ALUNA [ END ]

Від clrr_04

271K 11.7K 408

kisah seorang gadis yang tak pernah diharapkan keberadaannya oleh keluarga, gadis yang harus merelakan kekasi... Більше

Cast
Prolog
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Marigold
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Destruction
Bab 29
Bab 30
Bab 31
Bab 32
Bab 33
Bab 34
Bab 36
Bab 37
Bab 38
Bab 39
Bab 40 (END)
Epilog
Senandika

Bab 35

4.4K 190 1
Від clrr_04

Hari Minggu seperti ini sih enaknya bersantai dan menghabiskan waktu dengan orang yang tersayang di rumah. Namun sayangnya itu tidak bisa terjadi pada Savian, karena di hari libur seperti ini ia harus tetap mengurus pekerjaannya membuat dirinya tidak bisa menikmati hari liburnya.

Kini Savian sudah rapih dengan setelan jasnya. Ya walaupun dengan rasa malas dan terpaksa. Jika bukan karena ada meeting untuk proyek besar Savian akan memilih berdiam diri di rumah dan menghabiskan waktu bersama istri tercinta nya.

" Lho kamu rapih banget mau kemana? Sekarang hari libur pasti gak ada kelas kan?" Tanya Savian yang melihat Aluna keluar rumah dengan tampilan yang rapih.

" Aku mau kerumah ayah mas, boleh kan?" Tanya Aluna dengan hati - hati. Semenjak ayahnya meminta maaf padanya ketika berada di rumah sakit ia belum sempat untuk mendatangi kediaman ayahnya. Karena Savian yang selalu melarangnya, bukannya Savian tak mau jika Aluna bertemu dengan ayahnya. Namun Savian khawatir jika Aluna akan bertemu dengan Sagara yang masih sangat menginginkan Aluna.

" Tapi pasti disana ada pria itu, mas gak mau kamu ketemu sama dia." Ucap Savian datar.

" Tapi aku kangen sama ayah dan kakak - kakak aku mas, kali ini aja yah mas aku mohon izinin aku kerumah ayah. Aku kangen banget sama ayah dan sepertinya bayi kita juga pengen ketemu kakeknya, bolehkan mas?" Ucap Aluna dengan wajah memohon membuat Savian tidak tega untuk menolaknya.

" Hm yaudah mas izinin." Ucap Savian membuat Aluna langsung meloncat kegirangan.

" Yey__ makasih ya mas."

" Iya__aduh jangan loncat - loncat nanti baby nya kenapa - kanapa lagi." Ucap Savian mencoba menghentikan Aluna, sedangkan Aluna memutar matanya jengah karena suaminya itu terlalu overprotektif kepadanya. Padahal Aluna hanya berloncat - loncat kecil karena dirinya merasa senang.

" Yaudah ayo__mas anterin kamu kerumah ayah." Ajak Savian.

" Lho kan jalannya gak searah mas, nanti kamu telat lagi datang meeting nya."

" Gak akan__ ayo masuk." Savian membukakan pintu mobilnya untuk Aluna.

" Nanti mau dijemput jam berapa hm?" Tanya Savian tanpa mengalihkan fokusnya pada jalanan didepannya.

" Mas selesai meeting kapan?" Tanya Aluna balik.

" Kalo meeting siang juga selesai, tapi sehabis itu mas harus ke kantor dulu mungkin sore mas baru selesai."

" Yaudah kalo gitu mas jemput aku sore aja ya setelah mas pulang dari kantor." Ucap Aluna sambil memakan cemilan biskuit padahal ia baru saja selesai sarapan. Selama hamil ia jadi lebih banyak makan untung saja badannya itu tidak melebar, hanya pipinya saja yang semakin berisi.

" Iya." Jawab Savian.

" Tapi disana kamu jangan deket - deket sama Sagara, ingat itu!" Ucap Savian lembut namun terkesan tegas.

" Iya mas_" jawab Aluna.

" Mas mau?" Tawar Aluna sambil menyodorkan sekeping biskuit pada Savian.

" Gak kamu makan aja." Tolak Savian lembut sambil mengusap lembut puncak kepala Aluna.

" Kayaknya akhir - akhir ini aku jadi banyak makan deh mas." Adu Aluna pada Savian.

