Crazy Relationship

Af JaeDo05

368 81 74

"Yan." "Paan?" "Lu mau bantuin gua ga?" "Benefit nya ada ga nih?" "Itu mah udah pasti. Yang penting lu mau a... Mere

•00•
•01•
•02•
•03•
•04•
•05•
•06•

•07•

31 5 9
Af JaeDo05

1700+ kata. chap terpanjang yang pernah aku ketik😄
vote dan komen. selamat membaca🕺🏿
.
.
.

Sudah terhitung 5 hari Zean menjauhi Bara. Di campus pun Zean menyueki Bara sampai membuat teman sekelasnya keheranan, termasuk Toma dan Ai. Jujur, Zean sedikit rindu dengan kejahilan Bara. Dikiiit saja. Ga banyak kok.

Kemarin Zean hampir saja luluh saat Bara memberikannya baso dengan surat yang berisi kata-kata manis ala temannya itu. Tapi dia tetep teguh pada pendiriannya. Ia mau tau perjuangan Bara untuk meluluhkan hatinya lagi. Zean masih menyimpan sedikit harapan pada Bara.

Sekarang Zean sedang memetik senar gitar listrik diatas kasur apartnya. Ia memainkan Somewhere Only We Know - Keane. Lagu itu mengisahkan tentang kesedihan seorang pria yang membutuhkan kekasihnya untuk dijadikan sandaran hidupnya. Dia ingin membawa sang kekasih pergi ke suatu tempat yang hanya diketahui oleh mereka berdua saja. Menurutnya lagu tersebut sangat cocok untuk dirinya. [bisa galau juga ni uke]

Ia masih kesal dengan perkataan Bara beberapa hari yang lalu. Dan yang bikin tambah kesal, hatinya yang selalu dengan mudah luluh karena perkataan manis temannya itu.

Tanpa sadar, air matanya turun. Cuma sedikit kok. Zean kan anak kuat.

Ternyata selama ini Bara cuma iseng. Salah dirinya yang terlalu berharap lebih. Salah Bara juga yang selalu mudah meluluhkan hatinya dan membuatnya melayang sampai ke istana monster yang punya gudang emas, trus ditendang sama Jack trus jatuh dari kacang ajaibnya.

[apasih aku?]

Zean menatap gitar listrik yang masih dipegangnya. Ia jadi membayangkan kalau gitar itu adalah Bara. Rasanya dia ingin membanting brutal gitar tersebut. Tetapi niatnya ia enyahkan dari pikirannya. Ia masih mensyukuri gitar listrik tersebut berada ditangannya karena dia selalu mengidam-idamkannya. Yaaa walaupun, pemberian dari teman brengseknya.

'ting'

Notif dari hp membuat lamunan Zean buyar.

Ai centil😚

Yan.
Gua didepan pintu kamar lu.
bukain buru.

Tanpa membalas pesan temannya, Zean segera menghapus sisa air mata yang tadi belum sempat ia usap. Ia membuka pintunya dan hampir mengumpat saat tiba-tiba kepala Ai muncul dari balik pintu. Ternyata Ai bersama Toma yang ditangannya membawa plastik yang jika dilihat berisi jajanan.

"Kalian ngapain kesini?" tanya Zean setelah menyuruh mereka berdua masuk dan duduk dikarpet berbulu tebal yang berada di ruang tamu

Ai yang mendengar pertanyaan Zean pun memutar bola matanya malas. "Kita juga temen lo selain Bara, btw."

"To the point aja. Gue lagi males."

"Lagi males apa lagi galau?" goda Toma

"Apansi Tom. Nyebelin tau ga."

"Maap, ilah. Nih makan es krim dulu dah. Keburu cair ntar." Toma menyodorkan rasa vanilla coklat ke Bara dan rasa matcha ke Ai. Ia sendiri memakan rasa oreo.

"Niatnya sih, mau hibur lu." itu kata Ai

"Buat?" Ai geram mendengar ucapan Zean

"Lo marahan sama Bara. Kita juga yang kena imbasnya. Lo diemin Bara, kita kena juga. Sebagai teman, kita mau hibur lo biar ga dicuekin terus. Kan Bara yang ada masalah sama lo. Masa kita juga kena?" Toma mengangguk membenarkan ucapan Ai

"Hufft.. sorry udah cuekin lo bedua. Gue ga ada maksud. Cuma.. butuh waktu sendiri aja. and thanks buat kalian yang berusaha untuk hibur gue. Gue sayang lo bedua."

Ai terharu. Temannya bisa berbicara seperti itu juga ternyata. Kirain hanya bisa mengumpat dan memaki saja.

"Gue juga sayang banget sama lo, Yan." Ai memeluk erat tubuh ringkih Zean menggunakan lengan sebelah kiri karena ia memegang es krim disebelah kanan

"Kalo ada masalah, cerita sama kita berdua aja. Kita bakal berusaha buat ngertiin lo kok." ucap Toma yang hanya melihat drama peluk-pelukan antara Ai dan Zean sambil lanjut memakan es krimnya

"Emang lo ama Bara ada masalah apasih?" Ai melepas rengkuhannya dari tubuh Zean lalu menatap Zean serius. Es krimnya sudah sedikit mencair hingga meleleh ke tangannya.

