Lost Smile

Von black_zona2

28.9K 1.6K 101

tentang sulung dari keluarga Dirgantara yang selalu dianggap tidak penting dan selalu diacuhkan oleh keluarga... Mehr

KONFIRMASI!!
pengenalan tokoh
1.
2.
3.
4.
5.
6.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14. (end)
curhatan+pemberitahuan

7.

1.6K 104 7
Von black_zona2

Sekarang sudah menunjukkan waktu pukul 19.00 dan sudah waktunya untuk makan malam di laksanakan.

Aryan pun bersiap-siap dan membersihkan diri sendiri, Aryan menggunakan kaos warna hitam dengan celana hitam selutut.

Seluruh keluarganya juga sudah pulang dari 'urusan' nya masing-masing.

Di sisi lain= lantai bawah atau ruang makan, seluruh keluarga sudah berkumpul kecuali Aryan, semuanya juga sudah membicarakan masalah tentang barang apa yg ingin dibeli Aryan.

"Jadi apakah kalian mengizinkan nya untuk pergi?" Tanya Calissa.

"Tentu saja tidak oma, abang Aryan kan masih sakit" Jawab amel.

Sofian, angga, vanca, vana, serta Dewangga pun menganggukkan kepalanya pertanda mereka setuju dengan amel.

Lagipun Aryan masih pucat dan sakit, jadi tidak mungkin mereka mengizinkan nya untuk keluar kan?

"Jadi Aryan tidak mau memberitahu kan barang yang ingin dia beli? Juga tidak ingin orang lain membelinya? Begitu?" Tanya beruntun Riani.

"Benar, Aryan bilang ia tak bisa mempercayakan barang yang akan di belinya ke sembarangan orang" Jawab Vanca.

"Berarti barang yang ingin Aryan beli bukanlah barang yang sederhana" Ucap Candra dengan nada yang serius.

"Apakah abang ingin beli senjata?" Tanya random Amel.

Semua orang pun menoleh ke arah amel, sedangkan yang di tatap tentu saja langsung gugup.

"A.. Apa? Apakah aku salah bicara?" Tanya Amel gugup.

"Bagaimana kau bisa mengatakan bahwa bang Aryan ingin membeli senjata?" Tanya Angga.

"Hmm.. Aku juga tidak tau, tapi bukankah keluarga kita itu tak asing dengan yang namanya senjata?" Pernyataan sekaligus pertanyaan dari Amel.

"Tapi dari dulu kita tak pernah melihat bang Aryan memegang senjata, yah walaupun keluarga kita itu mafia" Sahut Sofian.

"Tapi dulu kita tak pernah tau sesuatu hal tentang Aryan, bahkan sekarang kita sedang berusaha untuk mencari tau semua tentang dirinya" Jawab Cellyn sendu.

Yang lainnya pun hanya bisa diam dan membenarkan kata-kata Cellyn, memang benar mereka semua tak tau apa-apa tentang Aryan.

"Sebaiknya kita tanyakan pada Aryan di ruang keluarga saat kita sudah selesai melaksanakan makan malam" Saran Giovanno.

"Benar, aku takut Aryan kenapa-napa nantinya, cukup satu kali kita lalai. Kali ini kita harus menjaganya sebaik mungkin" Ucap serius Dewangga.

"Yang kau ucapkan benar, kita akan membicarakan ini dengan Aryan nanti" Putus Fendrik.

Benar, mereka akan menjaga Aryan sekuat tenaga mereka sekarang, cukup satu kali mereka lalai akan tugas itu.

Cukup satu kali Aryan menderita dengan tangan dan sikap mereka sendiri, sekarang kebahagiaan serta keselamatan nya adalah nomer 1 di hidup mereka.....

Tap

Tap

Tap

Semua orang pun mengalihkan perhatian mereka ke arah tangga, dan ternyata itu adalah Aryan.

"Kenapa kau lewat tangga boy?" Tanya Fendrik.

"Oh aku hanya ingin saja opa, aku bosan menggunakan lift" Jawab santai Aryan sambil duduk.

"Tidak, tangga hanya untuk para pelayan dan pekerja Aryan, jadi seterusnya kau tidak boleh menggunakan tangga lagi" Titah Calissa.

"Benar apa yang dikatakan oma mu Aryan, Daddy tidak mengizinkan mu untuk menggunakan tangga lagi" Sahut Dewangga.

"Yang dikatakan Daddy benar, lagipun kau masih sakit kan? Bagaimana jika kau pusing saat menuruni tangga huh?" Tanya Vana dengan nada dingin.

"Dengarkan kami boy, kau tidak boleh menggunakan tangga lagi, ingat itu" Mutlak Giovanno.