" Gakpapa itu wajar untuk ibu hamil, malah itu bagus supaya bayi yang ada di dalam kandungan kamu itu gak kelaparan." Ucap Savian lembut dengan senyum manisnya tak lupa tangannya itu mengusap lembut puncak kepala sang istri.

" Tapi kalo aku gendut gimana mas? Kamu nanti gak suka aku lagi." Ucap Aluna namun masih saja memasukan biskuit pada mulutnya membuat Savian tersenyum gemas melihat kelakuan istri cantiknya itu.

" Ngak kok, kamu gak gendut cuman pipinya aja makin gembul bikin mas selalu gemes sama pipi chubby kamu itu yang kyak bakpao pengen mas gigit hehe__" Ucap Savian sambil mencubit gemas pipi chubby Aluna karena sudah gemas melihatnya.

" Aws__jangan dicubit mas sakit tau." Protes Aluna pada Savian, sedangkan yang diprotes malah tertawa dibuatnya.

" Biarin habisnya kamu gemesin."

" Lagian walaupun kamu nanti gendut mas bakal tetep suka dan sayang sama kamu kok, jadi kamu gak usah takut. Makan apa saja yang kamu mau asalkan itu tidak membahayakan kamu dan juga anak kita."

Setelah hampir empat puluh menit perjalan akhirnya mereka telah sampai di depan rumah ayah Aluna.

" Mas kamu mau turun dulu ketemu ayah atau mau langsung pergi?" Tanya Aluna sebelum turun dari mobil.

" Aku ikut turun aku mau ketemu ayah sebentar."

Kini mereka berdua telah berada didepan pintu utama rumah sang ayah.

Aluna menekan bel rumah tersebut. Dan tak lama pintu terbuka menampakkan seorang wanita paruh baya yang sangat Aluna rindukan.

" Yaampun non Aluna." Ucap wanita paruh baya tersebut dengan mata yang sudah berkaca-kaca dan langsung memeluk Aluna.

" Iya bi ini Aluna." Aluna membalas pelukan wanita paruh baya itu.

" Yaampun non__bi Inah kangen banget sama non Luna."

" Iya bi Aluna juga kangen banget sama bibi."

Wanita paruh baya itu melerai pelukannya pada Aluna, lalu netranya tertuju pada pria tampan nan tinggi yang berdiri di belakang Aluna.

" Itu pasti suaminya non Luna ya?" Ucap bi Inah pada Aluna, Savian yang mendengar itu tersenyum manis kearah wanita paruh baya tersebut.

" Selamat pagi bi, iya saya suaminya Aluna."

" Pagi juga tuan muda, yaampun__baru kali ini bibi melihat jelas suaminya non Luna ternyata sangat tampan sekali." Ucap bi Inah membuat pasangan suami istri itu terkekeh mendengarnya.

" Bi Aluna punya kabar gembira buat bibi." Ucap Aluna membuat wanita paruh baya itu penasaran akan ucapan putri majikannya itu.

" Wah kabar gembira apa non?"

" Aluna lagi hamil bi." Ucap Aluna dengan semangat.

" Beneran non? Sudah berapa bulan?" Tanya bi Inah, iya tak menyangka jika putri kecil majikannya yang sedari kecil ia urus itu sudah tumbuh dewasa bahkan sebentar lagi putri kecilnya itu akan menjadi ibu.

" Sudah tiga bulan bi."

" Bibi sudah tidak sabar menunggu bayinya lahir pasti akan cantik dan tampan seperti orang tuanya."

" Bibi bisa aja, oh ya bi ayah ada di dalam?" Tanya Aluna membuat wanita paruh baya itu tersadar jika sedari tadi mereka mengobrol di luar.

" Yaampun maafin bibi karena keasikan ngobrol jadi lupa untuk menyuruh kalian masuk. Ayo non tuan muda silahkan masuk."

" Sepertinya tuan sedang istirahat di kamar biar bibi panggilin dulu."

" Mm gak usah bi biar kita aja yang ke kamar ayah." Ucap Aluna.

" Yok mas__" ajak Aluna yang diikuti oleh Savian.

Tok Tok

Aluna mengetuk terlebih dahulu pintu kamar sang ayah.

" Masuk." Terdengar suara yang Aluna rindukan dari dalam.

