Scaramouche and You

By Ujan_ujanan

11.5K 1.2K 143

Scara as you son More

Pertemuan
Orang tua
Kartun
Beres beres menjengkelkan
Bukan karena suka
Anakku?
Anak lain
Kolam renang : 1
Kolam renang : 2
Waktu pulang
Tickle
Jemput
Berharga bagiku
• Keluar kota
• Ancaman
• Menemukan
• Mabuk

Ibu

649 72 2
By Ujan_ujanan

•••

Setelah pertemuan tak disengaja dengan mantan orang yang pernah disukai saat sma, [Nama] langsung mengajak pulang Scara yang diam sepanjang perjalanan dan [Nama] menghindari Childe setelahnya.

Scaramouche demam.

[Nama] izin tidak bekerja hari ini, sudah mengabari atasannya dengan alasan ada keluarga yang sakit dan ia yang harus mengurusnya, syukurlah atasan [Nama] cukup pengertian jadi ia diberi beberapa dokumen saja untuk dikerjakan di rumah selagi diberi cuti.

Menurut [Nama] ini sama saja saat berada di kantor, apalagi yang atasannya berikan padanya cukup banyak, ini mungkin memakan waktu cukup lama.

Tapi [Nama] harus mengurus Scara lebih dulu, pekerjaan nya bisa dikesampingkan untuk sekarang.

"Buka mulutmu, Scara. Aku tahu bubur ini mungkin hambar tapi setidaknya bisa mengisi perut kosongmu." [Nama] berusaha membujuk Scara untuk makan setidaknya satu atau dua sendok namun anak itu, dengan keras kepala menolak.

[Nama] menghela napas, ia tak tahu anak anak kalau sedang sakit akan sesusah ini untuk diberi makan, padahal saat Scara sehat, ia makan apa saja tanpa pilih pilih, entah karena memaksakan diri atau dia memang seperti itu orangnya.

"Orang kemarin itu, siapa?" suaranya pelan, namun masih bisa [Nama] dengar.

[Nama] menatap punggung Scara selagi anak itu berbaring membelakangi dirinya dikasur.

"Maksudmu Childe? Ah...dia" [Nama] tertawa pelan, menggaruk pipinya "cuma teman semasa sma."

"Kelihatannya tidak begitu."

Yah...kalau begini [Nama] tak bisa membohongi Scara, lagipula Childe adalah masa lalunya dan [Nama] sudah membuang apa yang dulu pernah terjadi dan fokus dimasa sekarang.

"Dulu...pernah sekali aku suka orang itu."

[Nama] jujur, ia menanti jawaban Scara tapi yang ia dapatkan cuma keheningan yang berlanjut.

"Aku tinggalkan buburnya disini, jadi kamu bisa makan sendiri. Aku ada urusan sebentar." [Nama] beranjak dari duduk, melangkah keluar kamar dan dengan hati hati menutup pintunya agar tak menimbulkan suara.

Tit tit tit

Suara telepon, [Nama] mengangkatnya dan menaruhnya disamping telinga, bersiap mendengarnya.

"Senpai! tolong katakan dimana kunci yang kamu simpan kemarin, aku butuh itu!"

"[Nama]!! Aku kesulitan disini, beraninya kau mengambil cuti disaat tersulitku!"

"Senpai—!!"

Ding

[Nama] langsung mematikan telepon, mengusap telinganya yang berdenging, ia meringis.

"Hahh...tidak bisakah mereka biarkan aku mengambil cuti dengan tenang, seenaknya menelponku..."

[Nama] mengeluh, ia duduk di sofa, menyandarkan tubuhnya dengan lemas. Banyak sekali yang ia pikirkan sampai bingung harus memikirkan yang mana dulu.

Orang tua kandung Scara, masalah dipekerjaannya, masalah pribadi dan ditambah Childe, [Nama] belakangan ini selalu diserang masalah, apalagi dengan Scara. Ia masih harus memahami anak itu lebih dalam.

Karena [Nama] menyayangi nya.

[Nama] tersentak pelan, matanya sedikit membulat saat memikirkan hal tersebut.

Benarkah ia sayang pada Scara? Apa perasaannya inu bukan karena rasa kasihan tapi murni kasih sayang? [Nama] menggigit kuku jempol nya, perasaannya jadi bimbang.

Ia merasa tak pantas untuk mempunyai perasaan seperti ini, ia juga tak tahu bagaimana perasaan Scara padanya, apakah Scara menganggap nya orang asing atau lebih atau mungkin...ibu?

[Nama] menggeleng, menampar kedua pipinya atas pikiran itu.

"Tak mungkin..."

"Apa yang tak mungkin?"

"Scara!?"

[Nama] terkejut, ia menghampiri Scara yang berada di pintu kamar, wajahnya merah karena demam, ia kesulitan bernapas lewat hidung jadi ia menggunakan mulutnya, [Nama] bisa merasakan bagaimana panasnya napas Scara.

"Ke—"

"Aku mau ke toilet." Scara berkata lebih dulu setelah menyela perkataan [Nama].

Tatapan [Nama] berubah khawatir, ia tak punya pengalaman mengurus orang demam sebelumnya. Tangannya ia taruh di dahi Scara untuk mengecek suhu tubuhnya, ia merasakan bagaimana panasnya tubuh Scara sekarang.

"Jangan melihatku seperti itu, aku baik baik saja."

Scara mendorong tangan [Nama] menjauh dari dahinya, meninggalkan [Nama] yang diam berdiri didepan pintu kamar sembari melihatnya yang berjalan dengan lemas layaknya zombie menuju toilet.

