Scaramouche and You

By Ujan_ujanan

11.6K 1.3K 146

Scara as you son More

Pertemuan
Orang tua
Kartun
Beres beres menjengkelkan
Bukan karena suka
Anakku?
Ibu
Anak lain
Kolam renang : 1
Kolam renang : 2
Waktu pulang
Tickle
Jemput
• Keluar kota
• Ancaman
• Menemukan
• Mabuk
• Langkah pertama

Berharga bagiku

776 77 10
By Ujan_ujanan

•••

Kebetulan kamu bertemu dengan Keqing saat hendak naik lift menuju ke lantai tempatmu bekerja, kamu langsung menyapa Keqing seperti biasa sambil tersenyum.

"Tidak biasa melihat kau datang seawal ini."

Entah itu pujian atau sindiran halus dari Keqing, kamu tak terlalu mempermasalahkannya karena perasaan mu sedang bagus saat ini.

"Soal anak itu..."

Fokus mu kembali pada Keqing yang berada di sebelahmu, kamu mengangguk sambil menunggu Keqing melanjutkan jedaan dalam ucapannya.

"Kenapa tidak kau masukan saja ke dalam panti asuhan?"

Bunyi lift yang berdenting usai sampai di lantai yang dituju memenuhi keheningan yang terjadi dari pertanyaan Keqing, itu belum terjawab atau mungkin tidak akan kau jawab.

Badanmu tersentak saat mendengar pertanyaan itu, bagaimanapun kau tidak pernah memikirkan hal itu sama sekali, memikirkan untuk menyerahkan Scara ke panti asuhan hingga orang tua kandungnya menemukannya yang mungkin besok, minggu depan, atau tahun depan.

Kamu mencoba menjawab pertanyaan Keqing tapi kamu terlalu terpukul oleh pertanyaan simpel itu membuatmu kehilangan kata-kata yang telah dirangkai sedemikian dalam hati.

Membatu nya kamu disadari oleh Keqing yang langsung dipenuhi rasa bersalah, ia cuma penasaran mengapa kau memilih untuk mengadopsi anak itu daripada menyerahkan nya ke panti asuhan, bagaimana pun mengurus anak bukanlah hal mudah semudah membalik telapak tangan.

"...maaf, bukan itu maksudku."

Pernyataan maaf itu membuatmu kembali ke kenyataan usai terdiam begitu lama. Kamu langsung mengibaskan tanganmu didepan wajah sambil menggeleng, merasa tak enak telah membuat Keqing begitu.

"Tidak...aku cuma terlalu terkejut saja, haha. Soalnya aku sama sekali gak pernah kepikiran untuk...nempatin Scara ke dalam panti asuhan." itu terlalu menyedihkan lanjut mu dalam hati, menelan ludah pahit.

Kamu menyayangi Scara, kamu peduli pada anak itu, tanpa syarat. Kamu mau yang terbaik untuk nya, kamu mau mental nya menjadi kuat, kamu bahkan tak keberatan jika ia melontarkan kata kata tajam dari lidahnya seperti yang biasa ia lakukan padamu, kamu tak keberatan jika ia bahkan tak melihatmu sebagai orang tua.

Kamu tak keberatan tidur di sofa sementara anak itu tidur dengan nyenyak di kasur empuk mu, kamu tak keberatan bangun kesiangan karena menenangkan kegelisahan yang anak itu rasakan saat malam, kamu tak keberatan jika direpotkan olehnya.

Karena dia cuma anak kecil, yang butuh orang dewasa untuk tetap tumbuh.

Meski tak tahu bagaimana kehidupan Scara berlangsung sampai kau menemukan anak itu malam itu, kamu sudah tahu bahwa hidupnya berjalan dengan pahit, itu semakin menyakinkan mu saat orang tua kandung Scara menelantarkan nya.

Sudah cukup dengan itu, kamu tak mau menambahkan luka diatas luka dengan menyerahkan Scara ke panti asuhan.

──────

S

uasana jadi canggung antara kamu dan Keqing setelahnya, pertanyaan rekan kerja mu itu tergiang-giang memenuhi pikiranmu membuatmu tak fokus.

