Begin Again

By albxs07

48.3K 3.7K 181

*** Permainan takdir seakan tiada hentinya. Lelah tarik ulur dengan pemilik hati lamanya, Kini tanpa di sadar... More

Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11

Part 6

3.4K 297 3
By albxs07


***

*Finn Pov*

Aku menatap lurus kedepan, masih memikirkan tentang gadis itu dan kekasih barunya.

Dari tadi, karyawati keluar-masuk ruangan ku untuk memberikan tugas yang harus aku kerjakan. Tetapi itu semua terbengkalai.

Hebat bukan pengaruh gadis itu?

"Maaf tuan, kekasih anda mencari anda". Ucap karyawati tersebut, dan tak lama kemudian munculah Lea --kekasih ku-- masuk kedalam ruangan ku.

"Hey finny! Masih sibuk ya?". Tanya lea kemudian duduk dibangku yang berhadapan dengan ku.

Aku mengurut pelipis ku lembut sebentar, kemudian menatap kearah Lea yang menampilkan senyuman manisnya, walau lebih manis senyum Alex.

Demi Tuhan, Finn! Pacarmu di depan mata saat ini!

Aku terdengar seperti pria yang sedang selingkuh. Tapi aku berusaha jujur, ok?

"Tumben ke sini duluan? Biasanya aku yang nyamperin kamu". Aku menatap kedua mata cerah nya itu dalam, banyak makna didalam sana.

"Oke, jadi gini. Aku dapet tiket konser!!". Ucapnya riang, aku mengernyitkan dahi ku.

"Konser apa?".

"Konser penyanyi kesukaan ku itu lho, masa kamu lupa."Ucap Lea lalu cemberut

"Ohh, Aku belom pesen tiket, Lea."

"Aku udah beli 2 kok, nih buat kamu dan ini buat aku. By the way, kita masuk ruangan VIP".

Aku mengangguk sesaat kemudian menerima tiket konser yang ia berikan.

"Jam berapa?".

"Besok jam 7 malam, oke?". Aku mengangguk, kemudian lea memelukku sekilas.

"Thanks finn, Aku pulang dulu ya".

"Ga-".

"Selesein tugas kamu."Ucapnya kemudian langsung menghilang dari pandangan ku.

Seandainya yang akan pergi dengan ku itu Alex, terus lah berandai-andai dengan yang tidak pasti finn.

Alex cuma nganggep lo temen.

Fix, Kalimat tersebut masih terdengar menyakitkan. Btw, Apa aku free ya saat hari konser tersebut?

***

*Alex pov*

"Dah yok". Aku menatap lukas dari ujung rambut hingga ujung kaki.

"Tutup mulut lo, sebelum liur lu tumpah". Ucap Lukas yang berada didepan ku saat ini.

Geli saja, mengingat sikapnya yang dingin dan sok itu.

"Apaansih lo, gajelas". Ucap ku ketus, kemudian kami mulai berjalan menuju lobby apartemen nya lukas.

"So, dimana kakak lo milih tempat?". Tanya lukas pada ku.

"Starbucks".

"Ya yang dimana? Starbucks banyak kali".

"Bawel lo, nanti gue tunjukin".

Lukas mulai menyalakan mobilnya dan berjalan menuju tempat yang julian janjikan.

***

"Lex, lo ama kayla pergi deh. Gue cuma pengen ngomong empat mata sama cowok baru lo". Ucap Julian.

"Tapi-".

"Lo nurut atau gak gue restuin".

Aku bahkan tak peduli sekali pun Julian tak merestui hubungan ku dengan Lukas.

Ini hanya pura-pura, kan? Bahkan tak ada rencana bertemu Julian.

"Gitu lo jadi kakak, oke". Aku pun keluar dari starbucks bersama kayla.

Ntah kemana aku akan dibawa dengan 'calon kakak ipar ku yang baik ini'. Bacalah nada sarkas ku disana.

***

*Lukas pov*

"Jadi lo yang namanya lukas?". Tanya kakak Alex yang-seingatku-bernama- Julian.

"Iya, apa udah jelas?"Tanya ku tak kalah dingin dengan nada bicaranya barusan.

"Setelah sekian lama adek gue ngelaluin drama dengan 2 cowok, dan ternyata dia malah milih cowok lain selain 2 cowok yang terlibat dalam drama nya itu".

"I'am sorry, i'am confused". Ucap ku pada julian.

"Udah berapa lama lo pacaran ama adek gue?".

"Kemaren lusa".

"Apa yang ngebuat lo jadi tertarik sama dia dan sebaliknya?".

"Ntah, cinta datang tiba-tiba, dude".

"Apa pekerjaan lo?".

Dia ini ayah Alex atau kakak lelaki Alex sih sebenarnya?

"Penting-".

"Ya, penting".

"Gue editornya".

Julian sedikit terkejut saat mendengar jawabanku, kemudian dia dapat mengontrol nya menjadi normal kembali.

"Muka lo tipe badboy".

"Don't judge a book by the cover". Ucapku kemudian tersenyum tipis padanya.

Julian pun mengangkat kedua tangannya di udara.

"Oke, gue kalah. Gue harap adek gue baik-baik aja kalo sama lo".

"Ya, sudah pasti". Jawabku santai tanpa menoleh kearah julian.