"Tapi pa, aku hanya ingin berolahraga saja" Cicit Aryan.

Tapi suasana sedang sepi dan senyap jadi otomatis semua orang pun bisa mendengar apa isi dari gumaman Aryan.

"Kau mau papi hukum hm?" Tanya Candra dengan nada datar.

"Eh tidak tidak, aku tidak ingin, hh baiklah aku tidak akan menggunakan tangga lagi" Jawab Aryan pasrah.

"Good boy" Ucap para orang tua serempak.

"Baiklah mari kita mulai makan malamnya" Ucap Fendrik membuka sesi makan malam.

Dan akhirnya mereka pun memakan makanan mereka dengan tenang dan damai.

Lihat keluarga ini berubah 360° jika bersama dengan Aryan atau anggota keluarga mereka sendiri.

Mereka semua akan tersenyum, walaupun cuma senyum tipis, dan mereka juga jadi cerewet jika hal itu sudah menyangkut Aryan.

Tapi itu hanya berlaku di mansion itu saja, jika mereka sedang berada di luar atau sedang berhadapan dengan orang lain maka mereka akan berubah menjadi manusia datar nan dingin bak tembok.

Mereka akan berubah sangat kejam bagaikan iblis jika mereka di usik barang sedikit pun, apalagi jika yang diusik adalah kesayangan mereka.

Siapa lagi kesayangan mereka jika bukan Aryan? Muehehehehe...

Ekhem Ok abaikan yang di atas, back to story...

Tak berselang lama pun mereka sudah selesai melaksanakan makan malam, dan sekarang mereka semua sedang berkumpul di ruang keluarga.

"Aryan, ada yang ingin opa tanyakan pada mu" Ucap Fendrik membuka topik.

"Tanyakan saja opa, aku akan menjawab semampu ku" Jawab Aryan.

Semua orang pun saling pandang dan menganggukkan kepala mereka, Aryan yang melihat itupun bingung.

Namun di dalam hatinya entah kenapa Aryan merasa was was akan pertanyaan yang akan opa nya berikan nantinya.

"Aryan, apa yang ingin kau beli tadi siang?" Tanya Fendrik.

'Matilah aku, dasar kenapa kau bodoh sekali waktu itu Aryan!!!!' batin Aryan menjerit.

"Eh, bukan sesuatu yang penting kok opa hehe" Jawab Aryan cepat.

"Benarkah? Apa yang coba kau sembunyikan hm?" Tanya Candra dengan menatap tajam Aryan.

Bukan Candra saja yang menatap Aryan tajam tapi semuanya, ingat semuanya tak terkecuali para wanita juga.

Aryan yang ditatap seperti itupun cuma bisa diam dan pasrah, ia bingung apakah harus ia memberitahu semua keluarga nya tentang dirinya?

Aryan tak ingin mereka terluka nantinya, walaupun Aryan tau bahwa keluarganya itu sudah masuk dunia bawah sejak dulu tapi kan ia juga wajar untuk khawatir.

Tanpa Aryan sadari keluarga nya pun merasa seperti itu, Aryan tak mau keluarga nya terluka sedangkan keluarga nya juga tak mau Aryan terluka.

" Jawab boy, apa yang berusaha kau sembunyikan dari kami semua?" Tanya Giovanno dengan penuh penekanan.

"Huh, itu tak penting papa, jadi lupakan saja ya" Jawab Aryan lembut.

Semua orang pun tertegun akan nada yang digunakan Aryan, memang biasanya Aryan akan berbicara dengan nada yang ceria dan lembut.

Tapi jika Aryan menjawab dengan nada ini entah kenapa hati mereka tidak mengizinkan mereka untuk percaya pada Aryan.

Hati mereka gelisah, entah karena apa tapi yang pasti sesuatu yang disembunyikan Aryan sangatlah penting.

Mereka sebenarnya tak ingin melanggar privasi Aryan, namun jika itu sudah menyangkut keselamatan nya maka mereka tak akan tinggal diam.

Mereka sudah bersumpah untuk menjaga dan memastikan bahwa Aryan akan bahagia dan aman, walaupun nyawa medeka yang menjadi taruhannya.

"Semakin kau menjawab seperti itu, semakin kami nyakin bahwa kau menyembunyikan sesuatu yang penting atau bahkan berbahaya Aryan" Sahut Riani dan Cellyn.

"Apakah kau masih belum bisa memaafkan kami Aryan?" Tanya Calissa.

"Tidak oma, aku sungguh sudah memaafkan kalian" Jawab Aryan cepat.

"Lalu kenapa kau tidak mau memberi tahu kami hm?" Tanya Vanca

"Huh, baik baiklah, aku izin keluar untuk membeli perangkat khusus untuk memperbarui laptopku bang" Jawab Aryan.