Kamu yang biasanya selalu mencari cara untuk menghindari Childe kini membiarkan orang yang dulu kau taksir itu berada didekatmu, Childe mengibaskan tangannya didepan wajahmu dan sesekali memanggil namamu namun tak kau gubris sama sekali.

Itu membuatnya memasang ekspresi bingung, Childe tak pernah melihat mu seperti ini sebelumnya, kau yang berdiam dengan banyak pikiran seolah keluar dari karakter mu.

Sementara Keqing yang tahu jawaban mengapa kau terdiam cuma mengatupkan bibirnya rapat, tidak menyangka bahwa pertanyaan nya mungkin menyentuh titik sensitif mu. Keqing menghela napas berat, jika tahu begini maka ia akan memilih untuk menahan pertanyaan yang ada di ujung lidah meski itu artinya mati.

Terlalu berlebihan, iya. Tapi mengkhawatirkan juga melihat mu jadi seperti itu.

──────

K

amu berjalan layaknya zombie membuat tatapan orang orang jatuh padamu dalam rasa penasaran, melihat manusia berjalan layaknya mayat dengan pakaian kantor itu.

Langit sore diatas kepalamu tak membuatmu ingin bergegas pulang, adanya hal yang menyangkut di hatimu membuatmu ingin bertanya pada seseorang yang berpengalaman dalam mendidik dan mengurus anak.

Kamu berpikir mungkin dengan hal itu kau akan menemukan jawaban yang kau cari.

"...tapi siapa?" kamu menghela napas berat, lagi. Memilih untuk masuk ke dalam kafe yang entah mengapa kakimu membawamu kesini.

Pasti menyenangkan kalau mengajak Scara pergi kesini bersama-sama, pikirmu dalam hati begitu masuk ke dalam kafe.

Kamu mendudukan diri ke salah satu bangku kafe dan pelayan kafe menghampiri mu sambil menanyakan pesananmu. Kamu memilih untuk memesan yang manis-manis saat ini dan pelayan itu mengangguk sambil mencatat pesananmu dan menghilang dari pandanganmu.

Kamu jadi ingat bagaimana dulu kamu membelikan Scara makanan manis karena melihat artikel yang terkait bahwa makanan manis dapat membuat perasaan membaik, tak tahu apakah itu benar namun kamu mencoba.

Sekarang kau melakukan itu pada dirimu sendiri.

"Pertanyaan Keqing...benar-benar gak di duga, perasaanku langsung gak enak pas denger itu."

Pintu kafe terbuka begitu pelanggan lain masuk sambil menggendong anaknya, kamu melebarkan mata begitu mengenal siapa mereka membuatmu langsung berdiri dari duduk.

──────

"Anak-anak kadang tak bisa menggambarkan perasaan yang mereka rasakan." tutur Zhongli, menyesap tehnya dengan tenang.

Kepalamu menunduk mendengarnya.

Apa itu juga yang dirasakan Scara? Dengan semua hal yang telah dia lalui membuatnya enggan membuka diri dan memilih untuk...berbohong pada perasaannya?

Mungkin saja, anak itu takut untuk ditinggalkan lagi membuatnya tak mau terlalu membuka diri agar tak menyesal dikemudian hari.

"[Nama] sendirian?"

Kamu kembali mengangkat kepalamu untuk melihat Xiao, kamu tersenyum.

"Iya, aku baru pulang dari kantor." jawabmu, memakan parfait mu.

"Syukurlah kau tak bersama anak itu."

Perkataan blak blak an dari Xiao sempat membuatmu tersedak sebentar, kamu pikir permusuhan antara mereka telah berakhir nyatanya masih berlanjut membuatmu tak tau harus merespon apa.

Zhongli menegur Xiao karena ucapannya, kamu menggeleng tanda tak mempersalahkan hal itu, kamu hanya bertanya tanya kapan mereka akan akur.

──────

Scaramouche membuka pintu depan, meletakkan sepatunya di rak sepatu dan melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam.

