[END] Dramione-The Other Side...

By Poppytata

264K 23.7K 2K

Tahun ketujuh yang dikira Hermione hanya akan terisi dengan pencarian Horcrux ternyata salah. Banyak hal terj... More

Chapter 1: His Name
Chapter 2: Manor
Chapter 3: Everyone Desire
Chapter 4: Traitors
Chapter 5: Suicide
Chapter 6: Broken Plan
Chapter 7: Prove
Chapter 8: This is not Hogwarts!
Chapter 9: Wound
Chapter 10: Room of Requirement (+)
Chapter 12: Killed
Chapter 13: Biggest Sacrifice
Chapter 14: The Proposal
Chapter 15: Overprotective Daddy
Chapter 16: Sealed Memory
Chapter 17: Daddy's Girl
Chapter 18: Biggest Publication (+)
Chapter 19: I'll give you home
Chapter 20: Preparing
Chapter 21: When Malfoy's tryin
Chapter 22: Twin Sibling
Chapter 23: Amanda Shane
Chapter 24: Diagon Alley
Chapter 25: Sorting Hat
Chapter 26: Catch the Olio Stars
Chapter 27: Holding Something Invinsible
Chapter 28: Vanishing the Fog
Chapter 29: Story About Ben
Chapter 30: Undeniable Scar
Chapter 31: Regret Always Comes Late
Chapter 32 (End)

Chapter 11: Let The War Begin

9.6K 824 31
By Poppytata

Chapter 11

Selamat membacaa... :)

***

Tidak ada satupun yang menjawab pertanyaan Hermione. Diam disini sama sekali tidak berarti tidak ada bantahan sama sekali. Mereka diam karena sama sekali tidak menyetujui apapun yang keluar dari mulut Hermione.

"Kenapa kami harus mendengarkan mu? Jangan kau pikir karena kau adalah sahabat Potter, maka kau bisa seenaknya memerintah kami melakukan ini itu" sahut salah seorang anak Ravenclaw.

Kening Hermione menjadi berkerut. Merasa terkejut bisa ada orang yang berkata seperti itu. Selama ini dia tidak pernah menganggap dirinya seenaknya. Dia memimpin di operasi penyerangan kali ini karena dia memiliki sedikitnya informasi yang dapat mereka gunakan.

"Jaga mulutmu." Draco mencengkram kerah baju anak Ravenclaw yang tadi membuka suaranya. Tatapannya benar benar menyala marah.

"Benarkan cepat atau lambat kau akan berbuat seperti ini. Menggunakan otot setelah kehilangan nama besar, Malfoy?" Cibir anak itu pada Draco.

Draco mengeluarkan seringai khas miliknya. Membuat lawannya merasa terintimidasi.

"Mencoba memprovokasi, heh? Ternyata Ravenclaw menggunakan politik adu domba? Kau dengar ya, aku tidak akan menghancurkan rencana ini. Tujuanku sama denganmu. Menghancurkan Dark Lord. Aku tahu aku brengsek. Tapi tolong jaga omonganmu terhadap dia karena dia tidak sok jagoan disini. Dia benar benar kompeten dan berpengetahuan lebih luas dari pada KAU.

Jadi jika kau masih ingin berada dalam plan, tolong jaga sikapmu." Ucap Draco pelan namun mematikan.

Draco melemparkan tubuh anak itu begitu saja kembali ke bangku kayu yang tadi ditempatinya.

"Aku mohon teman teman. Jangan seperti ini. Aku bisa menjamin Draco benar benar memihak pada Harry. Dan.. aku minta maaf kalau sikapku kalian salah artikan. Aku akan mencoba untuk mengurangi nada memerintahku." Hermione mencoba meyakinkan kawan kawannya sekali lagi. Mulutnya memang masalah.

"Kami mencoba. Tapi tidak setelah apa yang barusan terjadi." Jawab salah seorang anak lagi. Mungkin dari Hufflepuff.

Dengan arogannya ia dan beberapa kawannya melenggang menuju ke pintu keluar ruang serba guna.

Terdengar bunyi aneh ketika beberapa anak itu berjalan mendekat kesana. Draco yang tahu pasti soal bunyi itu seketika memucat dan panik.

"HENTIKANN!! JANGAN BUKA PINTU ITU!!" Perintahnya sambil berlari ke sana membuat semua orang mengerutkan kening secara bersamaan.

Namun sedetik sebelum Draco menyadarinya, pintu itu telah terayun terbuka. Terang langsung menyergap mereka bersamaan dengan bunyi meletup yang amat dahsyat.

