Giovanni's second wife [END/T...

By Mullyy_05

4.8M 410K 10.2K

Anastasya Inez, sosok istri yang dibenci oleh suaminya sendiri yaitu, Davidson Giovanni Bhatara. Inez adalah... More

Part 1. Awal mula
Part 2. Kehidupan kedua
Part 3. Terlihat berbeda
Part 4. Inez yang cuek
Part 5. Bertemu Sasya
Part 6. Meminta izin
Part 7. Giovanni
Part 8. Menjemput si kembar
Part 9. Mencurigai
Part 10. hari pertama bekerja
Part 11. Kedatangan Mertua
Part 12. Erick
Part 13. Lorenzo group
Part 14. Menyangkal
Part 15. Rasa bersalah
Part 16. Ada apa dengan Gemi?
Part 18. Tak sengaja bertemu
Part 19. Sherly aditama
Part 20. Kekesalan inez
Part 21. Isi hati Gemi
Part 22. Acara reuni
Part 23. Cemburu?
Part 24. Kiara
Part 25. Mimpi
Part 26. Dani Aditama
Part 27. Undangan makan malam
Part 28. Marcell dan Sasya
Part 29. Mencari tahu
Part 30. Berkelahi
Part 31. Keributan
Part 32. Clara
Part 33. Kemarahan William
Part 34. Gama
Part 35. Tamu tak diundang
Part 36. Hampir
Part 37. Pergi?
Part 38. Menyusul
Part 39. Pertengkaran
Part 40. Permintaan Inez
Part 41. Ungkapan Marcell
Part 42. Amarah Gio
Part 43. Pulang
Part 44. Nyonya Inggit
Part 45. Kebenaran
Part 46. Penyesalan
Part 47. Menerima kenyataan
Part 48. Keputusan Inez
Part 49. Cerai?
Part 50. Akhir (End)
Info PO
Open PO

Part 17. Demam

100K 8.5K 115
By Mullyy_05

Sejak pukul lima pagi, Inez sudah bangun dari tidurnya. Ya, Inez dan Gio tidur dalam satu kamar namun, tidak seranjang.

Gadis itu melirik kearah sofa yang mana terdapat Gio di sana yang masih terlelap.

Inez memutuskan keluar dari kamar Gio, sebelum pria itu bangun. ia berjalan menuju kamarnya yang ada disebelah kamar Gio.

Sengaja, Gio menempatkan kamar Inez disebelah kamarnya agar mempermudah akting mereka jika nyonya Regina dan tuan Edgar berkunjung.

Gadis itu bergegas membersihkan dirinya terlebih dahulu. Ini adalah hari keduanya bekerja dikantor pak Marcell.

Ia tidak ingin terlambat seperti kemarin.

Inez keluar dari kamar mandi, ia memilih baju terlebih dahulu.

Setelah dirasa bajunya cocok, iapun segera memakainya. Kini tinggal berias wajah.

"Akhirnya selesai juga," ucapnya tersenyum.

Inez memakai jam tangannya dan melihatnya.

"Udah jam enam, anak-anak belum bangun," gumamnya.

Inez keluar dari kamar, ia pergi ke kamar si kembar untuk membangunkan mereka, karena mereka harus sekolah.

Gadis itu membuka pintu kamar si kembar yang tidak pernah dikunci itu.

Kamar itu masih terlihat gelap karena lampunya dimatikan, hanya ada lampu tidur yang menyala.

Inez melangkah masuk kedalam, ia membuka gordennya terlebih dahulu.

Gadis itu membangunkan Gama lebih dulu, karena bocah laki-laki itu sangat mudah untuk dibangunkan tidak seperti Gemi yang sedikit susah ketika dibangunkan.

"Eungh," suara lenguhan Gama seraya membuka matanya.

Bocah itu duduk dulu untuk mengumpulkan nyawanya. Setelahnya, Gama langsung masuk ke kamar mandi.

Kini giliran Gemi yang Inez bangunkan. Gadis kecil itu terlihat kedinginan karena selimutnya yang tersingkap.

Inez mendekat kearah gadis kecil itu, ia menyentuh tangan Gemi. Namun, ia terkejut saat merasakan tangan Gemi yang terasa lebih hangat.

Inez beralih menyentuh dahi Gemi, dan benar saja dahinya pun panas. Gadis kecil itu ternyata demam.

"Astaga, dia demam," gumamnya.

Gadis itu menaikan selimut yang tersingkap ke tubuh Gemi. Agar gadis kecil itu tidak kedinginan.

Inez beranjak berniat membawa kompresan untuk meredakan panas di tubuh Gemi.

"Mommy..." Lirih Gemi dengan mata tertutup seraya memegang tangan Inez yang tadinya akan bangkit dari duduknya.

"Dia merindukan Mommy nya," kata Inez dalam hati.

Inez menghembuskan nafasnya, lalu ia bangkit dan keluar dari kamar.

Gama keluar dari kamar mandi, bocah laki-laki itu segera memakai seragam sekolahnya.

Setelah memakai seragam, Gama mendekat kearah Gemi yang masih terlelap diatas kasur. Bocah laki-laki itu berniat membangunkan Gemi.

"Gemi, bangun!" Ucapnya seraya menggoyangkan tubuh Gemi.

Gama menyingkap selimut itu, ia menyentuh lengan Gemi.

"Kenapa hangat sekali?" Tanyanya pada dirinya sendiri.

Tak lama pintu kamar terbuka dan ternyata inez lah yang masuk.

Inez masuk dengan membawa baskom kecil yang berisi kain untuk kompresan.

"Dia demam, hari ini Gemi tidak sekolah dulu," ucap Inez memberitahu.

