Hot and Cold

By Defanny18

79.3K 5.2K 758

18+ He's so cold and i'm burning. He's ice and i'm fire. ****** Florine Salim (called: Rine) Ashraf Danujaya... More

0.0
Prolog
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11-
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Epilog

Chapter 30

1.5K 143 29
By Defanny18

Beberapa saat sebelumnya ...

Ashraf kembali ke tempat sebelumnya usai ia melihat kondisi salah satu cast yang juga mengalami cedera. Saat sampai di sana, Ashraf tak melihat keberadaan Rine. Pandangannya mencari ke sekitar, sampai akhirnya Jessica keluar dengan Manajernya, wanita itu duduk di atas kursi roda.

"Ashraf?"

Ashraf hanya menatapnya sekilas. Kini pikirannya hanya fokus mencari Rine.

"Makasih banyak kamu udah dateng ke sini, aku—"

"Gio, kamu tau istri saya kemana?" Ashraf memotong dan tidak mempedulikan ucapan Jessica.

"Dia ... tadi waktu lo pergi sama Rudy, nggak lama dia juga pergi ...."

"Kemana?"

Gio menggeleng. "Gue kurang tau Raf."

Ashraf mengangguk dan menggumamkan terima kasih kepada Gio, ia pun langsung melesat pergi. Sementara itu melihat kepergian Ashraf membuat mata Jessica melebar.

"Ashraf!!" Jessica berusaha memanggilnya untuk menghentikan Ashraf, namun meski mendengar panggilan tersebut pria itu tak mengacuhkannya. Ia melangkah dengan cepat untuk mencari keberadaan Rine.

Seraya berkeliling mencari Rine, Ashraf juga berusaha untuk menghubunginya, namun panggilannya berkali-kali tidak diangkat.

"Gimana?" Tanya Ashraf saat melihat Frans datang.

Frans menggeleng seraya meringis gelisah. "Nggak ada Pak," katanya, begitu pun dengan Moni yang ekspresinya tak jauh berbeda dengan Frans.

Pikiran Ashraf seketika kalut. Ia mendengus frustasi seraya menyisir surai hitamnya ke belakang. Perasaannya sangat gelisah. Jika Rine hanya pergi sebentar, dia pasti akan menghubungi Ashraf. Tapi, dia justru sengaja tidak mengangkat panggilan Ashraf maupun Moni. Seolah Rine sengaja menghindarinya.

Entah apa yang Rine pikirkan sampai-sampai dia memutuskan untuk pergi tanpa memberitahu siapapun, tapi, di samping itu semua, Ashraf lebih khawatir lagi karena Rine sendiri di luar sana. Ia takut terjadi apa-apa dengannya.

"Moni, coba kamu terus hubungi Rine. Frans, kamu bisa lacak lokasi di handphone Rine?"

Frans mengangguk cepat. "Saya coba, Pak."

***

Di dalam mobil yang melaju, Ashraf duduk tidak tenang. Ia melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul sembilan malam. Sementara itu, Frans menyetir, mengikuti arah maps lokasi Rine berada. Sedangkan Moni masih berusaha untuk menghubunginya.

Apakah Rine pergi karena Jessica?

Pertanyaan itu terus muncul di benak Ashraf. Karena hanya ada satu alasan ketika Rine melarikan diri. Yaitu, ketika dia sedang marah.

"Ini semua salah saya." Gumam Ashraf yang masih bisa di dengar oleh Frans dan Moni. Keduanya pun sontak terdiam. Frans melirik Ashraf melalui spion di atasnya.

"Ibu Rine pasti baik-baik aja, Pak," ucap Frans berusaha menenangkan.

***

Sesampainya di Jalan Malioboro, Ashraf, Frans dan Moni langsung berpencar. Suasana malam yang ramai membuat mereka harus ekstra teliti melihat orang-orang yang berada di sana. Mulai dari toko-toko, gerombolan orang yang sedang melihat pertunjukkan, serta tempat makan. Melihat lokasi terakhir Rine yang berada di sini, Ashraf yakin, Rine pasti tidak jauh dari jangkauannya.

Sudah setengah jam lebih Ashraf berkeliling, namun ia masih belum menyerah. Bagaimana pun caranya Ashraf harus menemukan Rine malam ini juga. Merasa kakinya mulai letih, Ashraf berhenti sejenak, ia membuang napas lelah, pandangannya masih menatap ke sekitar.

Atensi Ashraf tersita ketika ia melihat di seberang jalan ada sosok perempuan yang sedang berjongkok memeluk sikunya. Tanpa berpikir panjang, Ashraf pun segera menyeberang dan menghampiri perempuan tersebut. Benar saja, ketika didekati, dia adalah Rine. Ashraf lantas memegang bahunya seraya memanggil nama Rine. Dia pun perlahan bangkit, matanya terlihat sembab. Ada rasa lega saat Ashraf melihat wajah Rine, namun di sisi lain ia juga merasa kesal dengan sikap Rine yang suka tiba-tiba melarikan diri seperti ini. Ashraf sangat takut jika sesuatu terjadi dengannya, dan ketika mengetahui ponsel Rine yang dijambret, emosi Ashraf pun meluap. Pikirannya seketika membayangkan skenario buruk, bagaimana jika jambret itu sampai melukai Rine? Akhirnya Ashraf lepas kendali sampai memarahi Rine.

