Knock, Knock! (Completed)

Oleh aprilianatd

3.5M 366K 11.7K

Satu tahun tinggal di apartemen, Almira tidak pernah berinteraksi dengan tetangga kanan dan kirinya. meskipun... Lebih Banyak

Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Voucher Diskon KaryaKarsa
Bab 30
Bab 31
Bab 32
Bab 33 [end]
Epilog
Extra Part
Pengumuman

Prolog

239K 14.1K 559
Oleh aprilianatd

"Gila, cewek baru lagi," decak seorang perempuan dengan tangan memegang gelas soda.

Laki-laki yang duduk di sebelahnya mengikuti arah pandang perempuan itu. "Siapa yang punya cewek baru?"

Perempuan itu adalah Almira Nafya Wibowo. Seorang perempuan dua puluh empat tahun yang saat ini sedang menempuh pendidikan S2 di salah satu Universitas swasta di kota Surabaya.

Laki-laki yang saat ini tengah duduk di sebelah Almira adalah Devan. Teman laki-laki yang selalu ada untuknya di saat ia butuhkan. Sudah hampir sepuluh tahun mereka menjalin persahabatan. Kalau orang bilang laki-laki dan perempuan tidak bisa bersahabat, hal itu tidak berlaku untuk Almira dan Devan.

Devan adalah laki-laki yang tidak tertarik dengan perempuan. Sepuluh tahun bersahabat dengan Devan, sudah tidak dapat dihitung berapa kali Devan berganti pacar. Tentu saja pacarnya berjenis kelamin yang sama. Keuntungan memiliki teman seperti Devan adalah bisa mendeteksi mana laki-laki yang benar-benar lurus dan mana yang belok.

Jangan dibayangkan sosok Devan adalah sosok laki-laki kemayu yang berpenampilan seperti perempuan. Di mata Almira, temannya itu bisa dibilang memiliki tampang diatas rata-rata. Bahkan setiap laki-laki yang menjadi pacar Devan juga nggak kalah tampan dari Devan.

"Cowok mana sih yang kamu lihatin?" tanya Devan masih memperhatikan satu persatu tamu yang ada di restoran.

"Arah jam tiga."

Mata Devan langsung tertuju pada sosok laki-laki berbadan tegap dengan warna kulit coklat gelap. "Gila, lumayan juga tuh cowok."

Almira sontak tertawa. "Tapi sayang, dia sukanya cewek."

"Kok tau?" Devan langsung menoleh ke Almira.

"Hampir tiap hari dia selalu bawa cewek yang beda."

"Kenal?"

Almira mengangguk, tapi sedetik kemudian ia menggeleng. "Dibilang kenal sih nggak kenal banget. Cuma tau sekedar tau aja."

Devan menatap Almira dengan mengangkat sebelah alisnya kebingungan.

Almira berdecak. "Dia tetangga sebelah apartemenku," ucapnya memberitahu.

Devan langsung memasang wajah terkejut. "Kalo aku main ke apartemenmu kok nggak pernah ngelihat dia?"

Almira mengangkat bahu. Kemudian tatapannya kembali fokus pada sosok laki-laki yang sudah satu tahun ini menjadi tetangganya.

"Dia pasti lurus," gumam Devan yang membuat Almira menoleh.

"Apanya yang lurus?" tanya Almira tak mengerti.

Devan berdecak. "Maksudnya dia cowok normal."

Almira membulatkan bibirnya. "Kalo nggak normal, nggak mungkin hampir tiap hari gonta-ganti cewek."

"Mungkin lagi cari pasangan yang sesuai."

"Dari wajah kelihatan udah tua. Aneh aja kalo diusia segitu masih gonta-ganti cewek."

"Emang umur berapa?"

"Mana aku tau. Aku aja nggak pernah ngobrol sama dia," jawab Almira menggerutu. "Kalo dilihat dari face dan perawakannya, mungkin udah pertengahan tiga puluh," lanjutnya.

"Anjir, tiga puluh itu bukan tua, tapi mature," sela Devan heboh.

"Tua sama mature perasaan sama aja deh," gumam Almira.

Akhirnya Almira memutus padangannya dari tetangganya. Ia memilih menghabiskan makanan yang sudah ia pesan.

"Nggak pernah ngobrol berarti kamu nggak tau namanya?" tanya Devan setelah makanan mereka habis.

"Siapa?"

"Tetanggamu itu."

"Oh ... kalo nama tau sih."

"Siapa namanya?" tanya Devan antusias.

"Mmm ... Radit," jawab Almira sedikit ragu. "Kalo nggak asalah namanya Raditya," tambahnya.

"Andai dia belok, aku mau sama dia," ucap Devan dengan mata berbinar.

Almira bergidik geli mendengar itu. Ia melempar tisu bekas, tepat mengenai wajah Devan. "Udah ah, aku mau balik." Kemudian ia berdiri dari kursi. "Kamu jadi main ke apartemenku atau nggak?"

Devan menggeleng. Dengan senyum malu-malu ia menjawab. "Sean hari ini janji mau main ke apartemen. Kita mau cuddle sambil nonton netflix."

Walaupun sudah sering mendengar yang seperti itu, tetap saja masih membuat Almira geli sendiri. "Yaudah kalo gitu. Aku balik dulu." Ia melakukan cipika-cipiki singkat sebelum berjalan keluar dari restoran.

***

Sorry for typo and thankyou for reading❤

Author Note:
Another cerita ringan yang aku tulis. Kalo udah ada cerita baru, itu artinya cerita yang lama udah hampir selesai.

Semoga kalian suka sama cerita baru ini. Enjoy semuanya🥰

Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

56.8K 13.9K 56
A SERIES OF 'AMETHYST FLORIST'. 1st sequel 'HIM' 2nd sequel 'CONSEQUENCES' 3rd sequel 'CONQUERED' Do not copy my works. If you find any simila...
1.9M 218K 38
Lana yang kesepian di rumah, memutuskan untuk menyewakan kamar yang kosong di rumahnya. selain bisa mendapat teman, ia juga bisa mendapat tambahan ua...
757K 28.9K 11
#1 cerita pendek (6 Januari 2021) Pindah Ke Karyakarsa "Kamu itu jutek, nyeremin juga tapi ganteng sih. Dan yang paling menyebalkan aku menyukaimu."...
1.1M 71.8K 36
Inara hanya gadis biasa berusia 18 tahun yang tumbuh besar di panti asuhan. Tidak ada waktu untuk memikirkan asmara, yang ia tahu hanya bekerja untuk...