fairy and devil | nomin, mark...

By jaeminuman

52.1K 6.3K 706

"aku hanya suka pada dewa minhyung!" -na jaemin, little fairy "kau takut aku membunuh minhyungmu itu?" -lee j... More

0 | king of the moon
1 | sasung temple
2 | sooyoon sky
3 | hatae tower
4 | unsealed
5 | mysterious world
6 | god minhyung
7 | flower
8 | withered
9 | life saver
10 | sunrise
11 | fairy donghyuck
12 | fairy test
13 | ilcho
14 | nono & jasmine
15 | fantasy crystal
16 | disenchanted
17 | lee jeno, moon clan
18 | moon vs sky
19 | changyoon sea
20 | anger
21 | swapping bodies
22 | fairy = devil
23 | patricide
24 | checkmate
25 | ambush
26 | turnover
27 | flower in the moon clan
28 | foxy ideas
29 | worldly feelings
30 | injoon
31 | thousand-level illusion
32 | falter
33 | demesne
34 | homicide
35 | riddle
36 | the beginning of destruction
37 | pinkish heart
38 | ice cream mode
39 | live your own life
40 | yoonmi pool
41 | party at the mansion
42 | good boy gone bad
43 | pairs
44 | a miss
45 | useless great trick
46 | comradery
47 | banquet
48 | clownery things
49 | literally a clown
50 | what if...
52 | connexion
53 | knotty
54 | gloomy
55 | the wedding
56 | horror
57 | sugar-coat
58 | do not kick up a row
59 | the union of hearts
60 | fairies who commit sins
61 | supreme lord's sacrifices
62 | jasmine fairy's sacrifices
63 | wheel
64 | dreadful
65 | tears & kindness
66 | nana
67 | a world full of poison
68 | the war
69 | it looks like an ending, but it's not
70 | for the sake of love
71 | the illusion of the dozens of skies
72 | rebirth
73 | the guardian gods of the three worlds
74 | seo
75 | the broken hearts of the knights
76 | story at the heeyoo pavilion
77 | the contrarian of fate
78 | the king's death
79 | epilogue
hi! it's been a week

51 | where does broken heart go?

434 60 5
By jaeminuman

author's note:

lim chantae kan bakal nikah sama lee. mereka mikirnya manusia kolam yoonmi harus sama manusia kolam yoonmi juga. keluarga lee di kolam yoonmi yang paling terpandang itu adalah keluarganya mark lee. jadi kalo dibilang 'lee' pasti mengarahnya ke keluarga mereka. gitu deh.

💔

kota dolo

"chantae, kau pikirkan baik-baik lagi."

"aku sudah memutuskannya. ibu tidak perlu menasihati lagi." ucap chantae yakin sembari menatap barang-barang mewah yang dijejerkan di ruang tamunya.

"tuan muda chantae."

pelacur kelas itu tersenyum sumringah ketika jaemin masuk ke dalam mansion bersama dengan injoon. mereka membawa bunga-bunga yang sangat cantik.

"jaemin sudah datang ya?"

peri melati dan injoon meletakkan bunga-bunga mereka di meja dan mengamati barang-barang mewah yang terpajang di sana, "ada apa ini?"

"jaemin, ternyata yang kau katakan itu benar. tanamanku sudah berbunga tepat di hari aku menentukan keputusan. ini adalah pertanda mujur." chantae mengantarkan jaemin untuk melihat-lihat benda mewahnya yang terjejer di sana, "semua ini adalah harta yang kukumpulkan selama sepuluh tahun. kau lihat. mutiara malam ini bagus sekali."

"bagus. benar-benar bagus." injoon mengangguk-angguk brutal ketika melihat perhiasan berkilau di dalam kotak beludru.

"aku sudah menggunakan kekayaan yang kukumpulkan untuk penebusan diri. kelak aku adalah orang yang bebas. aku bisa mencari orang dalam mimpiku."

