The Decider {Second Life}

By PutriKharomah

33.9K 3.2K 95

Achlys Quena Ponoi. Seorang gadis berusia 20 tahun yang harus terjebak pada tubuh gadis yang mempunyai nama y... More

★Ch1
★Ch2
★Ch3
★Ch4
★Ch5
★Ch6
★Ch7
★Ch8
★Ch9
★Ch10
★CH11
★Ch12
★Ch13
★Ch14
★Ch15
★Ch16
★Ch17
Holla guys!
★Ch18
★Ch19
★Ch20
★Ch21
★Ch22
★Ch23
★Ch24
★Ch25
★Ch26
★Ch27
★Ch28
★Ch29
★Ch30
★Ch31
★Ch32
★Ch33
★Ch34
★Ch35

★Ch36

603 63 13
By PutriKharomah

Achlys tidak bisa berhenti tersenyum dalam perjalanan pulangnya. Dia terus bersenandung ringan dalam setiap langkahnya. Tidak peduli jika jalanan yang dilewatinya saat ini adalah jalanan sepi dan hanya diterangi oleh beberapa lampu sorot jalan yang sudah mulai meremang akan padam.

Itu benar, Achlys menghabiskan begitu banyak waktu hingga malam untuk pertemuan perdananya dengan 'ibunya' itu.

"Semua ini jadi semakin menyenangkan untukku." dia bergumam rendah

Saat pandangan matanya mulai mrnangkap bangunan kastil Duke yang megah dari kejauhan, matanya berkilat lebih tajam dan licik.

Dia tiba-tiba menghilang dan muncul kembali diatas atap kastil. Memandang sekitar kastil yang mendadak sunyi untuk beberapa alasan tertentu.

Dia lalu turun perlahan dengan sihirnya dan mulai berjalan pada teras utama kastil.

Kya hua tera vadaa...
Woh kasam woh iradha...

Achlys tiba-tiba saja teringat dengan salah satu lagu kesukaannya. Lagu itu memiliki arti yang mendalam dan juga membuatnya merinding. Dia menyanyikannya dengan suaranya yang lembut dan mendayu dikesunyian malam.

Sedikit membuat suasana menjadi horor.

Tidak butuh waktu lama hingga terdengar derap langkah kaki yang semakin jelas mendekat. Awalnya sosoknya tidak jelas karena kurangnya pencahayaan tetapi itu menjadi jelas saat sosoknya berhasil mencapai hadapannya.

"Kau menungguku." sebuah pernyataan keluar dari bibir Achlys mendapati sosok didepannya itu.

"Aku selalu menunggumu hingga saat ini." nada suara yang pahit terdengar dari bibirnya.

Achlys tidak bisa menghentikan bibirnya untuk tersenyum miring tetapi untuk beberapa alasan senyum itu terlihat miris.

"Aku menantikanmu ratu-ku." angin berhembus kencang bersamaan dengan menghilangnya sosok itu dari hadapan Achlys.

Setelahnya terjadi beberapa kehebohan para pengawal dan juga pelayan ketika melihat nona mereka sudah kembali kerumah.

"Aku akan melapor pada tuan Duke." salah satu pengawal bergegas melaporkan kembalinya nona mereka pada tuannya.

"Anak nakal, darimana saja kamu hah?!" Duke langsung menarik hidung mungil Achlys saat tiba dihadapannya. Semua orang yang berada disekeliling mereka tampak sedikit terkejut dengan tindakan tuannya.

"Aku pergi menemui seseorang." tangan Achlys bergerak menyingkirkan jemari Duke yang masih mencubit hidungnya.

Duke membuat isyarat kepada para pelayan dan pengawal agar kembali ketempat mereka masing-masing dan mulai menggiring Achlys berjalan bersamanya

"Kau menemui seseorang sampai selarut ini? Kau bahkan mengelabui ksatria yang menjagamu. Apa hal yang begitu rahasia?" Duke tidak berhenti mengerutkan kening

"Waktu akan menjawab segalanya-"

Jeda sejenak sebelum Achlys melanjutkan perkataannya dan mengalihkan perhatian dari topik awal.

"-dimana Aidan?"

Mendengus jengkel, Duke tau betul bahwa itu sebuah pengalihan.

"Tentu saja dia pergi mencarimu."

"Astaga! Sebaiknya aku menghubunginya agar dia segera kembali." berbeda dengan nada suaranya yang tampak panik, raut wajahnya masih menunjukkan sebuah ketenagan yang abadi.

***

"Tuan muda, haruskah kita menyusuri setiap titik ibu kota hingga kewilayah terasing?" komandan pasukan yang dibawa Aidan tidak bisa menahan dirinya setelah mereka terus menelusuri tiap titik ibu kota untuk menemukan nona mereka.

"Jika diperlukan." Aidan bahkan akan menyisir setiap sudut kekaisaran jika perlu.

