I'm The Protagonist

By adeleiaa_

114K 13.5K 1.7K

Yovie memiliki tunangan dan akan menikah. Tepat di hari pernikahannya, Yovie menyaksikan bahwa sang tunangan... More

00. Yovie or Leona
01. MPLS
02. Lambe Turah
03. Mendadak Terkenal
04. Lucas Hartwell
05. Hari Kedua
06. Lolos Perangkap Gray
08. Nasib Sial
09. Gadis Itu?
10. Viral
11. Mainan
12. Badut

07. Gamaliel Candice

7K 878 134
By adeleiaa_

Vote dulu sebelum baca 🌟

Tandai typo jikalau ada :)

Happy Reading.

* * *

Leona tak terlalu memperhatikan penjelasan guru di depan sana, ia jelas sudah memahami materi di kelas 10 ini. Ia memiliki otak cerdas, tidak heran jikalau Leona dapat mengingat materi dan jawabannya.

Saat ini ia lebih memikirkan alur novel, Leona merasa harus berjaga-jaga untuk menghadapi sang antagonis.

"Di halaman pertama memiliki tema lingkungan alam, jadi Ibu ingin kalian semua berbaris rapi dan berjalan menuju lapangan dengan disiplin. Ingat, kita akan meneliti objek sekitar, jangan ada yang bermain-main."

Guru bernama Zahra menatap Algara--ketua kelas 10 A yang baru saja dipilih tadi. "Karena kamu ketua kelas, pimpin teman-teman kamu."

"Baik, Bu."

Sesuai arahan Algara, seluruh murid-murid dengan patuh keluar secara teratur. Leona kini berjalan bersama Casey, teman satu-satunya yang dekat dengannya sekarang.

"Lingkungan Tirtajaya itu indah, udaranya segar, dan yang paling bikin semangat bisa cuci mata lihat pria-pria tampan," bisik Casey terkikik geli.

Leona memandang ngeri ke arah Casey, ia sama sekali tidak habis pikir. Apakah otak Casey hanya berisi pria tampan saja?

Ia dan murid-murid kelasnya berbaris di tengah lapangan, Leona dapat melihat lingkungan sekitar Tirtajaya memang indah. Ada tumbuhan segar, bunga yang bermekar indah, dan kupu-kupu dengan berbagai warna ikut serta di sana.

"Bu Zahra minta ke salah satu Kakak kelas kita buat bimbing pelajaran kali ini, buat yang belum kenal namanya Gama Candice," ucap Algara kepada teman-temannya yang bersorak heboh.

Gama menyilangkan tangannya di atas dada, menatap datar ke depan. Inilah yang Gama tidak suka jika berinteraksi dengan orang lain, terlalu lebay dan berisik.

"Oh my goddess! Na, ternyata semesta mihak ke gue buat cuci mata," bisik Casey lagi.

Leona hanya diam, ia memandang Gama sekilas, lalu memalingkan wajahnya ke arah Casey yang ikutan heboh dengan murid lainnya.

Namun, pergerakan Leona ditangkap oleh mata tajam Gama. Pria itu sedikit bingung, berpikir kenapa Leona tidak heboh seperti yang lain. Gama tiba-tiba teringat kejadian Leona bersama Gray, mungkin saja Leona sedang menjaga hati.

"Silakan berpencar dan catat hal-hal penting, teliti dan fokus!" teriak Algara.

Mereka menurut berpencar seraya membawa satu buku dan pulpen.

"Kita ke sini aja," ajak Leona kepada Casey menuju arah selatan.

"Ya ampun, jauh amat kita sama murid yang lain, Na," kata Casey mengeluh. Padahal, ia ingin memandang Gama dari dekat.

"Memangnya kenapa?" tanya Leona mengangkat sebelah alisnya.

Casey menyengir lebar. "Enggak bisa cuci mata dong, sayang banget gak dapat kesempatan sekali seumur hidup lihat Kak Gama dari dekat."

"Alay."

"Malah ngatain," balas Casey sebal.

Leona tak menjawab lagi, ia fokus meneliti objek di sekitarnya.

Bunga pertama yang Leona teliti adalah bunga Daffodil, indah namun mematikan. Bunga berwarna kuning ini memiliki bau menyengat dan aromanya terlalu kuat, maka dari itu Leona menyimpulkan bunga Daffodil beracun.

"Na, gue ke Salsa dulu ya? Dia manggil gue, kayaknya mau ngajak cuci mata," ujar Casey terkikik geli.

Leona mengangguk, fokusnya masih kepada bunga yang berada di sebelah Daffodil. Leona bingung, ia sama sekali tidak mengetahui nama dan jenis bunga ini.

"Gue baru pertama kali liat bunga ini," gumam Leona.

"Hydrangea, itu nama bunganya."

Leona tersentak kaget, ia segera menoleh ke asal suara. Matanya terbelalak, sedikit tidak nyaman kala Gama berada tepat di belakangnya.

