fairy and devil | nomin, mark...

By jaeminuman

52K 6.3K 705

"aku hanya suka pada dewa minhyung!" -na jaemin, little fairy "kau takut aku membunuh minhyungmu itu?" -lee j... More

0 | king of the moon
1 | sasung temple
2 | sooyoon sky
3 | hatae tower
4 | unsealed
5 | mysterious world
6 | god minhyung
7 | flower
8 | withered
9 | life saver
10 | sunrise
11 | fairy donghyuck
12 | fairy test
13 | ilcho
14 | nono & jasmine
15 | fantasy crystal
16 | disenchanted
17 | lee jeno, moon clan
18 | moon vs sky
19 | changyoon sea
20 | anger
21 | swapping bodies
22 | fairy = devil
23 | patricide
24 | checkmate
25 | ambush
26 | turnover
27 | flower in the moon clan
28 | foxy ideas
29 | worldly feelings
30 | injoon
31 | thousand-level illusion
32 | falter
33 | demesne
34 | homicide
35 | riddle
36 | the beginning of destruction
37 | pinkish heart
38 | ice cream mode
39 | live your own life
40 | yoonmi pool
41 | party at the mansion
42 | good boy gone bad
43 | pairs
44 | a miss
45 | useless great trick
46 | comradery
47 | banquet
48 | clownery things
49 | literally a clown
50 | what if...
51 | where does broken heart go?
52 | connexion
53 | knotty
54 | gloomy
55 | the wedding
56 | horror
57 | sugar-coat
58 | do not kick up a row
59 | the union of hearts
60 | fairies who commit sins
62 | jasmine fairy's sacrifices
63 | wheel
64 | dreadful
65 | tears & kindness
66 | nana
67 | a world full of poison
68 | the war
69 | it looks like an ending, but it's not
70 | for the sake of love
71 | the illusion of the dozens of skies
72 | rebirth
73 | the guardian gods of the three worlds
74 | seo
75 | the broken hearts of the knights
76 | story at the heeyoo pavilion
77 | the contrarian of fate
78 | the king's death
79 | epilogue
hi! it's been a week

61 | supreme lord's sacrifices

344 51 18
By jaeminuman

"dasar lai busuk itu. menulis namanya sulit sekali. namanya sungguh aneh." injoon menggerutu sembari mengukir nama kuanlin di gembok penyatuan hati yang ia beli, "aku mengukir satu buah saja sudah cukup. jaemin sudah mengukir delapan buah untuk yang mulia. sepertinya ia ketagihan membeli gembok penyatuan hati."

lelaki mungil yang sedang dalam posisi duduk sembari mengangkat sebelah kakinya ke tepi kolam air mancur itu langsung bangkit berdiri dengan sigap dan memberi hormat begitu melihat sesosok berpakaian hitam muncul di hadapannya.

"kepala paviliun? injoon memberi hormat pada kepala paviliun."

🔩

kuanlin tengah berjalan di pekarangan istana dal dengan para prajurit yang mengikuti di belakangnya. salah satu pengawal datang menghampiri dan memberi hormat padanya.

"tuan, saya baru saja menerima laporan. ada jejak yang mencurigakan. kemungkinan ada orang yang diam-diam masuk ke dalam istana."

"ayo jalan." kuanlin segera memimpin mereka masuk ke dalam istana.

🔩

hutan ansong, laut changyoon

sebuah bola kristal kecil muncul di tangan deokjun. ia segera melemparkannya ke dada injoon. lelaki mungil di hadapannya segera menangkap benda itu.

"kau harus cari kesempatan untuk meneteskan darah itu di gelang tulang melati yang dipakai melati."

"ini darah siapa?" tanya injoon hati-hati sembari terus memandangi bola kristal di tangannya, "apakah ini bisa melukai melati?"

"jangan tanyakan hal yang tidak seharusnya ditanyakan."

injoon nampak membuka mulutnya, tetapi ia menutupnya kembali.

"kenapa? setelah mengintai untuk waktu yang lama, kau benar-benar menganggapnya sebagai saudara baikmu?"

"bagaimana mungkin?" suara injoon tercekat, "aku hanya setia kepada kepala paviliun dan yang mulia kepala kota laut."

"bagus kalau begitu. jangan lupa dengan identitasmu."

"baik."

"jika identitasmu sebagai mata-mata dari kota laut terbongkar, menurutmu apakah kuanlin tetap akan menyukaimu? apakah melati tetap akan memperlakukanmu dengan setulus hatinya?"

injoon menunduk pasrah.

