Papa Antagonis

By TiaraArabela6

114K 9.3K 587

Vanessa jangan tanya lagi dia lah peran utama dalam cerita ini. Yang mana akan ber transmigrasi kedalam sebu... More

prolog
[satu]
[Dua]
[Tiga]
[Empat]
[lima]
[Enam]
Visual antagonis dan temannya
[Depan]
[Sembilan]
[Sepuluh]
[ 𝕀𝕖𝕓𝕖𝕝𝕒𝕀]
[𝕕𝕦𝕒 𝕓𝕖𝕝𝕒𝕀]
[π•₯π•šπ•˜π•’ 𝕓𝕖𝕝𝕒𝕀]
[π•–π•žπ•‘π•’π•₯ 𝕓𝕖𝕝𝕒𝕀]
[π•π•šπ•žπ•’ 𝕓𝕖𝕝𝕒𝕀]
[π•–π•Ÿπ•’π•ž 𝕓𝕖𝕝𝕒𝕀]
profil tambahan
[𝕋𝕦𝕛𝕦𝕙 𝕓𝕖𝕝𝕒𝕀]
[π”»π•–π•π•’π•‘π•’π•Ÿ 𝕓𝕖𝕝𝕒𝕀]

[Tujuh]

5.6K 483 20
By TiaraArabela6

↷✦; w e l c o m e ❞

Di sebuah desa yang tenang dari jauh dari perkotaan.


Di sebuah rumah sederhana dengan dinding beton dan lantai keramik.
Di dalam kamar kecil yang berisikan 3 orang laki-laki berbeda usia, mereka tengah berunding tentang seorang bayi yang kini berbaring di kasur  sedang mengemut jari jempolnya.

"Ade mika enggak punya baju sama susu , gimana ni? " kata Aidan tengkurap di sebelah Mikaela.

" iya juga ya "

Sang ayah hanya bisa merenung sambil bersandar di tembok kamar, tak lupa dengan segelas kopi pahit.

Ia sedang berpikir apakah ia masih menyimpan baju bayi.

Plak

Suara pukulan cukup kerasa dari arah Aidan,.

"Kenapa dek? " tanya sang kakak.

"Ada nyamuk kak! Lihat tangan adek ada bentol bentol merah" adu Aidan seraya menunjukkan tangannya yang tadi di gigit nyamuk.

Sang kakak menganggukan kepalanya seraya memasang minyak kayu putih ke bekas gigitan nyamuk yang ada di tangan sang adik.

"Ayah pasangan kelambu aja ya, kasian ade Mikaela nya nanti di gigit nyamuk" kata ayah Erick, sambil memasang kelambu untuk menggalau nyamuk dari seorang bayi yang masih berbaring di tempat tidur.

Ini contohnya ( kelambu di daerah kami)

Setelah memasang kelambu, Aidan dan Erick masuk kedalam kelambu dan berbaring di kanan dan kiri sang bayi yang ternyata sudah terlelap ke alam mimpi.

"Ihh!! Adek imut banget! " pekik Aiden sambil mencium pipi gembul Mikaela.

"Imutnya" setuju Erick yang malah menarik pipi empuk sang bayi.

Ayah keduanya hanya bisa tertawa kecil melihat kedua anak tersebut sangat antusias memainkan pipi gembul bayi yang sedang terlelap.

"Jangan ganggu dia anak -anak! " reray sang ayah seraya mengangkat tubuh bayi mungil Mikaela dan memposisikan tidur bayi tersebut agar nyaman.


"Imut sekali" kata ayah Erick sambil mengelus pipi Mikaela menggunakan jari besarnya.

"Benarkan ayah!" Antusias Aidan  tengkurap di samping bayi mungil tersebut, sedangkan Erick pergi ke kamar mandi.

"Uhh! " lenguhan Mikaela terganggu dengan aktivitas ayah Erick yang mencubit pipinya.

Ayah Erick menghentikan aktivitasnya karena bayi mungil tersebut yang terganggu dengan perbuatannya.

Di tatapannya ke arah Aidan, dapat ia lihat bahwa Aidan tertidur sambil menggengam tangan mungil Mikaela.

"Ayah" panggil Erick yang baru kembali dari kamar mandi.

"Hmm"

Erick berjalan menghampiri ayahnya yang kini tengah duduk bersila di depan dua orang yang tengah tidur.

"Jadi mika nya tinggal di sini? Terus gimana kalau keluarganya nyari? " tanya Erick  duduk de dekat adik laki-laki nya.

Ayah Erick menatap bayi mungil yang memiliki kulit putih susu, dengan rambut hitam pekat yang tengah berbaring nyaman di kasur.

"Hah~ anak ini bakal tinggal di sini mulai sekarang, dan untuk orang tuanya kita tunggu dulu mungkin nanti bakal tersebar berita kehilangan dari pihak orang tua" jelas ayah Erick sambil mengelus kepada Mikaela.

"Jadi kita tunggu aja ya? Setelah itu mika bakal pergi dari sini " lirih Erick menatap langit-langit kamar yang terhalang kelambu.

Ayah Erick hanya bisa tersenyum kecil, belum sehari bayi Mikaela ada di rumah mereka tapi mereka sudah sangat menyayangi bayi mungil tersebut.

'Semoga aja mika enggak ketemu orang tuanya ' batin  Erick sambil menatap ayahnya yang berjalan  pergi dari Sana.

Ayah Erick berjalan keluar kamar dan tak lupa mematikan lampu kamar sambil memegang cangkir kopinya.

Ayah Erick berjalan menuju teras rumah dan duduk di kursi yang ada di sana, ia merenung sambil menatap bulan.

"Sayang, dulu kamu pengen anak perempuan kan? Dan sekarang itu terkabul walaupun bukan anak kandung dan enggak ada kamu" lirih nya menatap cakrawala.

Ia mereka dulu berencana memiliki anak perempuan, namun takdir malang malah menerpa mereka.
Istri kevan mati karena sakit parah 2 tahun yang lalu, yang mana membuat kevan harus menjaga kedua anaknya sendiri.

Sebenarnya sebelum tinggal di desa ini, keluarga kevan adalah orang terpandang namun karena seseorang mengkambing hitamkan perusahaan mereka, menyebabkan kevan terpaksa gulung tikar.

Dan dengan sisa tabungan yang dia punya, kevan membeli rumah dan lahan kosong di desa yang jauh dari perkotaan.

╬╬═════════════╬╬

Sedangkan di sisi Rafael, ia kini tengah dalam keadaan frustasi karena kehilangan anaknya.

Ia tengah terduduk di sofa rumahnya.
Sejak kemarin tidak ada kabar dari sang anak, padahal ia telah mengerahkan banyak anak buahnya untuk mencari sang bayi.

Penampilan Rafael jauh dari kata baik, karena penampilannya yang acak acakan.
Seperti rambut yang berantakan, kantung mata menghitam dan  tak lupa di tangannya ada sebotol minuman keras dengan harga waw.

"Kemana sih lo cil? " prustasi Rafael sambil menegak alkoholnya langsung dari botol.

Bi siti yang sendari tadi melihat  keada sang majikan hanya bisa menatap kasihan dan juga khawatir kepada tuan dan anak tuanya tersebut.

"Kasian den Rafael, semoga den mika cepat ketemu " harap bi siti kembali melanjutkan pekerjaannya yang tertunda.

Rafael yang dalam keada mabuk, berjalan linglung ke kamarnya yang berada di lantai 2.
Hal pertama yg Rafael lihat saat membuka pintu kamarnya adalah banyak foto bayi yang tersimpan di figura besar, tertempel di dinding kamarnya.

Tepat di atas  tempat bersandar ranjang, terdapat foto bayi sedang tengkurap menggunakan pakaian beruang berwarna pink sambil menatap kamera dengan ekspresi polos.



Rafael berjalan ke arah ranjangnya dan menduduki tempat tidurnya tersebut sambil menatap bingkai foto yang terdapat bayi sedang tengkurap tersebut.

Rafael tertawa lirih saat mengingat kejadian dimana foto tersebut di ambil.
Saat itu Mikaela dan Rafael tengah berada di ruang tamu, sambil menonton acara TV.

Mikaela sedang di baringkan di karpet berbulu dengan Rafael juga duduk di dekatnya sambil memainkan remot TV.

Rafael yang merasa Mikaela tidak rewel pun menatap ke arah bayi yang  ia baringkan tadi, dan betapa terkejutnya Rafael saat melihat Mikaela yang berusaha keras tengkurap.

Rafael yang tak ingin melewatkan tumbuh kembang bayi tersebut pun merekam detik-detik sang bayi akan tengkurap.

Bukan hanya Rafael yang menyaksikan hal tersebut, tapi ada bi siti ,beberapa bodyguard dan maid yang menyemangati  sang bayi yang berusaha untuk tengkurap.

Saat Mikaela berhasil tengkurap, Rafael langsung bersorak senang dan dengan segera memotret sang bayi yang sedang tengkurap tersebut, dirasa fotonya cukup, dengan segera Rafael mengangkat anaknya dan menggendongnya dengan senang.

Mengingat hal tersebut membuat Rafael tersenyum sendu karena  keada tak memungkinkan untuk ia tersenyum bahagia.


Rafael membaringkan tubuhnya dan meraih ponselnya dari kantung celana.
Dapat dilihat, wallpaper HP miliknya terdapat seorang bayi yang tak lain adalah anak sendiri.

Wallpaper kunci




Wallpaper  awal


Tanpa Rafael sadari, kedua sudut mata miliknya  mengeluarkan air mata yang deras.

Saat melihat foto Mikaela, membuatnya kembali teringat bahwa anaknya masih menghilang tanpa jejak.

Rafael merasa marah
Dan bersalah karena ia setuju meninggalkan anaknya di rumah sakit tanpa pengawalan, dan ia  tambah marah saat mengetahui siapa yang menculik anaknya yang tak lain tak bukan adalah ibu kandungnya sendiri.

"Ini semua salah gue " kata Rafael sambil menarik rambutnya prustasi.

Namun Rafael menghentikan jambakan rambutnya dan menggeleng keras kepalanya.

"Bukan! Bukan! Ini bukan salah gue! Ini salah ja*ng itu! Iya ini salah nya! Ia kan?! " kata Rafael menyalahkan keadaan sekarang ke ibunya tersebut, namun di sisi lain ia juga menyalahkan dirinya sendiri.

❛ ━━━━━━・❪ ❁ ❫ ・━━━━━━ ❜

Kembali lagi ke Mikaela yang kini tengah dimandikan oleh ayah dari Erick dan Aidan.

Ayah Erick sendarari tadi tertawa karena bayi yang sedang ia mandikan itu, terus memasang wajah ingin menangis karena ia jahili.





Mikaela yang mandi dalam baskom berisi air hangat hanya bisa memasang wajah jengkel dan sedih  karena tidurnya yang nyenyak di ganggu hanya untuk acara mandi.

"Hahaha, lucu banget kamu" tawa ayah Erick sambil mengusap usap rambut bayi yang ada di depannya itu.

"Hm! "  ambek Mikaela Memalingkan wajahnya dari arah pandang ayah Erick.

"Haha, adek ngambek hm" ayah Erick sekarang sudah dapat hobi baru yaitu mengganggu Mikaela .

Mikaela melirik dari sudut mata sebentar dan kembali menatap arah lain yaitu hamparan sawah.

Oke ini Mikaela di mandikan di depan kamar mandi, karena kamar mandi milik mereka berada di luar rumah.
Tapi enggak jauh jauh amat ya, cuma  10-20 langkah aja dari rumah.

Pemandangan di sekitar rumah ini itu sawah, karena di  di sampai kanan rumah ada lahan sawah milik ayah Erick.

'Ini tempat adem banget ya' batin Mikaela menatap hamparan hijaunya sawah pada pagi hari.

Untuk Erick dan Aidan, mereka masih belum bangun tidur padahal sebentar lagi jam 7 pagi.

"Yahh! Dek mikanya mana " nah baru di omongin, anaknya kevan  datang dengan handuk bertengger di pundak.

"Oh ini ayah lagi mandiin" kata ayah Erick sambil mengosongkan sabun ke seluruh badan bayi yang tengah  memainkan cebok air.

Aidan si anak yang tadi mencari keberadaan Mikaela pun mendekati sang ayah yang kini membasuh bayi mungil dalam baskom berisi air hangat.

Aidan   ikut bermain air bersama dengan bayi mungil tersebut dengan cara  memukul permukaan air yang di jadikan bak mandi oleh Mikaela.

Plak

Permukaan Air yang di pukul oleh Aidan , membuat air tersebut sedikit air tersemprot ke arah wajah milik Mikaela.

Mikaela hanya bisa menganga saat wajahnya tersiram air, sedangkan Aidan malah tertawa dan kembali memainkan air tersebut.

Mikaela yang tak mau kalah pun ikut memukul permukaan air  dan  air tersebut juga mengenai Aidan.

Mikaela tersenyum senang saat perbuatannya membuat pakaian yang dikenakan oleh Aidan basah.

"Heh, kubalas kau ya " kata Aidan kembali  melakukan aksinya yang menyebabkan keduanya perang air.

Sedangkan ayah mereka, kevan hanya bisa diam memperhatikan kegiatan keduanya takut takut ada kecelakaan kecil nanti.

Di rasa kevan cukup untuk lama mandi Mikaela, ia mengangkat Mikaela dan menghanduki tubuh mungil tersebut dan tak lupa ia mengatakan kepa putra keduanya tersebut untuk mandi karena sang anak sudah sangat basah karena main air.

Kevan mengendong Mikaela yang di baluti oleh handuk ke arah kamar miliknya, dan saat sampai di kamar dibaringkanya Mikaela di atas tempat tidurnya.

Di sana sudah ada baju bayi yang ternyata masih di simpan mendiang istrinya.

Kevan dengan telaten memasangkan pakaian bayi ke Mikaela  dengan mudah kerena bayi tersebut anteng.

"Hemm, ade undah wangi" kata kevan sambil mencium pipi gembul Mikaela.

"Ayah buat susu dulu ya, kamu diam di sini dulu" kata kevan memposisikan bayi tersebut di tengah-tengah kasur, tak lupa meletakkan bantal dan guling di sisi kanan dan kiri si bayi.

Mikaela yang di tinggal sendiri hanya bisa berbaring dengan nyaman, dan tak lupa ia sedang berkomunikasi dengan sistem.

'Al  , gimana keadaan deddy Rafael? ' tanya Mikaela yang sedang merindukan sang ayah.

[Keadaan Rafael kurang baik karena  el menghilang, sampai sampai hari dimana tokoh protagonis pria dan wanita bertemu pun tak di hiraukan olehnya, padahal Rafael mencintai tokoh wanita]

'Hik! Kasihan ayah, dia pasti stress pas aku enggak ada Ó╭╮Ò' sedih Mikaela.

[ tenang saja el, Rafael pasti akan baik- baik saja selama  kamu tidak bersama dengannya]

' terimakasih menghiburku, tapi btw itu yang duduk di atas lemari  mbak kunti kan? '  kesedihan Mikaela teralihkan saat melihat sesosok berdaster putih dengan rambut terjuntai ke depan, sedang duduk di atas lemari menatap ke arahnya.

[Em! Gimana ya el? Kayanya tubuhmu saat ini mendapatkan kelebihan ]

'Berarti aku IndiHome dong?! ' batin Mikaela berteriak histeris yang mana di luar terlihat seperti seorang bayi yang sedang merengek.

[Indigo el! Bukan IndiHome ]

'Ah iya itu! '  batin Mikaela merutuki kebodohannya dan kembali melihat sang kunti yang udah turun dari atas lemari dan tengah berdiri di depan lemari.

'Hik! Ni kunti ngapain!! 'Pekik Mikaela menujuk sang kunti yang ada di pojokan.

"Hihihi" tawa sang kunti saat sadar kalu Mikaela bisa melihatnya.

Mikaela bukannya takut malah menatap sang kunti datar, dan memutar bola matanya malas.

'Enggak ada dialog lain kah ni hantu? Enggak di tv enggak di sini, dialog nya terus hihihi  ! Bosan aku dengarnya ç batin Mikaela menatap ke arah pintu yang dimana di sana Erick berjalan sambil memegang botol susu.




Kunti bilek: mana saya tau? Saya kan setan.



Erick berjalan mendekati Mikaela dan menaiki tempat tidur ayahn.

"Ini dot mika, ayah lagi masak di dapur jadi kakak yang kasih susunya" kata Erick memberikan dot yang ia pegang ke bayi itu.

Mikaela  tanpa babibu langsung menyesap dot yang di kasih Erick dengan cepat, karena ia memang sudah lapar.

" slup slup " suara dari Mikaela yang menyesap dot miliknya dengan cepat.

Erick yang awalnya menatap datar bayi tersebut langsung tersenyum saat melihat  keimutan yang di miliki sang bayi.

"Imut banget sih!? Semoga aja orang tua kamu engga nyari kamu" kata Erick mengelus kepala Mikaela yang tengah menatapnya sambil memegang dot yang di bantu Erick yang juga memegang dot itu.

Karena bayi seumur Mikaela belum bisa pegang dot sendiri.

Selama Mikaela meminun susunya, Erick tidak mengalihkan tatapan nya dari bayi itu, ia pokus menatap sang bayi.

"Sudah" kata Erick melepas dot dari mulut kecil Mikaela.

Mikaela mengecap bibir mungilnya dan kembali melihat ke arah lemari yang ternyata bah kunti masih di sana, dengan keadaan terduduk di lantai.

' masih di sana to'  pikir Mikaela yang menatap aneh kunti tersebut.

Erick yang sendari tadi menatap bingung Mikaela yang terus menatap lemari ayahnya pun ikut menatap ke arah tersebut.

Dan saat Erick melihat apa yang di tatap oleh Mikaela pun menganggukkan kepalanya paham.

"Oh, mika bisa lihat embak itu ya? " tanya Erick mengendong Mikaela.

Mikaela menatap bingung Erick yang bilang bisa lihat, apa Erick bisa melihat hantu juga?.














Erick yang  melihat Mikaela melongok pun menatap  gemas sang bayi , ia  berjalan menghampiri sang ayah yang ada di dapur.

"Ia liat embak kun di sana" kata Erick yang membuat Mikaela pahan bahwa anak itu juga bisa lihat.

Erick hanya bisa tersenyum kecil saat Mikaela mengangguk kepalanya pertanda paham.

Pagi itupun di tutup dengan acara makan bersama dengan Mikaela yang di pangku oleh Erick sambil makan di lantai bersama dengan ayah dan adiknya.




❢◥ ▬▬▬▬▬▬ ◆ ▬▬▬▬▬▬ ◤❢


Maaf ya lama up.

Karena ada kendala dalam imajinasi, makanyaa enggak bisa buat cerita.

Mungkin besok bakal dobel up atau lebih.

Continue Reading

You'll Also Like

2.2M 108K 45
β€’Obsession Seriesβ€’ Dave tidak bisa lepas dari Kana-nya Dave tidak bisa tanpa Kanara Dave bisa gila tanpa Kanara Dave tidak suka jika Kana-nya pergi ...
83.8K 5.7K 26
menceritakan tentang remaja yang di usir oleh warga desa karena di fitnah mencuri oleh keluarga kandungnya sendiri. mampukah ia melewati masa sulitny...
906K 49.5K 50
Ini adalah sebuah kisah dimana seorang santriwati terkurung dengan seorang santriwan dalam sebuah perpustakaan hingga berakhir dalam ikatan suci. Iqb...
1.5M 123K 155
"You do not speak English?" (Kamu tidak bisa bahasa Inggris?) Tanya pria bule itu. "Ini dia bilang apa lagi??" Batin Ruby. "I...i...i...love you" uca...