di malam yang cantik dan penuh bunga itu, seo deokjun muncul di belakang wookhee yang sedang menikmati pemandangan dari balkon.
"yang mulia, bagaimana jika ia menyesal dan berubah pikiran serta tidak meracuni lee jeno?"
"tidak masalah. racun itu hanya sebuah tipuan saja. hal yang benar-benar bisa membuat lee jeno terluka parah adalah hawa iblis yang didapatkan dari membunuh tiga ribu prajurit. aku telah melumuri mutiara yang terjatuh itu dengan hawa iblis sebelum memberikannya kembali pada dewa kecil."
👹
langkah lim chantae yang sedang berjalan menelusuri pekarangan mansion dengan senter ponsel sebagai penerangan terhenti ketika mendengar suara seruling dengan nada yang sama seperti yang ia dengar pada malam festival lentera.
begitu menoleh ke arah di mana suara seruling itu berasal, ia dapat melihat wookhee yang tengah berdiri sembari meniup seruling kayunya yang panjang.
pikiran chantae melayang. ia dapat melihat bayangan seorang lelaki kecil berpakaian hitam lusuh yang meniup serulingnya di pinggir jalan bersalju. beberapa luka goresan tampak di kulit wajahnya yang sedikit membiru karena dingin.
entah mengapa, ia seperti pernah melihat lelaki yang kini tersenyum di hadapannya.
"guru, ini aku, wuki. kemarilah. biarkan aku membawamu pergi. pergi ke arah saat kau datang." sosok wookhee menghilang, namun bisikannya masih menggema di pekarangan mansion, membuat chantae penasaran dan mengikuti sumber suara tersebut secara perlahan.
👹
"aku tidak membencimu. hidup klan khayangan adalah sebuah nyawa. hidup klan bulan juga adalah sebuah nyawa. sepuluh ribu pasukan bulan sedang ditunggu keluarga mereka untuk pulang. kau adalah raja bulan. kau adalah harapan mereka. bagaimana mungkin aku bisa membencimu? namun, saat ini..." isakan jaemin semakin mengeras, "saat ini aku juga tidak tahu apa yang harus aku lakukan."
jeno menghampiri jaemin yang kini sudah berdiri di depan pintu balkon. ia merengkuh bahu peri itu dengan sedikit canggung, namun tulus.
👹
mark yang masih setengah mabuk hingga wajahnya memerah berjalan cepat di pekarangan. ia sedang mencari haechan dan menemukan lelaki itu yang kebetulan berjalan menghampirinya.
"haechani, mengapa kau memakai pakaian seperti itu?"
"namaku bukan haechani. namaku donghyuck."
mark berdecak, "kau ganti nama?"
"aku sempat terbang ke langit dan kembali ke langit sooyoon. sekarang dewa minhyung, kau juga sudah harus kembali."
"dewa?" mark tertawa, "aku mark lee. kota dolo adalah rumahku. kau yang mabuk atau aku yang mabuk? aku kembali ke mana?"
"namamu jung minhyung."
"aku?"
"kau adalah dewa perang dari langit sooyoon."
"jangan bercanda lagi, haechani. dewa perang? aku bahkan tidak bisa mengalahkanmu. dari mana aku bisa menjadi dewa perang?"
dahi donghyuck mengerut tak menyangka, "aku bukan haechan. apa itu tuan muda kedua keluarga lee? apa itu lee jinoh? semuanya itu palsu."
"palsu?" suara mark sedikit memelan.
"semuanya palsu. tuan muda jaemin juga palsu. melati sama sekali tidak mungkin menikah denganmu. lee jeno juga tidak berencana menikahi lim chantae. pernikahan ini juga sebenarnya palsu." donghyuck begitu emosional ketika mengatakannya.
👹
jaemin sudah menghentikan tangisannya di dalam rengkuhan jeno. ia membalikkan tubuhnya dan tak sengaja melihat asap hitam keluar dari mutiaranya yang tergeletak di meja balkon.
ia masih ingat ketika wookhee memberikan mutiara itu padanya setelah mutiara itu terjatuh. matanya membelalak dan napasnya tersengal ketika ia mendorong tubuh jeno yang merengkuhnya untuk masuk ke dalam mansion.
