"What?! Daddy mau jodohin aku sama rekan kerja Daddy yang sudah tua dan bangkotan itu?!!"
Florine (biasa disapa Rine) terkejut bukan main, usai mendengar ucapan Anthony Salim—ayahnya. Ia adalah wanita berambut panjang dengan poni sepanjang alisnya, lipstick merah yang sering dikenakannya membuat penampilan dirinya terlihat seksi dan dewasa di usianya yang masih 25 tahun. Wanita berdarah campuran Indonesia-Belanda itu memiliki paras yang cantik—berkat visual yang diturunkan oleh ibunya. Gayanya sangat feminine, ia suka mengenakan pakaian bermodel mini dan terbuka namun berkelas.
"Daddy rasa ini sudah waktunya, dan Rine—he's not that old. Kamu harus ketemu dia besok. 7 pm. Tidak ada penolakan."
Rine beralih menatap Natalie—mommy-nya yang duduk di sebelahnya. Ia menunjukkan puppy eyes dengan ekspresi memohon, seolah meminta tolong untuk diselamatkan dari rencana jahat daddy-nya.
"I'm so sorry honey. Mommy juga setuju dengan rencana your daddy." Cara bicaranya masih kental dengan logat bule meski Natalie sudah fasih dalam berbahasa indonesia.
"Oh Mom ... come on!" Rengek Rine, menggoyang-goyangkan tangan Natalie. Namun wanita itu hanya bergeming menatap anak bungsu-nya.
"Biar apa sih, daddy jodohin aku?! Daddy jual aku demi bisnis? Atau apa?!" Rine menatap Anthony kesal.
"Rine ...." Natalie berusaha memperingati anaknya, tapi tak mempan, Florine itu keras kepala.
"Daddy yakin dia bisa jaga kamu, bisa membuat kamu lebih baik. Dia orang yang tepat untuk kamu, Rine."
"Aku masih 25 tahun loh dad."
"So what?"
"I'm too young to get married!!"
"Florine." Natalie kembali memperingati anaknya yang mulai emosi.
Akhirnya Rine menghela napas panjang, berusaha mengendalikan emosinya lalu kembali menatap Anthony. "Dad ... Mom ... kalo memang kalian mau aku berubah lebih baik, I will. Kalian nggak perlu jodohin aku, kalian bisa bimbing aku. So please ... jangan paksa aku ya, ya?"
"Maaf Rine, tapi daddy dan mommy sudah nggak sanggup ngurus kamu lagi," ucap Anthony menjadi ultimatum untuk Rine yang kini duduk membeku.