu ia minta menunggu disekitaran rumah sakit.

Tak lama Fernon datang.

"Jajan sama Fernon dulu, Daddy mau bicara sama abangnya Adek dulu ya" Titah Arrow dibalas anggukan oleh Abian.

Fernon langsung membawa Abian ke kantin, menuruti perintah Tuannya.

Arrow membuka daun pintu ber-cat putih tulang itu. Lantas menutupnya kembali dengan pelan.

"Ingin membicarakan soal apa?" Tanya Arrow basa-basi.

"Saya ingin membicarakan soal adopsi adik saya" Jawab Geri.

Arrow mengangguk pelan lalu mendudukan tubuhnya di kursi dekat brankar.

Geri menatap Arrow dengan lamat, meneliti pria yang telah merawat adiknya itu dan juga membiayai semua perawatannya selama sakit.

"Anda yakin benar-benar ingin mengadopsi adik saya?" Tanya Geri.

"Ya, saya yakin" Jawab Arrow pelan namun tegas.

"Saya sudah dengar dari Fernon, bila kamu menolak keinginan saya itu" Timpal Arrow.

Geri mengangguk pelan.

"Kenapa kamu menolak?" Tanya Arrow.

"Abian adik saya satu-satunya, dia keluarga satu-satunya yang saya miliki, saya tau anda baik pada adik saya dan juga saya, dan saya berterima kasih banyak untuk itu. Tapi saya tidak bisa menyerahkan adik saya begitu saja kepada anda" Jawab Geri.

Arrow mengangguk paham.

"Lalu bagaimana bila kamu juga akan saya adopsi?" Tawar Arrow, apapun akan ia lakukan untuk membujuk Geri agar mau memberikan hak Abian padanya.

Geri menggeleng pelan.

"Saya sudah sebesar ini, sudah tidak merasa penting lagi memiliki orang tua" Tolak Geri.

Arrow sedikit resah mendengar penolakan itu. Ia tidak mungkin memaksa atau mengancam pemuda didepannya.

"Tapi saya punya satu hal yang mungkin bisa menengahi soal ini" Ujar Geri.

"Apa?" Respon Arrow.

"Kita akan tanya pada Abian, dengan siapa dia ingin ikut nantinya. Bila ia memilih anda, dengan lapang dada saya akan menyerahkan adik saya pada anda, karena bagaimana pun kebahagiaan Abian-lah yang saya mau" Tutur Geri.

Arrow mengangguk, itu cukup adil menurutnya.

"Baiklah, begitu pun dengan saya. Kebahagiaan Abian juga menjadi prioritas saya sekarang. Dan jika nantinya Abian lebih memilih mu, jangan sungkan meminta pertolongan apapun pada saya" Balas Arrow.

Geri mengangguk pelan, sebenarnya Geri tidak masalah adiknya di adopsi pria dewasa didepannya. Ada satu hal yang ingin Geri pastikan, jika apa yang ia pikirkan itu benar-benar terjadi, maka dengan senang hati Geri akan menyerahkan adiknya pada Arrow.

Kenapa tidak?

Adiknya akan lebih terawat bila dengan Arrow, adik manisnya akan hidup dengan nyaman dan enak bila dengan pria didepannya. Penolakan yang ia berikan pada Arrow hanyalah sebuah akalan saja, ada hal kecil yang ingin ia buktikan terlebih dahulu.

Ini semua tentang Abian.

•••

"Pelan-pelan makan-nya nak" Ujar Arrow lembut sambil mengusap sudut bibir Abian dengan tissue kering.

Anak itu baru saja membeli es krim, masih tergolong pagi sebenarnya tapi Fernon tidak berani menolak tatapan Abian saat menginginkan benda itu, hingga rela bila Arrow memarahinya nantinya.

Geri menatap itu dengan senyuman kecil, entahlah hatinya ikut menghangat melihat Arrow yang bersikap hangat pada Abian, padahal saat berbicara berdua tadi aura Arrow berbeda jauh dengan yang ia lihat sekarang. Meski Arrow tidak marah atau dalam keadaan emosi saat bicara tadi, tapi wajah tegas Arrow dan aura wibawanya terkesan kuat, tapi kini pria dewasa itu terlihat seperti sosok yang penuh kehangatan.

"Besok-besok gaboleh dulu makan es krim ya" Larang Arrow saat mengingat sang anak sudah terlalu banyak makan es krim minggu ini.

Abian hanya mengangguk, mulutnya sibuk memakan es krimnya.

"Ian" Panggil Geri.

"Iya abang" Jawab Abian.

Arrow diam-diam mengepalkan tangannya. Entahlah seperti belum siap dengan pembahasan yang akan Geri angkat.

"Ada yang mau Abang bicarakan" Ujar Geri.