Melihat gadis di depannya tak bersuara, Gama melanjutkan perkataannya.
"Bunga Hydrangea mengandung amygdalin, yaitu glikosida sianogenik, senyawa yang mengandung gugus sianida."

"Bunga berbahaya ini dibolehkan pihak sekolah tumbuh?" tanya Leona tidak habis pikir.

Gama tidak membalas, pria itu memetik setangkai Mawar yang berada di depan dalam posisi masih berdiri di belakang Leona, sehingga jika dilihat dari kejauhan Gama seperti memeluk Leona.

"Nama?" tanya Gama menunduk untuk memandang wajah Leona, tinggi gadis itu sebatas dadanya saja.

"Nama apa, Kak?" Leona sedikit menjauh dari Gama, bisa bahaya jika ada yang melihat. Leona memperhatikan teman-temannya yang sibuk sendiri, tidak ada yang menatap interaksinya dengan Gama, termasuk Casey yang sibuk menggoda Kakak kelas lain.

"Nama lo."

"Kak Gama mau tau nama gue?"

"Ya," balas Gama.

"Nama gue enggak gratis."

Gama mengernyitkan dahi. "Apa?"

"Uang, di dunia ini enggak ada yang gratis 'kan?" Leona tersenyum tipis, memandang Gama yang terdiam.

Gama merogoh saku, ia mengeluarkan dompet tebalnya ke hadapan Leona membuat gadis itu tercengang. Tidak tanggung-tanggung, Gama memberikannya 300 ribu rupiah.

"Wah." Leona dengan senang hati menerimanya, rezeki tidak boleh ditolak!

"Cukup?" Leona mengangguk semangat mendengar pertanyaan Gama.

"Ini lebih dari cukup sih," batin Leona senang.

"Jadi, nama lo siapa?" tanya Gama kembali meletakkan dompetnya ke saku.

"Leona Katherine."

"Oh, ceweknya Gray?" Gama bertanya lagi.

Leona mendelik mendengarnya, apa kata Gama? Ceweknya Gray?!

Melihat ekspresi Leona yang mendadak kesal, Gama bingung sendiri.

"Gue gak punya hubungan sama Kak Gray," jawab Leona malas.

"Yang di perpustakaan?"

Leona menghela napas kasar. "Dia tiba-tiba datang dan minta gue cium pipinya, makanya gue teriak waktu liat Kak Gama."

Gama kembali terdiam.

"Tapi untungnya ada Kak Lucas yang bantu, emang gila itu cowok," lanjut Leona menggebu-gebu.

Gama terkejut, ia tidak menyangka pria seperti Lucas akan membantu seseorang dan orang itu memiliki gender perempuan. Ia, Allard, serta Lucas sudah berteman sejak kecil, tidak heran Gama mengetahui sifat dan sikap kedua sahabatnya. Lucas mana ingin membantu seseorang secara cuma-cuma, walaupun dengan keluarganya sekalipun.

Kalau sudah begini, Gama yakin dengan satu hal.

Pria itu menatap Leona intens, ia akui Leona memang memiliki paras cantik yang tidak membosankan jika dilihat berkali-kali.

Bagaimana Gama menjelaskan ya? Leona itu berbeda dengan perempuan lain, gadis itu seperti ada aura yang membuatnya selalu menjadi pusat perhatian. Seperti Leona adalah main character, dan yang lainnya hanyalah npc.

"Gue ke teman-teman dulu, Kak," pamit Leona menjauh dari Gama.

"Na, maaf ya gue keasyikan centil sama Kakak kelas," kata Casey menghampiri Leona seraya tersenyum lebar.

"Gak masalah," balas Leona santai.

"Karena waktu pelajaran sudah habis, kalian bisa kembali ke kelas!" teriak Algara memberitahukan.

Sambil berjalan menuju kelas, lengan Leona digandeng oleh Casey.

"Lo udah catat hasil penelitian?" tanya Leona yang dibalas gelengan dari Casey.

Casey menyengir. "Hehehe, belum sama sekali. Ini gara-gara Salsa jablay, fokus gue jadinya ke Kakak kelas."

"Malah salahkan orang, itu salah lo sendiri," omel Leona membuat Casey mengerucutkan bibirnya.

"Catat punya gue aja," lanjut Leona menatap ke depan.

"Serius?! Makasih, Na!" Casey memeluk lengan Leona dengan perasaan terharu.

•••

Hai, aku kembali :>

Continue Reading

You'll Also Like

949K 67.2K 63
Namanya Camelia Anjani. Seorang mahasiswi fakultas psikologi yang sedang giat-giatnya menyelesaikan tugas akhir dalam masa perkuliahan. Siapa sangka...
2.1M 98.8K 70
Herida dalam bahasa Spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
519K 39.2K 45
"Seru juga. Udah selesai dramanya, sayang?" "You look so scared, baby. What's going on?" "Hai, Lui. Finally, we meet, yeah." "Calm down, L. Mereka cu...
3.4M 212K 45
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens. "Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gu...