ALUNA [ END ]

By clrr_04

275K 11.8K 408

kisah seorang gadis yang tak pernah diharapkan keberadaannya oleh keluarga, gadis yang harus merelakan kekasi... More

Cast
Prolog
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Marigold
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Destruction
Bab 29
Bab 30
Bab 32
Bab 33
Bab 34
Bab 35
Bab 36
Bab 37
Bab 38
Bab 39
Bab 40 (END)
Epilog
Senandika

Bab 31

5.7K 235 4
By clrr_04

Setelah beberapa hari Aluna berada di rumah sakit akhirnya hari ini bisa kembali ke rumah yang sangat ia rindukan.

Mobil Savian sudah berhenti di pekarangan rumah nya. Ia berlari dan membuka kan pintu mobil untuk Aluna dan hendak menggendong wanita tersebut.

" Gak usah mas, aku bisa jalan sendiri." Aluna langsung berjalan mendahului Savian yang mengikutinya di belakang.

" Selamat datang tuan nyonya." Ucap seorang wanita paruh baya Aluna hanya tersenyum menanggapinya. Aluna sedikit terkejut ketika membuka pintu rumahnya sudah ada lima orang wanita yang berbaris menyambut kedatangan nya.

" Kalian kembali lah bekerja." Ujar Savian yang di patuhi oleh kelima wanita tersebut.

" Mas?" Aluna beralih menatap Savian.

" Mereka bekerja disini yang akan membantu mengerjakan pekerjaan rumah."

" Sebanyak itu?" Savian hanya mengangguk untuk menjawab pertanyaan Aluna.

" Kan satu aja cukup nanti dirumah aku ngapain kalo semuanya mereka yang ngerjain."

" Kamu itu lagi hamil apalagi kehamilan kamu sangat lemah. Mas gak mau ngeliat kamu sedikit pun ngerjain pekerjaan rumah biar mereka aja yang ngerjain kamu diem aja istirahat." Jika dulu Savian tidak mempekerjakan satu orang pun untuk mengerjakan pekerjaan rumah yang sangat besar ini agar Aluna kewalahan untuk mengurus rumahnya. Sebaliknya sekarang ia akan mempekerjakan banyak orang agar Aluna tidak menyentuh sedikit pun pekerjaan rumah nya.

" Tapi aku kan masih bisa kalo sekedar masak cuci piring nyapu ngepel dan sebagainya."

" Pokoknya mas gak mau sedikitpun kamu nyentuh pekerjaan rumah kalo mas sampai lihat kamu beres-beres masak dan sebagainya mas akan marah sama kamu."

" Hmm iya." Ada helaan nafas sebelum Aluna mengiyakan ucapan Savian. Menurutnya ini sedikit berlebihan.

" Yasudah ayo kita ke kamar kamu dan baby harus istirahat."

" Kamu istirahat dulu aja ya." Savian membantu membaringkan Aluna lalu mengusap lembut kepala Aluna.

Savian beranjak kearah lemari untuk mengambil pakaian rumah nya dan beranjak untuk mengganti pakaiannya.

Sedangkan Aluna memilih memainkan ponselnya daripada tidur siang.

Setelah mengganti pakaiannya dengan yang lebih santai. Savian menghampiri Aluna.

" Kok malah main hp. Aku kan tadi nyuruh nya tidur." Ucap Savian lembut.

" Aku gak ngantuk." Ucap Aluna yang masih fokus dengan ponselnya.

Savian ikut merebahkan tubuhnya di samping Aluna dan menyandarkan kepalanya pada pundak kecil Aluna sesekali menghirup aroma vanila tubuh Aluna yang membuatnya candu.

" Ih mas diem geli tau." Ucap Aluna yang merasa geli karena Savian yang mendusel-duselkan  wajahnya pada ceruk leher Aluna.

" Hehe habisnya wangi kamu bikin candu." Ucap Savian sambil terkekeh.

" Lun" panggil Savian yang masih menyandarkan kepalanya pada pundak Aluna.

" Ya?" Jawab Aluna tapi matanya masih fokus pada ponselnya.

Savian merubah posisinya menjadi duduk dan menatap Aluna.

" Lagi liat apa sih? Fokus banget. Fokusnya bisa ke aku dulu gak? Aku mau ngomong serius." Ucap Savian lembut. Membuat Aluna langsung mematikan ponselnya dan menatap kearah Savian.

" Mm kamu berhenti kuliah aja ya." Ucap Savian dengan hati-hati.

" Berhenti? Aku gak mau mas kalo harus berhenti kuliah."

" Mas cuman gak mau kamu kecapean dan terjadi apa-apa pada kamu dan bayi kita nanti."

" Mas tapi aku udah capek-capek kuliah dari awal sekarang kan aku udah semester akhir bentar lagi juga lulus aku gak mau perjuangan aku dari awal sia-sia gitu aja." Ucap Aluna yang sudah terlihat kesal.

