The Royal Elite • vm

By scorpioels

7K 667 112

" Three lives, we still meet again " " But, in every meeting we have, someone will die, between us there is n... More

0 • 0 - Opening Sequence
0 • 1 - Luna Ilena
0 • 2 - Levantarse
0 • 3 - Let's Begin
0 • 4 - He it's
0 • 5 - Soon To Be
0 • 6 - Control
0 • 8 - Beautifull
0 • 9 - No One
1 • 0 - Alium Hominem
1 • 1 - Floating Dance
1 • 2 - Blue Flower
1 • 3 - Him & I
1 • 4 - It's So Hard To Be Romantis
1 • 5 - Jealous
1 • 6 - The Night In The Pouli Clan
• HUÁNG : The Royal Elite •
1 • 7 - Opening Sequence

0 • 7 - I meet you

265 34 4
By scorpioels


| Author By scorpioels
Edit By scorpioels
Copyright ©scorpioels |

• •
• • •






"Kalau aku menolak?"

Luca menatapnya dengan serius, Elysian membalas mata setajam busur yang siap menghunusmu secara langsung tidak peduli musuh telah sekarat. Mulut tertutup rapat, Elysian tidak tahu apa yang dipikirkan pria Alpha dominan ini, yang pasti Elysian tidak akan segan untuk menolak jika itu merugikan dirinya.

"Tentu saja kau bisa menolaknya. Tapi, ku pastikan kau tidak akan bisa menolaknya."

"Kau sangat yakin sekali Tuan"

Luca membuka kelopak mata dengan lirikan tajam. Mata dingin dan amat sangat mengerikan menatap tepat menembus retina mata Elysian. Luka di lehernya terasa terbakar secara menyeluruh ke tubuhnya, mati rasa, dan kebas, bahkan tubuhnya tidak bisa bergerak karena Luca menggunakan sihir 'penunduk jiwa', dia memanfaatkan tanda leher yang dimiliki Elysian untuk membuat omeganya tunduk padanya. Elysian tidak bisa melawan dia hanya makhluk fana yang tidak memiliki sihir apapun. Kilatan mata emas milik Luca sudah cukup membuat Elysian yakin bahwa di dunia ini mereka memiliki kekuatan besar. Seperti dunia dongeng, Elysian tidak percaya namun ini nyata.

"Aku mohon hentikan" Suaranya terbata, tenggorokannya tercekit serak. Luca melepaskan sihirnya dan ini membuat Elysian bernapas lega.

Elysian meraba lukanya yang masih terasa panas.

"Lelaki seperti mu, yang selalu merasa berkuasa karena heararki mu sebagai Alpha, seperti ini kau memperlakukan seorang Omega? Sungguh, kau menjijikan". Sinis Elysian. Wajahnya yang pucat pasih karena rasa sakit di lehernya merasa tidak terima dengan perilaku Luca yang kejam.

"Aku tidak bermaksud melakukan ini padamu, tapi, sikap mu membuatku harus melakukanya".

Elysian mendecih, "Apa jaminannya?."

Luca melihat Elysian keduanya tidak ada yang ingin mengalah untuk saling lempar mata tajam. "Rumah, hak mu, uang, kehidupan yang layak." Kata Luca meyakinkan Elysian.

"Benarkah?, kau menikahiku karena rasa tanggung jawab saja? Tidak ada niatan yang lain?"

"Aku tidak bisa memberimu hal yang lain, yang diinginkan kebanyakan seorang pasangan. Tetapi, aku harus bertanggung jawab atas apa yang telah aku perbuat."

Elysian merasa lucu mendengar setiap kata yang diucapkan Luca. Dia merasa berkaca pada dirinya sendiri sekarang, ingat saat dirinya menolak Taehyung sebagai Alpha nya. Kejadian itu terus membuat dirinya menyesal bahkan dia takut tidak bisa kembali untuk meminta maaf pada sahabatnya itu. Dia ingin mendapatkan kesempatan.

