I'M BROKEN

De amateurishly

454K 22K 1.6K

Anabelle Claudia Caroline adalah adik dari kelima superstar yang sedang naik daun saat ini, yaitu One Directi... Mai multe

I'm Broken "Part 1"
I'm Broken "Part 2"
I'm Broken "Part 3"
Author Note
I'm Broken "Part 4"
I'm Broken "Part 5"
I'm Broken "Part 6"
Author Note II
I'm Broken "Part 7"
I'm Broken "Part 8"
I'm Broken "Part 9"
Author Note III
I'm Broken "Part 10"
I'm Broken "Part 11"
I'm Broken "Part 12"
Author Note IV
I'm Broken "Part 13"
I'm Broken "Part 14"
I'm Broken "Part 15"
I'm Broken "Part 16"
Author Note V
I'm Broken "Part 17"
I'm Broken "Part 18"
I'm Broken "Part 19"
I'm Broken "Part 20"
I'm Broken "Part 21"
Author Note VI
I'm Broken "Part 23"
Epilog

I'm Broken "Part 22"

9.1K 617 52
De amateurishly

"ANABELLE?!"

"ANGEL?!!"

"Ngapain kamu disini?" tanya Angel sarkas.

"Anabelle gak mau masuk," Anabelle berusaha keluar dari kerumunan itu, namun Dad buru-buru menahannya.

"Jadi kalian udah saling kenal? Wah bagus dong jadi bisa akur," kata Mom sambil tersenyum kearah Anabelle dan Angel.

"Hah akur? Ngapain juga akur sama dia? Kenal aja enggak," balas Anabelle tidak terima.

"Cihh! Siapa juga ya yang mau akur sama cewek macem dia, gak bakal ada," sahut Angel

"Anabelle!" Mom sedikit menaikkan suaranya.

"Maaf ya, maklum anak saya emang agak agak gimana gitu," kata Dad sambil tertawa kecil, Anabelle yang tidak terima, memukul lengan Dad-nya.

"Iyaa maklumlah anak muda emang suka berantem kaya gitu, tapi ujung-ujungnya pasti akrab kok," balas Mr. Ashley (Ayah Angel) dengan ramah.

"Hidih aku gak level akrab sama dia, Pap," kata Angel. Anabelle yang geram, langsung meremas tangan Harry dengan kencang.

"Aduh sakit!" Harry melepaskan tangan Anabelle, dari tangannya.

"Ayo silahkan masuk, sudah disiapkan semuanya, udara di luar juga semakin dingin," perintah Mrs. Ashley ramah.

Semuanya masuk kedalam rumah keluarga Ashley. Rumah keluarga Ashley ini memiliki desain interior yang tidak kalah mewahnya dengan rumah keluarga Anabelle.

Beberapa makanan mewah sudah terletak diatas meja yang terletak di ruang makan keluarga Ashley yang memiliki perapian tersindiri.

"Ayo silahkan duduk," kata Mr. Ashley dengan sopan. Mereka semua langsung duduk di kursi yang telah disediakan.

Anabelle duduk bersebrangan dengan Angel, dan disampingnya adalah Zayn dan Niall.

Sebelum makan, Angel selalu menendang kaki Anabelle dengan sengaja. Anabelle yang kesal langsung memandang Angel dengan tatapan membunuh, dan Angel hanya tersenyum menjijikan.

Anabelle tidak menyentuh makanannya sama sekali, melihat muka Angel saja membuatnya ingin muntah. Namun tiba-tiba Angel dengan sengaja menumpahkan minumannya tepat di depan Anabelle, sehingga baju Anabelle basah kuyup.

"Ouch sorry..." kata Angel dengan muka liciknya.

BRUKK...

Anabelle berdiri, lalu menggebrak meja dengan keras. Sehingga mengahasilkan suara yang cukup mengejutkan seisi rumah.

"Gausah sok baik di depan semuanya! Jijik tau gak!" Anabelle langsung menyiram Angel dengan minumannya. Anabelle langsung pergi meninggalkan ruang makan keluarga Ashley.

Anabelle berlari di jalanan yang sepi, tanpa ada orang maupun kendaraaan yang berlalu lalang. Tak heran jika jalanan sangat sepi, waktu sudah menunjukkan larut malam.

Anabelle sangat kesulitan berlari menggunakan heels yang cukup tinggi, sehingga ia terjatuh diatas aspal yang keras dan kasar.