"jika aku tidak salah mengingat, kau sudah memakan habis obat penawar yang diberikan oleh yang mulia, 'kan?"

"cepat! lihat di depan!"

injoon belum sempat menjawab karena suara kuanlin dan langkah kaki para prajurit klan bulan mulai mendekat ke arah mereka. deokjun segera menghilang dengan sihirnya begitu mendengar itu.

"siapa itu?!" tanya kuanlin galak. namun, senyumannya terbentuk ketika melihat injoon di sana, "injoon, mengapa kau ada di sini?"

orang kota laut itu memberi kode pada kuanlin untuk mengusir para prajurit terlebih dahulu.

"kalian pergi periksa ke tempat yang lain dulu. cepat." ujar kuanlin.

"baik!" jawab mereka bersamaan.

"aku kemari untuk menyembunyikan benda berharga." jelas injoon ketika para prajurit telah menghilang dari pandangan mereka.

"menyembunyikan benda berharga?"

"benar. menyembunyikan benda berharga."

"benda berharga apa?" kuanlin tampak tertarik.

"hanya ini saja. kau juga tahu. kekuatan sihirku rendah dan kultivasiku juga buruk. aku juga seorang anak yatim piatu. sejak kecil aku berkeliaran di mana-mana dan selalu ditindas orang. jika mendapatkan sesuatu, walaupun itu sedikit dan sekalipun itu hanyalah sebuah bungeoppang, itu juga sudah pasti direbut orang sebelum aku menghangatkannya di dalam pakaianku. dihajar merupakan sebuah konsekuensi yang ringan. pernah beberapa kali aku hampir saja mati. jadi, mulai saat itu aku memiliki kebiasaan untuk tidak membawa benda berharga apa pun, melainkan aku akan menyembunyikannya ke mana pun aku pergi. ini namanya persiapan untuk menghindari malapetaka. bagaimana? aku pintar, 'kan?"

walaupun nada suara injoon terdengar bangga dan senang, kuanlin justru menjadi prihatin karenanya. ia mendekati lelaki mungil itu.

"injoon, aku bilang padamu. kelak kau tidak perlu menyembunyikannya ke mana pun kau pergi. ini adalah istana dal. ada aku. tidak akan ada orang yang berani menindasmu."

"kau membual lagi." injoon langsung pergi dari sana. kuanlin yang sedikit terkejut langsung mengejarnya. "jika suatu hari aku menyinggung yang mulia dan diseret ke danau perak untuk dikubur di dalam batu, aku ingin melihat bagaimana kau melindungiku."

"itu... aku akan menemanimu di danau perak. aku punya tenaga yang besar. jadi, ketika kita dikurung bersama, aku bisa menghancurkan batunya." kuanlin tersenyum, tetapi injoon tidak sama sekali. "ada apa denganmu?"

"aku hanya merasa kau sudah terlalu baik padaku." injoon menunduk, "jika kelak kau menyadari aku sedang menipumu, kau tidak akan lagi bersikap sebaik ini padaku."

"tidak mungkin. kau sudah berapa kali menipuku? apakah aku pernah menyalahkanmu? kelak sekalipun kau menipuku seratus kali atau bahkan seribu kali, aku akan menerimanya dengan sukarela."

"kau jangan sembarangan bicara!" injoon kembali meninggalkannya.

"aku mengatakan yang sesungguhnya." dan kuanlin kembali mengejarnya.

🔩

istana dal

"injoon bersedia setia kepada yang mulia sampai mati."

"kalau begitu, mulai sekarang kau adalah orang dari paviliun leepan." putus kepala kota laut saat itu, "kau tidak akan ditindas lagi."

deokjun melemparkan sebuah botol biru muda betutup kuning ke lantai di hadapan injoon, "ini adalah pil penelan hati. jika orang yang terkena racun ini tidak minum obat penawarnya dalam waktu tiga hari, maka racunnya akan kambuh sehingga membuat nadi dan jantungmu terputus hingga mati. ini adalah obat penawarmu selama tiga bulan."

kepala paviliun leepan itu kembali melemparkan botol kelabu dengan permata biru tua di tengahnya. injoon mengambil kedua botol itu dari lantai dan mengamatinya. walaupun takut, ia akhirnya meneguk pil penelan hati untuk menghilangkan perasaannya pada siapa pun.

"tugas pertama yang diberikan oleh yang mulia kepadamu adalah bawa ia keluar dari istana dal."

injoon sedikit terisak ketika ia berjongkok di sisi jaemin dan meneteskan darah dari kristal yang diberikan deokjun padanya ke gelang putih milik peri tersebut. tangannya bergerak untuk mengelus kepala jaemin yang tiba-tiba tak tenang dalam tidurnya, tetapi injoon memilih untuk kembali menarik tangannya dan segera pergi dari kamar tersebut.