Elysian menarik napasnya dalam, tiba-tiba dadanya terasa terbakar dan sesak. "Baik, ku beri kau kesempatan. Akan ku tunggu kau untuk menjemputku." Elysian begegas pergi dari sana. Dengan langkah ringan tanpa berbalik dan tanpa perduli makanan sudah hampir siap. Tetapi dia menghentikan langkah kakinya, Elysian memutar matanya malas seraya bebalik untuk melihat kembali Luca, yang masih setia duduk tenang di kursinya.

"Tuan, akan disayangkan makanan ini, bisa kau bungkuskan untukku? Aku akan menunggu di sini." Elysian kembali duduk di hadapan Luca.

Luca yang memperhatikan dirinya, tidak dia perdulikan. Luca menyuruh waiters nya untuk membungkus makanannya dan diberikan pada Elysian yang telah menunggu. Joshua yang tiba dari arah berlawanan dengan mereka datang dengan langkah ringan dan tegak. Pria itu membuat Elysian terpaku karena, wajah pucat, bibir tipis dan kacamata, rambut klemis dan jas rapi. Mirip sekali dengan vampir.

"Sir, Mr. Logan sudah menunggu anda di ruang rapat."

Luca menghela napas, melonggarkan dasi yang terasa mencekik lehernya. "Suruh dia menunggu, 10 menit lagi aku datang."

"Yes sir". Joshua membungkuk untuk Elysian lalu pergi.

"Kau akan sering berurusan dengan dia nanti." Ucap Luca. Elysian menaikkan alias kanannya tidak mengerti. Tanpa mau menunggu pertanyaan Elysian, Luca berdiri untuk pergi meninggalkan Omega itu. Elysian juga tidak ada niatan menahan Alpha dominan itu untuk tetap tinggal. Urusan mereka memang tidak bisa dibilang selesai karena Elysian yakin setelah ini dia akan terus berurusan dengan pria itu. Elysian hanya mampu menghela nafas dengan berbagai pikiran.

"Tuan, pesanan anda."

Lamunan Elysian buyar saat pesanan dirinya telah siap dihadapannya. Elysian menerimanya lalu pergi dari restoran hotel binta lima itu.


Rapat antara Mr. Logan dan Luca terjadi karena kerja sama antar perusahaan. Kerja sama tambang kilang minyak yang baru saja akan beroperasi itu masih membutuhkan banyak dukungan dengan berbagai pihak. Kini Mr. Logan mencoba berkerja sama dengan perusahaan Luca. Mereka sudah lama berkerja sama, dan Mr. Logan cukup loyal untuk menjadi rekan kerja Luca di perusahaan ini. Keduanya telah menjadi teman kerja yang cukup dekat.

"Sesuai harapan anda tidak akan mengecewakan saya Mr. Logan."

Mr. Logan senyum tipis, "Saya tidak berani Mr. Luca. Mengecewakan anda sama saja, saya kehilangan tambang emas saya."

Keduanya tertawa canda, "Baiklah, saya harus pergi, masih ada yang harus saya urus."

"Saya sudah mendengar bahwa anda akan menikah, saya turut senang dan saya harap anda mengundang saya."

Luca mendengus dengan senyum tipis, keduanya yang masih duduk dengan tenang di ruang rapat itu tidak ada canggung-canggungnya. "Tentu, saya akan mengundang anda untuk ada di barisan terdepan." Canda Luca yang ditanggapi tawa kecil oleh Mr. Logan.

"Baiklah, saya harus pergi sekarang."

Logan mengikuti Luca untuk berdiri dan berjabatan dengannya. Keduanya kini telah berpisah. Joshua sudah menunggunya di depan pintu. Pria tinggi itu mengikuti Luca di belakangnya. "Kau sudah menyiapkan semuanya?."

"Selesai sir, tidak ada hambatan apapun." Kata Joshua.

"Dua pria tua itu?." Tanya heran Luca.