Hari ini ia pulang sendiri tak seperti kemarin saat ia dijemput oleh mu meski begitu ia merasa cukup. Kenyataan bahwa kau menyempatkan diri untuk sekedar menjemput nya di jadwal mu yang sibuk membuat dia...senang.

Scara pulang agak lebih lambat hari ini jadi ia mengira kamu sudah pulang lebih dulu namun saat melihat rumah yang gelap ia tahu bahwa kamu belum pulang.

Ia menghela napas, berpikir mungkin akan senang disambut olehmu.

Scara mengambil kursi terdekat dan menaikinya untuk menyalakan saklar lampu, bagaimana ia selalu mengeluh tentang saklar lampu yang tinggi yang membuatnya harus terus menaiki kursi ketika hendak menyalakannya.

"Dor!"

Scara dikejutkan dengan kehadiran mu yang tiba-tiba, ia berpikir kamu belum pulang sama sekali.

Melihatmu memegang nampan dengan kue diatas nya membuatnya bertanya.

"Kau ultah?"

Kamu sontak menggeleng.

"Tidak."

Scara memilih untuk turun dari kursi lebih dulu lalu melepas tas sekolahnya dan menaruhnya ke sofa, kembali berjalan ke arah mu.

"Lalu untuk siapa itu." tanya nya penasaran.

"Untuk mu."

"Hah?"

Kamu tersenyum puas dengan reaksi Scara. Kamu sengaja melakukan hal ini untuk merayakan kedatangan nya di rumah ini, di hidupmu, untuk membuatnya merasa berharga dan merasa diinginkan.

Kamu menyiapkan hal ini secepat yang kamu bisa usai berbincang dengan Zhongli, ia memberimu banyak masukan yang bermanfaat membuat batu yang mengganjal dihatimu terlepas begitu mendengar nya.

Kamu meletakkan kue itu ke meja lantai ruang tamu, duduk disana bersama Scara disampingmu.

"Aku tak pernah mengatakan ini, tapi Scara. Aku sangat senang kamu ada dalam hidupku, aku bersyukur bertemu denganmu malam itu."

Kata-kata mu tulus dan tak terdeteksi adanya kebohongan didalamnya, kamu memberitahu Scara hal ini tulus dari dalam hatimu, berbicara langsung menggunakan perasaanmu.

"Tak disangka ini sudah berlangsung tiga bulan sejak saat itu." tambahmu.

Pikiranmu melayang saat mengingat hari-hari yang kau habiskan bersama Scara, mengingat bagaimana kau mencoba memahami anak itu dulu. Itu membuatmu tertawa dalam hati saat mengingatnnya.

"Dan karena itu, hidupku jadi berubah drastis. Semua karenamu, jika bukan, aku tak akan pernah merasakan hal ini."

Kamu meletakkan tanganmu di dadamu, dimana hatimu berada.

"Merasakan perasaan sayang yang tulus padamu, aku dulu bertanya-tanya bagaimana bisa seorang ibu tulus menyayangi anaknya kini pertanyaan ku telah terjawab."

Kamu tersenyum lagi, mengeluarkan buku album yang baru saja kamu buat, didalamnya terdapat beberapa foto yang dimana setiap foto selalu ada Scara dan kamu didalamnya.

Kamu menunjukkan buku album itu pada Scara, untuk memberitahu nya bahwa setiap waktu yang kamu habiskan bersamanya saatlah berharga di tiap detiknya.

Kamu ingin mengenang hal itu sebanyak mungkin dan inilah gunanya buku album ini.

"Sebenarnya ini sudah terlambat..." kamu tertawa masam "Tapi, aku tetap mau mengucapkannya."

Kamu menyimpan buku itu tepat disamping kue yang kamu beli dengan tiba-tiba di toko kue, meminta pekerja disana untuk menulis ucapan selamat datang diatas kuenya.

"Selamat datang, Scara. Terimakasih untuk semuanya."

Kamu melebarkan matamu saat hampir jatuh kebelakang menerima pelukan tiba-tiba dari Scara, untungnya dengan sigap kamu menahan tubuhmu dengan satu tangan sementara tangan lainnya membalas pelukan Scara.

