Akhirnya libur tahun baru yang dinanti Kayla pun tiba. Malamnya Kayla dengan semangat packing barang-barang yang akan dibawanya.
Liburan ke luar negeri tidak jadi, jadilah Kayla memilih destinasi yang tidak kalah bagusnya yaitu di jogjakarta.
Awalnya Kayla ingin pergi ke bali, tapi Arya tidak setuju dengan hal itu. Tahun baru sepertinya juga bukan pilihan yang tepat, karena pastinya Bali akan sangat ramai pengunjung.
Mereka hanya akan berlibur selama tiga hari saja disana. Karena itu hanya jatah libur yang Arya miliki.
Satu koper dan travel bag kini telah siap dan Kayla letakkan dipojok ruangan sebelum besok mereka akan berangkat pagi-pagi sekali.
"Kenapa banyak?" Arya bertanya melihat begitu banyak barang yang dibawa oleh Kayla. Mungkin cukup kali untuk seminggu penuh.
Kayla terkekeh. Dan menjelaskan pada Arya.
"Takutnya nanti kurang Mas, kan enak tinggal ambil aja." Arya menghela nafas dan menggelengkan kepala pelan.
Wanita dan ke-rempongannya memang tidak bisa dipisahkan.
"Jangan lupa nanti kita juga mau beli oleh-oleh. Sisakan sedikit ruang."
"Oh iya, aku lupa." Kayla menepuk keningnya. Lalu dia kembali membuka dan memilah kembali barang-barang yang wajib untuk dibawa.
"Bawa seperlunya saja." Arya berucap sembari memperhatikan istrinya yang terlihat bingung hendak menghempas barang mana yang tidak jadi untuk dibawa.
"Ini semua perlu Mas." Kayla merentangkan tangan.
Arya menghela nafas lalu dia menghampiri istrinya. Sepertinya Arya harus ikut turun tangan.
Arya mulai melihat apa saja barang yang memenuhi koper mereka.
"Ini ngapain bawa coat segala?" Arya mengangkat Coat milik Kayla.
"Ini buat jaga-jaga Mas, takutnya disana nanti dingin."
"Disana tidak musim salju." Arya membantah alasan yang sangat tidak masuk akal, lalu dihempaskan begitu saja Coat itu diatas kasur.
"Ngapain bawa seperti ini?" Arya mengangkat sepasang bikini yang terselip diantara baju-baju lain. Istrinya ini mau berbuat curang rupanya, untungnya saja Arya jeli jadi tidak terkecoh dengan jebakan Kayla.
"Kita kan nanti mau ke pantai juga."
"Tidak perlu pakai yang seperti ini. Pakai dress saja." Arya menghempaskan dengan keras baju kurang bahan itu.
Kayla menatap dengan nanar bikini yang baru dibelinya, dan belum sempat dipakainya juga. Malang sekali nasib bikini ini.
"Biar kayak seleb gitu Mas."
"Tidak perlu terlihat seperti mereka, kamu istri saya. Tubuh kamu hanya saya yang boleh melihat." Ucap Arya dengan tegas sambil melayangkan tatapan tajam pada istrinya.
Jika diumpamakan, seandainya tatapan bisa melukai fisik seseorang maka kulit Kayla sudah tergores saat ini.
"Kalau mau pakai boleh, asal hanya didepan saya." Senyum separuh terbit di bibir Arya. Senyum yang sangat mengerikan, pikir Kayla.
Kayla menatap sebal ke arah suaminya itu. Ya kali, dia mau pakai bikini kalau sedang berada dikamar.
"Itu sih Mas aja yang modus." Kayla mendengus. Dia mendapat kekehan dari Arya.
Beberapa menit Arya kembali berkutat dengan koper mereka. Keadaan koper kini sudah terlihat lenggang, karena sebagian barang yang tidak penting-penting amat untuk dibawa sudah laki-laki itu keluarkan.
Saat Kayla ingin membantah lagi, Arya segera menatap tajam pada istrinya. Dia segera menutup koper dan memindahkannya agar Kayla tidak mengutek-utek koper lagi.
Kayla terlihat cemberut menatapi nasib malang barang-barang yang ada di atas kasur.
"Sudah, cepat beresin." Perintah Arya, menunjuk tumpukan baju milik Kayla itu dengan dagunya.
Dengan terpaksa Kayla mengambil satu persatu baju miliknya dan kembali memasukkan kedalam lemari.