Semua orang pun tambah bingung dengan jawaban Aryan, apakah laptopnya rusak? Kalau begitu kenapa ia tak membeli yang baru saja?

"Apakah laptop abang rusak? Kenapa tak beli yang baru saja?" Tanya beruntun Sofian

"Tidak, laptop abang tidak rusak, abang hanya ingin memodifikasi sistem nya saja agar tak bisa diretas oleh siapapun" Jawab Aryan santai.

Semua orang pun terkejut bukan main akan jawaban yang diberikan Aryan tersebut, sekejap kemudian mereka diselubungi oleh perasaan khawati dan marah.

Apakah ada yang mengganggu Aryan? Apakah ada orang yang menerornya? Dan apakah Aryan bisa meretas?

Semua pertanyaan itu berputar-putar bak kaset di kepala mereka masing-masing.

"Apakah ada yang mengganggu mu boy?" Tanya Dewangga.

"Hah? Tidak ada kok Dad, lagipun siapa pun yang berani mengganggu ku pasti sudah ku bereskan sebelum ia melancarkan gangguannya" Jawab Aryan santai.

Sekali lagi mereka terkejut akan jawaban Aryan, sebenarnya siapa Aryan?

"Apa maksudmu Aryan?" Tanya Vana

"Ayolah bang, keluarga kita sudah masuk dunia bawah sejak lama tidak mungkin kau tidak mengerti maksudku bukan?" Tanya balik Aryan.

"Abang bisa pakai senjata?" Tanya Amel dan Angga bersama-sama.

"Heh, kalian meragukan kemampuan abang kalian ini?" Tanya balik Aryan lagi.

"Sejak kapan kau bisa menggunakan senjata Aryan?" Tanya Giovanno.

"Sejak umurku berusia 9 tahun papa" Jawab Aryan santai.

Semua nya pun hanya bisa terkejut kembali, pasalnya itu adalah umur yang masih tergolong sangat kecil untuk memegang senjata.

Tapi jika mereka mengingat perlakuan mereka selama ini, maka bukan tak mungkin Aryan sudah terbiasa melihat bahkan menggunakan senjata.

Semua orang pun berubah menatap Aryan sendu, rasa bersalah kembali menggerogoti hati mereka.

Kenapa mereka bodoh sekali waktu itu, Aryan masih seorang anak kecil yang masih suci dan tak tau apa-apa.

Tapi mereka dengan teganya merusak kehidupan nya dengan menyiksanya setiap saat.

"Jangan merasa bersalah, aku sudah memaafkan kalian sejak lama, dan yah aku bisa meretas. Maaf aku tak memberitahu kalian semua tapi semuanya akan kuberi tahu pada kalian nanti di waktu yang tepat, besok aku akan memberitahu kan pada kalian siapa aku sebenarnya" Jelas Aryan.

Semuanya pun kembali bingung sekaligus deg degan, entah kenapa mereka merasa identitas Aryan sebenarnya akan membuat mereka lebih khawatir nantinya.

"Baiklah boy kami akan menunggu penjelasanmu besok" Putus Fendrik.

Setelah ber bincang-bincang sebentar, mereka semua pun kembali ke kamar mereka masing-masing.

Di kamar Aryan...

"Halo"

.......

"Datang ke sini besok"

.......

"Hm, aku akan memberitahu mereka semuanya"

........

"Mereka sudah berubah"

.......

"Hm"

......

"Sampai jumpa, David"

Tut

Tut

Tut

__________________________

Jumpa lagi nih guys, semoga masih betah ya dengan cerita ini.

Dan yah terima kasih juga pada semua yang telah membaca serta memberikan vote untuk cerita ini.

Jika ada kesalahan kata mohon dimaafkan ok.

Assalamualaikum wr.wb

Weiterlesen

Das wird dir gefallen

26.5K 1.8K 8
aku cantik aku diam yang vote plus komen aku doain semoga kecantikan aku nular okey makasih dan yang follow akun aku semoga jodohnya kayak di Wattpa...
31.4K 4K 9
Rasanya seperti mimpi, anak sulung yang disayang dan memanjakan adiknya harus menggantikan peran sulung otoriter yang ditakuti adiknya sendiri. ⚠︎ 𝗣...
7.3K 719 24
"Adel aku capeee" tangis ashel yang bisa di bilang sangat miris,ashel menangis di dekapan Adel "bertahan kamu kuat" jawab Adel sambil menenangkan ash...
95.8K 6.4K 47
penasaran sama ceritanya baca aja..... #kim taehyung #jeon jungkook #min yoongi #park jimin #kim seokjin #kim namjoon Vkook gs. Bekerja sama dengan c...