"Fck!"

Lutut Anabelle luka parah, dan kakinya pun sepertinya terkilir. Untuk berdiri saja ia tidak mampu, ia hanya bisa meringis dan terkadang mengeluarkan buliran air mata, bukan berniat untuk menangis, tapi air mata itu tiba-tiba saja keluar.

Anabelle langsung mengeluarkan ponselnya, lalu menelfon satu nama yang menurutnya bisa membantu.

"Hallo Anabelle?"

"Hallo Kenzie?" Anabelle berusaha membuat suaranya tidak seperti orang yang sedang kesakitan, tetapi usahnya tidak berhasil.

"Anabelle? Kamu kenapa?" dari nada suaranya saja Kenzie sudah terlihat panik.

"Bisa minta tolong gak? Bisa jemput aku disini gak? Nanti aku kirim nama tempatnya," Anabelle sesekali meringis sambil memegangi kakinya.

"Aku kesana sekarang," kata Kenzie lalu langsung mematikan telfonnya. Anabelle langsung mengirim alamatnya melalui pesan singkat.

***

Pukul 10.45 malam.

Kenzie yang sedang asik bermain game tiba-tiba dikejutkan dengan dering ponsel. Ia langsung mem-pause gamenya, lalu segera mengangkat telfonnya ketika ia melihat nama siapa yang tertera si ponselnya.

Anabelle.

"Bisa minta tolong gak? Bisa jemput aku disini gak? Nanti aku kirim nama tempatnya," Kenzie langsung membanting joysticknya, lalu segera mengambil kunci mobilnya.

"Aku kesana sekarang."

Ketika Kenzie sudah mendapatkan alamatnya, ia langsung terburu-buru pergi meninggalkan rumahnya.

***

Ibarat sudah jatuh, lalu tertimpa tangga. Itulah yang sekarang dirasakan oleh Anabelle. Bajunya basah, kakinya terkilir, lututnya luka parah, dan kini ia menggigil karena udara pada malam hari sudah semakin dingin.

Kenzie sudah datang, mungkin kalau Kenzie belum datang, Anabelle akan seperti orang gila bergaun yang pingsan di pinggir jalan. Kenzie langsung keluar dari mobilnya, hanya menggunakan celana tidur, dengan kaos oblong warna putih. Kenzie langsung menhampiri Anabelle, lalu memeluknya dengan erat. Kenzie menggendong Anabelle masuk kedalam mobilnya.

Sesudah masuk kedalam mobil, Kenzie langsung mengambilkan baju dan hoodie yang memang sengaja iya bawa setiap harinya. Kenzie menyalakan penghangat yang berada di dalam mobilnya.

"Pake dulu, biar gak kedinginan. Baju kamu basah, mau ganti dulu? Biar aku keluar," Anabelle menggeleng.

"Ish," Kenzie buru-buru memakaikan hoodie miliknya ke tubuh Anabelle. Kenzie mengecek suhu badan Anabelle yang naik secara drastis, kakinya yang luka-lukapun tertangkap jelas di matanya.

"Kita ke rumah sakit sekarang," Kenzie ingin langsung tancap gas, tetapi tangannya ditahan oleh Anabelle.

"Jangan bilang sama semuanya, janji?" tanya Anabelle lemas, Kenzie mengangguk dan langsung menyalakan mesin mobilnya.

Selama di perjalanan Kenzie tidak pernah melepaskan pandangan kearah Anabelle, bukan hanya tidak melepas pandangannya, tapi ia juga tidak melepas genggaman tangannya yang bertautan dengan tangan Anabelle.

"Kamu utang banyak cerita sama aku," kata Kenzie masih terfokus pada jalanan.

"Yaampun orang lagi sakit, bukannya dibaik-baikin malah diancem gini," Anabelle pura-pura ngambek, lalu ingin melepaskan tangannya. Kenzie tidak membiarkan itu terjadi.

"Ngambek boleh, tapi jangan dilepas, nanti kamu kedinginan," kata Kenzie mengeratkan genggamannya. Pipi Anabelle langsung merona merah, jika ini tidak di dalam mobil dengan keadaan yang gelap, mungkin ia akan malu berat.

Ketika sudah sampai di rumah sakit, Kenzie langsung menggendong Anabelle keluar, dan meminta bantuan suster untuk segera menanganinya.