"apa? kau melakukannya demi..." mata jaemin membelalak. injoon pun sama.

"benar." chantae tersenyum yakin.

"tapi... tapi, kau masih belum tahu sebenarnya apakah ia menyukaimu."

"benar. kau bahkan tidak menyisakan harta cadangan, chantae. walaupun tuan itu setuju, kelak jika ia tidak setia, kau bahkan tidak punya uang sedikit pun."

"benar." injoon menyetujui ucapan ibu lim chantae.

"aku jatuh cinta pada pandangan pertama dengannya. itu sudah cukup. di kehidupan dalam puluhan tahun yang singkat ini, aku harus segera memutuskan orang yang berjodoh denganku. apalagi orang tersebut ternyata tak hanya berada di mimpi. bagaimanapun juga, aku tidak ingin merasa menyesal. kelak aku juga sudah tidak punya bunga dan pohon yang berharga. tolong jaemin saja yang menjaganya."

"jangan berkata dengan sungkan seperti itu. kita adalah teman, 'kan?"

"ucapan jaemin yang seperti ini membuat pertemuan kita tidak sia-sia."

jaemin dan injoon saling berpandangan aneh ketika chantae sudah pergi dari sana bersama pelayan dan ibunya.

💔

dahi jeno berkerut. pagi ini, ia melihat mark lee mondar-mandir di depan mansion yesi. sepertinya pemuda itu sedang berpikir keras.

jangan-jangan ia belum menyerah? batin jeno sembari menghampirinya. mark lee menatapnya dengan perasaan tak enak.

"lee jinoh, kemarin setelah aku kembali ke rumah dan teringat bahwa aku telah melakukan kesalahan besar, aku jadi tidak bisa tidur nyenyak. hari ini aku datang secara khusus untuk meminta maaf padamu." mark terdengar begitu tulus dengan permintaan maafnya.

"masalah ini sudah terungkap sejak kemarin. tidak perlu dibahas lagi."

"aku merasa bersalah. wajah dan pose peri dalam lukisan berlalu-lalang sangat lama di dalam hatiku. mungkin seumur hidupku tidak akan menemukan orang yang menggerakkan hatiku seperti ini lagi. tapi, kau jangan salah paham. meskipun tindakanku lancang, tapi aku tidak akan merebut cinta saudara. aku berjanji mulai hari ini aku tidak akan muncul di hadapan suamimu lagi."

mereka terdiam sejenak. mark berusaha menahan air matanya. ia melirik ke arah haechan yang menunggu di dalam mobil.

"aku sudah memutuskan untuk meninggalkan kota dolo yang membuatku sedih dan pergi jauh ke perbatasan sabaek."

"apa?" dahi jeno berkerut.

"perjalanan ini memakan waktu berbulan-bulan. mungkin aku tidak bisa lagi bermain basket, cuju ataupun futsal, dan minum-minum sambil mengobrol denganmu."

"berbulan-bulan?"

mark mengangguk sedih.

jika mark lee meninggalkan kota dolo, mengapa ia dan lim chantae masih menikah saat festival bunga? jeno nampak berpikir keras.

"tuan mark, ini sudah siang. kita masih harus bergegas melakukan perjalanan."

mark lee melirik sedikit ke arah haechan, kemudian kembali fokus pada jeno, "lee jinoh, jaga dirimu."

jeno rasanya tak bisa bergerak ketika mark mulai menaiki mobilnya.

"tunggu."

mark tidak langsung menutup pintu mobilnya ketika jeno menatap ke arahnya.

💔

dua orang ini telah menjadi manusia biasa, tapi tetap tidak membuat orang tenang.

"sudah tiba saatnya kita berpisah." mark menurunkan kaca jendela mobilnya, "hari ini kalian antar aku sampai di sini saja."

jaemin yang sedang melamun sedikit terkejut ketika jeno mendorong punggungnya dengan satu jari, "tu... tuan mark, kau benar-benar akan pergi?"

mark sedikit enggan menatap wajah jaemin yang muncul dari balik kaca jendela mobil. ia menurunkan pandangannya ke arah kristal fantasi yang tergantung di celananya. ia melepaskan kristal itu dan menunjukkannya pada mereka.