Gama menyingkir saat Inez akan duduk di kasur.

Inez menaruh kain itu di kening Gemi yang sudah ia peras tadi.

Gama masih berdiri ditempatnya dan terus memperhatikan Gemi yang kini masih terbaring di kasur.

Tak bisa dipungkiri, Inez khawatir melihat Gemi yang sedang demam. Pantas saja sejak kemarin gadis kecil itu lebih banyak diam, pikir Inez.

Mau bagaimanapun Adhisti telah menitipkan kedua anaknya kepada dirinya. Walau pada kenyataannya, si kembar lah yang tidak ingin diperhatikan dan diberikan kasih sayang olehnya.

Kini, ia tidak bisa terus-menerus memikirkan Gio dan si kembar. Saat ini ia harus memikirkan dirinya terlebih dahulu. Ia juga ingin merasakan kebahagiaan.

"Maafkan Inez mbak, Inez tidak bisa memenuhi permintaan mbak untuk terus menjaga si kembar, karena cepat atau lambat perpisahan itu akan terjadi," ucapnya dalam hati merasa bersalah namun, ia juga ingin meraih kebahagiaan nya.

Inez meyakinkan dirinya sendiri untuk tetap pada tujuan awalnya. Walaupun tidak tahu kedepannya akan seperti apa.

***

Gadis itu tetap pergi ke kantor karena Gemi ada yang menjaganya dirumah siapa lagi kalau bukan, mama mertuanya yang memang belum pulang. Rencananya siang ini, nyonya Regina akan pulang.

Selama berada dikantor hatinya tetap tidak bisa tenang, ia terus memikirkan Gemini yang sedang demam dirumah.

Inez berusaha untuk fokus bekerja, ia tidak ingin mengecewakan atasannya.

Laporan yang Inez buat sudah selesai, ia mengeceknya sekali lagi sebelum diberikan kepada pak Marcell.

Gadis itu bangkit dari duduknya dan melangkah ketempat atasannya.

"Pak, ini laporan yang bapak minta sudah selesai," ucap Inez.

Pria itu nampak sedang sibuk dengan laptopnya.

"Taruh saja disitu," sahutnya tanpa menatap lawan bicaranya.

"Baik, pak."

Inez menaruh berkas itu dimeja. Sepertinya pak Marcell sangat sibuk, pikirnya.

Inez melangkah kembali ke tempatnya. Namun, langkahnya terhenti saat atasannya itu memanggilnya.

"Inez," panggil Marcell.

Gadis itu berbalik menatap sang atasan.

"Iya, pak?"

Marcell terlihat terdiam sejenak,"Mm, bisa buatkan saya kopi?" Ucapnya.

Inez mengangguk,"bisa, pak."

Gadis itu berlalu pergi keluar dari ruangan untuk membuatkan kopi.

Marcell menggeleng kepala, tadinya ia ingin menegur Inez yang kelihatannya pagi ini gadis itu tidak fokus dalam bekerja namun, ia urungkan.

Pria itu mengecek laporan yang tadi Inez buat. Ia membuka berkas itu, ternyata gadis itu bisa mengerjakannya dengan baik. Walaupun kelihatannya tidak fokus dan itu membuat Marcell meragukan Inez tadi.

Pria itu meletakkan kembali berkasnya.

Tak lama Inez datang dengan membawakan kopi yang Marcell minta tadi.

"Ini, pak. Kopinya," ucap Inez seraya meletakkan secangkir kopi itu dimeja.

"Hm, terima kasih," balas Marcell tersenyum tipis.

Inez tersenyum menanggapinya, gadis itu kembali ke tempatnya.

Tak terasa kini sudah waktunya makan siang, Inez menghampiri Sasya yang saat ini masih berkutat dengan laptopnya.

"Sya, ke restoran yang ada didepan yuk," ajak Inez.

"Bentar, gue selesain ini dulu," ucap Sasya.

"Nah, selesai," ucapnya lagi.

"Yuk, kesana," ajaknya.

Merekapun berjalan keluar dari kantor. Siang ini mereka akan makan di restoran yang kebetulan dekat dengan kantor, tinggal hanya menyebrang jalan.

Baru saja sampai di pintu masuk, Inez tanpa sengaja menabrak seseorang karena ia saat itu sedang mengobrol dengan Sasya.

Bugh!

"Aduh, maaf, maaf..." Ucap Inez meminta maaf pada orang yang telah ia tabrak itu.

Inez masih menunduk.

"Punya mata, kan? Hati-hati dong kalau jalan," ucap orang itu dengan sewotnya.

Inez tertegun mendengar suara yang tak asing itu, gadis itu mendongak menatap orang yang ia tabrak tadi.

Degh!

Tatapan mereka bertemu, keduanya terlihat terkejut.

.
.
.












Continue Reading

You'll Also Like

140K 331 13
21+++ Mengandung unsur kekerasan sexual dan pornografi. Ga suka? Skip. Plagiat menjauh! Tentang Cesa yang menikah dengan seorang pria kaya. Bukannya...
122K 13.7K 15
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 3) 𝘊𝘰𝘷𝘦𝘳 𝘣𝘺 𝘸𝘪𝘥𝘺𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪0506 ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ____...
237K 730 11
CERITA DEWASA KARANGAN AUTHOR ❗ PLIS STOP REPORT KARENA INI BUKAN BUAT BACAAN KAMU 🤡 SEKALI LAGI INI PERINGATAN CERITA DEWASA 🔞
1.1M 104K 32
Kaylan Saputra anak polos berumur 12 tahun yang tidak mengerti arti kasih sayang. Anak yang selalu menerima perlakuan kasar dari orangtuanya. Ia sel...