_____
"Kay ayo cepetan bangun." Sudah dari sepuluh menit yang lalu Arya berusaha untuk membangunkan istrinya dari tidur.
Tampaknya masih belum ada tanda-tanda usahanya ini akan berhasil juga. Ini semua gara-gara perempuan itu yang masih nekat untuk begadang padahal sudah tau bahwa penerbangan mereka akan berangkat pagi, jam lima.
Arya menepuk pelan pipi Kayla, kayla sudah mengeliatkan tubuhnya tapi tidak ada tanda-tanda bahwa perempuan itu akan membuka mata sepenuhnya.
"Ayo kalo kamu masih tidur kita bisa ketinggalan pesawat." Arya sudah mengguncang tubuh istrinya tapi sama saja perempuan itu hanya berkahir mengeliat tanpa ingin membuka matanya.
Entah kenapa dia menjadi malas seperti ini? Apa mungkin Kayla lupa dengan liburan mereka?
Bisa-bisanya padahal Kayla yang paling excited kemarin-kemarinnya.
Arya menghela nafas, tidak ada cara lain selain yang satu ini. Maafkan Arya ya Kayla.
Arya mengambil botol air dan menuangkan ke tangannya sedikit. Setelah itu dia menciptakan ke arah wajah Kayla.
Kayla tentu saja merasa shock, Kayla langsung membuka mata lebar-lebar dan menatap garang ke arah suaminya itu. Tega sekali dia membangunkan Kayla dengan cara seperti ini.
"Apa sih Mas, aku masih ngantuk." Kayla akan membalik tubuhnya memunggungi Arya tapi hal itu segera ditahan.
"Bangun atau kita tidak jadi liburan." Arya berucap dengan tegas.
Mendengar itu Kayla langsung telonjak bangun, dia lari menuju kamar mandi dan tidak lama sudah keluar dengan wajah yang terlihat basah.
Mungkin wanita itu tadi hanya mencuci wajahnya sebentar.
"Ayo Mas, cepetan nanti kita ketinggalan." Kayla terlihat panik, takut agenda yang telah disusunnya dengan rapih hancur begitu saja.
Sekali lagi Arya menghela nafas melihat kelakuan istrinya ini. Arya segera menahan tangan Kayla yang akan keluar.
"Kamu mau ke bandara pakai piyama seperti itu?" Tersadar, Kayla segera mengambil cardigan panjang guna menutupi piyama yang dipakainya.
"Udah ga ada waktu lagi Mas, ayo buruan."
Kayla sudah menarik tangan suaminya untuk segera keluar dari rumah mereka. Arya bisa apa selain pasrah pada istrinya ini.
Selalu saja sifat ajaib Kayla muncul diwaktu yang tidak tepat. Biarkan saja lah, jika Kayla saja tidak malu berpakaian seperti itu mengapa justru Arya yang harus malu.
Mungkin nanti Arya bisa bersikap pura-pura tidak kenal dengan istrinya ini. Ide yang bagus sepertinya.
"Kamu tidak lupa mengunci rumah kan?" Sebelum taksi yang dipesan mereka berjalan, Arya kembali mengingatkan istrinya itu lagi.
Nah kan benar dugaan Arya, mendengar penuturannya tadi Kayla kembali keluar dari taksi dan lari terbirit-birit kedalam rumah mereka.
Oh iya untung saja tadi Arya mendapat taksi yang mau mengantar mereka pagi ini.
Lima menit kemudian, wanita itu sudah kembali dengan nafas yang tersengal-sengal. Kecapean setelah olahraga dadakan.
"Ayo pak jalan." Kayla berucap pada supir taksi di depan.
Arya mengambil tissue dan mengelap peluh yang keluar dari kening Kayla.
"Lain kali jangan seperti ini lagi."
"Kalau tau ada flight pagi, jangan begadang lagi." Bukannya mendengarkan apa yang dikatakan suaminya, Kayla malah menyandarkan kepala di bahu Arya.
Dan kembali memejamkan mata, lagi. Arya hanya bisa geleng-geleng kepala dengan istrinya ini.
TBC
M
as Arya bangunin istri perasaan gak ada romantis-romantisnya sama sekali. Tega bener, mana pake ngancem ga jadi liburan lagi.
Liburan sekalian bulan madu gitu. Ga kepengen apa ya.