🔩

gerbang istana dal yang besar dan kokoh itu terbuka, menampilkan raja bulan yang tersenyum tipis di baliknya. senyumannya langsung berganti dengan tatapan heran ketika para rakyat klan bulan dengan sungchan yang mengepalai mereka bersujud menyambutnya.

"salam hormat kepada yang mulia!" suara mereka bergema di udara. lee sungchan yang berada di paling depan bangkit berdiri.

"apakah kakak ingin menepati janji untuk pergi ke festival san bersama peri itu?"

"mohon yang mulia pikirkan baik-baik." ujar salah satu tetua klan bulan, "klan khayangan munafik dan tidak berperasaan. niat mereka sulit untuk ditebak. peri yang terlihat polos sepertinya benar-benar merupakan sumber bencana. semoga yang mulia bisa memutuskan hubungan antara yang mulia dan peri itu serta kembali mengabdi kepada istana saja."

"semoga yang mulia bisa memutuskan hubungan yang buruk dan kembali mengabdi kepada istana saja!" rakyat yang lain berucap serentak.

"aku tidak tega melihat kakak terus-menerus melakukan kesalahan. maka dari itu, aku akhirnya melakukan rencana ini. meskipun harus menerima hukuman berat, aku, lee sungchan, tidak akan menyesalinya."

"yang mulia sungchan memikirkan nasib klan bulan dengan sepenuh hati. peri itu berasal dari klan khayangan yang mencelakai sepuluh ribu pasukan kita hingga tidak bisa kembali. ia pantas untuk mati. tapi, sebaliknya, yang mulia malah sangat menyayanginya. peri yang menggunakan kecantikannya untuk menggoda pimpinan klan tidak bisa dipertahankan!"

"peri itu tidak bisa dipertahankan!" rakyat lain kembali menggemakan ucapan yang sama dengan tetua mereka.

"peri itu hanya akan membawa malapetaka. jika bisa menghentikan yang mulia untuk bertindak keras kepala, tidak masalah jika hidup kami yang rendahan ini berakhir begitu saja."

"kami tidak masalah jika harus mati!"

"mohon yang mulia pikirkan baik-baik!"

"yang mulia, peri itu benar-benar hanya akan membawa malapetaka!"

jeno memejamkan matanya erat-erat dan kembali membukanya ketika kepalanya sudah terasa sakit. tatapannya begitu tajam dan api neraka langsung keluar dari tangannya yang terangkat. mereka semua terkejut dan langsung terdiam karena gertakan tersenut.

"jika aku tidak pernah bertemu dengan melati, tidak ada yang akan mengajariku bagaimana cara untuk memaafkan dan berbelas kasihan. tapi, jika kalian membuatku marah, kalian tetap akan berakhir mengenaskan."

"kakak?" sungchan nampak tak percaya.

"sungchan, jika bukan melati yang mencari kebenaran bahwa ayah ternyata menyerahkan nyawanya sendiri kala itu, kau sejak awal sudah dihukum mati di hari peringatan kematian ayah. jika kau masih mengakui aku sebagai kakakmu, maka ia adalah kakak iparmu."

"kakak ipar?" rahang sungchan terjatuh, "ternyata kakak bukan hanya menyayanginya untuk sesaat, melainkan kakak ingin menikahinya?"

"benar. aku menyukainya. aku bukan hanya ingin menghadiri festival san bersamanya. aku juga akan menyiapkan pernikahan terbesar di dalam tiga dunia ini. semuanya angkat kepala kalian."

para rakyat mengangkat kepala dengan tatapan kecewa dan tak menyangka, bahkan ada yang meneteskan air mata.

"karena kalian setia padaku, mulai sekarang kalian juga harus melindunginya dengan setia seperti yang kalian lakukan padaku. kalian menyebut dirinya sebagai peri klan khayangan dengan penuh prasangka. akan tetapi, kalian tidak tahu bahwa ia sangat lembut. ia sama sekali tidak pernah memiliki prasangka buruk pada klan mana pun. ia juga tetap menganggap klan bulan sebagai makhluk hidup yang berharga. kalian bilang ia adalah pembawa malapetaka, tapi kalian tidak tahu bahwa budinya sudah menyelamatkan hidupku. kalian hanya melihatnya sebagai peri yang lemah, tapi kalian tidak tahu keberaniannya. ia adalah peri yang paling pemberani di tiga dunia ini. ia tidak akan membawa bencana. sebaliknya, ia yang pantas menjadi ratu bulan bagi rakyat laut changyoon." raja bulan menceritakan seluruh kebaikan peri jaemin, tetapi sayangnya peri itu tak mendengarnya karena ia sedang menunggu kedatangan raja bulan di jembatan tertinggi laut changyoon untuk menikmati bulan bersamanya.