Anabelle segera dimasukkan diruang UGD, dan Kenzie hanya bisa menunggu diluar karena tidak diperbolehkan untuk masuk kedalam. Setelah melewati pemeriksaan yang lumayan lama, akhirnya dokterpun keluar.

"Keluarga dari pasien Anabelle?" tanya dokter.

"Saya dok, gimana keadaan Anabelle?" tanya Kenzie khawatir.

"Untung kamu buru-buru dia kemari, kalau tidak luka di lututnya itu bisa infeksi, dan bisa fatal juga. Kakinya terkilir hebat, ia belum bisa berjalan untuk beberapa hari kedepan, dan mungkin membutuhkan waktu yang lama untuk proses penyempuhan dan terapi berjalan. Pasien juga menderita demam tinggi, dan mungkin harus dirawat beberapa hari untuk penyembuhannya. Dan untuk yang lainnya tidak usah dikhawatirkan," kata dokter panjang lebar menjelaskan.

"Terimakasih dok, boleh saya masuk?" tanya Kenzie.

"Boleh, tapi jangan sampai dibangunkan ya, iya butuh istirahat," Kenzie mengangguk lalu segera masuk kedalam ruangan tempat Anabelle diperiksa. Anabelle sedang tertidur dengan lelapnya, mungkin efek samping dari obat biusnya.

Mungkin malam ini Kenzie akan bermalam di rumah sakit untuk menemani Anabelle sampai besok. Sambil menunggu Anabelle dipindahkan ke ruang rawat, ia sempat mengambil beberapa barang yang dibutuhkan untuk iya sekolah besok.

-PAGI HARINYA-

07.30 am

Anabelle membuka matanya perlahan, lalu menangkap bayangan seorang lelaki yang tertidur di sofa tepat disampingnya. Kenzie, iya mengingat kejadian semalam, dan tiba-tiba saja iya tersenyum. Melihat wajah Kenzie, membuatnya ingat bagaimana cara Kenzie memegang tangannya, bagaimana Kenzie memeluknya dan bagaimana Kenzie menggendongnya dengan sangat lembut.

"Hidih masih pagi udah senyum-senyum aja, tau kok yang seneng abis ditungguin sama cogan semaleman," kata Kenzie tiba-tiba membuka matanya. Anabelle terkejut, ternyata Kenzie hanya berpura-pura tertidur.

"Kamu tidur disini?" tanya Anabelle.

"Yaiyalah, nanti yang jagain big baby yang lagi sakit siapa? Nanti diculik om-om lagi," jawab Kenzie lalu berdiri menghampiri Anabelle.

"Eh ralat, sebenernya gak ada sih yang mau nyulik big baby kaya gini, gak ada untungnya juga, nyusahin aja emang hahaha," Kenzie masih melanjutkan perkataanya.

"Enak aja!" Anabelle berusaha memukul Kenzie, tetapi selang infusan yang berada ditangannya membuat Anabelle tidak bisa melakukannya.

"Syukurin! Lagian udah tau sakit, masih aja galak-galak," kata Kenzie sambil menjulurkan lidahnya.

"Btw gak sekolah? Udah jam berapa nih?" tanya Anabelle.

"Sekolah lah, anak teladan, masuk jam kedua ajalah, males juga belajar mtk," kata Kenzie kembali duduk di sofa sambil mengeluarkan ponselnya.

"Anak teladan masuk jam kedua? Anak teladan apaan?"

"Yaudah sih, protes mulu nih kerjaannya. Laper nih, jatah makan pasiennya gak dikirim-kirim," Kenzie mengelus-elus perutnya.

Belum lama dibicarakan, tiba-tiba suster dengan nampan berisi beberapa makanan sehatpun datang.

"Good morning," sapa suster itu kepada Kenzie, hanya kepada KENZIE, sedangkan Anabelle yang note benennya sebagai pasien hanya didiamkan begitu saja.

"Morning," balas Kenzie ramah.

"Ini makanannya, maaf agak terlambat ya," kata suster itu dengan nada suara yang dibuat-buat.

"Gapapa kok, makasih ya," jawab Kenzie.

"Kalau ada yang ingin dibantu boleh langsung hubungi saya, oh ehm maksudnya hubungi nomor yang sudah tertera disitu," suster itu tersenyum malu-malu. Kenzie mengangguk, lalu suster itu pergi sambil mengedipi Kenzie dengan satu matanya.

"Hemmm ditaksir nih sama suster-suster ganjen," kata Anabelle.