"aku samar-samar merasa batu ini harus diberikan pada orang yang ditakdirkan. tapi, takdir selalu berkata lain. lee jinoh dan tuan muda jaemin adalah pasangan yang ditakdirkan." mark tersenyum tak enak, "tapi, hari ini tuan muda jaemin datang mengantarku. aku sangat berterima kasih. kudengar padang rumput sabaek luas dan pemandangannya indah. mungkin aku bisa melepas kesedihan."

jaemin menyenggol lengan jeno dan berbisik, "ayo cepat pikirkan cara. ini semua gara-gara kau."

mata jeno mengerjap, "ini... di... perbatasan sana adalah tempat yang tertinggal. tidak ada bagusnya. tuan mark, ini hanya salah paham. aku sudah tidak menyalahkanmu. kau jangan sampai kehilangan akal sehat dan bertindak gegabah."

"iya. aku tahu kau merasa tidak rela jika aku pergi. tapi, aku sudah memutuskannya." mark menunduk. jeno menghela napas dan memberi kode ke arah kuanlin untuk segera menangani mark lee. peri melati juga menatapnya dengan tatapan memelas sehingga kuanlin mau tak mau menurut.

"tuan muda kedua lee, bagaimana jika kau memikirkannya lagi?"

mark hanya menghela napas mendengar pertanyaan kuanlin.

"tuan mark, jika kita terus menunda waktu, kita tidak akan sampai sebelum malam hari." haechan kembali memperingati.

"aku mengerti. meskipun waktu kita saling mengenal hanya sebentar, tapi tak disangka itu bisa menjadi beberapa hari yang paling menyenangkan selama 18 tahun ini. kelak jika kalian melihat salju yang melayang di kota dolo dan angin bertiup dari sabaek, itu pasti karena aku merindukan kalian. aku pamit dulu."

"injoon, ayo cepat." bisik kuanlin ketika mark sudah hampir menjalankan mobilnya.

"bagaimana ini..." jaemin menggoyang-goyangkan lengan sahabatnya yang sedang menunduk.

"aku sedang berpikir." injoon berusaha melepaskan tangan jaemin dari lengannya.

"ayo cepat." ucap jeno dengan nada rendah.

"ia sudah akan berangkat, injoon. apakah kau sudah mendapatkan ide?" mata jaemin membelalak begitu mark menutup kaca jendela mobilnya.

"tuan muda kedua lee!" panggil injoon sehingga mark membuka kaca mobilnya kembali. "selamat! kau sudah lolos ujian!"

"ujian?"

injoon mengangguk-angguk. jeno dan jaemin saling bertatapan heran. orang kota laut itu segera merangkul jaemin dengan cepat dan membawanya mendekat ke kaca jendela.

"biarkan aku memperkenalkan padamu sekali lagi. tuan muda jaemin adalah adik kandung lee jinoh."

mata semua orang membelalak. injoon terkekeh canggung sebelum melanjutkan perkataannya.

"sebagai seorang kakak, lee jinoh sangat memerhatikan tuan muda jaemin. tuan muda kedua lee, perilakumu yang menyukai tuan muda jaemin sangat konyol. kau bahkan menempel lukisan potret tuan muda jaemin di seluruh kota dolo untuk mencarinya. hal yang aneh ini tentu saja membuat lee jinoh tidak bisa tenang jika menyerahkan adik kepadamu. oleh karena itu, ia memikirkan cara dan akhirnya membohongimu bahwa mereka sudah menikah, lalu melihat bagaimana reaksimu."

injoon kembali terkekeh canggung setelah mengatakan itu karena suasana di sekitarnya langsung hening.

