~TRANSMIGRASI_10~
Hampir 50 motor sport turun tangan. membelah jalan raya malam itu, mendengar ratu kesayangan mereka di culik,
DANDEROS 'berani mengusik berarti berani mati'
yang di pimpin arka Malik Argadana, lelaki tampan dengan tatapan tajam, lalu barisan yang di belakang di isi sahabat-sahabatnya
kemarahan dirinya tak bisa ia pendam,
Mereka mulai memasuki hutan-hutan yang lebat, dengan Arka yang tak peduli apapun terus menerobos, terpancar besar tatapan mematikan di dirinya
mengangkat satu tangan nya, membuat mereka ikut berhenti, ia turun dan membuka helmnya
Di ikuti yang lainnya, meneliti ke sekitar mereka tertegun begitu saja, tak jauh di depan mereka
Ada mansion besar, yang di jaga banyak orang, masing-masing memegang senjata api,
menatap mansion itu tajam, lalu mengangkat senjata yang ia genggam sedari tadi
DOR!
Para penjaga di buat kaget, saat menerima penyerangan tiba-tiba, sementara di sana sepi, tak ada gerakan sama sekali di pohon-pohon,
DOR!!
DOR!
mereka panik tak karuan, saat teman mereka terkena tembakan
"SIAPA ITU, KELUAR KAMU, JANGAN JADI PENGECUT"
tak peduli, arka kembali mengarah kan senjatanya ke pria yang menjaga di depan gerbang
DOR
DOR
Dua tembakan langsung ia layangkan membuat dua pria buncit itu, terkapar
makin di buat panik, tak tau dari arah mana tembakan itu muncul, mereka makin was-was memandang ke sekitar
DOR
Tembakan kembali terdengar, membuat para penjaga semakin panik
Hingga tinggal beberapa saja yang tersisa
"SEMUANYA KELUAR KITA DI SERANG " teriak pria yang sedari tadi berdiri di pintu
Seyum smirk terbit di bibir arka, melihat banyak yang keluar dengan memegang senjata, lalu melirik ke arsen, yang tampak tenang
"Semuanya udah sesuai strategi, kita lakuin penyerangan sekarang" katanya datar
Arka langsung berdiri " SERANGGG" teriaknya tegas
Dari arah barat, selatan dan Utara, muncul banyak anggota geng DANDEROS, yang berlari dengan masing-masing memegang senjata
Arka sendiri ikut berlari, menembaki mereka dengan brutal
DOR
DOR
DOR
Suara tembakan yang memekik telinga banyak orang di sana
BUGH!
BUGH
KREKK
DOR
Suara pukulan yang terdengar di mana-mana, kebanyakan anggota geng Danderos membawa belati dan besboll besi
Arsen sendiri tak lengah melawan dua orang sekaligus
dengan lihai melawan dan memberikan pukulan tak kalah kencang
Alizar dan nevan sendiri menarik smirk tipis, menatap tiga pria buncit yang sudah terkapar tak berdaya, oleh ulah mereka
Nevan menekan dada pria itu, lalu mengangkat belati dan...
SETT
"ARGHHH"
BYURR
Darah segar muncrat di wajah tampannya
Pria itu tampak batuk-batuk tak berdaya, sementara mereka hanya diam dengan ekspresi datar.
Alizar, dengan tenang memutar belati di tangannya lalu...
SETT
Tepat mengenai leher
Wajah dan badannya kini di penuhi darah segar, seyum tipis jelas tercetak di wajah tampannya
salah satu kesenangan mereka, bermain darah..
gevan dan fazel..
