The Rain on The Grass

By theundomiel

3.4K 645 59

Neferuti merasa gagal menjadi anak yang berbakti karena tidak dapat menolong adiknya yang sakit-sakitan. Oleh... More

The Words from Me Pt.1
1. Pasir dan Senja
2. Tekad dan Dendam Membawa Mimpi Berambisi
3. Alam, Energi, dan Sumber Kehidupan
4. Perjalanan Yang Baru
5. Seperti Emas dan Batu Ambar
6. Dasar-Dasar Kebijakan Penyembuh
7. Goresan Pada Batang Pohon
8. Sebuah Keyakinan
9. Hati Yang Kering
10. Kebijakan Kherep
11. Suatu Sore di Aswan
12. Pesta Bangsawan Makedonia dan Seorang Anak Lelaki
13. Cerita Okpara
14. Daun yang Gugur
15. Penyembuhan Terbaik
16. Di Sebuah Festival Opet
17. Keberadaan Tak Kasat Mata
18. Berdiri Sendiri
19. Kehangatan Dalam Dinginnya Malam
21. Luka Dalam
22. Muara dari Masa Lalu

20. Bintang Sothis yang Baru

79 13 1
By theundomiel

Happy (late) new year, all!

Jangan lupa vote, komen, dan share!

Tak lama sejak siuman, tenaga Neferuti telah kembali. Dia kembali mengurus pasien-pasien bersama Ini-Herit dan Hartepak. Setelah mendapatkan pengarahan dari Neferuti, Resnet kembali ke Alexandria lebih dahulu untuk menyembuhkan Si Prajurit yang sedang di penjara.

Hari demi hari berlalu. Satu per satu pasien di kelompok tenda kiri dipindahkan ke kelompok kanan. Dan semakin hari, pasien di kelompok kanan mulai sembuh. Pasien yang dinyatakan sembuh total diperbolehkan keluar dari kamp. Mereka bersukacita, beberapa menangis lega.

"Terima kasih, Neferuti," kata salah satu pasien berkali-kali, tangannya menggenggam erat jemari Neferuti. "Aku tidak tahu bagaimana cara membalasnya."

Neferuti menggeleng pelan, tersenyum lembut. "Berjanjilah kau akan datang ke acara penyuluhan minggu depan. Kami akan memberikan penjelasan untuk mencegah penyakit ini terjangkit lagi."

"Dan kita akan berkebun," sambung Hartepak, terdengar memaksa dibandingkan santai.

"Baiklah! Aku akan membawa semua orang untuk datang," katanya, bersungguh-sungguh. Setelah itu, dia pun keluar dari tenda. Dalam hati, Neferuti berharap agar mereka yang telah pulang tidak akan pernah kembali ke tenda ini lagi.

Thaa tidak ingin keluar dari tenda sekalipun Neferuti memaksanya.

"Kau telah sembuh total, Thaa. Dan kau sudah bekerja sangat keras di tenda ini. Terutama untuk anak seumuran-mu," kata Neferuti.

"Aku belajar banyak! Aku tidak dirugikan sama sekali!" kata Thaa, menahan tangis.

Ini-Herit mengusap kepala anak itu, tertawa pelan. "Baiklah. Kalau Neferuti tidak mengizinkannya, kau boleh tinggal dibawah pengawasanku."

Pada akhirnya, Neferuti membiarkan anak itu ikut membantu mereka di kamp.

Beberapa hari kemudian, surat dari Resnet sampai kepada mereka. Surat itu bertuliskan kabar yang sangat melegakan bagi Ini-Herit dan Neferuti.

'Prajurit itu telah sehat wal afiat. Baginda Pharaoh menerimanya kembali bekerja, dan kerajaan mendeklarasikan Kemet telah bebas wabah. Pembatasan akan dicabut, lalu tentara Roma akan kembali ke Alexandria. Baginda Pharaoh menunggu kepulangan Guru dan Neferuti.'

Neferuti merasa lega sekali. Dengan hati lebih ringan dan gembira, dia pun memberikan ramuan kepada tiga pasiennya yang tersisa.

Suatu malam, Hartepak mengumpulkan Ini-Herit, Neferuti, dan Thaa di tenda penyembuh. Wanita itu ingin membahas mengenai acara penyuluhan dan apa yang harus mereka tanam.

"Jadi, apa saja yang harus kita paparkan kepada mereka?" tanya Hartepak kepada Neferuti.

"Kita harus memberitahu masyarakat untuk menjaga kesehatan mereka dengan empat cara; mengkonsumsi ramuan rempah dengang teratur, meminum susu yang telah dimasak hingga mendidih, berjemur di bawah sinar matahari terbit, dan menghirup angin laut seminggu sekali," jawab Neferuti.

"Harga rempah dari bangsa Jain sangatlah mahal. Dan kondis tanah di Memphis tidak mendukung untuk menanam beberapa jenis rempah," jelas Neferuti lagi. "Jadi, aku menyurati Nyonya Sa dari Aswan untuk memberikan pengarahan bagaimana bercocok tanam dengan teknik werq*. Dia akan sampai di Memphis dini hari."

"Kabar yang menggembirakan," kata Ini-Herit. "Pengarahan berikutnya, kita harus mengajarkan bagaimana cara mendidihkan susu yang benar. Kemudian tanaman apa yang harus diberikan kepada ternak untuk memproduksi susu berkualitas."

Neferuti mengangguk kencang. "Dan kita harus memberikan penyuluhan cara mencegah terjangkit penyakit ini, yaitu bagaimana penyimpanan bahan pangan yang benar. Karena animalcules dibawa bersama pasir, dan akan mengotori bahan pangan."

Hartepak mencatat semua diskusi mereka di atas papirus, sementara Thaa membantu menggerus tinta untuk dipakai wanita itu.

"Baik, semua sudah tercatat!" serunya, gembira. "Jadwal penyuluhan kita dua hari lagi, jadi kita harus mulai bersiap dari sekarang."

"Sepertinya, kita harus menyiapkan alat-alat yang akan kita gunakan," kata Neferuti. Dia pun segera bangkit, hendak pergi sebelum Ini-Herit menahan lengannya.

"Kau mau kemana?" tanyanya. "Kau sudah bekerja dengan keras. Istirahatlah dulu, aku dan Hartepak yang akan mempersiapkan sisa-nya."

"Ini-Herit benar," kata Hartepak, tersenyum. "Jangan paksa dirimu. Kau sempat pingsan tempo hari."

Akhirnya, Neferuti tinggal di dalam tenda bersama Thaa. Dia memutuskan untuk membersihkan sisa-sisa tinta, lalu menggulung papirus kosong.

"Neferuti.." panggil Thaa, sudut bibirnya melengkung jahil. "Ehm. Laki-laki itu.. dia kekasihmu?"

Neferuti menjatuhkan gulungan papirus yang berada di pelukannya, terkejut. Dia menatap Thaa dengan mencela, namun anak kecil itu tertawa sampai terpingkal.

"Dia adalah guruku," kata Neferuti, tegas. Thaa hanya terbahak.

"Perlakuannya sama seperti ayahku setiap ibu sedang sakit," kata Thaa. "Kalian terlihat cocok sekali. Aku akan mendukung kalian."

Setelah berkata seperti itu, Thaa segera berlari keluar dari tenda. Suara tawanya yang jernih terasa kontras sekali dengan gelapnya malam.

Neferuti hanya bisa menatap punggung anak itu dengan wajah merah padam.

***

Nyonya Sa sampai di Memphis ketika matahari baru saja muncul di timur. Seorang petugas administrator menjemputnya, lalu membawanya ke pusat penyuluhan.

Pusat penyuluhan dilakukan di areal terbuka yang tak jauh dari sungai Nil. Masyarakat terlihat antusias sekali pagi itu. Mereka datang berbondong-bondong, mencari tempat paling nyaman untuk menyaksikan penyuluhan.