Dengan perasaan gugup Aluna membuka pintu tersebut.

" Ayah" Aluna merasa sedih melihat sang ayah yang terlihat sedang berbaring dan sedang tak sehat. Aluna mulai mendekati sang ayah diikuti oleh Savian dibelakang nya.

" Aluna" Pradipta langsung memeluk putri kecilnya yang sangat ia rindukan.

" Maafin Luna yah baru jenguk ayah sekarang." Ucap Aluna membuat Savian merasa bersalah karena ia yang selalu melarang Aluna untuk menjenguk sang ayah.

" Gakpapa nak__yang penting sekarang kamu ada disini." Pradipta melerai pelukannya dan menatap lekat putrinya.

" Ayah cepet sembuh ya__ Aluna sedih lihat ayah sakit kayak gini." Pradipta hanya tersenyum menanggapinya.

" Savian." Pradipta beralih pada menantunya yang sedari tadi diam.

" Yah__" Pradipta memeluk menantunya itu.

" Maafin Savian yah karena Savian baru sekarang bawa Aluna kesini, Savian masih takut kalo__"

" Ayah mengerti, kamu tenang saja pria bajingan itu sudah pergi dari rumah ini." Ucap Pradipta lalu melerai pelukannya pada sang menantu.

" Bagaimana kabar kalian dan cucu ayah, kalian sehat - sehat kan?"

" Iya yah__" jawab Aluna.

" Syukurlah kalo gitu, ayah sudah tidak sabar ingin melihat cucu ayah lahir dan semoga saja ayah masih bisa melihat cucu ayah lahir kedunia." Ucap Pradipta sendu.

" Ayah pasti bakal melihat cucu ayah lahir sampai tumbuh dewasa." Ucap Aluna.

🍂🍂🍂

" Kak Luna Shey kangen!" Sheyra langsung menubruk kan dirinya pada Aluna sampai Aluna hampir terhuyung kebelakang.

" Shey pelan-pelan." Ucap Juandra yang baru datang yang diikuti oleh Amira-istrinya dibelakang.

" Aluna kakak kangen banget sama kamu." Ucap Amira yang langsung memeluk Aluna.

" Aluna juga kangen banget sama kak Mira."

" Aluna." Panggil Juandra membuat kedua wanita itu meleraikan pelukan mereka.

" Gimana kabar kamu baik kan?" Tanya Juandra

" Baik kak, aku kangen banget sama kak Juandra." Ucap Aluna yang langsung memeluk tubuh kakak laki-laki nya itu. Dengan ragu Juandra membalas pelukan Aluna. Hatinya menghangat baru kali ini ia memeluk adik kecilnya yang sekarang sudah tumbuh dewasa. Seketika rasa bersalah dan penyesalan itu menghampiri nya. Ia merasa gagal menjadi seorang kakak.

" Savian tidak ikut kesini?" Tanya Amira.

" Tadi mas Savian mampir kesini sebentar setelah ketemu ayah dia langsung pergi mau bertemu sama klien nya." Jawab Aluna.

" Kak dimana kak Jesselyn aku juga pengen ketemu sama kak Jesselyn." Ucap Aluna yang sudah melepaskan pelukannya.

" Hmm dia__" Juandra bingung harus berkata seperti apa ia tidak mau Aluna merasa bersalah walaupun itu sebenarnya bukan salah Aluna.

" Jesselyn ada di kamarnya Lun, tapi sebaiknya kamu jangan temuin Jesselyn dulu ya_" ucap Amira.

" Lho kenapa kak? Kak Jesselyn lagi sakit? Kalo gitu aku mau lihat kak Jessilyn kak."

" Mm iya Jesselyn lagi sakit dia lagi istirahat jadi kita jangan menggangu dia ya lebih baik kamu ikut kak Mira ke dapur yuk kita buat kue." Bujuk Amira.

" Kak ada yang kalian sembunyikan dari aku tentang kak Jesselyn? Kak aku bakal merasa sedih banget kalo aku gak tahu apa - apa tentang kak Jesselyn."

" Sebenarnya setelah kejadian di rumah sakit itu Sagara langsung pergi dari rumah ini, kepergian Sagara membuat Jesselyn selalu mengurung dirinya di kamar dan membuat mentalnya terganggu. Kakak cuman gak mau kamu merasa bersalah dengan keadaan Jesselyn karena itu bukan salah kamu." Ucap Juandra.