"tapi, hari ini kami melihat ternyata tuan muda kedua lee memikirkan cara yang terbaik untuk kedua pihak. selain tidak mengecewakan perasaan cinta terhadap tuan muda jaemin, anda juga tidak mengecewakan perasaan antara saudara terhadap lee jinoh. dengan begitu, karakter dan mental tuan muda kedua lee sempurna."

jeno sudah hendak menghajar injoon, tetapi kuanlin segera menahannya.

"benar, 'kan, lee jinoh?" injoon malah bertanya. melihat jaemin yang menatapnya memelas, jeno langsung menghela napasnya untuk meredam amarah.

"benar."

mark langsung keluar dari mobilnya dan berlari-lari kecil ke arah mobil lee jinoh.

"kalian benar-benar saudara kandung?"

"iya." jawab jeno kesal.

"kalau begitu, maksud dari ujian adalah..."

"bodoh." sergah injoon, "tentu saja maksudnya kami sudah mengizinkan soal perjodohanmu dengan tuan muda jaemin.

mark tersenyum lebar. mata jeno membelalak lebar. injoon terkekeh. jaemin merengek.

"jinoh, terimalah hormat dariku." mark lee menggenggam kedua tangan lee jinoh dan meletakkannya di dahinya.

"kau... kau tidak pergi ke perbatasan?" tanya jaemin hati-hati.

"aku tidak pergi ke mana pun."

jeno langsung menghempaskan tangannya, "kau jangan terlalu cepat merasa bangga. kau bilang suka dengan jaemin secara terang-terangan. kau suka dengan adikku. apakah kau tahu apa artinya suka? bagaimana kau membuktikannya?"

mata mark lee mengerjap, "aku merasa sangat akrab dengan tuan muda jaemin, seolah-olah pernah bertemu dengannya di suatu tempat."

"itu tidak termasuk. memangnya jika bertemu dengan orangtua dan saudara tidak akrab?"

mark tidak bisa menjawab.

"benar. begitu aku bertemu dengan haechan, aku juga merasa sangat akrab. aku selalu merasa seperti pernah bertemu dengannya di suatu tempat."

kuanlin sedikit cemberut ketika mendengar itu dari mulut injoon.

"kelak aku pasti akan memperlakukan tuan muda jaemin dengan baik, menghargainya, dan melindunginya. aku tidak akan membiarkan orang lain menindasnya." mark mencoba meyakinkan jeno.

"semua itu cukup aku yang melakukannya."

"benar..." tuan muda kedua lee menunduk sopan, "perasaanmu dan tuan muda jaemin sangat dalam, tentu saja tidak sepadan denganku."

"memangnya kau hanya bisa bermulut manis?" tanya jeno dingin. mark terlihat sedikit cemas.

"sejujurnya, aku selalu hidup tanpa berpikir selama bertahun-tahun ini. aku selalu merasa aku adalah orang yang paling bahagia di dunia ini. dihukum dan dididik, rasanya semua itu adalah masalah kecil yang wajar. sampai ketika aku... sampai ketika tuan muda jaemin masuk ke dalam mimpiku. jika aku tidak menemukannya, aku merasa tidak bisa tenang. hanya ada dirinya di dalam hati dan mimpiku." mark memandang jaemin lembut, kemudian kembali menatap jeno, "kemarin kau mengujiku. begitu aku berpikir bahwa aku tidak berjodoh dengan tuan muda jaemin, hatiku terasa sangat hampa."

tak ada yang menjawab. mark terkekeh canggung.

"hari ini dandanan tuan muda jaemin terlihat segar dan anggun. pertemuan kami saat itu pasti juga merupakan ujian. tapi, pujian yang kukatakan saat itu benar-benar tulus."

jeno segera menoleh pada jaemin untuk memperhatikan penampilannya hari ini.

"kelak jika tuan muda jaemin menginginkan sesuatu..."

"cukup!"

mark lee langsung menghentikan perkataannya, jaemin terkesiap, dan kuanlin langsung memperingati tuannya.