"cepat pergi!"
jeno yang tak memiliki persiapan apa pun sedikit terlempar dengan rasa syoknya, "melati!"
hawa iblis hitam itu semakin membesar dan berkobar di seluruh penjuru balkon. jaemin tak sempat masuk ke mansion. ia berusaha menghalangi hawa iblis itu agar tak mengenai jeno.
"jangan kemari! kau akan terluka!"
👹
lim chantae masih berjalan di pekarangan dengan lambang api neraka di lehernya yang terbakar dan mengeluarkan asap berwarna hitam yang mengelilingi dirinya. ponsel yang ia pegang untuk menyinari jalannya terjatuh begitu saja ketika menyadari hal aneh yang terjadi padanya.
suara tawa yang menyeramkan terdengar di telinganya.
"aku akan membuatmu mati mengenaskan!"
"kau yang sudah merebutnya!"
👹
jeno tak memikirkan apa pun lagi. ia langsung mengeluarkan sihirnya untuk menghantam hawa iblis yang sangat besar itu.
namun, sihir biru tuanya melebur ke dalam hawa iblis hitam, hampir tak berfungsi sama sekali.
👹
"tuan muda chantae?" mark memicingkan matanya ketika chantae yang dikerubungi asap hitam telah tiba di titik pekarangan di mana ia bertemu dengan donghyuck, "ada apa denganmu?"
"itu hawa iblis." desis donghyuck, "itu pernah muncul saat ujian peri."
mark terus berjalan ke arah chantae, namun donghyuck segera menahannya dan ia mengeluarkan sihir jingga dari tangannya.
👹
teriakan berat jeno terdengar ketika hawa iblis mulai menyerbunya. ia berusaha sekuat tenaga untuk tetap mengeluarkan sihirnya.
"pria kaku, cepat pergi! kau akan terluka!" jeritan jaemin tetap terdengar dari dalam hawa iblis yang berkobar.
👹
sihir donghyuck menyerang lim chantae yang tatapannya kosong dan bibirnya menghitam. sebuah katana terlihat di tangannya. mata mark langsung membelelak. ia mendorong donghyuck sedikit ke samping.
"hati-hati."
setelah kata-kata itu keluar dari mulut mark, katana di tangan chantae menembus perut hingga ke punggungnya. di sisi lain, hawa iblis yang melingkupi jeno dan jaemin langsung menghilang.
"tuan muda chantae..." mark membelalak tak percaya. tubuhnya langsung terjatuh ke tanah begitu chantae menarik katana itu dari tubuhnya. haechan langsung duduk di sisinya dengan berusaha menahan tangis, sedangkan lim chantae berjalan melewati mereka.
"kau tidak boleh mati. jika kau mati, dirimu yang sebenarnya akan binasa. kau tidak akan mati. selama kau berhasil melewati cobaan, maka kau bisa terbang ke langit dan menjadi dewa minhyung. dewa, bertahanlah." kini, haechan tak bisa lagi menahan air matanya ketika melihat mark lee yang sekarat dengan darah di perut dan mulutnya.
"haechani, mengapa kau masih memanggilku dewa? aku... aku adalah mark lee." lirihnya sebelum ia tersedak darahnya sendiri dan matanya tertutup tak sadarkan diri.
"tuan mark? TUAN MAAAARK!" peri donghyuck meraung-raung.
👹
"pria kaku." jaemin langsung memeluk jeno erat-erat ketika mereka akhirnya bebas dari hawa iblis, "kau... kau baik-baik saja, 'kan?"
"hanya hawa iblis saja. tidak perlu khawatir." mata elangnya melirik ke arah meja, "wine beracun dan mutiara itu berasal dari orang yang sama, 'kan? siapa?"
jaemin mengangguk dan menjawab dengan lirih, "dewa wookhee."
"ia adalah satu-satunya murid lee youngheum." jeno langsung berbalik dengan ekspresi penuh amarah.
"kau masih terluka. kau ingin pergi ke mana?" jaemin menahannya.
"pergi melakukan hal yang seharusnya aku lakukan."
"pria kaku!" jaemin tak mampu lagi menahannya. jeno kini menuruni tangga untuk keluar dari mansion dengan langkahnya yang panjang-panjang dan gagah.
"yang mulia!" kuanlin yang ada di dalam mansion langsung berlari mengejarnya, "anda terluka? apa yang terjadi?"
