Papa Antagonis

By TiaraArabela6

126K 9.9K 593

Vanessa jangan tanya lagi dia lah peran utama dalam cerita ini. Yang mana akan ber transmigrasi kedalam sebu... More

prolog
[satu]
[Dua]
[Tiga]
[Empat]
[lima]
[Enam]
[Tujuh]
Visual antagonis dan temannya
[Depan]
[Sepuluh]
[ ๐•ค๐•–๐•“๐•–๐•๐•’๐•ค]
[๐••๐•ฆ๐•’ ๐•“๐•–๐•๐•’๐•ค]
[๐•ฅ๐•š๐•˜๐•’ ๐•“๐•–๐•๐•’๐•ค]
[๐•–๐•ž๐•ก๐•’๐•ฅ ๐•“๐•–๐•๐•’๐•ค]
[๐•๐•š๐•ž๐•’ ๐•“๐•–๐•๐•’๐•ค]
[๐•–๐•Ÿ๐•’๐•ž ๐•“๐•–๐•๐•’๐•ค]
profil tambahan
[๐•‹๐•ฆ๐•›๐•ฆ๐•™ ๐•“๐•–๐•๐•’๐•ค]
[๐”ป๐•–๐•๐•’๐•ก๐•’๐•Ÿ ๐•“๐•–๐•๐•’๐•ค]

[Sembilan]

5.5K 597 54
By TiaraArabela6

↷✦; w e l c o m e ❞

═════════•°•⚠️•°•═════════
Ada adegan kekerasa sedikit
═════════•°•⚠️•°•═════════

♥︎♥︎♥︎

Di sebuah ruangan gelap dan lembab. terdengar suara cambukan, teriakan, tangisan dan tawa menyeramkan yang mengema di ruangan gelap gulita itu.

Crasss

"Akhhhh!! Hik! Berhenti" mohon seorang wanita yang kini terduduk di lantai dengan rantai melilit di leher, dan kakinya.

Cras////

Sekali lagi cambukan melayang ke arah tubuh wanita yang terantai tersebut, di iringi dengan tawa   yang menakutkan dari seorang laki-laki yang memegang cambuk.

"Hahaha!!!! Memohon lah sialan!! Hahaaaa " tawanya mengelegar  semakin keras saat wanita tersebut menagis tersedu-sedu.

Wanita tersebut sudah tak berdaya lagi karena tubuhnya yang di rantai, terdapat banyak luka bekas siksaan dari laki-laki itu.

Bukan hanya luka cambuk saja, tapi juga luka sayatan, lebam, benjolan, sampai-sampai beberapa jari tangannya sudah terpotong dengan sadisnya.

Dan tentu bukan hanya itu saja siksaan yang di dapat wanita itu, tapi juga sang wanita di giliri oleh beberapa anak buah dari sang laki-laki yang tengah menyiksa wanita malang (mungkin(◍•ᴗ•◍)) .

Laki-laki itu berjongkok di depan wanita malang yang tengah meringkuk di atas lantai dingin  , dengan badan bergetar, hingus mengalir, dan air mata tak henti keluar.

Laki-laki itu dengan kasar menarik dagu wanita itu  sampai sampai membuat sang wanita meringis kesakitan karena cengkraman kuat sang laki-laki.

" sekali lagi ku tanya? Dimana kau membawa anakku hah!? " kata laki-laki tersebut dengan suara rendah dan menyeramkan.

Manik wanita tersebut  bergetar hebat, saat melihat tatapan menyeramkan dari sang Adam yang tengah mencengkram dagunya.

"T-ti -tidak " kata wanita tersebut yang mana membuat Rafael geram setengah mati kepada sang  wanita yang menculik anak semata wayang nya.

Sang laki-laki atau yang kita kenal Rafael  dengan kasar melepaskan cengkraman tangannya dari wajah wanita tersebut,  dengan kemarahan yang sudah berada di ambang batas.
Rafael mengambil seember perasaan lemon bercampur garam, dan tanpa rasa kasihan ia menyiramkan air tersebut ke tubuh wanita tersebut atau bisa di sebut ibu Rafael.