"yang mulia."

jeno terdiam dan hanya menatap mark lee penuh dendam, namun bocah konyol di hadapannya tampaknya tidak peka. ia malah melihat keadaan sekitar mereka yang penuh kendaraan lalu-lalang, bahkan ia sekarang masih berdiri di sisi mobil lee jinoh.

"di tempat dan di saat seperti ini memang tidak pantas untuk mengutarakan perasaan. sekarang aku akan kembali ke rumah untuk memberi tahu ayah agar mempersiapkan mahar."

"cepat pergi." desis jeno. mark mengangguk senang.

"baik. ayo pergi." bocah berdarah campuran itu menyuruh haechan untuk cepat menyetir. begitu mobil mercedes mark lee menghilang dari sana, jaemin langsung mengoceh pada injoon.

"lihatlah apa yang kau lakukan. cepat kau pikirkan cara. bagaimana ini?"

"aku juga tidak tahu." injoon nampak kewalahan.

"yang mulia." tahan kuanlin ketika jeno sudah mengarahkan matanya ke kaca spion di depan untuk melihat ke arah injoon. dua lelaki manis yang duduk di kursi belakang langsung terdiam ketakutan.

💔

suasana di sekitar mansion ramai. namun, lee jeno hanya berjalan-jalan sendirian di tamannya. tangannya bersidekap dan otaknya merenung.

memangnya aku sendiri tidak suka dengannya? mungkinkah ini yang dinamakan suka?


💔

kota dolo

"yang mulia, tiga ribu pasukan penjaga semuanya berada di sini. tidak ada yang tersisa." deokjun berlutut di hadapan wookhee. prajurit-prajurit yang terkapar berada di sekeliling mereka.

sang tuan tak menjawab. mata dewa bertubuh jangkung itu membelalak.

💔

"kita semua jangan muram begini." injoon membawakan makanan dan minuman ke meja makan mansion yesi yang berada di dalam ruangan. mereka sedang tidak berada dalam suasana hati yang baik untuk makan sembari menatap pemandangan luar seperti biasanya. injoon tersenyum pada jeno yang wajahnya paling kusut di antara mereka, "yang mulia, ayo makan anggur."

"kau sendiri saja yang makan. setelah kau pergi ke danau perak dan dikurung di dalam batu besar, kau tidak bisa memakannya lagi."

"yang mulia jangan berkata seperti itu. aku dikurung di dalam batu besar apa?" injoon mendudukkan dirinya di antara jaemin dan kuanlin, "sekarang situasinya sangat baik."

"baik?" tanya kuanlin, "bahkan aku saja bisa melihat semuanya hancur."

"injoon, sekarang apa yang harus kita lakukan?" peri melati merengek, "tuan muda kedua lee sedang mempersiapkan mahar untuk menikahiku. tuan muda chantae sudah bertekad menebus diri sendiri untuk menikah dengan tuan raja bulan. bagaimana kita harus membereskan masalah ini?"

"jelas-jelas situasi saat ini tetap berjalan sesuai dengan yang tertulis di tulisan takdir. bertemu dengan orang yang disukai di malam festival lentera, menebus diri, dan menikah. selanjutnya adalah pernikahan festival bunga. pada saat malam pernikahan mati di tangan pengantin pria mark lee."

"tapi, orang yang ingin ia nikahi adalah aku, bukan mark lee." jeno terangah-engah karena tak mampu menahan kekesalannya lagi.

"benar. pengantin pasangannya bukan mark lee." jaemin cemberut.

"aku tahu. harap tenang dan jangan panik. jalan pikiran kalian semua terlalu sempit. maksudku adalah bagaimana jika saat festival bunga ada dua pernikahan?"

mata besar jaemin membelalak, "maksudmu adalah..."

"diam-diam menukar pengantinnya. jaemin, kau setujui pernikahan dengan mark lee. yang mulia setujui pernikahan dengan lim chantae. dua pernikahan diadakan secara bersamaan. pada saat malam pernikahan festival bunga, keduanya ditukar." injoon tersenyum licik. jaemin menganga mendengarnya.