"tidak apa-apa." jawabnya cepat, "apakah mark lee dan lim chantae sudah menghilang?"
kuanlin tidak langsung menjawab karena sejujurnya ia tidak tahu. ia menoleh ke sana kemari untuk menemukan petunjuk.
"berpencar mencarinya!" ujar jeno tegas, "inti jiwa lee youngheum adalah poin penting dari segel. bisa atau tidak mendapatkan kembali sepuluh ribu pasukan tergantung pada tindakan ini. tidak boleh ada kesalahan apa pun."
"baik."
👹
BRAK
lee jeno yang masih pucat mendobrak pintu gedung mansion di sebelahnya yang merupakan tempat mark lee tinggal malam itu. ia mengecek ke dalam kamar dan ruang tengah, namun tak menemukan siapa pun di sana.
ia keluar dari sana tanpa menyadari peri donghyuck yang bersembunyi di bagian belakang mansion bersama tubuh mark lee yang bersandar di pahanya.
"tuan mark, aku akan balas dendam untukmu."
👹
"pria kaku!" jaemin berlari-lari keluar mansion untuk mencari keberadaan lee jeno, "sebenarnya di mana kau?"
begitu ia sudah mulai frustrasi karena dirinya tak kunjung bertemu dengan jeno, seseorang muncul di belakangnya.
"tuan muda chantae?! apa yang ingin kau lakukan?!" jerit jaemin ketika chantae tiba-tiba menerkam lehernya.
👹
"tuan muda chantae?! apa yang ingin kau lakukan?!"
jeno yang sedang mencari mark dan chantae menoleh ke sana kemari untuk menemukan asal suara jaemin yang terdengar samar-samar tersebut.
👹
"tuan muda chantae..." napas jaemin sudah terengah dan matanya membelalak ketika chantae mendorongnya ke tanah dan mencekiknya.
"mengapa memilihnya dan bukan aku?! bisa-bisanya demi lelaki ini kau mengecewakanku! kembalikan suamiku! kau yang sudah merebutnya!" suara-suara tersebut terus berbisik di telinga chantae.
"kau yang sudah merebutnya." desis chantae.
"a... apa?" tanya jaemin yang sudah sangat panik.
"kau yang sudah merebutnya!" lelaki lim itu menjerit.
"itu hawa iblis!" mata jaemin semakin membelalak saat asap hitam di sekitar chantae semakin berkobar, "tuan muda chantae, kau terkena hawa iblis. cepat lepaskan aku. tuan muda chantae, sadarlah!"
mata besar milik peri jaemin membelalak penuh teror malam itu. chantae sudah mengangkat katananya tinggi-tinggi untuk merobek tubuhnya.
namun, tubuh lim chantae terlempar jauh ke dinding saat sebuah pedang menembus dadanya. matanya terbuka lebar, tubuhnya tak bergerak. ia mati begitu saja.
jaemin yang menyaksikan itu merasa sangat syok terlebih ketika mendapati lee jeno yang berdiri di hadapan mereka dengan tangan yang masih terangkat setelah mengeluarkan sihirnya. tangan itu bergetar. tubuhnya nampak lemas.
"gagal melewati rintangan."
raja bulan itu langsung terjatuh lemas dalam posisi berlutut di tanah.
"pria kaku! kau tidak apa-apa, 'kan?" jaemin langsung berlari-lari menghampirinya. jeno menggeleng lemah dengan bibir yang pucat dan sedikit mengeluarkan darah. ia segera menarik pedang api nerakanya yang tertancap di tubuh lim chantae. tubuh yang awalnya menempel di dinding kini terjatuh lemas ke tanah.
begitu mereka tak menyadari, hawa iblis yang tadi menguasai chantae keluar dari mata jenazah itu dan menyebar ke seluruh penjuru. jeno tak sempat bertindak. namun, ketika jaemin mengangkat tangannya, sihir merah muda yang sangat terang dan besar keluar untuk menghantam hawa iblis yang menyerang mereka.
🎧one ok rock - c.h.a.o.s.m.y.t.h.
tidak hanya jeno dan haechan yang segera keluar ke teras mansion ketika menyadari kejadian heboh itu, jaemin sendiri pun heran akan hal tersebut. ia mencoba bangkit berdiri dan mengeluarkan seluruh kekuatannya untuk melawan hawa hitam tersebut.