" Kak boleh aku ketemu sama kak Jesselyn?" Tanya Aluna membuat sepasang suami istri itu terdiam. Mereka takut jika Aluna menghampiri Jesselyn gadis itu akan berbuat yang tidak-tidak pada Aluna.

" Sebaiknya kamu jangan dulu menemui Jesselyn." Ucap Juandra.

" Tapi kak aku mohon aku mau ketemu kak Jesselyn." Ucap Aluna memohon.

" Yasudah tapi kakak bakal nemenin kamu." Ucap Juandra.

Juandra beranjak pergi dan diikuti oleh Aluna.

Dengan ragu Aluna memutar kenop pintu dihadapannya.

Cklek

Dapat ia lihat kakak perempuannya itu sedang terduduk dilantai dengan menenggelamkan kepalanya pada kedua lututnya dengan keadaan kamar yang gelap serta berantakan bahkan banyak sekali pecahan kaca yang berserakan.

" Kak Juan boleh tunggu disini aja aku mau bicara berdua sama kak Jesselyn." Ucap Aluna.

" Yasudah tapi kalo terjadi sesuatu segera keluar dan panggil kakak." Jawab Juandra dengan berat hati karena ia khawatir terjadi sesuatu jika meninggalkan Aluna dan Jesselyn berdua saja.

Aluna memasuki kamar kakak perempuannya dan menutup pintunya kembali. Ia menyalakan lampu kamar tersebut.

Karena sadar lampu nya dinyalakan Jesselyn mendongakkan kepalanya. Matanya itu menatap tajam ketika netranya menangkap sosok yang ia benci.

" Kak Jesselyn" lirih Aluna yang mulai mendekati Jesselyn. Ia sangat miris terhadap kakaknya itu hanya karena cinta kakaknya menjadi seperti ini. Ia juga merasa bersalah karena secara tak langsung ini juga salahnya, ia yang membuat Sagara pergi dan membuat kakaknya seperti ini.

" Kak Jesselyn aku kangen sama kakak." Ucap Aluna dengan air mata yang sudah tak terbendung.

" Ngapain lo kesini! Jangan deket - deket pergi lo pergi!" Ucap Jesselyn sambil menarik - narik rambutnya sendiri ketika melihat Aluna yang mendekatinya.

Namun itu tidak mengurungkan niat Aluna ia tetap mendekati Jesselyn.

" Kak maafin aku hiks maaf ini salah aku hiks." Ucapnya sambil mencoba memeluk Jesselyn namun perempuan itu memberontak ingin dilepaskan.

" Lepasin arghh!" Jesselyn mendorong tubuh Aluna hingga membentur dinding yang berada di belakang nya agar terlepas dari pelukan Aluna.

" Ini semua gara - gara lo! Sagara pergi karena lo!"

" Hiks maafin aku kak, ini semua emang salah aku maaf hiks."

" Sagara pergi karena lo! Kembaliin Sagara! Gue benci sama lo Aluna!"

" Gue benci sama lo hiks gue benci__" Aluna sangat sakit melihat kakaknya seperti ini.

" Kenapa kenapa lo yang dicintai Sagara?! Kenapa Sagara gak pernah liat gue saat dia udah jadi milik gue pun gue gak pernah milikin hatinya hiks kenapa Aluna?!"

" Kak__"

" Gue benci sama lo! Lo bukan adik gue! Mamah pergi karena lo dan Sagara pergi ninggalin gue juga karena lo gue benci sama lo!"

" Lo harus mati Aluna lo gak boleh bahagia sedangkan gue menderita disini." Ucap Jesselyn mendekati Aluna membuat Aluna ketakutan dan perlahan memundurkan dirinya sampai membentur dinding.

" Kak jangan kayak gini__" ucap Aluna yang sudah gemetar.

" Kenapa lo takut hah?!" Jesselyn memajukan wajahnya mencengkram rahang Aluna kuat.

" Gue muak liat wajah cantik lo ini, Gue mau lo mati Aluna."

" Gara - gara lo mamah dan Sagara pergi ninggalin gue."

" Gue benci sama lo gue mau lo mati__" Jesselyn mencekik leher Aluna.