"PROTEGO!"

Saking hebatnya ledakan itu, tubuh Draco terlempar jauh ke belakang ruangan lalu menabrak lemari kayu dan jatuh pingsan.

Ruangan yang mereka tempati terasa sedikit bergetar karenanya. Di depan pintu telah menanti Snape dengan wajah mencelanya seolah mengatakan kalian tertangkap.

"Well, aku tidak pernah mengatakan kalian boleh membentuk kelompok belajar diluar jam sekolah.." ucapnya pelan namun dingin membuat semua yang berada disana mengerti arti dibalik kata kata itu dan langsung pergi.

Beberapa anak melemparkan tatapan bersalah ke arah Draco yang terkulai lemas di dekat lemari kayu sebelum melangkah keluar

"Well, kembali ke asrama, Miss Granger? Atau harus kupanggil Mrs. Malfoy?"

Hermione yang sempat membeku langsung berjalan ke arah Draco dan memapahnya kembali ke asrama mereka.

***

Hermione POV

Semua ini benar benar memaksaku untuk menggila. Belum pernah sekalipun base camp kami terbongkar seperti tadi. Belasan kali kami menggunakan ruang kebutuhan yang ajaib itu untuk kegiatan bawah tanah dan sama sekali lancar.

Yah hal itu sempat membuat kami percaya bahwa ungkapan keledai tidak akan jatuh pada lubang yang sama adalah perkataan orang aneh.

Tapi sialnya hari ini si keledai itu berhenti jatuh di lubangnya. Ck. Dari sekian banyak nya waktu, semuanya terbongkar hari ini.

Dan astaga. Apa sebenarnya yang di pikirkan Draco sampai ia menjadikan dirinya tameng untuk anak yang baru saja berbuat tidak baik padanya.

"Mione.." sadar juga akhirnya. Dasar kurang ajar. Aku benar benar takut sesuatu terjadi padanya.

"Dasar Draco idiot Malfoy. Jangan pernah lagi melakukan hal seperti tadi!!!" Aku reflek merangsek kedalam pelukannya.

Setelah itu yang kuingat dia hanya menyeringai lemah. Seringaian yang menunjukkan betapa lemah fisik dan psikisnya. Alu melepas pelukanku untuk mengelus pelan wajahnya.

"Kemarilah" dia menarik lenganku tanpa permisi.

Kini aku berada dalam pelukan Malfoy yang sedang bersandar pada ranjang untuk kedua kalinya. Asrama Ketua murid yang semula begitu dingin aku rasakan mulai menghangat.

Aku menyandarkan kepalaku di dada Draco dengan nyamannya. Dan sesekali dia mengelus sayang kepalaku. Astaga. Detak jantungku mulai mengeras dan berdentum dentum dengan irama tak beraturan.

Cepat cepat aku sembunyikan wajahku di dadanya agar dia tidak melihat aku memerah di dekatnya. Oh Merlin. Sekarang aku merasa seperti remaja menyedihkan yang terserang gelombang cinta.

Cinta eh??

"Apakah menurutmu aku sangat menyebalkan"
Tanyanya tiba tiba.

Sial di mengejutkanku. Dan pertanyaan macam apa itu?! Setelah belasan tahun dia baru bertanya apakah sikapnya itu menyebalkan? Jika seperti itu maka aku akan dengan keras dan lantang menjawab kalau dia sangat menyebalkan dan keterlaluan. Dia sering membuatku marah dan menghancurkan hatiku.

Tapi sekarang keadaannya berbeda. Aku... kurasa aku mulai menyayanginya. Dan lagi keadaannya kini benar benar sedang kacau.

Dia menanti nanti dengan cemas akan jawabanku. Namun yang kulakukan sedari tadi hanya mengalihkan pandangan ke arah jendela dengan tirainya yang melambai lambai menakutkan.

"Mione?"Panggilnya lagi.
Dia mengangkat daguku sehingga mata kami menjadi sejajar. Mata kelabunya menenggelamkanku membuatku serba salah. Bingung ingin menjawab apa, akhirnya kuputuskan untuk jujur.

"Ya Draco kau sangatlah menyebalkan."
Draco membuang pandangan ke arah langit langit.

"Maaf... aku.. aku tid-"

"Ssshh"aku mendesis menyuruhnya berhenti bicara.

"Kau memang menyebalkan. Itu dulu. Sekarang tidak. Kau mengerti?"

Sorot matanya masih sarat akan rasa bersalah.