[Nama] memegang tangannya yang didorong Scara barusan didepan dada, ia tertawa hambar.

Itu benar...Scara tak mungkin menganggap dirinya sebagai ibu.

Scara itu gengsian, ia kesusahan menyampaikan apa ingin ia ucapkan kepada seseorang, terkadang ia benci dengan bagaimana susahnya ia membuka hati pada orang baik seperti [Nama] yang mau merawatnya tanpa balasan.

Tapi siapa sangka, perlahan lahan kebaikan yang [Nama] tunjukan padanya membuatnya perlahan luluh, ia seperti merasakan kasih sayang seorang ibu dihatinya kembali terisi setelah lama dibiarkan mengosong.

[Nama] begitu baik, meski ceroboh dan canggung dan parahnya tidak bisa memasak, kalau tidak bekerja mungkin kegunaan manusia dewasa seperti [Nama] sudah tak ada gunanya, bahkan bersih bersih pun kadang dia malas. Meskipun begitu, ada sikap dari [Nama] yang selalu menghangatkan hati Scara.

Dan kemarin, Scara begitu terpukul dengan perkataan [Nama].

"Tidak, dia bukan anakku."

Perkataan itu tergiang giang dalam pikirannya, bagaikan kata keramat yang menghantui mimpinya tiap malam, ia jadi kesusahan tidur dan menyebabkan panas tubuhnya meningkat.

Dadanya sesak, matanya berair. Kalau bukan anak dan ibu, lalu dengan apa [Nama] menganggap dirinya? Kenapa ia sukarela saja dibuat susah oleh dirinya dengan membiarkan ia tinggal disini...kalau tidak menganggapnya sebagai anak?

"Scara!"

Itu suara [Nama], ia terdengar khawatir namun Scara tak mampu melihat ekspresi apa yang tengah wanita itu pasang sekarang karena pandangan nya yang memburam disebabkan air.

Scara merentangkan tangan, ia bangkit dan memeluk leher [Nama], tak tahu apa yang sedang ia lakukan dan entah apa yang mendorong nya untuk melakukan ini.

Dia meneteskan air matanya yang tertahan, tangisnya pecah, melepaskan rasa sakit dihatinya langsung didepan [Nama].

"Kau cuma kasihan padaku kan? Makanya kau biarkan aku tinggal disini, kau aslinya tidak sayang padaku..."

Scara menggigit bibirnya, ia merasakan tubuh [Nama] membeku, ia berharap [Nama] meyangkal perkataan nya.

"Selama ini...kau cuma kasihan padaku, kau tak pernah...menganggapku keluargamu...anakmu."

Suara nya tersendat sendat, ia membenamkan wajahnya ke ceruk leher [Nama], memeluk erat leher [Nama] selagi dia lanjut menangis.

"Lalu selama ini, kau anggap apa waktu yang kita habiskan bersama kalau kau cuma kasihan padaku, melakukan semua hal karena didasari rasa kasihan, aku tak butuh belas kasihmu!!"

[Nama] masih memproses apa yang terjadi, tangannya dengan pelan mengusap punggung Scara, merasakan bahu anak itu yang gemetar selagi tangisnya memenuhi ruangan.

[Nama] lupa satu fakta kalau Scara itu masih anak anak sama seperti yang lain, yang butuh kasih sayang orang tua, kasih sayang ibu.

Ia benar-benar bodoh, merutuki diri sendiri. Kalau tau akan begini jadinya ia akan terang terangan mengatakan didepan Childe langsung kalau Scara itu anaknya.

Dan [Nama] kembali menyakiti Scara lagi dengan perkataan nya. Ia semakin mempertanyakan apakah ia pantas menjadi orang tua untuk Scara.

Tapi jauh dalam hati, [Nama] senang sekali kalau ternyata Scara menganggap nya sebagai keluarga, sebagai ibu.

"Maaf, aku cuma tidak tau harus apa..."

Jawaban yang bodoh, [Nama] kesusahan merangkai kata saat gejolak emosi menghantamnya.

"Lain kali, akan kukatakan pada mereka kalau kau anakku...aku bersungguh sungguh kali ini."

[Nama] merasakan napas Scara berhembus tenang dilehernya, ia melepaskan pelukan dan menatap wajah damai anak itu yang tertidur, tangan [Nama] mengusap bekas air matanya, ia meninggalkan kecupan lembut didahi Scara sebelum membaringkan anak itu kembali ke kasur.

Kalau dilihat begini...

"Scara benar benar seperti anak kecil."

Continue Reading

You'll Also Like

413 73 19
{ᴀʟᴜɴᴀɴ ᴍᴜsɪᴋ} Menceritakan tentang kehidupan sho dan zia, bila ada kesempatan mereka akan menyempatkan waktu untuk bertemu dan menghabiskan waktu be...
29.2K 4K 41
Hm? Oh kalian menemukan buku ini^^ Tunggu..kalian Penasaran ya dengan cerita nya? Sebuah kisah yang mengubah hidup kalian...hanya dengan mengklik tom...
10.7K 1.6K 5
"Cerita tentang kamu yang tidak memiliki Quirk dengan Shigaraki Tomura."
4.3K 802 10
「𝐒𝐚𝐤𝐮𝐫𝐚 𝐡𝐚𝐫𝐮𝐤𝐚 𝐱 𝐫𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫」 ⊱ ────── {.⋅ ✯ ⋅.} ────── ⊰ 𝗦𝗮𝗸𝘂𝗿𝗮: ❝ i could never choose to love another.❞ 𝗬𝗼𝘂: ❝ maybe one da...