"Gue harap sikap lo yang dingin diatas rata-rata itu bisa mencairkan gunung es adek gue".

Walaupun agak bingung, aku tetap mengangguk.

Sejak kapan es dapat mencairkan es lainnya? Kini aku sadar sekali jika Alex adalah adiknya.

Mereka bisa bodoh jika mereka mau.

"Dengan ketulusan cinta lo". Jawab Julian seakan tau isi pikiran ku.

Oke, Itu terdengar menjijikan di telinga ku.

"Ya". Jawabku acuh.

"Thanks udah mau ketemu sama gue, ayok kita cari cewek cewek itu".

"Gausah, alex udah nunggu gue didepan. Urwell". Balas ku, aku pun langsung meninggalkan Julian yang masih membayar minumannya.

"Ngomong apa aja tadi lo ama kakak gue?". Tanya alex yang sudah berdiri disebelahku saat ini.

"Cewek gak boleh tau pembicaraan antar cowok."Ucap ku dingin kemudian langsung masuk kedalam mobil ku, diikuti oleh Alex.

"Lex-".

Aku mengurungkan niat ku untuk mendiskusikan sesuatu, karena ponsel Alex berdering.

"Halo?"

"..."

"Gabisa"

"..."

"Udahlah ga, gausah dipikirin lagi".

"..."

"Gue udahan".

Aku melirik sekilas kearah alex yang tengah mematikan handphone-nya.

"Siapa?".

"Penting apa?".

"Ya, karena lo pacar gue".

"Pura-pura. Gak ada ikut campur antar privasi masing-masing,okay?". Ucapnya, kemudian menyenderkan punggung nya di jok mobil ku.

Aku mengedikkan bahu ku acuh dan kembali mengendarai mobil dengan tenang.

"Ngapain ke pom bensin?".

"Mau mandi".

"Lukas gue serius".

"Ya mau isi bensin lah, pacar ku yang sangat pintar". Ucap ku geram melihat Alex-yang-ternyata-bisa-sebodoh-ini.

Aku membuka kaca jendela mobil ku.

"Full".

"Baik".

Karyawan pom bensin itu langsung mengerjakan apa yang seharusnya ia kerjakan saat ini.

Tak perlu menunggu waktu lama, mobil ku sudah selesai dan aku membayar uangnya.

"Terima kasih". Ucap karyawan tersebut yang hanya aku balas dengan anggukan tipis.

"Lex, gue mau ke sevel dulu ya". Ucap ku pada Alex yang sedang memandangi jalanan sebelah kirinya.

Membosankan.

"Hmm".

Aku memberhentikan mobil ku di parkiran sevel yang terbilang cukup luas ini.

"Lo ikut turun atau nggak?".

"Ikut deh".

Aku dan Alex berjalan berdampingan menuju sevel. Aku langsung memilih apa yang harus ku beli, sementara Alex, tadi ku lihat sepertinya dia bertemu dengan temannya.

***

*Alex pov*

Lukas berjalan dengan sangat cepat dan dia sekarang berada didepan ku. 'Sungguh pacar yang sangat manis', baca nada sarkas ku.

"Alex, gue gak salah orang kan?". Aku menoleh kearah suara dan.. Oh betapa menyesalnya aku melihat kearah orang tersebut.

Shit!

"Lo salah orang."Jawabku dingin kemudian balas menatap Finn

Tuhan, kuatkan lah jantung hamba mu ini agar tidak lepas dari tempatnya.

"Mana pacar lo?". Tanya ku pada finn, dia hanya tersenyum kecut kearah ku.

"Dia dirumah, lo sama siapa kesini? Sendiri? Mau gue anter pulang?".

"Ga-".

"Dia sama gue". Aku dan Finn menoleh kearah seseorang yang berdiri disebelahku.

Ya, siapa lagi kalau bukan lukas si editor ku yang dingin dan menjengkelkan ini.

"Finn ini Lukas, Lukas ini finn". Ucapku memperkenalkan keduanya.

Finn memberikan senyuman hangat dan dibalas senyuman dingin oleh Lukas, apa yang diinginkan lelaki satu ini tuhan?

"Sahabat lama alex". Ucap Finn penuh kebanggaan di raut wajahnya.

"Her boyfriend". Ucap Lukas santai, namun aku bisa melihat perubahan drastis di wajah Finn.

Bukannya aku geer atau apa, aku hanya berpikir bahwa Finn masih menyimpan rasa yang dulu padaku.

"Congrats, Man. Gue duluan". Finn pun langsung pergi meninggalkan aku dan Lukas berdua.

Melihatnya pergi bagaikan kehilangan setengah ruang hati ku.

***

Hope you like it, sorry for typo.

Tetap tinggalkan jejak kalian yang sangat berarti untuk kami.<33

Lots of love,

Us. Xx

Continue Reading

You'll Also Like

ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

5.9M 331K 36
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
278K 26.2K 31
[JANGAN LUPA FOLLOW] Bulan seorang gadis yang harus menerima kenyataan pedih tentang nasib hidupnya, namun semuanya berubah ketika sebuah musibah me...
2.7M 134K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...
Love Hate By C I C I

Teen Fiction

3.3M 224K 38
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Ada satu rumor yang tersebar, kalau siapapu...