"Hei, bisa kau jelaskan bagaimana kita sekarang? Perasaanmu? Status kita?"
Aku mencoba mengalihkan pembicaraan

Untungnya saja berhasil. Dia terlihat langsung memikirkannya.

"Yang pasti kau istriku dan aku suamimu. Soal perasaanku, aku masih belum yakin. Tapi aku merasa kesal jika ada orang lain yang menyentuhmu. Brengsek. Aku masih ingat hari dimana bibir kotornya menyentuh milikmu" Pandangan matanya menjadi menyala nyala.

Aku mencoba untuk tidak peduli dan menyandarkan kembali kepalaku ke pundaknya.

"Hmm... tidak akan kubiarkan lagi aku disentuh orang lain selain dirimu.."

Ternyata aku salah bicara. Pandangannya langsung menggelap dan dia membuatku tidak tidur semalaman.

***

Draco POV

Pertama kali melihatnya saat aku bangun dari tidurku adalah hal yang paling membahagiakan untukku sekarang.

"Selamat pagi" ujarku senang begitu dia membuka matanya

"Pagi... Sial Malfoy. Kau membuatku kekurangan tidur." Semprotnya begitu ia membuka mulutnya.

"Sudahlah. Lagipula waktu kita untuk berduaan sudah tidak banyak lagi. Malam ini kita harus menyelinap ke common room asramamu untuk bicara pada Potter melalui perapian." Aku memberitahukan rencana ku padanya.

Aku memang berencana memulai perang itu secepat mungkin agar semua lebih cepat berakhir.

"Aku mengerti" seulas senyum muncul di wajahnya.

"Ayo kita mandi. Setelah itu kita harus belajar dan bertingkah senormal mungkin agar tidak mendapat pengawasan lebih." Aku menariknya turun dari ranjang dan berjalan ke kamar mandi.

Setelah kami selesai mandi dan memakai seragam, aku dan Hermione segera mengikuti kelas gabungan.

Seharian ini aku setengah mati mencegah Hermione untuk tidak mencakari Creever bersaudara. Semakin hari mereka semakin merajalela.

Banyak murid yang di hukum mereka tanpa alasan. Setidaknya aku berhasil membuat Hermione tetap terdiam. Dengan tangan yang terkepal erat tentunya.

Sampai saatnya malam hari tiba. Kami mengendap endap meninggalkan asrama ini. Mata kami awas melihat dan mengamati leadaan sekitar.

"Siapa disana?!"

Aku reflek menarik Hermione untuk bersembunyi di salah satu pilar besar.

"Ada apa?" Tanya suara lain. Sepertinya ada dua death eaters yang sedang berpatroli malam.

"Aku memdengar suara derap kaki tadi. Ayo cari!"

Sialan. Mereka makin mendekat kearah kami. Keringat dingin mulai turun dan membasahi dahiku. Bahkan keadaan Hermione tak jauh berbeda dariku.

"Mana?? Tidak ada orang sama sama sekali."

Sial sial sial. Suara itu semakin mendekat saja. Aku harus mencari akal agar tidak tertangkap.

"Aku yakin ada yang berkeliaran. Ayo susuri lebih jauh."

"Jangan mengada ada. Dari pada terus membuang waktu lebih baik kita memeriksa tempat lain. Aku ingin tidur awal hari ini"

Aku menghembuskan nafas lega saat mereka berjalan menjauh.

"HACHIII!!!" Oh Merlin

"SIAPA DISANA?!!"

Hermione menatapku dengan pandangan minta maaf. Astaga bisa bisanya ia bersin disaat seperti ini.

Sebuah ide hinggap di kepalaku seperti sebuah keajaiban.

Aku merapal mantra untuk mengubah warna rambut kami

"Mione, jangan bicara apapun"

Sebelum ia bertanya aku membungkam mulutnya dengan bibirku.

Semula ia berontak karena seranganku yang tiba tiba. Namum aku terus melumat bibirnya dan menggodanya dengan permainan lidahku. Lama kelamaan dia mengikutiku tanpa berontak.

"Hei bocah!! Sialan. Kembalilah ke kemar kalian! Kalian ini berciuman seperti tak ada hari esok saja!!!" Bentak salah satu dari mereka.

Aku pun segera menarik tangan Hermione untuk meninggalkan tempat itu.

Huff jika tau kami bisa lolos semudah ini lebih baik dari tadi aku tak usah sembunyi. Membuat jantungku sakit saja!

Kami berjalan dengan diam dan langkah seringan mungkin agar tidak menimbulkan bunyi

Setelah kami mencapai perapian itu, Hermione langsung merapal mantra-entah-apa-namanya untuk menghubungi potter.