"Gatau. Gue bingung gimana jelasinnya."

"Lo suka Bara kan?" tanya Toma tiba-tiba membuat Zean sekaligus Ai terkejut

"Hah? Serius?" ini si Ai yang ngangong

"Ga anjir." elak Zean berusaha menyembunyikan keterkejutannya

"Mata ga bisa bohong, Yan." ucap Toma tersenyum

"Hah?" Ai ngangong part 2

"A-apasi. Gue ga—"

"Cara mata lo ngeliatin Bara beda dari cara teman ngeliat temannya. Gue juga sering liat pipi lu merah cuma gara-gara Bara ngacak rambut lu. Setiap Bara natap tepat dimata lu, lu selalu ngehindar dari tatapannya. Jujur aja gapapa. Gue gabakal jauhin lo kok. Gue ga masalah sama orientasi seksual lo. Gue malah ngedukung ampe kalian kawin." diakhir ucapannya Toma terkekeh [ini si Toma sama Ai belum tau tentang hubungan ugal-ugalan mereka ya]

"Gu-gue.." Zean kehabisan kata-kata untuk dijadikan alasan. Semua ucapan Toma benar. Ia tidak bisa mengelak lagi.

"HAH? SELAMA INI LU SUKA SAMA BARMMPPH!!" Toma membekap mulut Ai yang berisik

"Asin goblok, tangan lo!" maki Ai yang berhasil menarik telapak tangan Toma yang tadi membekap mulutnya

Toma cuma nyengir dimaki Ai.

"Jadi, lo beneran suka dia?" lanjut Ai masih penasaran sambil menjilat es krimnya

"I-iyaa. Gue emang suka sama dia dari sma. Sekali lagi maaf gue rahasiain ini dari kalian. Gue takut kalian risih dan malah jauhin gue." Zean menunduk takut-takut

Ai dan Toma tersenyum melihat tingkah Zean yang tidak biasa. Terlihat sangat lucu jika tidak dalam mode maung.

"Tenang aja. Gua sama Toma gabakal ngejahuin lo. Kita bakal dukung lo sama Bara ampe berlayar ke Jerman." ucap Ai antusias

"Tapi, emang Bara homo?" lanjut Ai yang memasang raut bingung

"Dia mah gajelas, anjing. Buat gue terbang, trus di jatuhin. Trus gitu aja ampe mampus. Tapi dia pernah bilang kalo dia geli sama homo."

"Apa mau kita bantu buat dia luluh sama lo? Biar ikut homo." saran Ai

"Gue ga yakin."

"Siapa tau dia berubah haluan." timpal Ai lagi yang masih saja menjilat sisa es krim yang jatuh ke tangannya. Lengket.

"Bisa jadi. Perasaan manusia ga bisa ditebak." Toma menimpali

'tok tok tok'

Zean yang sibuk mengelap tangannya yang lengket menggunakan tisu langsung terhenti. Ia langsung bangkit lalu berjalan ke arah pintu dan membukanya.

"Sia— oh, lo. Ngapain?" orang yang mengetuk pintu tadi ternyata adalah Bara

Bara tersenyum lembut dan langsung menerjang Zean dengan pelukan. Yang dipeluk hanya bisa mematung. Ai dan Toma yang melihat kedatangan Bara yang tiba-tiba juga ikutan jadi batu.

[panjang umur ya, si Bara( ͡° ͜ʖ ͡°)]

"Yan. Jangan cuekin gua kayak gini. Gua gatau salah gua apa. Lo bisa bilang ke gua kalo gua ada salah. Tapi please, jangan kekanakan Yan. Gua gabisa tenang dengan lo yang jauhin gua. Sorry, kalo mungkin perkataan gua 5 hari yang lalu bikin lo sakit hati atau kesinggung."

Tuh kan. Jantung Zean ga bisa di kontrol lagi. Zean terlalu lemah kalau udah tentang Bara. Ia juga masih shock dengan kedatangan Bara yang tiba-tiba dan langsung memeluknya. Bara kenapa selalu ga pakai aba-aba sih? Kan Zean ga mau kalo nanti dia sakit jantung cuma gara-gara temannya itu. Ia memang kecewa dengan Bara. Tapi hatinya juga terlalu lemah.

"Yan?"

"Zean?"

Zean langsung sadar saat kedua kali panggilan dari Bara memasuki pikirannya. Zean yang masih kaget reflek mendorong tubuh Bara yang masih memeluknya. Sorot mata Bara menyendu.

"Lo bener-bener marah sama gua ya? Lo gamau maafin gua? Padahal gua udah susah-susah ngerangkai kata-kata tadi. Yaudah, gua per—"

"Gue ga marah. L-lo ga perlu minta maaf. Gue yang terlalu kekanakan." pada akhirnya Zean membohongi perasaannya lagi.

"Gue cuma sebel sama lo. Gue kan mintanya gulali bukan sugus!" tanpa sadar Zean memanyunkan bibirnya

Bara terkekeh mendengar alasan Zean yang menurutnya aneh tapi lucu. Eh lucu?