" Lep-pasin kak__sak-kit hiks."

" Lo harus mati Aluna."

Brak

Juandra membuka pintu dengan kasar matanya terbelalak melihat perlakuan Jesselyn pada Aluna.

" Jesselyn!" Juandra menghampiri kedua adiknya.

" Lepasin Aluna!" Juandra mencoba melepaskan cekikan pada leher Aluna.

" Aku mau dia mati kak, aku benci sama dia."

" Jesselyn sadar dia adik kamu!" Juandra mendorong tubuh Jesselyn membuat cengkeramannya pada leher Aluna terlepas.

" Kamu gak apa-apa?" Tanya Juandra pada Aluna yang mendapat gelengan dari Aluna.

" Dia adik kamu Jesselyn tidak seharusnya kamu melakukan itu pada Aluna hanya karena lelaki bajingan itu!" Ucap Juandra yang sudah emosi pada Jesselyn.

" Kenapa kakak belain dia? Bukannya kak Juan juga benci sama dia? Kak Juan udah gak sayang sama aku lagi hiks."

" Kak dia yang udah bikin mamah pergi ninggalin kita itu semua karena perempuan sialan itu kak!"

" Stop Jesselyn!"

" Mamah pergi bukan karena Aluna itu memang sudah suratan takdirnya yang maha kuasa, Aluna juga sama kehilangannya seperti kita."

" Tapi aku benci dia kak aku mau perempuan sialan itu mati hiks."

Juandra mendekati Jesselyn dan memeluk adiknya itu erat, tak ada berontakan dari Jesselyn. Membuat Aluna menatap haru kearah mereka ia juga ingin sekali memeluk kakak perempuannya itu.

" Maafin kakak." Ucap Juandra lembut bagaimanapun dan seperti apapun Jesselyn tetap adiknya yang ia sayangi.

" Aku benci dia kak, dia bukan adik aku__aku gak mau punya adik seperti dia. Aku mau dia mati hiks." Sungguh hati Aluna sangat sakit mendengarnya namun ia memakluminya karena wajar saja jika Jesselyn membencinya karena dirinya orang - orang yang Jesselyn sayangi meninggalkannya.

" Jesselyn dia adik kamu dia sayang sama kamu."

" Aku benci dia hiks."

" Aku benci dia__" tubuh Jesselyn melemas dalam pelukan Juandra, ia tidak sadarkan diri.

" Kak Juan__ kak Jesselyn." Aluna menatap khawatir pada Jesselyn.

" Kamu tenang saja ini hanya efek kelelahan." Ucap Juandra yang langsung membaringkan Jesselyn pada ranjangnya.

" Ayo lebih baik kita keluar." Ajak Juandra.

" Kalo ada apa-apa atau ada yang sakit bilang saja." Ucap Juandra.

" Gak ada kok kak." Bohong, sebenarnya tadi perutnya itu sempat keram namun Aluna menahannya.

" Aluna kamu gak apa-apa kan?" Tanya Amira yang sudah berada tak jauh dari luar kamar Jesselyn.

" Aku gak apa-apa kak."

" Sayang lebih baik kamu bawa Aluna untuk istirahat." Titah Juandra pada sang istri.

" Aluna ayo lebih baik kita istirahat di ruang tv bersama Sheyra." Amira menarik lembut tangan Aluna agar mengikuti dirinya.

TO BE CONTINUED

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT

SEE YOU NEXT CHAPTER

Продовжити читання

Вам також сподобається

Raja untuk Ratu [COMPLETE] Від 🪐

Підліткова література

281K 13K 53
Yang Ratu tau Raja adalah orang yang paling Ratu sayang di dunia ini Dan yang Ratu baru tau adalah Raja orang pertama yang pernah membuat Ratu menang...
106K 8.8K 84
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
Adkel vs Kakel ✔1 Від cici

Підліткова література

289K 1.6K 7
[sedang proses Revisi] Kisah tentang bagaimana Nayra, Alya, Jihan, Sheyla, Lani, Risa dan Alsya melewati masa putih abu-abu mereka yang tidak mulus...
9.7K 1.9K 41
🍊Story - Three🍊 'Singkat saja. Dia lelaki tengil yang hadir di masa putih abu-abu ku' -Ye'en phobic menjauh! ____________BABU SI TENGIL_______...