"Mione.."

"Harry!"

Mereka saling memanggil dengan bisikan seperti sudah mengetahui keadaan satu sama lain. Hmm mungkin mereka sudah sering melakukannya.

"Demi Merlin akhirnya aku bisa menghubungimu!! Aku tidak bisa berlama lama, Harry. Jelaskan apa saja rencanamu" pinta Hermione

"Perang akan segera di mulai sesaat setelah aku sampai disana. Yang perlu kalian lakukan adalah mencari dan melepaskan para profesor. Itu dapat kalian lakukan besok. Narcissa Malfoy memberitahuku para Death Eaters akan ditarik dari Hogwarts besok. Berhati hatilah" ucap si Pothead

"Baiklah. Kalian juga ya"

Dan begitulah pembicaraan itu berakhir dengan cepat.

Kami kembali mengendap endap ke kamar kami.

Suka tidak suka, siap tidak siap besok malam perang akan tercetus.

Pastinya kami akan melihat darah...

***

Dengan cepatnya waktu berlalu dan disinilah Draco dan Hermione sekarang. Berjalan mengendap endap untuk yang kedua kalinya dalam seminggu ini.

Mereka melaksanakan rencana yang diberitahukan oleh Harry, yaitu membebaskan para Profesor.

Mereka mencari tempat para profesor di tahan.

"Miss Granger!" Sebuah pekikan lemah menghentikan langkah Hermione. Dia mengenali nya. Itu suara profesor Mc Gonagall, guru favoritnya.

Hermione dengan cepat mendatangi asal suara itu. Di dalam sel tahanan itu ia dapat melihat para Profesor tengah di belenggu oleh rantai berkarat. Meskipun keadaan mereka mengenaskan, untung saja mereka masih diberi makanan untuk bertahan hidup.

"Kami datang untuk membebaskan kalian. Harry yang menyuruhku. Malam ini, perang akan terjadi. Bersiaplah, Profesor." Ucap Hermione menjelaskan seraya menunggu Draco menghancurkan rantai serta besi besi itu

Mereka bersama sama keluar dari tempat itu

"Lebih baik kalian bersembunyi terlebih dahulu di asrama ketia murid hingga waktu yang tepat" ucap Draco.

Karena rasa lelah yang luar biasa, para profesor itu pun memutuskam untuk mengikuti kata lata Draco.

Mereka beristirahat disana hingga matahari kembali ke peraduannya.

"Sepertinya Voldemort sudah tahu jika kami membebaskan kalian. Jika begitu, lebih baik Prof Mc Gonagall mengatur semuanya." Saran Hermione.

Suara gaduh di luar juga telah menunjukkan bahwa Harry Potter telah kembali.

"Prof. Kumohon. Aku butuh bantuan kalian. Ini waktunya untuk menghentikan terror Voldemort" pinta Harry pada seluruh Profesor.

Mereka mengangguk bersamaan bersedia membantu Harry.

Para profesor termasuk Arthur dan Molly Weasley membuat mantra protego serta mengerahkan seluruh pasukan di Hogwarts.

"Murid senior di harapkan melindungi junior kalian. Bersiaplah anak anak. Tanpa arahan, kerahkan seluruh ilmu yang sudah kami ajarkan. Ini bukan pertandingan ambil nilai. Ini pertandingan hidup dan mati." Ucap Prof Mc Gonagall penuh peringatan.

And let the war begin!!

***

Aku pamit dulu. Nanti kita letemu lagi di chapter selanjutnyaa. Maaf kalo masih pendek. Hehehehe

Continue Reading

You'll Also Like

28.2K 3.2K 22
↢ 𝐓𝐞𝐫𝐣𝐞𝐦𝐚𝐡𝐚𝐧 ↣ [Completed Dramione Story by Adharyn] ー Pada misi naas yang kacau, Auror Draco Malfoy disiksa oleh manusia serigala dalam up...
57.6K 5.8K 33
[COMPLETED] "Aku ingin kau membantuku," ucap Draco pada akhirnya. Draco menyingkap lengan kemeja sebelah kiri. Betapa terkejutnya Hermione mendapati...
291K 34.6K 32
"The worst part of holding the memories is not the pain. It's the loneliness of it." -Lois Lowry, The Giver COMPLETED - Mereka bilang ketika orang-o...
5.6K 366 2
[END-TwoShoot 𝗥𝗔𝗧𝗘: 𝗠] Hermione hilang tanpa jejak saat pertempuran berlangsung, perang tidak pernah benar-benar berakhir, kegelapan telah menan...