Juga di penuhi darah, bahkan belati yang mereka bawah sedari, menancap di mata, pria-pria berbadan besar
DOR
mereka tersentak, mendengar suara tembakan yang menggelegar di langit
"SEKALI LAGI SAYA LIAT ADA YANG MENYERANG, SAYA TEMBAK DIA" bentak pria berbaju hitam itu tau-tau muncul, dengan mengarahkan senjatanya ke arah Arka
semua diam, jarak pria itu dan arka tak jauh, hingga sekali peluru itu ia lepas, itu pasti berakibat fatal
mulai mendekati arka, dengan senjata masih ia arahkan di kepala cowo itu
"Arka Malik Argadana "tekan pria itu, tak ada ekspresi di wajah Arka, garis wajah cowo itu masih tetap tenang
"Semua hancur" tekannya dingin, "karena kamu, dan Karena orang tua kamu, bisnis saya hancur ARKA "bentaknya kesetanan
diam, menatap pria itu dingin "kamu dan semua keluarga keturunan Argadana, harus mati " desisnya makin menekan senjata di dahi arka
menarik smirk tipis "selamat tinggal ar-"
DOR
Mereka membulat tak percaya, bukan arka, tapi pria itu tertembak tepat di bagian tangan, membuat senjata yang ia pegang terjatuh Dengan tubuh yang membeku
Mereka reflek menoleh, melihat Malik Zain Argadana, yang keluar dari mobil, dengan senjata di tangannya, dan tatapan tajam mematikan
menghampiri pria itu, dan...
BUGHH
Kepalan tangan kuat ia layangkan, membuat pria itu terlempar, dan batuk-batuk kecil
menarik smirk kecil, pria itu terkekeh pelan "Dasar bodoh, kalian mau selamat kan dara hah " bentaknya tak takut
Tatapan Malik benar-benar dingin "di mana istri saya"
kembali tertawa, sambil memegang tangan nya yang tertembak "DARA SUDAH MATI "
DEG
"DAN TUBUH INDAHNYA SUDAH DI NIKMATI '' sentak nya tak main-main
DOR
DOR
Dua tembakan ia layangkan"PERSETAN KALIAN SEMUA SAYA BUNUH "
menghampiri pria yang sudah melemah itu, dan meraih lehernya kasar
"Jawab saya, di mana dara "
Pria itu sudah mulai tak sadar kan diri
"ARGHHHHH BRENGSEK"
Arka sendiri masih syok, tapi mencoba berpikir positif "pih kita harus cepat selamatin mamih"
menetralkan nafasnya, lalu mengganguk
"Kita mencar " teriak arka, membuat mereka mengganguk paham
Setelahnya beberapa anggota geng DANDEROS termasuk intinya dan Malik, masuk di gedung tua itu
********
SEMENTARA BEBERAPA MENIT YANG LALU.....
Neyra masih membantu dara untuk berjalan, walau tubuhnya juga sudah mulai melemah
"Tante harus kuat ya, kita pasti bisa keluar dari tempat ini, percaya sama neyra"
katanya lembut
mengganguk, walau tubuhnya benar-benar lemah
"Kita harus lewat pintu belakang, di luar Nggak Aman "
Neyra masih berusaha kuat, untuk bisa membantu wanita itu, dan keluar dari tempat ini
"Saya udah nggak kuat, kamu aja yang keluar dari tempat ini "kata dara melemah
menggeleng cepat, neyra memeluk bahu dara "nggak!, aku sama Tante harus keluar sama-sama, aku ngga mau ninggalin Tante, di sini!.. bahaya"
Dara menggeleng dengan air mata yang sudah mulai keluar "ngga usah sayang, keluarga kamu lebih membutuhkan kamu, dari pada harus mengobarkan nyawa mu menolong Saya "katanya parau
terduduk, tubuhnya benar-benar tak bisa di ajak kerjasama, neyra juga ikut duduk memegang tangan dara
"Tante pasti bisa, kita keluar bareng-bareng dari tempat ini ya "kata neyra lembut
menatap neyra dengan mata yang berkaca-kaca
"Atau kalau emang Tante udah nggak kuat, aku gendong aja ya, aku nggak akan tega ninggalin Tante di sini, Tante juga harus ingat keluarga Tante, masih sangat butuh Tante, apalagi suami sama anak"
menggeleng pelan, dara tersenyum tipis "saya benar-benar nggak sanggup, kamu aja yang keluar "
memegang erat tangan wanita itu, dan menggeleng cepat "kalau Tante nggak mau keluar, neyra juga ngga mau, tujuan neyra ke sini mau nolongin Tante, ngga Mungkin aku pergi dengan ninggalin Tante Dengan keadaan kata gini "
menatap gadis itu sendu "kamu manusia atau malaikat "
"a-apa"
"Kamu kenapa kekeh banget mau nolongin saya, padahal kita nggak saling kenal" tanya nya pelan
terdiam, tak ada alasan, karena memang mereka tak saling kenal, tapi neyra seolah-olah menganggap wanita itu salah-satu orang terpenting dalam hidupnya
Kalau orang lain, pasti mereka akan pergi, mementingkan nyawa mereka dari pada nyawa orang lain.