"injoon, aku sudah mengenalmu selama seribu tahun lebih. aku tahu kau tidak bermoral, tapi tak disangka kau tidak bermoral sampai seperti itu."

injoon tertawa bangga, "pujianmu berlebihan. ini bisa berhasil, bukan?"

"kurasa tidak. semua pengantinnya palsu." kuanlin mendesah.

"apanya yang tidak bisa berhasil? bukankah kita bertindak sesuai dengan tulisan takdir? asalkan pada saat malam pernikahan lim chantae bisa mati di tangan mark lee, maka rintangan sudah berhasil terlewati. yang lainnya hanyalah detail tidak penting."

BRAK

mereka semua terkesiap. jeno nampak sangat kesal hingga memukul meja.

"aku tidak mengizinkan. pernikahan tidak boleh dibuat main."

"yang... yang mulia menentang. kalau begitu, aku juga menentang."

"bisakah kau berprinsip sedikit?" injoon sudah tak tahan mendengar kuanlin.

pria mungil itu mengubah ekspresinya menjadi lebih ramah ketika menghadap lee jeno.

"yang mulia, tapi sekarang sudah tidak ada cara lain."

"aku setuju." ucap jaemin. ia langsung menurunkan sudut bibir bawahnya ketika jeno menatapnya tajam, "meskipun alurnya tidak terlalu sama, tapi asalkan akhirnya bisa sama dengan tulisan takdir, maka itu dianggap sudah berhasil melewati rintangan. ini bisa dilakukan."

"bukankah tadi kau bilang ide ini tidak bermoral?" tanya jeno.

"aku... bukankah masalah yang terpenting saat ini adalah bisa menjamin dewa minhyung dan lee youngheum bisa melewati rintangan serta mempertahankan inti jiwa mereka agar tidak binasa? asalkan bisa mencapai tujuan ini, semuanya bisa ditangani dengan cara khusus. waktu yang tersisa sebelum festival bunga sudah tidak lama lagi. tuan raja bulan, besok kau... bukan. hari ini kau bawa mahar untuk melamar tuan muda chantae."

"kau terlalu senang menikah dengan minhyung, bahagia sampai tidak bisa tidur."

jaemin menurunkan pandangannya mendengar ucapan raja bulan.

"jangan lupa. semuanya ini palsu. p a l s u." injoon berusaha mencairkan suasana.

"aku tidak peduli itu sungguhan atau palsu. aku hanya akan menikah dengan orang yang kusukai. sedangkan orang lain, jangankan melamar, aku bahkan tidak akan melihatnya sedikit pun."

ketiga orang yang berada di dalam ruang makan menatap sang raja yang langsung pergi dari sana.

"tuan raja bulan!" jaemin berlari-lari kecil mengejarnya sedangkan injoon menendang kaki kuanlin.

"mengapa kau tidak berpihak pada aku dan jaemin saja?"

jelmaan imoogi itu hanya bisa terdiam pasrah.

🦄

Continue Reading

You'll Also Like

2M 104K 39
Menjadi istri dari protagonis pria kedua? Bahkan memiliki anak dengannya? ________ Risa namanya, seorang gadis yang suka mengkhayal memasuki dunia N...
3.5M 342K 93
Bercerita tentang Labelina si bocah kematian dan keluarga barunya. ************************************************* Labelina. Atau, sebut dia Lala...
277K 17K 24
KAILA SAFIRA gadis cerdas berusia 21 tahun yang tewas usai tertabrak mobil saat akan membeli martabak selepas menghadiri rapat perusahaan milik mendi...
220K 19K 19
Follow dulu sebelum baca 😖 Hanya mengisahkan seorang gadis kecil berumur 10 tahun yang begitu mengharapkan kasih sayang seorang Ayah. Satu satunya k...