"Benar sir, mereka terlihat sama sekali tidak ingin ikut campur urusan anda." Ucap Joshua. Luca merasa lega mendengar kata dari Joshua. Meski hatinya tidak setenang itu tetapi ini cukup membantu dirinya. Kedua pria itu adalah kakek dan ayahnya, mungkin juga ibu tirinya akan ikut campur. Alasan mengapa mereka tidak bisa menerima Luca menikah dengan orang lain selain Riona adalah dia pewaris sah dan hanya akan memberikan keturunan murni apabila menikah dengan sesama Alpah atau sub-Alpha. Dan Riona adalah sub-Alpha. Keduanya menjalani pertunangan karena kedua bela pihak adalah rekan teman masa sekolah dulu.

Luca tidak menolak bukan karena tidak bisa, tetapi melihat semua perilaku Riona membuat dia kagum karena mampu bertahan di sampingnya sedangkan sudah banyak Alpha atau sub-Alpha atau bahkan orang lain yang tidak tahan berada didekatnya. Luca mencoba menghormati gadis itu. Dia juga cukup dewasa memahami dirinya. Luca bukan pria bajingan yang dikata banyak mulut. Dia hanya tidak suka orang lain ikut campur dalam urusannya apalagi masalah percintaan yang dia lakoni. Selama dia bisa melakukannya dia tidak akan sudih membeiarkan orang lain ikut campur.

Kali ini adalah sebuah tantangan yang sangat amat menantang. Dia, akan menikahi Elysian Lucelence, Omega dengan feromon unik. Feromon yang semua orang tidak bisa mencium aromanya.




•_•

Bagian mana yang tidak dipahami Elysian adalah mengapa dia harus terlibat dengan anggota bangsawan. Elysian tidak yakin pria itu hanya mendatangi dirinya karena sebuah kecelakan ini. Bagaimana dia bisa bertemu dengan Luca Eanstancastelo? Apa di dunia ini begitu sempit untuk mempertemukan keduanya. Elysian merasa benci melihat wajah pria itu, entah karena dia mirip dengan Taehyung atau karena hal lain. Elysian tidak bisa memahami perasaan dirinya saat bertemu dengan Luca. Menatap langit di tepi jalan, awan yang mulai terlihat warna abu-abu, mendung. Kantong plastik yang berada di tangannya terasa berat, beban ini tidak tahu hadir lewat mana. Yang Elysian rasa adalah sesak memenuhi dadanya. Perasaan di mana dirinya merasa rindu teramat tetapi rasa tak nyaman juga muncul secara bersamaan.

Kebencian ini membuat dirinya tidak dapat membendung tetesan air mata yang mengalir deras melewati pipinya tanpa isakan. Bagaimana dia bisa terisak bahkan tanpa tahu penyebabnya. Buru-buru dirinya merogoh kunci mobil dan segera berlari masuk mobil ketika dirinya sudah dekat dengan mobilnya yang terparkir setia di area kampus. Tidak peduli ketika banyak pasang mata melihatnya berlari dengan wajah memerah.

"Elysian, kau baik-baik saja?" Peri kecil Lucyan dengan sayap tipis terbang di hadapannya. "Aku tidak tahu mengapa aku menangis? Rasanya aku benci perasaan ini." Isak Elysian. Lucyan tidak mengerti, peri itu hanya diam dengan tatapan ikut bingung.

Dengan matanya Lucyan melihat Elysian memukul dadanya yang semakin sakit. Lucyan menontonnya di awan langit mobil melihat Elysian tersiksa dengan ketidak pastian apa penyebabnya.

"Bicaralah dengan omega mu." Itulah yang dikatakan Lucyan akhirnya. Elysian memandangnya dengan wajah merah. Lucyan melanjutkan ucapannya, "Tapi, marilah kita pulang terlebih dahulu. Kau terlihat tidak baik-baik saja."

Elysian menyetujui, mobilnya pergi meninggalkan kampus menuju rumah. Di rumah pun, Elysian masih tidak memahami mengapa dirinya seperti ini. Terlihat sendu dengan kesediham yang mendalam. Dia baru menyadari emosinya beberapa hari yang lalu. Namun, dia berpikir bahwa mungkin nanti emosinya bisa kembali normal, tetapi saat tadi, saat dirinya bertemu Luca. Seperti bom waktu, dan itu meledak menyakitkan untuk dia rasakan. Seperti penghianatan yang tidak bisa dia maafkan.

