Papa Antagonis

By TiaraArabela6

126K 9.9K 593

Vanessa jangan tanya lagi dia lah peran utama dalam cerita ini. Yang mana akan ber transmigrasi kedalam sebu... More

prolog
[satu]
[Dua]
[Tiga]
[Empat]
[lima]
[Enam]
[Tujuh]
Visual antagonis dan temannya
[Depan]
[Sembilan]
[Sepuluh]
[𝕕𝕦𝕒 𝕓𝕖𝕝𝕒𝕤]
[𝕥𝕚𝕘𝕒 𝕓𝕖𝕝𝕒𝕤]
[𝕖𝕞𝕡𝕒𝕥 𝕓𝕖𝕝𝕒𝕤]
[𝕝𝕚𝕞𝕒 𝕓𝕖𝕝𝕒𝕤]
[𝕖𝕟𝕒𝕞 𝕓𝕖𝕝𝕒𝕤]
profil tambahan
[𝕋𝕦𝕛𝕦𝕙 𝕓𝕖𝕝𝕒𝕤]
[𝔻𝕖𝕝𝕒𝕡𝕒𝕟 𝕓𝕖𝕝𝕒𝕤]

[ 𝕤𝕖𝕓𝕖𝕝𝕒𝕤]

4.6K 398 34
By TiaraArabela6


↷✦; w e l c o m e ❞

1 minggu setelah kepulangan Mikaela ke rumah kembali.

𝕊𝕒𝕒𝕥 ini di sebuah kantor megah  dengan inisial  R yang berlapis emas, ada seorang laki-laki sedang duduk di kursi kerjanya.

Ia sedang  meneliti setiap kata dalam laporan yang di berikan oleh asistennya untuk rapat dengan seorang Koleganya.
Rapat kali ini berhubungan dengan properti dan distribusi baru bara dan emas.

Jadinya ia harus sangat cermat agar kerjasama kali ini berjalan dengan lancar dan mereka dapat membuat ikatan kerja sama.

"Hm, ini sudah lebih dari cukup dan terimakasih Abigail atas laporannya " kata Rafael berterimakasih kepada Asistennya yang bernama Abigail estiano.

"Sama-sama Tuan Rafael, dan rapatnya akan di mulai 2 jam lagi " kata Abigail sopan, dengan postur tubuh berdiri tetap di samping meja kanan Rafael.

"Baiklah dan di mana tempatnya diadakan rapat ini? " tanya Rafael merapikan berkas -berkas yang berserakan di atas meja.

Abigail menatap IPadnya, dan menjawab,

"Di restoran   xxx tuan Rafael " balas Abigail dan dibalas anggukan dari Rafael.

Rafael menatap ke arah sisi kiri mejanya, di sana terdapat pigura kecil dengan gambar  dirinya menggendong Mikaela sedang tidur dan ada juga gambar dirinya sedang memangku Mikaela yang tengah tersenyum lebar dan memperlihatkan satu gigi tumbuh di bagian atas.

Rafael tersenyum kecil dan ia langsung bangkit dari duduknya untuk berangkat ke tempat yang sudah di janjikan.

Yaitu sebuah restoran seafood ( makan khas laut) nanum dengan reting penilaian tinggi, tempat di mana ada banyak kalangan atas melakukan makan bersama keluarga, ataupun keperluan bisnis di sana.

Dan saat ini Rafael dan asistennya sedang berjalan menuju ruang yang telah di janjikan.
Ruang VIP lah yang mereka pesan kan.

Rafael sempat terhenti di depan pintu yang megang dan bertuliskan VIP tersebut.
Ditariknya napas pelan dan dilanjutkan dengan hembusan keluar sama pelan ya.

'Oke Rafael, ingat! Nanti di sana jangan terpancing emosi , tahan oke  tahan' ' ingat anak Raf, ingat anak ' batin Rafael berusaha mengatur dirinya agar tak terpancing dengan perkataan yang akan para koleganya  katakan  , terutama 'dia ' si paling dihindari oleh-Nya.

Di rasa sudah pas, Rafael kembali berjalan untuk masuk ke ruangan tersebut dengan wajah datar dan tatapan serius.

Pintu di buka oleh pelayanan yang bertugas di sana.
Baru saja satu kaki melangkah masuk, dapat Rafael rasakan kalu atmosfer di dalam sana sangatlah menegangkan.

" selamat siang para kolega sekalian " sapa Rafael berjalan menuju tempat duduk yang di sediakan untuknya.

Salam Rafael di sambut salam balik dari  beberapa kolega yang ikut serta hadir pada saat itu.

"Senang sekali, pada siang ini kita semua dapat berkumpul untuk rapat bisnis kita sekalian " kata Rafael sambil duduk di tempatnya dan sang asisten berdiri di belakangnya memegang dokumen.