"Nggak ada alasan harus nolong orang" katanya pelan, membuat dara berdiam
"Tapi kamu berlebihan cuma mau nolong saya, kamu udah ngorbanin banyak termasuk nyawa kamu "
"kalau Tante bahas ini terus, aku bakal marah "
"Kita pergi ya, kalau emang Tante nggak kuat, neyra gendong aja " dara menggeleng "saya masih kuat"
Setelahnya neyra berdiri membantu wanita itu ikut berdiri
Walau mereka sedari tadi mendengar kericuhan di bawah
DOR
Tubuh dara tersentak mendengar banyak tembakan di bawah "udah, Tante jangan takut, kita pasti Aman "
kembali berjalan, walau tersentak saat mendengar banyak suara langkah kaki yang tergesa-gesa
menggenggam tangan dara, dan masuk di kamar yang kebetulan sedikit terbuka
Dara terduduk lemas memandang ruangan luas itu, banyak barang-barang di sana,
Neyra ikut duduk, walau pandangannya tetap waspada "kalau neyra kenapa-napa, Tante harus pergi, keluar dari tempat ini "ntah kenapa kalimat itu terucap begitu saja
"Tapi-"
"Itu keinginan neyra, kalau sampai Tante melanggar, neyra bakal benci sama Tante "
tersentak, tapi mengganguk kecil, membuat seyum tipis terbit di bibir pucat gadis itu
Brukk!!
Hingga pandangan neyra benar-benar buram dan berakhir gelap, di pangkuan wanita itu
"Sayang, neyra, nggak-nggak kamu nggak boleh kaya gini, jangan nakutin Tante "panik dara
"Neyra jangan tutup mata, kita harus keluar dari tempat ini bareng-bareng "dara mulai terisak pelan memegang tubuh gadis itu yang memucat
Hingga....
"SIAPA ITU, KELUAR KAMU "
tersentak dan menoleh kaget, mendengar teriakkan seseorang dari luar pintu itu, mulai di diobrak-abrik karena memang terkunci
Perasaan takut semakin membaluti nya, mengedar kan pandangannya, lalu mulai menyeret neyra pelan, dan di sembunyikan di tetumpukan barang-barang
"JANGAN JADI PENGECUT, SAYA BAKAL BUNUH KALAU KAMU TIDAK KELUAR"
Brak..Brak..Brak
Pintu semakin di obrak-abrik, membuat dara semakin takut,
mengambil besboll yang ia lihat di dekat barang bekas
BRAKK!!