"tidak bisa membawa kembali 10.000 pasukan klan bulan adalah kesalahanku. aku bersedia menerima hukuman butiran paku perusak tulang untuk meminta maaf kepada prajurit dan rakyat klan bulan."

"yang mulia, pertimbangkan baik-baik!" rakyatnya mulai menangis tersedu-sedu.

"kakak, jangan lakukan itu!" sungchan berteriak, "begitu butiran paku merusak tulang, setiap tengah malam hingga pagi hari, benda itu akan semakin menjalar di dalam tubuh dan menembus seluruh organ tubuhmu. rasa sakit itu bagaikan puluhan ribu semut yang menggerogoti jantung, tulang yang patah, serta daging yang terpotong. kakak, ini adalah hukuman terberat yang ada di laut changyoon!"

"aku bersumpah di sini dengan nama raja bulan. jika dalam sehari sepuluh ribu pasukan tidak kembali, maka aku tidak akan mengeluarkan butiran paku perusak tulang dari dalam tubuhku. apakah kalian puas dengan penjelasan ini?"

tak ada yang berani menjawab. semua rakyat klan bulan yang ada di sana terisak. sungchan bahkan tak mampu berkata-kata lagi.

"aku juga pernah bersumpah, sekalipun aku mati, aku pasti tidak akan mengecewakannya." sedikit kesenduan muncul di mata raja bulan, "tidak masalah jika kalian tidak menerima ini. ratu bulanku adalah dirinya dan hanya dirinya."

🔩

aula utama istana dal

mahkota milik raja bulan diturunkan dari kepalanya. seorang prajurit bertubuh besar telah bersiap di belakangnya dan seorang prajurit lainnya membawakan peralatan yang akan digunakan untuk menjalankan hukuman.

🎧fiersa besari - nadir

sebuah paku besar berwarna hitam diambil dari dalam kotak dan diletakkan tepat di belakang kepala sang raja. prajurit di balik tubuhnya memukul paku tersebut hingga menghasilkan dengungan dan rasa sakit yang teramat sangat di kepala serta seluruh penjuru tubuhnya.

"lakukan lagi!" ujar jeno ketika prajurit tersebut ragu-ragu untuk melanjutkan hukumannya. tusukan paku tersebut tak berhenti walaupun jeno meraung kesakitan. pada akhirnya, ia yang tersungkur lemas di tanah menjadi penutup dari hukuman paku hari itu.

🔩

seharusnya peri melati merasa senang ketika dirinya bisa melihat bulan purnama yang begitu besar di balik gunung. namun, rasa senangnya kali itu digantikan dengan kekhawatiran terhadap raja bulan yang tak kunjung datang. peri itu berjalan mondar-mandi di atas jembatan hingga di suatu titik waktu, sesosok berpakaian hitam menaiki jembatan dan berjalan ke arahnya.

peri melati baru tersenyum senang ketika melihat sang raja bulan telah datang. namun, senyumannya berubah menjadi tatapan sendu ketika melihat sedikit kepucatan di wajah lelaki itu. ia berlari-lari kecil untuk memeluk tubuh sang raja.

"kukira kau tidak akan kemari."

"bukankah aku pernah berjanji padamu? kelak aku tidak akan pernah membohongimu lagi." jeno menyandarkan pipinya di kepala jaemin.

"pria kaku." panggil jaemin. ia melepaskan pelukan mereka sejenak hanya untuk mempersatukan kedua belah bibir di hadapan rembulan dan gunung yang sedang bersatu. gelang tulang melatinya mengeluarkan cahaya merah selama beberapa detik, namun mereka tak menyadarinya karena tangan jaemin yang sedang berada di punggung jeno untuk mendekapnya.

"ayo kita menggantung gembok." jaemin tersenyum setelah ciuman mereka terlepas. ia juga melepaskan dekapan mereka untuk mengambil gembok berukir, namun jeno terjatuh begitu saja di atas jembatan, membuatnya panik bukan main, "pria kaku, ada apa denganmu?!"