Abian mengangguk dan menatap abangnya itu polos.

"Besok Abang udah boleh pulang, Adek mau ikut Abang pulang atau ikut Tuan Arrow pulang?" Tanya Geri.

Pemuda itu terkesan santai, berbeda dengan Arrow yang terlihat sedikit tidak nyaman.

Abian menatap Geri dan Arrow bergantian, wajahnya berubah cemberut.

"Kenapa gak tinggal sama-sama? Daddy abang boleh kan tinggal sama kita?" Tanya Abian.

"Tentu" Jawab Arrow pelan.

"Tapi Abang gamau tinggal disana, Abang mau tinggal dirumah kita yang biasa" Jawab Geri.

Abian terdiam mendengar jawaban Geri. Anak itu terlihat ragu menjawab, matanya yang penuh binar itu menatap bergantian Geri dan Arrow.

"Adek kalau mau ikut abang gak papa, jangan ragu gitu nak" Ujar Arrow pelan, meski rasanya enggan mengatakan hal itu.

"Boleh?" Tanya Abian, anak ini ternyata memilih ikut pulang bersama Geri.

Jika ditanya alasannya, tentu karena Geri lah yang merawatnya sejak kecil. Arrow memang baik padanya bahkan begitu baik, tapi masih tetap kalah bila itu Geri yang menjadi saingannya. Abian pun mungkin berpikir begitu, bila ia ikut Arrow lalu abangnya dengan siapa? Anak itu mana tega bila meninggalkan Geri sendirian. Meskipun hati Abian juga sudah begitu menyanyangi Arrow.

"Tentu, Geri kan abangnya Adek tentu saja boleh" Jawab Arrow dengan hati yang sebenarnya tidak rela.

"Ian mau ikut Abang, tapi Ian boleh ketemu sama Daddy lagi kan kapan-kapan?" Tanya Abian.

"Tentu sayang" Jawab Arrow dan tersenyum hangat.

"Saya izin bawa Abian pulang sampai besok, saat kamu sudah boleh keluar dari rumah sakit besok, akan saya berikan Abian" Ujar Arrow pada Geri.

"Silahkan" Balas Geri.

•••

Kini Arrow dan Abian dalam perjalanan pulang ke Mansion. Anak manis itu jadi banyak diam setelah pembicaraan tadi.

Begitupun Arrow pria itu hanya diam sambil menatap keluar jendela.

Abian menatap tangan Arrow, lalu anak manis itu beranikan menggenggam tangan yang lebih besar dari tangannya itu.

Arrow menoleh menatap sang anak, menatap wajah manis yang tersenyum kearahnya itu.

"Ian minta maaf ya, gak pilih Daddy" Ujar Abian.

Arrow tersenyum dan menggeleng pelan.

"Bukan salah Adek, wajar kalau Adek pilih abang Geri. Kan yang sama Adek dari kecil abang Geri kan?" Tanya Arrow.

Abian mengangguk setuju.

Arrow mengeratkan genggamannya pada tangan kecil itu, mungkin kedepannya akan jarang sekali ia genggam seperti ini lagi.

¤¤¤

•••
Ada sedikit yg mau aku bilang hehe

Aku ada dapet beberapa komen, yg nanya booknya kapan selesai, atau keluar gitu kan ya?

Nah jadi aku jelasin disini ya, mungkin yang nanya kaya gitu pembaca baru.

Karena kalau pembaca lama alias langganan akun ini pasti udah tau sistemnya gimana.

Jadi Book ini belum tau TAMAT nya kapan, nah karena dari itu kalian bisa nabung dulu buat yg mau beli chapter terakhir nanti, harganya 10-15k gak akan lebih dari itu. Aku gk maksa kalian, ini buat yg mau dan ikhlas ya.

Nah buat tutorial bacanya nanti gimana, itu akan aku kasi tau bersamaan dengan Up-nya chapter ending di karyakarsa. Jadi kalian tunggu aja infonya sambil nabung dan nikmati chapter berikutnya.

Semoga dimengerti ya😊

•••
JANGAN LUPA VOTE & KOMEN🙏

Continue Reading

You'll Also Like

770K 47.9K 34
Devan pemuda manipulasi yang transmigrasi ke tubuh seorang figuran yang polos dan tinggal sendiri di kosan.
SCH2 By xwayyyy

General Fiction

128K 17.9K 47
hanya fiksi! baca aja kalo mau
Who am I? By Mhyka62

Teen Fiction

656K 58.8K 52
Arga tidak pernah tau dimana orang tuanya berada. Sedari kecil dia sudah tinggal di sebuah mansion mewah dan diurus oleh salah satu pelayan yang beke...
347K 2.1K 4
Akurnya pas urusan Kontol sama Memek doang..