"Senang juga bertemu dengan anda Tuan Rafael, saya juga tak menyangkan bahwa kita akan bertemu pada titik ini " balas Ramah salah satu kolega yang kita beri ini sial 𝔸.

"Ya, benar apa yang di katakan Tuan 𝔸, saya juga tak percaya bahwasanya anda Adalah  anak muda yang dapat mendirikan sebuah perusahaan yang bahkan kekuasaannya setar dengan hadirin di sini " setuju   Kolega 𝔹,  sambil menyindir secara halus.

" Tuan sekalian bisa saja, saya tidak akan bisa seperti ini tanpa dukungan dan kerjasama dengan hadirin sekalian " kata Rafael seramah mungkin  karena ia tau kalu menanggapi sindiran mereka akan berhujung masalah padanya.

"Tapi Tuan Rafael, apa yang dikatakan Tuan A dan Tuan B ada benarnya loh " kata seseorang yang paling Rafael hindari dan paling Rafael musuhi.

"Terimakasih Tuan Alexis atas tanggapan anda " kata Rafael tersenyum formalitas.

Alexis adalah Kakak satu ayah dengan Rafael, atu lebih tepatnya anak kesayangan ayahnya yang tak menganggapnya sebagai anak dan di biarkan terlantar begitu saja.
Tapi lihatlah sekarang, Alexis berada di sini tidak sendiri tapi juga bersama saudara Rafael yang lain yang kononnya saudranya itu adik alexis yang di culik waktu bayi ( protagonis utama laki-laki).

"Hoho, tentu saja Tuan Rafael dan jangan terlalu formal kepada saya dan oh ia saya juga akan memperkenalkan saudara saya  ini " kata Alexis ingin memperkenalkan adiknya yang berdiri di sampingnya bersama asisten kepercayaannya.

Alis Rafael berkerut saat melihat orang tersebut.
Orang yang mana adalah musuhnya di tempatnya kuliah.

"Perkenalkan dia adalah  adiku satu-satunya    dan namanya adalah   Arabian  Aleksander, dia juga akan mendapatkan sebagai dari kekayaan keluarga Aleksander" kata Alexis dengan seringai yang terpatri di wajahnya, dan sedikit menatap Rafael yang sedang menatap tajam.

"Salam kenal kalau begitu tuan Arabian " kata Rafael dengan sangat terpaksa .

"Baiklah mari kita mulai rapat hari ini" sela orang A.

Rapat berlangsung cukup lama, apalagi Alexis yang  terus menguras emosi Rafael.
Ia terus memancing mancing dengan banyak pertanyaan yang sebenarnya tak perlu.

"Terimakasih rapat hari ini telah selesai dan saya harap kita akan terus berhubungan dengan baik" ucap seorang A sambil berjabat tangan dengan  beberapa orang di sana.

"Saya juga harap begitu " ucap Rafael ikut berjabat tangan.

Seluruh kolega sudah bubar dan meninggalkan 3 bersaudara yang memiliki hubungan sangat buruk.

"Wah wah! Anak kurang ajar  sekarang sudah sukses ya? " ejek Alexis yang duduk di kursinya dengan kaki yang di silang kan.

Arabian duduk sambil menatap keduanya tak lupa dengan tangan yang memegang cangkir wine.

"Hah, apa yang ingin kau sampaikan? " kata Rafael dengan emosi yang berusaha di tahan.

"Bukan Apa-apa, hanya saja ingin menyapa anak dari hasil gelap" ejek Alexis dan langsung mendapatkan tatapan gelap dari Rafael.

"Bukankah yang membuatku itu ayahmu? Jadi yang bajingan bisa kita simpulkan adalah ayahmu yang dengan beraninya bermain di belakang? " kata Rafael yang malah membuat  Alexis emosi.

"Kau!! " emosi Alexis menggerakkan meja.

"Apa? " tanya Rafael santai.

Arabian berusaha menahan  Alexis yang ingin menerjang Rafael yang sudah berdiri dan ingin pergi dari sana.

"Sudah kak! Biarkan saja! Bukankah yang B*k di sini ibunya yang seorang jalang? Sehingga terciptalah dirinya? " kata Arabian yang mana membuat Alexis berhenti dan menerbitkan senyum.

"Kau benar adik " seringai Alexis dan di acuhkan oleh Rafael yang berjalan menuju pintu.

Namun satu kalimat yang membuat gunung berapi dalam hati Rafael meledak.

"Apalagi sekarang dia sedang merawat anak haramnya " kata Alexis yang langsung membuat Rafael naik pitam dan langsung menerjang Alexis.

Buagh!

"Apa kau bilang! " emosi Rafael.