🔩

istana dal

"lepaskan aku! kuanlin, lepas!" jerit jaemin ketika kuanlin menyeret lengannya, "apa yang kau lakukan?! mengapa kau mengusirku seperti ini?!"

"yang mulia berkata agar peri segera kembali ke kamar milik peri."

"siapa yang ingin kembali? aku ingin masuk dan melihatnya!"

kuanlin mengeratkan pegangannya di lengan jaemin ketika peri itu hendak kembali menerobos masuk ke dalam kamar raja bulan.

"biarkan aku masuk! injoon!" jaemin mendorong tubuh besar kuanlin dan berteriak meminta pertolongan. mendengar itu kuanlin langsung mengangkat tubuh peri melati dari kakinya dan membawanya pergi dari sana. "turunkan aku! mengapa para tabih boleh masuk, tetapi aku tidak?!"

"yang mulia sudah memberikan perintah untuk tidak mengizinkan peri masuk. saya tidak bisa melanggarnya." kuanlin nampak tak terganggu walaupun jaemin yang kini berada dalam posisi berdiri di gendongannya terus memukuli punggungnya. ia baru menurunkan jaemin dari gendongannya saat jarak mereka sudah jauh dari kamar jeno, "peri, masuklah ke kamar peri sendiri terlebih dahulu."

"kuanlin, kau jangan menggunakan perkataan palsu seperti ini jika sedang bersamaku. sekarang katakan. apakah kita adalah teman baik?"

"ten... tentu saja kita teman baik."

"baiklah kalau begitu. karena kita adalah teman, beri tahu aku. ia mendadak pingsan di hadapanku. kau bukan hanya tidak memberitahuku alasannya, tapi juga mengusirku dan tidak membiarkanku menemuinya. apakah tindakanmu ini mencerminkan seorang teman?!"

"peri, jangan mempersulit saya lagi." kuanlin mendesah lelah dan menyandarkan dahinya ke pilar yang menopang bangunan istana. jaemin berlari-lari kecil ke sampingnya.

"aku tidak mempersulitmu. karena ia tidak ingin memberitahuku, jadi kaulah yang harus memberitahuku. sebenarnya apa yang terjadi padanya?"

kuanlin tak menjawab.

"kuanlin, kita sudah saling mengenal dalam waktu yang lama. aku tahu kau sangat setia kawan dan tidak pernah berbohong. kumohon beri tahu aku ya? aku benar-benar mengkhawatirkannya." peri melati mulai terisak.

"yang mulia... ia..."

"ada apa dengannya? cepat katakan!" rengeknya.

"demi menepati janji untuk pergi ke festival san bersamamu..." helaan napas kuanlin terdengar berat, "ia menerima hukuman paku perusak tulang sebanyak sembilan buah. mulai sekarang, setiap tengah malam, semua butiran paku itu akan..."

"akan apa?"

"akan menjalar di seluruh tubuhnya, menembus dagingnya, dan meremukkan tulangnya. rasanya seperti digerogoti puluhan ribu semut yang mengisap darahnya. yang mulia tidak ingin kau masuk ke kamarnya karena tidak ingin kau melihat dirinya yang sedang kesakitan dan terlihat sangat menyedihkan." kuanlin tercekat. jaemin kehabisan kata-kata.

"ia... mengapa harus berbuat seperti ini?..."

"yang mulia berkata jika sepuluh ribu pasukan klan bulan tidak kembali dalam satu hari, maka ia tidak akan mengeluarkan butiran paku tersebut dari tubuhnya. ini adalah bayaran yang harus beliau terima untuk bersama dengan peri dan juga sebagai penjelasan untuk rakyat klan bulan."

"aku paham. aku akan menunggunya di sini." tatapan jaemin nampak kosong ketika ia mendudukkan dirinya di serambi istana.

🦄

Continue Reading

You'll Also Like

90.9K 10.8K 14
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 3) 𝘊𝘰𝘷𝘦𝘳 𝘣𝘺 𝘸𝘪𝘥𝘺𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪0506 ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ____...
267K 16.4K 24
KAILA SAFIRA gadis cerdas berusia 21 tahun yang tewas usai tertabrak mobil saat akan membeli martabak selepas menghadiri rapat perusahaan milik mendi...
217K 18.8K 19
Follow dulu sebelum baca 😖 Hanya mengisahkan seorang gadis kecil berumur 10 tahun yang begitu mengharapkan kasih sayang seorang Ayah. Satu satunya k...
751K 67.9K 32
Ini adalah kisah seorang wanita karir yang hidup selalu serba kecukupan, Veranzha Angelidya. Vera sudah berumur 28 tahun dan belum menikah, Vera buk...