Pintu terbuka
terlihat pria berbadan besar yang berdiri, dengan seyum smirk terbit di wajahnya
"HAHAHA, dasar bodoh, kau datang di waktu yang tepat, aku butuh pelampiasan, "sentak pria botak itu
mulai mundur dengan tubuh yang bergetar "a-anda jangan macam-macam ya "
mendekat dengan tatapan penuh nafsu "Malik akan gila, setelah tau istri kesayangan nya jadi pelampiasan nafsu ku" sentaknya di iringi seyum puas
menggeleng sambil mengangkat besboll yang ia genggam "anda jangan main-main "tungkas nya
Brakkk
Semua barang di depannya ia tendang, membuat dara tambah ketakutan
tersentak, saat pria itu mencekram pergelangan tangan nya kasar "perempuan lemah seperti mu, tak akan bisa melawan ku "bentaknya
"Nggak, nggak mau, "mencoba memberontak, dengan sisa-sisa tenaga nya
Sampai ia dengan berani mengigit tangan pria itu
"Arghhhhh"
Tanpa pikir panjang, dara langsung berlari dengan sekuat tenaga,
"WOI JANGAN KABUR KAMU, PEREMPUAN SIALAN"
ketakutan makin menjadi, saat pria besar itu mengejar nya
berbelok saat ada lorong, hingga...
BRUKK!!
menabrak tubuh seseorang, hingga reflek tangan kekar pria itu, memeluknya
"Sayang " kaget Malik, dara langsung mendongak dengan mata berkaca-kaca, membalas pelukan itu tak kalah erat
Rasanya lega
Mendongak, menatap pria besar yang juga membeku di tempat, menyadari tatapan tajam Malik, ia berniat ingin kabur
Tapi....
DOR!
DOR!
Dua tembakan tepat di kepala dan jantung, membuat pria itu terkapar dengan darah berceceran
Dara masih terisak di dada suami nya, sungguh tempat ini bagai neraka, rasanya lega menemukan pria yang selalu melindungi nya, ada di depannya
"Hey kenapa, mereka nggak ngapa-ngapain kamu kan, bilang sama aku ada yang luka "tanya nya cemas
Dara perlahan melepaskan pelukannya, dengan wajah cantik itu di penuhi air mata, " aku takut "
Malik kembali memeluknya memberi kehangatan "udah nggak usah takut, kan ada aku "katanya lembut
"Loh mamih, mamih ngga kenapa-napa kan" tanya arka cemas, dengan beberapa inti geng DANDEROS tiba-tiba datang
Selebihnya masih berpencar
mengganguk pelan, menetralkan detak jantung nya "selamatin malaikat mamih "katanya dengan suara melemah
Mereka meyerngit bingung "malaikat apa mih, kita harus pergi dari sini, mamih harus di periksa di dokter "
"nggak, mamih nggak mau pergi kalau nggak bawa dia, arka harus bawa dia" katanya pelan
Mau tak mau, arka mengganguk "yaudah, sekarang dia di mana, biar arka bantuin "
"Di gudang, dia gadis yang nolongin mamih, kamu harus bawa dia keluar "
Hingga......
Brukkk
"Sayang " kaget Malik, dengan sigap langsung menahan tubuh dara
"Pih, bawa mamih keluar dari sini, biar orang itu arka yang urus" Malik mengganguk "thanks boy"
Setelahnya arka, arsen, dan Alaska pergi ke arah gudang,
meneliti semua pintu-pintu di sana,
"Ka, ini kayanya gudang nya "kata Alaska, berdiri di pintu yang terbuka, arka dan arsen menoleh dan menghampiri nya
Mereka mulai masuk, "Lo semua cari aga belakang, gue di sini "tintah arka membuat mereka mengganguk paham
Brakk
Mereka mulai menendang barang yang menutup jalan
"Woi Lo di mana "teriak Alaska, membuat arsen mendelisik kecil
Arka mulai meneliti setiap sudut ruangan itu, lalu mulai berjalan, memeriksa setiap barang yang menumpuk
Alisnya terangkat tenang, memandang ujung kepala tepat di tetumpukan dos-dos
mulai menghampiri nya dengan perlahan, dan membuang dos-dos yang menjadi tameng nya
meyerngit samar, melihat seorang gadis dengan kepala yang diarahkan di samping, hingga wajahnya tak nampak
mulai mendekat, dan berjongkok "Lo siapa" tanya arka datar
Hening
Tak ada sahutan sama sekali, ntah keberanian dari mana, arka membuka uraian rambut yang menghalangi wajah gadis itu
Hingga....
DEG