"Neferuti!" sapa Nyonya Sa, memeluk Neferuti erat. "Akhirnya kita bertemu lagi. Ini-Herit juga ada di sini! Tapi, kemana Resnet?"

"Dia kembali ke Alexandria lebih dulu untuk menyelesaikan beberapa tugas," jawab Ini-Herit. "Perkenalkan, ini Hartepak. Dia adalah mentor Neferuti sebelumnya, dan teman lama keluargaku."

Nyonya Sa dan Hartepak berjabat tangan, saling menyapa dan mengakrabkan diri.

Pelatihan pertama adalah penyuluhan dari Nyonya Sa. Warga telah berkumpul, memperhatikan dengan seksama ketika Nyonya Sa mengeluarkan alat peragaan.

Wanita itu menjelaskan cara membuat medium tumbuh yang efektif dengan teknik werq; membangun lumpur dan diisi dengan campuran tanah dan kerikil, menciptakan medium pertumbuhan unik yang memungkinkan pertumbuhan tanaman dengan optimal. Setelah itu, Nyonya Sa memperagakan cara menanam bibit tanaman rempah yang benar di dalam balok-balok berlumpur itu.

"Kita semua harus tahu, bahwa Kemet hampir dipenuhi pasir. Oleh karena itu, ada beberapa kesulitan dalam menumbuhkan tanaman rempah. Balok ini, nantinya kita tempatkan di atas kolam ikan," jelas Nyonya Sa. "Teknik werq bisa membantu menjaga kesuburan dan keseimbangan tanah. Bagusnya lagi, teknik ini mudah dicoba pada skala rumah."

Para penduduk menatap seksama seluruh rangkaian proses itu.

Setelah pemaparan dari Nyonya Sa, Neferuti memperagakan bagaimana cara membuat ramuan rempah tersebut, sekaligus cara mempersiapkan kaldu dan susu yang benar.

"Kalian harus memastikan, bahwa susu dan kaldu dimasak hingga bergelembung. Hal ini mengartikan kondisi memasak yang panas, dan akan membunuh keberadaan animalcules," jelas Neferuti. kemudian, Hartepak menjelaskan langkah-langkah pencegahan penularan wabah serta pertolongan yang harus dilakukan jika sudah terlanjur sakit.

"Semua orang wajib berjemur di pagi hari dan menghirup udara laut," jelas Hartepak. "Dihimbau pula untuk menjaga kebersihan. Pastikan tidak ada pakaian yang lembab, dan bersihkan jamur-jamur atau lumut yang tumbuh di sekitar dinding rumah. Konsumsi ramuan, susu, dan kaldu yang telah diproses secara benar. Ketika badai pasir datang, pastikan tutup jendela dan pintu serapat mungkin, lalu pakai kain pelindung di sekitar hidung dan mulut."

Ini-Herit menutup penyuluhan hari itu dengan penjelasan cara menyimpan makanan yang baik dan benar. Pemuda itu menekankan keharusan menyimpan makanan pada suhu kering, namun tidak terkena sinar matahari secara intens.

Ketika hari menjelang sore, kegiatan mereka selesai dilakukan. Masyarakat yang terlihat merasa lega dan mengucapkan banyak terima kasih. Beberapa diantara mereka menghadiahi para penyembuh dengan kurma dan buah delima. Lalu, satu per satu mereka kembali ke rumah masing-masing.

Neferuti tersenyum bahagia ketika melihat para penduduk yang berangkulan, kembali dengan ilmu yang baru. Tangannya mencengkeram kurma dengan erat, sembari mendoakan kebahagiaan mereka semua.