Byurrr

"Akkkkkhhhhh!!! Sakitttttt!!! " teriak ibu Rafael kesakitan karena lukanya yang belum di obati terkena perasa jeruk dan garam itu.

Rafael menatap datar tampa minat  sang ibu yang kini tengah meringkuk kesakitan dan menagis tersedu-sedu karena kesakitan karena lukanya.

Rafael merogoh saku celananya dan mengambil kotak rokoknya.
Dinyalakan nya rokok tersebut, dan dihisap rokok tersebut tanpa takut akan penyakit berbahaya karena merokok.

"Hyuhhh~" suara tiupan nafas beserta asap keluar dari mulut Rafael, yang kini tengah bersandar di tembok dan masih memperhatikan ibunya itu.

"Hik hik! Tolong" lirih ibu Rafael menatap sang anak laki-laki yang dulu ia telantarkan.

Rafael mengangkat satu alisnya dengan tangan yang memgapit sebatang rokok yang masih menyala.

Rafael berjalan ke arah sang wanita yang meringkuk di lantai tersebut dan  kembali bertanya kepada sang wanita yang menculik anaknya.

"Ini kesempatan terakhir"  kata Rafael menekan ujung rokonya yang masih menyala ke tangan wanita tersebut yang mana membuat sang wanita menjerit tertahan.

" dimana anak ku mika? Kemana kau membawa anakku selama 3 minggu ini hah? " kata Rafael datar dan masih menekankan rokonya ke tangan wanita tersebut.

Kulit ibu Rafael  terkena luka bakar karena  akibat rokok milik Rafael.
Tubuh wanita itu bergetar menahan teriakan rasa sakit dan tangisan kesakitan  ulah sang anak.

"Di-dia di - dia.... Ku -- ku buang... Ke.. Wi-layah ...wilayah  luar... Kota!! " kata ibu Rafael dengan suara bergetar  karena  tangannya masih di tusuk menggunakan rokok.

Rafael mendengar penutur sang ibu pun menggeram marah, karena dengan beraninya wanita itu membuang anaknya  dengan tanpa hati di suatu tempat.

"Katakan! DIMANA LO BUANG ANAK GUE HAH!!? " teriak Rafael tepat di depan wajah ibunya itu, yang mana membuat ketakutan wanita tersebut semakin besar.

"JAWAB SIALAN!!! " bukannya menjawab, ibu Rafael malah semakin menangis yang mana membuat Rafael tambah kesal dengan tingkah wanita itu.

Plak///

Suara tamparan menggema, dan pelakunya adalah Rafael yang sudah setengah mati menahan kesal karena bukannya menjawab pertanyaannya  ibunya atau wanita tersebut malah menagis.

Plak///

"Sekali lagi lo gak jawab! Habis lo di tangan gue" ancam Rafael berdiri dan berjalan menuju sebuah meja yang di isi dengan beberapa senjata dan yang di ambilnya adalah sebuah belati berkarat.

Rafael yang berdiri membelakangi ibunya itu, memainkan belatinya dengan pandang haus darah.
Di elusnya belatinya tanpa takut terluka.

"Jawab atau kau ingin merasakan kenikmatan di tikaman menggunakan ini" Rafael membalikkan badanya menghadap sang ibu dengan seringai lebar dan tangan yang memainkan belatinya.

Ibu Rafael  berusaha berdiri, namun tak bisa sehingga mengakibatkan dirinya hanya bisa menyeret tubuhnya ke arah belakang menjauhi Rafael yang mendekatinya.

"Jangan!! "  Mohon ibu Rafael yang bersujud di kaki Rafael  sambil menagis, dan hal tersebut hanya di balas tatapan datar.

"Akan ku beri tahu di mana aku  meninggalkan anak itu" kata ibu Rafael masih bersujud di depan kaki Rafael.

Rafael hanya diam dan menatap ibunya yang telah membuangnya dulu tanpa rasa kasihan sedikitpun.

"Dimana? " tanya Rafael dengan penuh penekanan di setiap katanya.

Ibu Rafael mendongak kepalanya dan menatap sang anak dengan pandangan senang dan senyuman lebar, masih dalam posisi sujud.