Saat ini mereka berada disebuah tempat dipinggiran ibu kota dimana ada sebuah bangunan kuil kecil yang berada disana.

"Tuan, ada seseorang yang datang." para ksatria langsung waspada saat mendengar perkataan lirih dari komandan mereka.

Mereka juga menyadari adanya signal kuat yang menuju kearah mereka. Aidan juga merasakan-nya, tapi anehnya, aura itu tampak 'sedikit' familiar.

"Sembunyikan hawa keberadaan kalian!" komandonya mutlak.

Mereka sedang berada disisi gelap dekat dengan rimbun-nya pohon sehingga tidak mudah untuk mendeteksi keberadaan mereka.

Seseorang berjalan dari gelapnya malam menuju kuil kecil yang terletak cukup jauh didepan mereka.

Dilihat dari penampilannya itu adalah seorang lelaki dengan perawakan yang mirip dengan Duke, yaitu tubuh tinggi besar dan juga punggung yang kokoh.

Dia mengenakan sebuah jubah hitam dengan tudung yang menutupi wajahnya hingga mereka tidak mengetahui dengan pasti siapa sosoknya.

Pria itu tampak mencurigakan jika dilihat dari penampilannya. Namun pria itu hanya melangkah menuju kuil dengan langkah wibawanya.

Menggerakkan lonceng pertanda dia akan memulai doa. Aidan dan pasukannya terus saja mengamati setiap tindakan pria itu. Anehnya mereka seolah memang diperintahkan untuk mengamati pria itu dengan baik.

Tiba-tiba pria itu menoleh kearah tempat persembunyian mereka seolah menyadari bahwa dirinya sedang diawasi.

Aidan tersentak saat pria itu mengalihkan wajahnya kearahnya seolah mengetahui dengan pasti dimana posisinya.

Angin bertiup dengan pelan, tudung pria itu terangkat sejenak dan memperlihatkan sepasang mata berkilat tajam yang membuat jantung Aidan terasa berdebar dan terhenyak ditempatnya. Waktu terasa berjalan lambat untuk sesaat.

Dia kemudian tersadar saat dimana bola sihir yang digunakan untuk komunikasi mengeluarkan sebuah signal dalam saku nya. Dan ketika dia mengedipkan matanya sekali, sosok pria itu telah menghilang seolah dia tidak pernah berada disana.

Aidan lalu mengalihkan atensinya pada bola sihirnya dan mendapati bahwa Achlys telah menghubungunya. Segera dia menyalakan alatnya

"Hei kau masih diluar? Aku sudah kembali!" suara Achlys disebrang sana terdengar

"Oh? Kau sudah kembali?"

"Ya dan sebaiknya kau tarik pasukanmu untuk kembali sekarang."

"Baiklah."

Percakapan itu hanya terjadi dengan singkat dan seperlunya saja.

"Tuan muda, apakah kami harus menyelidiki pria itu?"

"Itu tidak diperlukan."

Aidan menanggapi pertanyaan dari komandan ksatria nya.

"Dari pada itu, sejauh mana kau melihat?" jantungnya terasa berdebar menunggu jawaban dari komandan-nya

"Ya? Saya hanya melihat sosoknya yang terbalut jubah, itu saja." komandan menjawab nya dengan heran namun tidak menghilangkan kesopanan-nya.

Untuk alasan tertentu raut wajah Aidan menjadi tenang dan damai kembali.

TBC

⭐◾⭐

Hallo gw balik lagi guys, buat kalian yang berharap interaksi Achlys sama ibunya lebih banyak

Sorry karna kalian harus kecewa dulu, adegan itu akan menjadi misteri untuk sementara

And btw guys gue ngakak waktu nulis bait senandung Achlys😂

Itu salah satu lagu india btw😂

Dan adakah yang bisa nebak kira-kira siapa lelaki itu sampai Aidan terhenyak kaget?

Apakah itu orang yang sama dengan orang yang menemui Achlys?

Tetep tunggu kelanjutannya yah guys...

See you next part readers😘



Continue Reading

You'll Also Like

400K 26.8K 25
Bagaimana jika kamu sedang tidur dengan nyaman, tiba tiba terbangun menjadi kembaran tidak identik antagonis?? Ngerinya adalah para tokoh malah tero...
3.3M 316K 87
Bercerita tentang Labelina si bocah kematian dan keluarga barunya.
1.7M 86.3K 39
Menjadi istri dari protagonis pria kedua? Bahkan memiliki anak dengannya? ________ Risa namanya, seorang gadis yang suka mengkhayal memasuki dunia N...
624K 30.2K 41
Judul Sebelumnya : My Cold Husband Selena Azaerin, itulah namanya, walau dirinya bekerja sebagai agen intelijen negara, dia tak pernah kehilangan sif...