***

Malam hari pun tiba. Neferuti kembali ke tenda penyembuhan bersama Ini-Herit, Hartepak, dan Thaa. Sebelumnya, mereka mengantarkan kepulangan Nyonya Sa sampai ke dermaga. Wanita itu terlihat ingin menetap di sana, namun satu dua hal membuatnya harus kembali ke Aswan. Dia pun berjanji kepada Hartepak untuk mengunjunginya kali waktu. Hartepak tersenyum, menandakan pertemanan yang akan terjalin di masa depan.

Di tenda penyembuhan, Neferuti mulai mengemas barangnya. Dia dan Ini-Herit akan kembali ke Alexandria besok pagi, kapal pertama dari Memphis. Thaa yang membantu Neferuti berkemas, hanya bisa menahan air matanya.

"Aku akan sangat merindukanmu," kata Thaa, setengah merengek.

Neferuti mengusap kepalanya, tersenyum simpul. "Kita akan bertemu lagi kedepannya. Ingat, kau harus belajar dengan giat sampai kita bertemu lagi."

Thaa mengangguk pasti.

Setelah selesai berkemas, Neferuti keluar dari tenda penyembuh. Dia menatap bangunan yang akan dirobohkan besok itu dengan sedikit melankolis. Siapa yang menyangka, di tempat seperti ini dia akan membawa keadilan yang selama ini dia perjuangkan.

Neferuti melangkah pelan, menjauhi tenda sambil menikmati suasana malam. Dia pergi ke bawah pohon palem yang tak jauh dari tenda, lalu duduk di bawah naungan dahannya. Malam yang gelap terlihat sedikit terang karena taburan bintang yang samar.

Semilir angin mengajak rambut Neferuti menari bersama. Dia memejamkan mata, membiarkan melodi tanpa wujud menenangkan pikirannya.

"Mengapa kau belum beristirahat?" tiba-tiba, terdengar suara Ini-Herit.

Neferuti berbalik, tersenyum melihat pemuda itu menghampirinya.

"Aku tidak menyangka. Akhirnya, hari ini tiba," kata Neferuti, lega sekali.

Ini-Herit duduk di sebelahnya, kedua tangannya menopang bobot tubuhnya. "Ya. Akhirnya, kita akan kembali ke Alexandria. Dan yang terpenting, kau telah membawa kedamaian pada adikmu."

Neferuti tersenyum simpul, menatap bintang-bintang. Akhirnya, tujuannya telah tercapai. Antara menangis atau tertawa, dia hanya ingin bersyukur kepada semesta.

Nekht, sekarang beristirahatlah dalam damai, ujarnya di dalam hati.

"Uh," celetuk Neferuti, ketika dia menyadari satu hal. "Guru, apa kau lihat bintang di sana menghilang?"

Neferuti menunjuk ke cakrawala, ke salah satu titik dimana dia melihat bintang yang sangat terang telah menghilang dari tempatnya.

"Wepet-Renpet,**" sahut Ini-Herit. "Sothis telah menghilang dari langit. Mari kita lihat apakah esok pagi dia akan muncul kembali di ufuk timur."

"Kelahiran kembali Osiris," sahut Neferuti, tak percaya. "Dan kelahiran kembali negeri ini beserta rakyatnya."

"Tahun telah berganti," sambung Ini-Herit. "Sungai Nil akan kembali bercahaya. Aku bertanya-tanya, apakah Alexandria sedang merayakannya hari ini?"

"Tentu saja harus," jawab Neferuti. "Wabah telah pergi, kita harus bersukacita."

Ini-Herit tertawa samar. Tangannya terulur, menunjuk ke arah bintang-bintang yang lain, yang lebih samar.

"Lihatlah, mereka akan menyinari Kemet dan rakyatnya," kata Ini-Herit, yakin. Neferuti melihatnya, tersenyum. Angin sepoi meniup rambut pemuda itu, membuat ikalnya jatuh ke sisi wajahnya. Dalam gelap, Neferuti bisa melihat senyum lebar di wajah pemuda itu.

Dia sedikit terkejut ketika melihat luka di buku-buku jari Ini-Herit. Dengan spontan, Neferuti meraih tangan pemuda itu, lalu meletakkannya di atas pangkuannya.