Langsung terjadilah adu tonjok antara keduanya yang mana membuat ruangan tersebut kacau balau.

Arabian berusaha menarik sang kakak, namun naas dirinya yang terkena pukulan telak.

Bruk !!

Tubuh Alexis terlempar dan menabrak  meja yang sudah terbalik di sudut kanan ruangan.

Nafas Rafael memburu dengan pakaian yang berantakan, dan luka di sudut bibir dan lebam di pipi serta beberapa bagian tubuh.

"Hah! Sekali lagi hah kau mengatakan bahwa anakku anak haram___" kata Rafael menunjuk   Alexis yang sedang berusaha berdiri di bantu Arabian.

"Kubunuh kau! "  kata Rafael sambil berjalan gontai ke arah jasnya yang tergeletak di lantai.

"Kring~ addy " suara dari nada dering ponsel Rafael yang pasti adalah suara sang anak  Mikaela.

Rafael merogoh kantung jasnya dan menatap nama penelepon  .
Nana Angga lah yang tertera di sana.

"Halo tuan " suara orang di seberang.

"Hm?"

"Ini ada yang ingin menyapa anda "

"Lo daddy "

Suara bayi dari seberang sana seketika membuat emosi Rafael meredam dan tak lupa senyuman kecil tercipta di wajahnya.

"Eln? "

" daddy "

Senyuman Rafael semakin lebar karena sang anak berhasil memanggilnya dengan sebutan daddy, dengan tepat.

"Hemm? "

Interaksi Rafael dengan orang yang tengah ia telpon diperhatikan oleh Alexis dan Arabian.
Mereka dapat melihat senyuman tercipta di wajah Rafael.

"Daddy ulang? [pulang]" tanya balita dari sambungan ponsel tersebut.

"Hm deddy pulang sekarang " ucap Rafael berjalan keluar dengan pakaian yang sudah rapi.

Rafael meninggalkan kedua saudara Aleksander tersebut tampan minta dan lebih mementingkan telpon dari sang anak.

Alexis berdecih karena luka di sudut bibirnya.

"Anak sialan itu! " kesala Alexis.

Tiba-tiba ponsel Alexis berbunyi.
Alexis mendecih pelan kemudian mengangkat telpon yang ternyata berasal dari anak buahnya.

"Halo"

".. ... "

"Sungguh! "

"........ "

"Baiklah kirimkan gambarnya"

Tut.

Alexis mematikan sambungan telepon
Miliknya dengan wajah berseri.

"Kak ada apa? " tanya Arabian menatap sang kakak dengan heran.

"Kau tau! Anakku sudah ketemu  dan aku ternyata mendapatkan seorang putri! " jelas Alexis dengan bahagianya sambil membayangkan kebersamaannya dirinya dengan anaknya nanti.

"Sungguh! Selamat kak " ucap Arabian memeluk  sang kakak dan dibalas oleh sang kakak.

Arabian melepaskan pelukanya dan menatap sang kakak dengan harap.

"Berapa usianya? Siapa namanya? Dimana dia? Seperti apa dia? Kapan dia lahir? " tanya Arabian bertubi-tubi.

"Tenanglah! Usianya belum mencapai setahun,  namanya..........., dia mirip denganku, dan tanggal lahirnya 22  Desember 2***" jelas Alexis tak kalah semangat dan melupakan kekesalan serta lukanya tadi.

" sungguh! Kapan kita menjemputnya " tanya Arabian memegang pundak sang kakak.

"Kita akan menjemputnya saat aku sudah tau dimana lokasi pastinya" jawab Alexis menatap HP miliknya yang dikirimkan foto bayi baru lahir.

Dengan sang bayi memperlihatkan sedikit mata birunya, rambut hitam , tak lupa wajah yang mirip dengan sang ayah.

"Ya dia anakku"

Continue Reading

You'll Also Like

1M 47.1K 36
Anyelir Dayana sangat mencintai Biru Nevandra, namun sebaliknya Biru terlihat tidak mencintainya, padahal hubungan mereka sudah berjalan 6 tahu laman...
420K 26.8K 38
Aleonazka El. Salah satu anak panti yang baru saja diadopsi saat usianya 10 tahun. Menjadi seorang tuan muda kecil di sebuah keluarga. Sayangnya, ti...
66.6K 8.1K 33
Disaat teman sebayanya melanjutkan pendidikan ke universitas, jennie memilih untuk bekerja. Keterbatasan ekonomi membuat diri nya mengubur semua cita...
402K 21.6K 38
aneh Nathaniel selalu merasa dirinya aneh,menjijikan,tidak layak di cintai dan di banggakan.itu sebabnya ia lebih menutup diri daripada tersakiti ole...