"Gausah cemburu gitu donggg," kata Kenzie sambil mencolek-colek pipi Anabelle.

"Ngapain juga cemburu, kurang kerjaan amat."

"Yaudah yaudah, ini makan dulu," Kenzie mendekatkan sesendok bubur kearah mulut Anabelle.

"Gak mau, gak ada rasanya," rengek Anabelle.

"Namanya bubur kaya gini, mana ada rasanya. Liatin aku aja, nanti jadinya manis," kata Kenzie.

"Pait iya."

"Yaudah buruan makan, anak teladan mau sekolah nih," kata Kenzie

"Yaudah sih sekolah tinggal sekolah, aku bisa makan sendiri kok," balas Anabelle.

"Aku gak bakal ke sekolah, sebelum makanan ini abis. Mangap cepetan, Aaaaaa pesawatnya mau masuk, landasannya mana nih? Aaaaa," Anabelle membuka mulutnya, dan begitupun selanjutnya sampai semua makanan yang berada di nampan habis. Tak jarang Anabelle tersedak akibat tingkah laku Kenzie yang menirukan gaya apa saja untuk menyuapinya.

"Anak teladan sekolah dulu ya, byee..." Kenzie mengusap kepala Anabelle terlebih dahulu, lalu pergi menuju sekolah tercintanya.

Anabelle teringat dengan sesuatu, ia lalu mengeluarkan ponselnya.

To: Kenzie

Anak teladan jangan lupa sarapan x

***

Setelah Kenzie pergi sekolah, ruang rawat Anabelle menjadi sepi, bahkan suara tv yang cukup keras belum bisa menghilangkan kesan sepi ruangan ini.

Mom, dan kelima kakak Anabelle sudah menghubungi Anabelle berkali-kali, tetapi Anabelle masih bersih keras untuk menyembunyikan diri dari keluarganya. Anabelle hanya tidak ingin menyusahkan keluarganya saja, selama ini ia sudah cukup membuat keluarganya kesulitan menangani sikap keras kepala, dan sikap egois yang sudah menjadi ciri khas Anabelle.

Kenzie, Brian, dan Emillie juga sudah menghubungi Anabelle, mungkin Kenzie sudah memberi tahu mereka berdua. Kenzie memberi tahu bahwa Brian dam Emillie akan ke rumah sakit sepulang sekolah.

***

-At Anabelle's House-

"Kalian udah hubungin Anabelle?" tanya Mom khawatir.

"Udah Mom, tapi gak diangkat-angkat juga," kata Harry.

"Kalian udah tanya temen-temen sekolahnya Anabelle?" tanya Mom lagi.

"Mom taulah, semenjak keluarga kita gak akur kan Anabelle jarang punya temen, paling Emillie, Kenzie, sama Brian doang," jawab Niall.

"Yaudah kalian telfon mereka berempat aja," saran Mom.

"Udah Mom, gak ada salah satu dari mereka yang tau," jawab Liam.

"Dad mana?" tanya Mom.

"Di kantorlah, lagi sujud sujud kali dia sama Papanya Angel, biar bisnisnya gak dibatalin," sindir Zayn sinis.

"Zayn!" Mom sedikit membentak Zayn.

"Lagian dia anaknya gatau kemana, masih aja ngurusin bisnis, lebih penting anak atau bisnis picisan kaya gitu?" balas Zayn. Tidak ada yang membantah, bahkan Mom membenarkan apa yang baru saja Zayn katakan, memang kenyataannya seperti itu.

***

Jam sekolah sudah berakhir sejak beberapa menit yang lalu, kini Emillie dan Brian sedang berada di ruang rawat Anabelle.

"Loh Kenzie kemana?" tanya Anabelle.

"Yaelah Kenzie mulu dicariin," kata Emillie meledek. Emillie dan Brian meletakkan gitarnya di sudut ruangan.

"Yaelahh nanya doang juga," balas Anabelle.

Knock... knock... knock...

Tiba-tiba saja ada yang mengetuk pintu ruang rawat Anabelle.

-TBC-

HELLOOOO cieee panjang kan panjang? Iyalah tumben tumben nih panjang wkwk, agak berbau romance gitu gapapa lah yaa? Wkwk, jangan lupa vomments nya, byeee muach xx

Continuă lectura

O să-ți placă și

320K 24.2K 109
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
251K 37K 67
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
103K 9.9K 26
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...
84.2K 7.9K 21
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG