Papa Antagonis

By TiaraArabela6

113K 9.3K 586

Vanessa jangan tanya lagi dia lah peran utama dalam cerita ini. Yang mana akan ber transmigrasi kedalam sebu... More

prolog
[satu]
[Dua]
[Empat]
[lima]
[Enam]
[Tujuh]
Visual antagonis dan temannya
[Depan]
[Sembilan]
[Sepuluh]
[ 𝕀𝕖𝕓𝕖𝕝𝕒𝕀]
[𝕕𝕦𝕒 𝕓𝕖𝕝𝕒𝕀]
[π•₯π•šπ•˜π•’ 𝕓𝕖𝕝𝕒𝕀]
[π•–π•žπ•‘π•’π•₯ 𝕓𝕖𝕝𝕒𝕀]
[π•π•šπ•žπ•’ 𝕓𝕖𝕝𝕒𝕀]
[π•–π•Ÿπ•’π•ž 𝕓𝕖𝕝𝕒𝕀]
profil tambahan
[𝕋𝕦𝕛𝕦𝕙 𝕓𝕖𝕝𝕒𝕀]
[π”»π•–π•π•’π•‘π•’π•Ÿ 𝕓𝕖𝕝𝕒𝕀]

[Tiga]

7.8K 613 26
By TiaraArabela6

↷✦; w e l c o m e ❞

1 bulan sudah berlalu,  Mikaela kini sudah berusia 1 bulan 2 minggu.
Namun sayangnya yang hanya bisa di lakukan bayi tersebut adalah tidur, makan, tidur lagi, makan lagi, nangis, dan hal-hal lainnya yang hanya di mengerti oleh bayi.

Dan kini kedua insan ayah dan anak, sedang terlelap di atas tempat tidur nyaman.

"Ugh~" suara erangan kecil dari sang bayi.

Dengan perlahan, Mikaela membuka matanya dan mengumpulkan nyawanya yang masih berasa di alam  lain. Saat sudah terkumpul sempurna, Mikaela menengok ke sampai dimana sang ayah sedang tidur sambil memeluknya erat.

'Tumben ayah enggak nindih? Biasanya nindih gue, sampai-sampai gue mikir  ' mungkin gue enggak bakal mati karena di bunuh atau kecelakaan, tapi mati ketindihan bapak sendiri ''pikir sang bayi sambil mengangkat tangannya dan...

Plak

Mikaela menampar wajah sang ayah yang masih tertidur sendari tadi, dan ya hal tersebut berhasil membangunkan sang ayah.

Rafael mengerjabkan matanya dan menatap bayi di sebelahnya yang sudah membangunkanya, menurut Rafael Mikaela cocok jadi alaramnya untuk bangun pagi.

Karena biasanya Rafael tidak akan bangun walaupun di setel sebabnya 3 alaram sekaligus.

" pagi cil " sapa Rafael dengan suara serak khas bangun tidur.

' astaga  kuatkan iman hamba ya Tuhan ' batin sang bayi yang berusaha menguatkan imannya saat mendengar suara serak milik Rafael.

'Kalau lo bukan bapak gue, gue udah nikahi ni orang'  Mikaela menatap lamat Rafael tanpa berkedip dan itu mengundang tanda tanya bagi Rafael itu sendiri.

" kenapa lo? " bingung Rafael.

"Dy"

"Hah? Apa "

"Dy!"

Rafael dengan segera terduduk dan menatap sang anak yang menatapnya sedikit kaget karena pergerakan tiba-tiba.

Rafael mengangkat Mikaela  dengan memegang di sela ketiak sang bayi menggunakan kedua tangan.

( bayangin aja)

"Coba bilang sekali lagi?! "

Mikaela mendengus kesal, untung dia sudah kuat menopang kepala.
"Dy!!! "

Rafael mengembangkan senyuman indah di wajahnya, karena sang anak yang mengatakan kata pertamanya adalah daddy.

"Ehmm~ dy? Apaan? Yang jelas dong ngomongnya" kata Rafael yang membuat Mikaela kesal setengah mati karena sang ayah.

" dyyyyy" kesal Mikaela sambil berteriak.

"Ffff~apa hah? Yang bener kalu ngomong"

'An*ng, ni bokap gue  bikin kesel aja, pengen tak hekk deh lo' kesel Mikaela dalam batin, namun di luar dia menatap tajam sang ayah yang mana hal tersebut bukannya membuat takut ,  malahan terlihat imut.

"Apa sih? Bukannya seram malah kaya  buntel lo" kata Rafael yang membuat Mikaela menoleh ke samping kepalanya pertanda ngambek.

"Ngambek cil? "

"( ̄ヘ ̄)ᴴᴹᴹ"

Rafael gemes sendiri melihat Mikaela yang masuk dalam mode ngambek, pipinya yang memang bulat kini tambah bulat dan jangan lupa bibir manyung kedepan.

" jangan sok ngambek deh lo " kata Rafael sambil men gendong keluar kamar untuk sarapan.

Saat di lantai bawah, lebih tepatnya di ruang makan sudah tersedia banyak makanan.

Rafael duduk di kursi dan dengan Mikaela di pangkuanya yang sedari tadi diem-diem aja.

" tuan, ini susunya nona mika " kata bi Siti sambil membawa dot milik  anak tuanya.

"Makasih" kata Rafael saat menerima dot milik  Mikaela.

Rafael memasukkan dot tersebut ke mulut Mikaela dan di Terima dengan baik oleh si bayi yang menyesap susunya dengan cepat.

Sesudah selesai meminum susunya, Rafael menaruh dot tersebut di meja dan kembali memasukkan empeng untuk di emut oleh Mikaela.

"Tuan, biar saya yang menggendong nona " kata bi siti.

Rafael menggelengkan kepalanya sebagai tanda tidak perlu.

Rafael memakan sarapannya sambil memangku sang anak yang kini menghisap empeng.

Di saat asik makan Mikael malah berusaha meraih piring sang ayah walaupun tangan kecilnya tak dapat menjangkau.

"Kenapa lo? " bingung Rafael saat melihat tangan mikael yang terus terjulur kedepan.

Rafael menaikan satu alisnya dan menatap ke mana arah padang bayi tersebut, dan dapat Rafael lihat bahwa Mikaela berusaha meraih makanannya.

"Belom boleh, lo masih belum punya gigi "kata Rafael melanjutkan makanya.

Setelah makan Rafael membawa sang anak menuju ruang tengah untuk menonton tv layar lebar miliknya.

Rafael membaringkan tubuh kecil Mikael di atas sofa panjang. Dan di rasanya nyaman, Rafael mengambil remot tv dan berpikir mau nonton apa.

" nonton apa ya? "Kata Rafael sambil mengotak atik remot.

" nah ini aja " kata Rafael lagi saat menemukan film menarik yang bergenre psikopat, dengan judul 'darah mu emas bagi ku'.

Judulnya terlalu bagaimana begitu, tapi untuk kedua insan itu bukan apa-apa.

'Seru ni! 'Pikir Mikael saat melihat adegan di mana terjadinya eksekusi di ruang bawah tanah.

Rafael yang tadi menonton, langsung mengalihkan perhatiannya pada bayi yang sedang berbaring di sofa ia duduki.

Kening Rafael sempat berkedut kecil, namun kemudian Rafael mengangguk bangga.

"Suka lo cil? " tanya Rafael dan di balas tawa khas bayi.

"Itu baru anak gue" bangga Rafael dan kembali melanjutkan nontonnya bersama sang anak.

Engak anak enggak bapak sama aja ya.

Saat pada adegan paling di minati keduanya yaitu mencongkel mata, tiba-tiba bi siti datang mengingatkan keduanya.

"Tuan di depan ada orang yang mengaku bodyguard baru di rumah ini" kata bi siti.

Rafael yang kaget hanya melotot ke arah bi siti, begitu pun Mikael.

'Anj*ng kaget cok! ' batin Mikaela mengumpat.

Rafael beranjak dari duduknya lalu berjalan ke depan pintu keluar, setelah meletakkan Mikael di karpet bulu untuk tidur.

Rafael yang merasa Mikaela aman di tinggal pun pergi menemui orang yang di maksud bi siti, meninggalkan Mikaela yang memainkan boneka.

Rafael menatap bodyguard untuk anaknya itu dengan teliti.
Masih muda seumuran Rafael, terus tinggi tegap, putih dan ya kemampuan jangan di tanya lagi karena dia sendiri yang memilih.

"Jadi nama lo siapa? " tanya Rafael dingin sambil duduk di sofa tempatnya menonton tv bersama Mikaela tadi, untuk Mikaela dia tengah di mandikan oleh bi siti.

"Nama saya Angga saputra tuan" kata Angga memperkenalkan dirinya dengan mempertahankan sikap hormat.

Rafael mengangguk kepalanya lalu kembali berkata.
"Mulai sekarang lo gua tugasin untuk mengawasi anak gua, lo ngerti? " tanya Rafael kepada Angga dan dibalas anggukan olehnya.

Saat sesi tanya jawab selesai, tiba-tiba terdengar suara panggilan yang cukup kencang menyebutkan kata dyy.

"Dyyyyy"

Panggil Mikaela dalam gendongan bi siti yang telah memandikanya dan kini sudah harum dan cantik + imut apalagi baju yang ia gunakan, membuatnya seperti beby bear.

Mikaela yang berada di gendongan bi siti pun merentangkan tangannya sebagai isyarat untuk sang ayah mengambil alih dirinya dari gendongan sang bibi.

Rafael yang paham pun mengambil Mikaela dari gendongan bi siti, saat sudah berada di gendongan Rafael Mikaela mengusulkan wajahnya di dada bidang sang ayah.

Bi siti pamit pergi ke pasar katanya.

Rafael menepuk-nepuk pantat Mikaela agar bayi tersebut tertidur.

Kegiatan Rafael membuatnya melupakan sosok angga yang sendari tadi memperhatikan keharmonisan ayah dan anak di depannya.

Mata Mikaela yang awalnya sudah memberat pun akan tertidur, namun tak sengaja matanya melihat sosok laki-laki tampan seusia ayahnya.

Dengan segera mata Mikaela melek dan ia mengangkat kepalanya menatap laki-laki yang berdiri tak jauh dari mereka sekarang.

Rafael bingung dengan bocah tersebut, namun tak ayal mata Rafael juga mengikuti kemana arah padang sang bayi yang ternyata mengarahkan ke bodyguard yang bernama Angga tadi.

"Eh? Maaf saya lupa" kata Rafael tanpa dosa dan masih pokus menepuk-nepuk punggung bayi yang ada dalam gendongannya.

"Tidak apa-apa tuan" kata Angga sambil menatap bayi yang ada dalam gendongan tuanya yang sedang menatap dirinya dengan mata biru indah yang terlihat penasaran dengan keberadaan dirinya di sana.

Mikaela yang bingung dengan siapa orang di depannya pun, mengangkat kepalanya ( mendongakkan) ke arah sang ayah  dan tak lupa jari gembul nya menunjuk ke arah Angga.

"Dyy, tu? "

Rafael yang paham isyarat dari anak itupun menjelaskan.

"Dia itu bodyguard lo mulai sekarang, namanya Angga" jelas Rafael singkat.

'Wihh, gue masih umur 1 bulan 2 minggu udah punya bodyguard aja  ' pikir Mikaela tentang kelakuan sang ayah yang tak sayang duit.

Mikaela yang modus pengen di peluk cogan pun mengangkat kedua tangannya  ke depan lebih tepatnya ke arah Angga.

Mikaela ingin di gendong oleh Angga.

Saat sudah di peluk Angga, mika langsung membenamkan wajahnya di dada sang bodyguard baru tersebut, dengan seringai puas tercetak di bibirnya yang tertutup di pelukan Angga.

'Hehe, wangi duda berduit' pikir mika dengan senyuman ya tau lah.


Deg
Deg

Jantung angga berdekatan cepat  saat bayi mungil tersebut meringkuk dalam pemukanya.
Aroma bayi yang sangat khas menyeruak dari sang bayi, tak lupa kulit yang kenyal dan halus dapat ia rasakan, dan tak lupa tubuh yang sangat mungil tersebut membuat Angga merasa tak ingin melepaskan pelukanya dari bayi tersebut.

Angga merasa harus menjaga dengan sangat baik bayi mungil nan rapuh tersebut.
Senyuman tipis terukir di wajahnya saat melihat bayi dalam perlukan nya ternyata tertidur dengan damai.

Angga mengelus punggung bayi tersebut pelan.

Sedangkan di sisi lain Rafael tengah panas dingin melihat anaknya yang di peluk akrab oleh orang asing tersebut, apalagi saat melihat pemandangan di depannya yang terlihat seperti seorang ayah yang tengah menidurkan anaknya dengan lembut.

Padahal dialah ayahnya, pikir Rafael sangat kesal dengan Angga yang malah tak memberikan anaknya tersebut kepadanya.

Dengan tanpang sangat dingin, Rafael mendekati Angga dan memberikan isyarat supaya Angga menyerahkan sang bayi kepada-Nya.

Angga yang paham dengan maksud tuanya pun menyerahkan Mikaela yang tertidur ke dalam pelukanya kepada sang tuan.

Rafael mengambil Mikaela yang tertidur dari pelukan sang bodyguard dengan pelan, dan saat sudah berada dalam gendongannya  , Rafael pun menimang nimang sang bayi agar tidurnya tambah pulas.

" kau bole bekerja mulai sekarang, untuk kamarmu ada di lantai satu belok kiri pintu hitam " kata Rafael langsung pergi meninggalkan Angga yang berdiri tegak di belakanya.

angga menatap kepergian tuanya bersama bayi mungil yang tadi ia gendong dengan kilatan mata aneh.

" ya mulai sekarang saya akan bekerja di sisi nona Mikaela mulai sekarang " lirih Angga masih menatap Rafael yang sudah memasuki sebuah lift.

✎﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏


Maaf kalu agak gaje ya!!

Continue Reading

You'll Also Like

901K 71.3K 51
Rifki yang masuk pesantren, gara-gara kepergok lagi nonton film humu sama emak dia. Akhirnya Rifki pasrah di masukin ke pesantren, tapi kok malah?.. ...
964K 65.8K 52
Sherren bersyukur ia menjadi peran figuran yang sedikit terlibat dalam scene novel tersebut. ia bahkan sangat bersyukur bahwa tubuhnya di dunia novel...
894K 48.5K 49
Ini adalah sebuah kisah dimana seorang santriwati terkurung dengan seorang santriwan dalam sebuah perpustakaan hingga berakhir dalam ikatan suci. Iqb...
73.6K 5.2K 26
menceritakan tentang remaja yang di usir oleh warga desa karena di fitnah mencuri oleh keluarga kandungnya sendiri. mampukah ia melewati masa sulitny...