Scara memelukmu dengan erat, sangat erat seolah dia tak mau melepasnya. Tangannya melingkari lehermu saat dia memelukmu sambil berdiri sementara kamu tetap dalam posisimu, duduk, dengan dagu nya yang ia tempatkan dibahumu.

"..." ia tak mengucapkan apapun tapi kamu merasa bahumu basah karena air mata.

Kamu tersenyum, meletakkan satu tanganmu lagi untuk memeluk Scara, membawanya dalam pelukan hangat sambil mengelus punggung nya.

"Aku menyayangi mu Scara, sebagai anakku." ucapmu "Aku juga suka saat kamu membuatkanku bento, kamu benar-benar ahli dalam memasak lebih dari aku, haha."

"Kehadiran mu di rumah ini mengubah banyak hal, termasuk diriku." tambahmu.

"Aku...juga." jeda Scara, ia menarik napas sejenak "Sayang...padamu, [Nama]."

"Kau membuatku merasakan hal yang tak pernah kurasakan..." ia akhirnya mengatakannya, setelah selama ini menahan kata-kata itu terlepas dari lidahnya karena takut setelah kamu mendengar kata-kata itu justru kamu akan meninggalkannya membuat kata-kata itu jadi tak berarti.

Membuat kata-kata itu seolah menjadi sampah yang akan segera dibuang.

Scara melepaskan pelukannya, memperlihatkan air matanya yang sebenarnya enggan ia tunjukan padamu, ia tak ingin terlihat lemah dan membutuhkan.

Tanganmu terulur untuk menyeka air mata yang berjatuhan membasahi pipinya, tanganmu berada di kedua sisi wajahnya saat kamu memegangnya.

"Untuk kedepannya, bisakah kita membuat janji?"

"Janji?"

"Ya, janji untuk membuat hal yang bisa dikenang bersama-sama untuk saat ini dan kedepannya."

Manik Scara mengkilap dalam kesenangan, ia mengangguk pelan dalam arti setuju. Untuk seseorang seperti Scara yang akhir-akhir ini menikmati waktu bersamamu, ajakanmu untuk membuat janji seperti ini adalah hal bagus.

Kamu melirik sejenak buku album itu.

"Aku ingin buku album itu berisi banyak kenangan."

Kamu kembali menatap Scara, tersenyum cerah padanya.

"Bersamamu tentu saja."

Scara mengangguk, air matanya kembali jatuh namun kali ini lebih banyak, ia tak bisa menahan air matanya lebih lama lagi, biarlah kamu melihatnya dalam keadaan lemah atau menyedihkan. Ia cuma ingin mengekspresikan apa yang ia rasakan sekarang.

Ia merasa benar-benar berharga sekarang, merasa kehadirannya kini dbutuhkan oleh seseorang, olehmu.

Sial lah jika suatu hari kau meninggalkannya saat ia sudah merasa seperti ini padamu, tapi peduli setan. Scara akan menikmati banyak hal bersamamu selagi bisa.

Janji untuk membuat banyak kenangan bersamamu.

────────────

Sya ganti sebutannya dari [Nama] jadi Kamu karena ini Scaramouche x You, biar lebih terkesan kalian masuk ke dalamnya.

Continue Reading

You'll Also Like

1.5M 122K 154
"You do not speak English?" (Kamu tidak bisa bahasa Inggris?) Tanya pria bule itu. "Ini dia bilang apa lagi??" Batin Ruby. "I...i...i...love you" uca...
16.7K 3K 24
"(Y/N), berjanjilah padaku bahwa kau tidak akan mati" Ucap Fushi (Y/N) tersenyum, "Ya, aku berjanji" Apakah (Y/N) bisa menepati janjinya atau malah m...
29.2K 4K 41
Hm? Oh kalian menemukan buku ini^^ Tunggu..kalian Penasaran ya dengan cerita nya? Sebuah kisah yang mengubah hidup kalian...hanya dengan mengklik tom...
96.5K 13.9K 39
Pernah gak sih lo? Sama. Gue juga gak pernah. ☆★☆ a Genshin Impact fanfiction x Fem Reader ((Melanjutkan chapt...