"Aku capek."

Tubuh Ashraf membeku saat mendengar Rine berbicara dengan suara seraknya. Amarahnya seketika menguap.

"Kamu selalu bikin aku berharap, tapi tiba-tiba bikin aku bingung juga sama perasaan kamu. Aku nggak bisa selalu tau isi hati kamu, Ash ...."

"Aku capek menerka-nerka perasaan kamu."

Ashraf terdiam dan menatap nanar saat Rine berkali-kali mengusap air matanya yang tak berhenti menetes.

"Emang sesulit itu ya buat membuka hati kamu?"

Hati Ashraf ikut sakit mendengar Rine bertanya dengan suara pilu putus asa. Ashraf pasti sudah sangat menyakitinya sampai-sampai Rine seperti ini.

"Kalo memang iya, kasih tau aku gimana caranya. Bilang, apa yang harus aku lakuin supaya kamu bisa cinta sama aku. Kalo kamu terus diam, aku jadi bingung harus gimana ...."

Tangis Rine pecah, ia menunduk dalam-dalam di hadapan Ashraf. Hal itu sontak membuat tenggorokan Ashraf tercekat. Ini semua adalah salahnya. Dirinya menjadi penyebab sakit hati yang selama ini Rine alami. Seandainya Ashraf lebih berani dan tidak berpikir terlalu panjang, semua ini pasti tak akan terjadi.

Ashraf tidak ingin kehilangan Rine. Tidak untuk kesekian kalinya. Akhirnya Ashraf memberanikan diri untuk membawa Rine dalam pelukannya. Batinnya sesak mendengar isakan Rine. Ia pun mengelus kepala Rine dengan lembut. Ashraf tidak ingin menunda-nunda lagi. Mungkin ini adalah saatnya. Meski tidak tepat, tapi Ashraf tak ingin melihat Rine terluka lagi, dia harus tahu bahwa Ashraf juga sebenarnya merasakan hal yang sama.

"Aku cinta sama kamu, Rine ...."

Rine langsung melepaskan pelukan Ashraf. Ia menatap Ashraf, mencari kesungguhan di matanya. "Apa?"

"Aku cinta sama kamu," ucap Ashraf dengan suara lebih tegas dari sebelumnya.

Seketika Rine terdiam tak bisa berkata apa-apa meski bibirnya terbuka. Melihat hal itu, Ashraf pun merangkum pipi Rine dengan kedua tangannya. Ibu jarinya mengusap sisa air mata di pipi Rine. Keduanya pun saling menatap.

"Jujur ... setelah pernah gagal dua tahun yang lalu, aku berencana untuk nggak menikah selamanya."

"...."

"Ada ketakutan yang sangat besar di dalam diri aku ...."

"...."

"Aku takut ditinggalkan lagi oleh orang yang aku cintai, dan kalau sampai itu terjadi ... aku nggak tau, akan jadi seperti apa hidup aku nanti ...."

Rine menggigit bibir dalamnya, ia pun menangis kejer hingga menyita perhatian orang-orang di sekitar yang lewat maupun sedang berada di sana. Sementara itu, Frans dan Moni yang sudah berada di sana hanya menatap keduanya dengan perasaan lega.

Rine menarik baju Ashraf dan memberikan satu pukulan lemah di dadanya. "Harusnya kamu bilang dari dulu!" Ia tersengguk-sengguk. "Kamu bikin aku ngerasa jahat tau nggak! Setiap kali sikap kamu cuek, aku selalu takut kamu benci sama aku! Aku takut kamu muak sama sikap aku! Padahal aku cuma pengen pertahanin kamu, bikin kamu cinta sama aku!"

Ashraf menggeleng-geleng, ia kembali memeluk Rine erat. "Nggak Rine. Aku nggak pernah benci sama kamu, aku nggak muak sama kamu, kamu juga sangat baik sama aku ... aku yang bodoh karena terlalu takut dengan perasaan aku sendiri." Ashraf melepas pelukannya untuk menatap Rine. "Sekarang aku sadar. Kekhawatiran aku sama kamu, rasa nyaman ada di sisi kamu, dan kebahagiaan yang aku alami ketika bersama kamu, itu semua alasannya karena aku cinta kamu ...."

Tatapan mata Ashraf begitu dalam. "Mulai sekarang, aku nggak akan bikin kamu bingung lagi. I'm all yours, Rine ...."

Dada Rine langsung membuncah bahagia, meletup-letup bagai popcorn. Hatinya menghangat melihat tatapan Ashraf. Lelaki itu, akhirnya dia mendeklarasikan diri bahwa dirinya mencintai Rine. Rasanya Rine sangat ingin melompat dalam pelukannya dan mencium bibirnya, namun sekuat tenaga Rine manahannya. Ia hanya memandangnya dengan mendamba dan melingkarkan tangannya di pinggang Ashraf, memeluk lelaki itu dengan mata terpejam untuk merasakan suara detak jantungnya yang berpacu kencang.