"aku hanya mengingat bahwa diriku adalah sebuah rumput biasa. tapi, sekarang... tuan raja bulan, apakah kau bisa memberitahuku? aku bukan klan khayangan, juga bukan klan bulan. lalu, sebenarnya aku ini apa?"
jeno masih mengingat ketika jaemin mengatakan itu sembari bergetar kedinginan di bawah selimut tebalnya.
segel suci silim... ternyata ia adalah...
[dewa kecil gunung si]
begitu hawa iblis di sekitar mereka habis, tubuh jaemin segera terjatuh lemas ke dalam pelukan jeno yang sigap.
"melati?" raja bulan menggerak-gerakkan tubuhnya yang pingsan itu.
👹
"lim chantae benar-benar sudah mati." gumam donghyuck ketika melihat tubuh tak bernyawa lim chantae, "tuan mark juga sudah mati. gagal melewati rintangan."
"aku akan membunuhmu!"
jeno menoleh ketika mendengar suara teriakan itu. ia mendapati peri donghyuck yang terlihat sangat marah beberapa langkah di hadapannya.
untungnya, kuanlin tiba-tiba muncul dengan sihirnya di tengah-tengah mereka.
"yang mulia, bawa peri jaemin pergi dulu."
begitu jeno yang masih pucat dan bahkan masih mengenakan pakaian pernikahannya menggendong tubuh jaemin menjauh, pertengkaran tak bisa lagi dihindarkan. sihir jingga milik donghyuck beradu dengan sihir hitam milik kuanlin. adu fisik juga tak dapat dihindarkan. semua barang-barang di sekitar mereka terjatuh berantakan.
donghyuck berhasil terpukul telak dan mundur beberapa langkah. kuanlin langsung berbalik hendak meninggalkannya saat itu juga.
"ingin pergi?" desis donghyuck penuh dendam. kuanlin tak mendengarkannya. ia langsung terbang menjauh. donghyuck juga tak bisa mengejarnya karena tiba-tiba dewa wookhee datang dan menahannya.
"kau bukan saingannya. jangan dikejar lagi."
begitu donghyuck sudah lebih tenang, mereka segera menghampiri jenazah lim chantae. wookhee melihatnya dengan tatapan tak tega. tangannya terulur untuk menutup kelopak mata chanta sebab ia meninggal dalam keadaan membelalak. mata wookhee memerah. ia bahkan tak sanggup melihat gurunya lagi.
"peri donghyuck, tolong jaga tubuh guruku dengan baik. makamkan beliau dengan baik."
"dewa minhyung juga telah gagal melewati rintangan." lirih donghyuck "ia sudah binasa."
"belum tentu."
secercah harapan langsung muncul di mata peri kelas atas itu.
"sebelum datang, aku pernah melihat tulisan takdir minhyung di kehidupan yang sekarang. saat melewati cobaan, minhyung tidak membunuh lim chantae. dalam kehidupan minhyung yang sekarang, seharusnya ia mati demi menolong orang yang ia pedulikan."
"orang yang dipedulikan? itu juga seharusnya melati, bukan aku." tatapan donghyuck nampak kosong. dewa wookhee tak lagi menjawab. tubuhnya langsung menghilang di balik sihir kelabunya. donghyuck juga akhirnya pergi menghilang dari sana di balik sihir jingganya beserta tubuh lim chantae.
👹
lee jeno tidak pernah merasa selemah ini. ia bahkan harus beristirahat sejenak ketika membawa tubuh peri jaemin di dalam gendongannya. mata peri itu langsung terbuka ketika jeno mendudukkan dirinya di bawah pohon dengan napas terengah.
"apa yang terjadi padaku? ini di mana?"
"kau tidak apa-apa. kita akan segera sampai di sungai leetae. setelah menyeberangi sungai, kita sudah bisa pulang ke rumah." raja bulan setengah berbisik karena darah masih sedikit keluar dari mulutnya.
jaemin hanya mengangguk dan tersenyum kecil dengan tangannya yang masih berpengangan pada pundak jeno.
👹
inget ya, guys. wookhee alias kepala kota laut pernah bilang sekuat-kuatnya jeno, dia ga begitu tahan sama hawa iblis. meanwhile dewa kecil gunung si adalah satu-satunya yang bisa memurnikan hawa iblis. sekarang gantian peri jaemin yang jagain raja jeno.
🦄