Elysian berdiri di depan cermin, dengan ragu dia memejamkan mata mencoba berkomunikasi dengan inner omega nya. Terlihat di matanya adalah rumput hijau yang luas, tanah yang lapang dengan rumput hijau. Angin yang sejuk dan satu pohon tanpa daun, daun yang berguguran seharusnya jatuh tidak jauh dari dahan, tetapi yang terlihat hanya pohon tua tanpa kehidupan. Ini adalah pertama kali Jimin mencoba berbicara pada omega Elysian. Dia belum mengetahui bentuk omega serigala milik Elysian.

Jimin hanya diam di sana mencoba memanggil omega dengan pikirannya namun yang datang adalah kegelapan dengan dua mata dingin menatapnya. Mata merah yang menatapnya dingin dan tajam. Tetapi bukannya takut dia merasa sedih untuk kedua mata itu. Tidak ada kata, kedua mata misterius ini hanya menatapnya. Kegelapan dengan dua mata yang menatapnya menghilang seketika saat tangannya tergenggam dengan kehangatan.

"Jimin." Jimin tersadar bahwa yang memanggilnya adalah omega karena hanya omega yang bisa memasuki dunia bawah sadar ini.

Jimin melihat omega di depannya, "Amo?."

Amo, adalah omega miliknya, yang dia pikir akan bertemu dengan omega milik Elysian. Tetapi tidak bisa dibohongi bahwa dirinya sangat bersyukur bahwa di hadapannya adalah omeganya. "Ya, apa kau berpikir kau akan bertemu dengan omega milik Elysian?."

Jimin melihat kesekeliling. Ini adalah tempat fanna milik Amo yang hanya bisa di jangkau dirinya dan omeganya. "Pohon tadi?." Amo menggeleng atas pertanyaan Jimin, bahwa tidak ada pohon kering di sini.

"Baiklah tidak apa, tapi aku mencarimu karena ada yang ingin aku ketahui"

Amo menatap Elysian, omega dengan baju berserat putih dan rambut kelabunya dan pernak-pernik sederhana menggantung di tubuhnya. "Jimin, kau ingin tahu mengapa kau sering mengalami emosi ekstrim padahal kau sedang tidak menuju heat mu?." Jawaban Amo menenangkan Jimin karena itulah yang ingin dia tanyakan.

Jimin mengangguk berulang kali. Di bawah mata air terjun, suasana yang akan selalu membuat siapapun betah tinggal di sini, tebing batu, bunga-bunga liar tumbuh sehat dan terawat, pohon dengan daun yang segar, kupu-kupu yang senantiasa menemani Amo.

Di bawah atap gazebo dengan secangkir teh hangat. "Tapi sebelum itu, alih-alih menemuiku kau malah berdiri di dekat tebing, mengapa?." Amo yang hangat bertanya dengan tenang tetapi penuh kekhawatiran.

"Aku mencarimu" Jawab Jimin. Amo, meletakkan cangkir di atas papan cangkir yang terbuat dari kayu.

"Jimin, ikatakan kalian hampir terbentuk. Kau dan alpha, ikatan kalian hampir terbentuk yang artinya kapan saja kalian merasa senang, sedih, terluka, sakit. Kalian akan merasakan satu sama lain. Perlahan, satu demi satu emosi kalian akan bersatu. Berawal dari penerimaan, dan rasa ingin melindungi. Itulah yang terjadi, saat ini Alpha dan kau hanya bisa merasakan rasa sedih, selanjutnya kalian akan mengalami tahap yang lebih ekstrim. Maka itu kau harus mempersiapkan diri. Kita berdua berbagi tubuh, aku sangat mengerti kekhawatiran mu. Tapi, aku percaya. Jimin, tidak akan menyerah." Amo tersenyum sangat menghangatkan hati Jimin.