"I promise, I will never leave you, Ash ...."

***

Rine dan Ashraf kembali ke Jakarta dengan perasaan bahagia. Keduanya menempel bagaikan perangko yang melekat erat, tidak bisa dipisahkan. Bahkan, keduanya seolah memiliki dunia sendiri, atau justru dunia ini seperti milik mereka berdua? Sampai-sampai Frans dan Moni hanya bisa menelan saliva setiap kali menyaksikan kebucinan dua manusia itu.

Ada satu hobi baru yang sering Ashraf lakukan dan baru Rine sadari. Jika Rine suka risih dengan kancing kemeja Ashraf dan selalu ingin melepasnya, maka hobi Ashraf adalah suka menyelipkan rambut Rine ke belakang telinga dan menatapnya mesra, seolah Rine adalah hal yang paling berharga dan pusat dunianya.

Di ruang kerjanya, Ashraf dan Rine diam-diam saling memandang menggoda sementara Frans sedang berbicara memberikan laporan di depan Ashraf. Padahal setiap hari keduanya selalu menghabiskan waktu bersama, tapi sepertinya itu tidak pernah cukup untuk mereka.

"Gimana, Pak?" Frans mengalihkan tatapannya dari tablet setelah selesai berbicara. "Pak Ashraf?"

Mata Ashraf mengerjap saat mendengar Frans memanggilkan, ia dengan cepat memutuskan kontak matanya dengan Rine dan lantas menatap Frans.

"Ya?"

Frans termangu, ternyata Ashraf tidak memperhatikannya.

***

Jalur red carpet acara Perhargaan Film Indonesia dilewati silih berganti oleh aktris, aktor, selebritis, hingga insan perfilman yang hadir di sana. Suara jepretan dan lampu kamera tiada henti menyoroti orang-orang yang berjalan di atas red carpet tersebut. Begitu pula saat Ashraf dan Rine berjalan bergandengan melewati karpet merah itu, seluruh perhatian dan lensa kamera langsung tertuju kepada mereka.

"Relax, jangan gugup oke?" Rine berbisik di telinga Ashraf seraya merapihkan sedikit dasi kupu-kupunya. Sementara Ashraf yang sebenarnya sangat tenang hanya mendengus geli, justru saat ini yang terlihat gugup adalah Rine, hal terlihat jelas di raut wajahnya.

Lengan Ashraf melingkar mesra di pinggang Rine hingga tak menyisakan sedikit pun celah di antara mereka. Ashraf menatap wajah Rine lekat dan tersenyum lembut.

"You are amazing, Rine. Now let them see how stunning you are." Melalui matanya, Ashraf mengisyaratkan kepada Rine untuk menatap ke arah kamera, dan menunjukkan potret mesra mereka.

Di ajang penghargaan tersebut, salah satu film Ashraf mendapatkan penghargaan utama. Suara riuh tepuk tangan bergemuruh, orang-orang memberikan standing ovations untuknya. Ashraf yang susah berdiri di atas panggung terdiam sejenak menatap pialanya. Sorot matanya berbinar haru.

"Terima kasih saya ucapkan, atas pernghargaan yang sangat luar biasa ini. Dari kecil, saya tumbuh dengan film-film yang sangat luar biasa dan begitu menginspirasi. Saya belajar banyak dari para senior saya, Pak Anthony Salim, Pak Tio Soedrajat, Bu Fira Lesmana, mereka adalah sosok luar biasa yang sudah menginspirasi saya." Tatapan Ashraf pun tertuju pada Rine. "Terakhir, saya ucapkan terima kasih kepada istri saya tercinta, Florine Salim. Terima kasih karena senantiasa ada di sisi saya, dan selalu menjadi pendukung nomor satu saya. I love you, Rine." Ashraf mengakhiri pidato singkatnya dengan senyum lembut dan tatapan penuh cinta, hal tersebut membuat Rine tak kuasa menahan senyum bahagianya. Semua orang kembali bertepuk tangan dengan meriah, malam ini mereka semua menjadi saksi, cara Ashraf memandang Rine mengatakan bahwa lelaki itu begitu mencintainya.


To be continued ...

The real conflicts is coming soon 🤡🤡

Continue Reading

You'll Also Like

13.5K 916 30
Love at first sight. Aku gak pernah percaya sama yang namanya cinta pada pandangan pertama. That's bullshit, you know.. Tapi semuanya berubah setelah...
30.9K 2.6K 87
Terkejut! Saya melakukan perjalanan kembali ke 16 tahun yang lalu, dan mantan suami bajingan saya seperti ini! Hari ketika Xiao Xiao, seorang wanita...
755K 6.5K 10
Di cintai oleh Fabiyan Pratama itu anugerah terindah tapi tidak dengan latar belakangnya yang rumit. Jatuh bangun harus mereka lalui untuk bisa bersa...
188K 35.6K 50
#TAMAT# Kyoru Mira. seorang jiwa yang tersesat. Dia digiring dalam permainan Otome untuk menentukan reinkarnasi yang berikutnya. Namun, siapa sangka...