"Di luar kota, lebih tepatnya di desa A  jalan persawahan b" tuturnya memandang Rafael dengan binar harap bisa di bebaskan.

Rafael yang mendengar itupun senang tapi juga kawatir dengan keadaan anaknya, apa dia baik-baik aja? Apa anaknya sudah makan? Apa anaknya dirawat dengan baik? , pikiran Rafael berharap sang anak tak mendapatkan perlakuan buruk dari orang yang menjaganya.

Tanpa babibu Rafael berjalan keluar ruangan, namun kakinya tertahan karena  wanita yang ia siksa tadi memeluk kaki kanannya.

" aku sudah memberitahu kan dimana dia! Jadi tolong bebaskan aku " pinta ibu Rafael.

Rafael mengangkat satu alisnya dan menatap beberapa bodyguard yang sendari tadi hanya menatap perbuatannya sendari tadi.

"Boleh_ " jawab Rafael  yang mana membuat wanita tersebut senang, namun, ekspektasi tak seindah realita  karena Rafael melanjutkan kata-katanya lagi.

" tapi di akhirat " lanjut Rafael  menghempaskan kakinya yang mana membuat pegangan tangan ibu Rafael ke kaki sang anak pun terlepas.

Rafael berjalan mendekati bodyguard miliknya dan berkata " Nikmati dan akhiri " itulah kata Rafael sambil meninggalkan ruangan tersebut yang mana terdapat wanita yang berteriak-teriak memohon di lepaskan.

" LEPASKAN AKU SIALAN!! KALIAN TIDAK TAU SIAPA AKU HAH!!? " teriak ibu Rafael saat beberapa bodyguard di Sana mulai menjamah tubuh tak perawanya lagi.

Oke! Maksud dari 'Nikmati' adalah, sang korban akan di perkaos  dan 'Akhiri ' adalah bunuh.

𖧷𖧷𖧷𖧷𖧷

Kembali ke Rafael yang kini dengan tergesa-gesa keluar dari dalam ruangan tempat penyiksaan yang terdapat di bawah mansion besarnya itu.

Saat berjalan melewati ruang tamu, ternyata di sana ada teman teman Rafael yang sibuk membantu mencari keberadaan Mikaela kesayangan mereka.

Rafael tidak mempedulikan mereka dan dengan tergesa-gesa berlari keluar rumah dan mendapatkan antensi perhatian dari jovanka.

"Raf mau kemana " teriak Jovanka membuat yang lain menatap arah Rafael yang tengah berlari keluar rumah.

" Mikaela, gue tau di mana dia " teriak Rafael tergesa-gesa menuju parkiran.

Teman teman Rafael saling bertatapan  dan memilih mengikuti sang sohib menggunakan mobil yang terpisah dengan Rafael.

Rafael yang  sudah berada di mobil Lamborghini hitam keluaran terbarunya pun langsung melesat melewati pintu gerbang pekarangan rumah, tanpa peduli temannya yang panik karena Rafael ugal-ugalan di jalan.

"Tunggu deddy "


𖧷𖧷𖧷𖧷

Sedangkan di sisi lain, orang yang kini tengah menjadi buronan  malah dengan santainya duduk ayem di atas karpet yang di  taruh di bawah pohon rindang di sawah sang ayah.

Ya, saat ini mereka sedang berada di kebun setelah kepulangan ke-dua kakanya dari sekolah.

"Kak yang banyak ambilnya "  teriak Aidan dari bawah pohon jambu biji, yang mana di atas pohon tersebut ada Erick yang tengah memetik buah.

"Ia  sabar kali dek " kesal Erick karena sang adik terus berteriak dari tadi, tau gak ini kaki sama tangan sakit di gigit semut dek pikir erick.

Sedangkan sang adik malah cengengesan sendiri.
Mikaela hanya bisa menatap penuh minta pada buah yang berusaha di petik oleh Erick.

'Enak ni kalau di jadiin rujak ' pikir Mikaela sambil mengemut kue dari rumah tadi.

"Kak hati -hati ya! Nanti jatuh " peringat ayah mereka yang kini tengah mencangkul tanah membuat saluran irigasi di sawahnya.

"Ia"

Harmonis sekali keluarga ini, Ayah yang perhatian, kakak yg penyayang, adik yang ceria dan bungsu yang beban / plak / enggak enggak.

Acara harmonis itu terhenti karena mereka melihat sebuah mobil mewah  terparkir di pinggir jalan dekat dengan sawa Mereka.

Bukan hanya satu mobil! Tapi ada 5 mobil mewah yang berjejer di belakang mobil paling depan.

Erick yang melihat itu pun turun dari atas pohon dan berdiri di samping Aidan yang juga menatap mobil mewah di pinggir sawah Ayah mereka.

Jadi gini  posisinya.

_____________________

Ini  jalan desa / umum

______________________
-

------------------------------------

Ini sawah milik Ayah Erick

--------------------------------------

( pohon jambu)
                                       [ pondok]
       ( disini mika)

Paham kan?..

Ayah Erick menghentikan kegiatannya mencangkul tanah dan ikut menatap ke arah sebrang jalan yang ada mobil mewah.

"Kak, dek. Jaga mika  ya"  kata Ayah Erick  menatap sebentar anaknya karena ia merasa kalau orang yang menggunakan mobil tersebut bukan orang biasa.

Erick yang paham pun mengandeng Aidan yang belum paham situasi saat ini.
Erick berjalan menuju Mikaela yang sedang berbaring sambil memeluk botol susunya.

"Kita diam disini " kata Erick sambil meminta adiknya untuk duduk di sebelah Mikaela yang kini tak memperhatikan sekitar karena dunianya teralihkan oleh botol susu dan bang poci lagi pacaran sama bak kunti.

Dirasa Ayah Erick bahwa anak- anaknya akan baik-baik saja disana pun mengambil inisiatif mendekati  mobil mewah tersebut.

Dari dalam mobil keluarlah orang-orang berpakaian mewah, dan ada sekitar 10- 15  disana.

Dengan Lima orang berpakaian santai tapi kekinian dan barang mewah merek ternama, dan sisanya orang-orang berbadan tegap dengan pakaian formal, dan kacamata hitam khas bodyguard.

" ada apa ini? " bingung Ayah Erick seraya bertanya kepada orang-orang yang terlihat mencurigakan tersebut.

Salah satu dari mereka yang kelihatan datar dan paling berkuasa di sana pun berjalan mendekati Ayah Erick dengan wajah datar khasnya.

"Selamat siang  benar dengan tuan Kevan saputra? " tanya Mc papa kita, yang tak lain tak bukan adalah Rafael.

"Ya benar dengan saya sendiri" bingung Kevan dengan orang di hadapannya ini, yang mana masih terlihat lebih muda darinya.

Rafael mengangguk kepalanya dan melirik ke arah pondok yang dapat dia lihat ada seorang anak laki-laki tengah berdiri menatap mereka.
Rafael mengembalikan atensinya lagi ke Kevan.

"Apa benar anda menemukan seorang bayi perempuan? " tanya Rafael yang mana membuat kevan waspada terhadapnya.


" anda siapa dan memangnya kenapa bila saya menemukan seorang bayi " tanya kevan dengan waspada kepada sosok di depannya ini.

Rafael menatap datar namun setelahnya menghela nafas.

"Naman saya Rafael jordan smith  dan saya sedang mencari putri saya yang diculik, lalu menurut penelusuran serta pencarian saya selama 3 minggu ini semuanya bukti berakhir di sini " jelas Rafael berusaha meyakinkan kevan.

Kevan termenung sebentar, lalu menelisik penampilan Rafael.
Memang benar bila di lihat-lihat bahwa Mikaela dan Rafael mirip apalagi dengan mata mereka biru dan bentuk wajah seorang bule.

Rafael pahan dengan keadaan sekarang, bahwa kevan sedang bimbang dengan penuturannya.

" baiklah kalau begitu biar saya beri bukti tambahan.

Saya memiliki fotonya dari bayi sampai terakhir kali kami bertemu " kata Rafael menyerahkan hp miliknya memperlihatkan banyak foto Mikaela di sana.

" lalu bayi itu memiliki sebuat kalung berlian yang terukir nama Mikaela di sana, tak lupa dengan tanda lahir berbentuk bulan sabit di punggung atas " tambah Rafael memperkuat bukti bahwa bayi perempuan tersebut adalah miliknya yang mana penuturan tersebut membuat Kevan gelisah dan  khawatir.

Kevan menatap lagi ke arah Rafael lalu menghela nafas pelan dan kembali bertanya untuk memastikan sesuatu.

"Kalau boleh tau anda siapanya mika " tanya kevan seraya mengembalikan hp Rafael.

Rafael menerima kembali hpnya.
Dan tak lupa tersenyum kecil saat melihat wallpaper hpnya.

"Dia adalah putri ku, dunia ku, hidupku, kebahagiaan ku dan segalanya bagiku" kata Rafael dengan nada lembut nan teduh yang mana membuat kewaspadaan kevan runtuh dengan  ketulusan sosok anak muda di depanya ini.

Rafael kembali menghela nafasnya dan menatap semua orang yang ada disana, dan di saat itulah ia yakin bahwa Mikaela anak yang mereka rawat selama ini bukanlah bayi biasa.

Apalagi bawahan ayah Mikaela saja tidak terlihat biasa biasa saja.

" baiklah ikut denganku, tapi sebagian saja jangan semua " putus kevan menuntun mereka menuju pondok yang mana di sana ada ketiga anaknya yang tengah  duduk anteng di sebelah bayi yang tengah tengkurap dan memandang  buku cerita yang di bawa oleh Aidan.

Erick yang melihat ayahnya berjalan bersama lima orang pria bak  dewa yunani.

" ayah! " Erick sepontan berdiri dari duduknya karena kaget dengan kehadiran sang Ayah bersama orang asing.

Aidan dan Mikaela ikut kaget karena teriakan Erick.

Mata Mikaela melebar saat melihat seorang laki-laki yang ia anggap ayah sekarang ada di Sana bersama paman pamannya.

"Mika!! " Rafael menahan tangisannya saat melihat anak yang selama ini ia cari ternyata ada di depannya dengan keada baik baik saja.

Sedangkan Mikaela terlihat melongok dengan mulut terbuka lebar saat mendengar Rafael memanggilnya.




"Ady" panggil Mikaela dengan suara bergetar dan mata yang ingin menangis.

Mikaela mengangkat tangannya seolah-olah meminta untuk di gendong.
Rafael sendiri merasa amat bahagia, ia langsung berlari dan menerjang Mikaela .

Rafael memeluk Mikaela dalam gendongan hangat  miliknya, tak lupa mengucapkan berbagai kata syukur dan sayang saat berhasil menemukan anaknya.

Mikaela ikut menangis saat melihat Rafael yang menangis.


"Dy"

"Ia ini deddy nya mika" kata Rafael sambil sesekali mencium pucuk kepala anaknya yang sedang menenggelamkan kepalanya di dada bidangnya.



"Jangan pergi lagi dari deddy ya " kata Rafael memeluk erat sang anak  untuk melepaskan kerinduan amat besar di hatinya.






Hari itu adalah hari membahagiakan untuk keduanya.
Setelah penantian  cukup lama, akhirnya mereka kembali bersama lagi.

──────⊹⊱✫⊰⊹──────


Maaf lama up.

Ini karena ulangan, sama  malas buat cerita.

Continue Reading

You'll Also Like

1M 47.9K 36
Anyelir Dayana sangat mencintai Biru Nevandra, namun sebaliknya Biru terlihat tidak mencintainya, padahal hubungan mereka sudah berjalan 6 tahu laman...
654K 49.9K 32
๐Ÿฐ๐Ÿฐ๐Ÿฐ Hanya menceritakan tentang seorang anak laki-laki yang berusia 4 tahun dengan keluarga barunya. ๐Ÿฐ๐Ÿฐ๐Ÿฐ
450K 12.1K 145
Di bawah umur tolong jangan ya, ini adalah area dewasa ๐Ÿ”ž.... Dan untuk yang sudah dewasa dan cukup umur baca aja ya ... kalau suka kasih vote ok, ma...
57.9K 10.3K 23
Tentang Azizi Shanara Cavandra dan kedua kakak perempuannya.