"Di dunia ini, hanya kau yang sangat mengerti diriku." Ucapan Jimin membuat Amo tertawa geli. "Karena aku adalah dirimu, Jimin."

"Benar, kau adalah aku, dan aku adalah kau. Bukankah kita ini seperti saudara kembar yang berbagi segalanya? Bahkan sekarang kita akan berbagi suami?." Keduanya tertawa dengan lelucon ini. Suasana di sini sangat Jimin sukai.

"Seharusnya aku tetap ingat bahwa kau tetap Jimin." Amo dan Elysian menghabiskan lebih lama waktu mereka di tempat fanna milik Amo.

Setiap Omega memiliki tempat firtual yang menjadi tempat tinggal omega. Tempat firtual ini akan terbentuk sesuai kemauan tubuh immortal menginginkannya. Semustahil apapun dilakukan di dunia, di dunia firtual ini mereka mendapatkanya untuk sang omega.

Amo menatap Jimin yang masih tertawa lepas, "Jimin, kau melihatnya?." Saat ini Jimin terdiam menatap kedua mata Amo yang juga memperlihatkan bahwa dia telah bertemu.

"Aku tidak tahu apa itu, tetapi, kita telah terikat dengannya jauh sebelum kau terlahir dan terikat denganku. Tahukah kau, bahwa kita tidak bisa memilih untuk terlahir menjadi apa? Jika bisa memilih, aku ingin kau terlahir menjadi manusia biasa tanpa memiliki kekuatan apapun, hidup bebas tanpa beban."

Jimin telah berdiri dengan wajah marah. Amo hanya menatapnya dari bawah. "Aku bahagia dan bebas, maka kau juga harus merasakannya. Jika aku terlahir menjadi manusia, maka aku akan jadi saudaramu. Kau paling tahu diriku bahwa aku ingin memiliki saudara. Amo, aku tidak peduli dengan siapa aku terikat, ikatan yang aku inginkan adalah denganmu. Mengerti, baiklah aku harus kembali. Kita akan menemukan cara untuk kembali ke dunia kita paham, setelah semua ini selesai kita akan bertemu dengan Taehyung dan meminta maaf padanya, arraseo?."

Jimin menyiapkan diri untuk kembali, dia seketika menghilang seperti biasa setelah urusannya selesai. Amo, senyum mengejek, menggelengkan kepala tidak percaya dengan ucapan Jimin baru saja. "Jimin Jimin, dasar bocah." Kekehan Amo terasa hambar.

Tawa kecil itu berhenti terganti dengan suara dari belakang tubuhnya. "Kau cukup bahagia tidak memberi tahu keberadaan ku?"

"Bukan saatnya, lagi pula aku tidak bisa menghentikan dirimu, kapanpun kau mau kau bisa menemuinya. Aku ingin tahu seperti apa wujud aslimu." Suara itu menghilang meninggalkan Amo yang tetap tenang meminum teh hangatnya. Membiarkan kabut hitam membawanya pergi. Meninggalkan tempat firtual yang sepi dan dingin. []















a/ n : my inspiration story is a drama and movie from china and webtoon (^o^)

Dan, mulai chapter depan saya akan pakai main lead dengan nama asli.

Kalau sebelumnya saya pakai

Jimin - Elysian

Chapter kedepan setiap narasi kata ganti orang akan tetap 'Jimin'.

Terima kasih...

Enjoy your work, guys love youyou

And see you next time....

Continue Reading

You'll Also Like

212K 22.8K 43
Menyesal! Haechan menyesal memaksakan kehendaknya untuk bersama dengan Mark Lee, harga yang harus ia bayar untuk memperjuangkan pria itu begitu mahal...
416K 30.7K 40
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG
69.4K 6.4K 31
Cerita fanfic ini akan fokus kepada kehidupan Hong Haein dan Baek Hyun Woo sebelum mereka menikah kembali, ketika menikah, dan setelah mereka menikah...
92.6K 9.2K 37
FIKSI