"Nih, gulalinya. ada 5, 2 nya bonus. Tadinya gue mau minta maaf sekalian ngasih lo gulali. Siapa tau luluh. Eh, ternyata lo ngejauh perkara permen sugus doang." ucap Bara sambil menyodorkan bungkusan besar yang berisi 5 gulali berbeda warna

Jantung Zean serasa diremat kuat. Kenapa Bara tidak peka sih? Masa iya dia percaya kalau dirinya marah karena perkara sugus?

"Makan tuh gulali. Capek-capek gua cari yang warnanya beragam. Asal lo bahagia." Zean tersenyum mendengar kata yang berada di akhir kalimat Bara

"Gua tunggu gigi lo ompong." senyum Zean luntur seketika. Zean yang ingin memukul Bara tapi gagal, Bara sudah lari duluan di koridor apartemen menghindar dari amukan temannya. Zean lantas mengejar Bara dan melupakan gulali yang terkapar di lantai koridor.

Ai dan Toma hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat Zean dan Bara yang malah cosplay Tom & Jerry. Temannya benar-benar selemah itu kalau sudah berhadapan dengan Bara, sampai berbohong untuk menutupi perasaannya.

"Bara kenapa bego banget ya?" itu Ai yang ngomong

"Bukan bego. Tapi ga peka." Toma merebahkan tubuhnya di atas karpet berbulu

"Anehnya. Zean bisa jatuh cinta sama orang kaya dia. Udah gila."

Toma melirik Ai malas. "Bukan gila. Tapi udah jatuh sedalam-dalamnya."

♂️♀️♂️

Bara sama Zean lagi di taman. Tempat dimana mereka memulai pertengkaran 5 hari yang lalu.

Mereka kejar-kejaran sampai keluar dari apartemen tempat Zean tinggal.

"Yan. Besok ke rumah mama ya. Mama kangen sama lo. Sekalian kita siap-siap untuk acara pernikahan kita."

"Bukannya lo—"

"Gua mutusin, buat tetep jaga rahasia diantara kita dari bonyok gua ampe waktu yang bakal ngebongkar semua. Jadi kita bakal tetep nikah dan status lo bukan lagi pacar boong-boongan. Tapi istri boong-boongan gua. Gimana?"

Zean bingung, dia mau senang apa sedih? Tapi dia ga bisa tutupin rasa senangnya. Ia akan segera menikah dengan orang yang dia suka. Walaupun hanya menjadi istri pura-pura, tapi Zean tetap bahagia.

"Gue ikut lu aja. Asal lu ga nikah sama cewe yang awalnya dijodohin sama lu."

"Kayaknya, ga seneng banget kalo gua dijodohin sama Rexxa." Bara menyunggingkan sebelah bibirnya

"Emang. Kalo lu nikah, ntar gue sama siapa? Kalo cuma Ai sama Toma ga cukup. Mereka mah berduaan mulu gue jadi nyamuknya."

"Ohh. Jadi lo gamau gua tinggal ya?" Bara semakin menggoda Zean

"Iya. Soalnya lu banyak duit."

Bara yang tadi senang menggoda Zean langsung merubah raut wajahnya datar. Ia sedikit kesal karena jawaban yang keluar dari mulut Zean tidak sesuai ekspektasinya. Bara kira, temannya itu memang akan kesepian jika tidak ada dirinya.

"Oh. Yaudah gua balik ke rumah dulu. Mama pasti udah nunggu. Hati-hati gulalinya dicopet orang gara-gara lu tinggal di koridor."

Zean langsung teringat gulalinya yang ia lempar begitu saja di koridor karena mengejar Bara.

"Hati-hati di jalan. Titip salam buat mama lo, bilang 'dari Zena'. Gue mau ambil gulali gue, keburu dicopet orang lewat. Daah~" Zean berlari ke pintu utama apartemen sambil melambaikan tangannya kearah Bara

Bara masih terdiam di tempatnya berdiri. Perasaannya hari ini campur aduk gara-gara temannya itu. Ia mengusap wajahnya frustasi. Berusaha menghilangkan perasaan aneh yang seharusnya tidak muncul didalam  dirinya.

tbc

walach walach. perasaan apa tuch😧
aku gabisa bikin konflik gede-gede soalnya ga sanggup😣🙏
*habis aku ketik langsung di publish tanpa revisi. tolong koreksi kalo ada typo ya🙏🙏
makasih sudah membaca. vote dan komen jangan lupa💐

Fortsæt med at læse

You'll Also Like

776K 28.4K 50
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...
RAYDEN Af onel

Teenage Fiktion

3.6M 225K 68
[Follow dulu, agar chapter terbaru muncul] "If not with u, then not with anyone." Alora tidak menyangka jika kedatangan Alora di rumah temannya akan...
ALZELVIN Af Diazepam

Teenage Fiktion

4.4M 257K 31
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
357K 43.7K 33
Cashel, pemuda manis yang tengah duduk di bangku kelas tiga SMA itu seringkali di sebut sebagai jenius gila. dengan ingatan fotografis dan IQ di atas...