"Apa yang terjadi dengan jarimu?" tanya Neferuti.

"Eh, tidak apa-apa. Mungkin terluka ketika membantu Nyonya Sa tadi," sahut Ini-Herit.

Neferuti hanya menghela nafas geli, lalu mulai merogoh kantong kulit yang selalu tersampir di ikat pinggangnya.

Neferuti mengeluarkan madu dan kain linen kecil. Dua benda itu selalu dia bawa kemana-mana sebagai persediaan pertolongan pertama.

Perlahan, dia mengusap permukaan buku jari Ini-Herit yang terluka dengan madu, lalu melilitkan kain linen di sana.

"Sudah selesai," katanya sambil mengikat linen itu perlahan. Dia mendekatkan tangan itu ke dekat bibirnya, lalu perlahan meniup jemari Ini-Herit. "Kau harus menjaga kebersihan perban ini sampai di Alexandria."

Tidak ada jawaban dari Ini-Herit.

Neferuti pun mendongak, dan sedikit terkejut ketika dia bertatapan dengan Ini-Herit. Buru-buru dia melepaskan genggamannya, lalu menurunkan tatapannya. Kemudian, Neferuti membuang pandangannya sejauh mungkin.

Pemuda itu tidak mengatakan apa pun, dan membiarkan suasana menjadi hening.

Wajah Neferuti memanas, dan dia sedikit terkejut ketika merasakan jantungnya berdebar.

Dan Neferuti tidak menyukai perasaan itu.

Neferuti segera berdiri, lalu kembali ke dalam tenda penyembuhan.[]

*werq ini merupakan teknik berkebun yang menjadi cikal bakal hidroponik modern. Jadi, orang mesir mengembangkan teknik bercocok tanam yang subur, di lingkungan lebih banyak air, namun hemat (Karena kondisi geogafis mereka yang berpasir, jadi lebih gersang). Prinsipnya, air dalam kolam akan terus menjaga kelembapan tanah pada balok lumpur, sehingga mengurangi tingkat kekeringan pada tanah. Lalu, ikan di dalam kolam akan mengeluarkan kotoran yang nanti dapat menyuburkan tanah dalam balok. Darimana airnya diirigasi? Air ini diambil dari sungai nil, dan dibangun saluran2 sederhana dari balok tanah juga, yang kalau sekarang sudah diganti pakai 'pipa'.

Proses ini juga cikal bakal akuakultur modern. Fyi, kotoran ikan ini banyak mengandung bakteri nitrifikasi yang bagus utk kesuburan tanaman. Kalo di kampus saya, banyak bgt penelitian ttg pengembangan sistem akuakultur ini.

**Wepet-renpet ini adalah tahun baru dalam kalender Mesir Kuno. Tahun baru ini ditandai dengan hilangnya bintang sothis (sirius) di malam hari, lalu terbit keesokan paginya. Berarti, tahun sudah berganti. Hari ini diramaikan dengan festival; minum, menari, dan orang-orang terkadang membacakan puisi di tengah festival.

Continue Reading

You'll Also Like

401 146 18
Surya terasa panas melepuhkan kulit, dan Hunt mencium aroma daging bakar siang itu. Langkahnya yang baru saja menginjak lantai rumah dengan cepat men...
UTARI By sawitriwening

General Fiction

8K 441 16
Utari sekali lagi akan dilangkahi adiknya. Setelah Ratri-adik pertamanya-menikah terlebih dahulu, kini giliran Laras-adik keduanya. Ibu Utari yang ti...
1.4K 148 5
Halo, Selamat datang di Wallflower Blooming, tempat kalian bisa mendengarkan cerita cinta segala usia langsung dari tangan pencerita pertama, atau bo...
5.9M 466K 68
Olivia, seorang mahasiswi tingkat tiga meninggal akibat tertabrak mobil saat dalam perjalanan pulang ke rumah untuk merayakan ulang tahun adik nya...