" Karena itu, kamu udah semester akhir pasti ini adalah saat - saat terpusingnya kamu sama skripsi. Aku gak mau kamu nanti malah stress karena hal itu dan akan berdampak buruk dengan kehamilan kamu. Atau kalo kamu gak mau berhenti lebih baik kamu cuti dulu aja sampai kamu pulih dari pasca melahirkan."

" Mas aku gak mau berhenti atau cuti kuliah. Aku gak mau menunda kelulusan aku. Mas tolong ngertiin aku." Ucap Aluna yang sudah berkaca-kaca membuat Savian tak tega melihat nya.

" Yasudah maafin aku, kamu boleh terusin kuliah kamu dengan syarat kamu jangan terlalu capek dan stress. Kamu bisa minta tolong aku buat ngerjain tugas-tugas dan skripsi kamu."

" Beneran mas?" Tanya Aluna memastikan. Yang diangguki oleh Savian.

" Yey makasih mas." Ucap Aluna senang.

" Tapi kamu harus mau kalo nanti harus dikawal sama bodyguard." Ucap Savian membuat senyum Aluna luntur.

" Buat apa sih mas? Aku gak mau ah."

" Aku kan gak bisa nemenin kamu aku gak tenang kalo kamu pergi sendirian."

" Ya tapi gak usah pake bodyguard segala mas, aku masih bisa jaga diri aku sendiri."

" Tapi ini juga demi kebaikan kamu dan bayi kita Lun aku gak mau sampai kalian kenapa-napa lagi."

" Mas dengerin aku, percaya sama aku. Aku ibunya aku yang mengandung aku gak mungkin membuat anak aku sendiri dalam bahaya apalagi sampai mengancam keselamatan nya. Percaya sama aku mas, aku gak bakal melakukan hal-hal yang akan membahayakan anak kita."

" Tapi kita juga gak tahu siapa tahu ada orang - orang jahat yang berada di sekitar kamu dan akan melukai kamu nanti nya."

" Mas aku kan udah bilang aku bisa jaga diri aku sendiri. Kamu gak usah khawatir." Ucap Aluna lembut.

" Iya mas percaya sama kamu." Ucap Savian membuat senyum Aluna mengembang.

" Mas." Panggil Aluna.

" Kenapa hm?"

" Laper."

" Laper?" Aluna mengangguk lucu. Sedangkan Savian merasa heran, karena mereka berdua baru saja makan siang di luar ketika di perjalanan pulang. Mungkin karena hormon ibu hamil yang membuat Aluna mudah merasa lapar pikirnya.

" Kamu mau makan apa?" Tanya Savian.

" Nasi goreng!" Ucap Aluna antusias.

" Yaudah mas minta bibi buatin nasi goreng nya dulu." Ucap Savian yang hendak pergi namun langsung di cekal oleh Aluna.

" Gak mau!" Savian mengernyitkan dahinya.

" Gak mau bibi yang buatin, maunya kamu yang masakin." Ucap Aluna membuat Savian mendudukkan dirinya kembali di samping Aluna.

" Loh aku kan gak bisa masak Lun, nanti malah gak enak kamu makannya. Mending di buatin bibi aja ya biar enak." Ucap Savian dengan lembut.

" Gak mau! Maunya masakan kamu, kamu gak mau masakin aku nasi goreng ya mas? Padahal kan ini kemauan baby yang pengen dimasakin sama ayahnya" ucap Aluna sambil mengelus-elus perutnya yang masih terlihat rata dengan mata yang sudah berkaca-kaca dan sudah ingin menangis. Kalo sudah begini mana tega Savian menolak keinginan Aluna.

" Stt jangan sedih dong. Yaudah mas yang masakin, tapi gak apa-apa ya kalo nanti nasi gorengnya gak enak." Ucap Savian sambil menghapus air mata Aluna yang sudah sedikit keluar.

" Yey makasih mas." Aluna memeluk Savian lalu melepaskan nya kembali.

" Tapi aku mau nasi gorengnya di campur yogurt sama buah mangga." Ucap Aluna membuat Savian terheran-heran. Memangnya ada nasi goreng seperti itu?

" Oh iya jangan lupa kasih irisan strawberry terus telornya juga yang banyak ya mas." Sambung Aluna membuat Savian yang baru saja mendengarnya sudah mual membayangkan makanan yang di maksud istrinya itu. Ibu hamil memang sangat aneh pikirnya.

" I-iya aku ke dapur dulu ya. Kamu tunggu disini aja." Ucap Savian yang agak ragu.

" Aku mau ikut ke dapur juga, aku mau liat kamu masak."

" Yaudah ayo kita ke dapur."

" Tuan nyonya ada yang bisa saya bantu?" Ucap salah seorang pembantu saat melihat Savian dan Aluna berada di dapur.

" Aku mau makan nasi goreng bi." Ucap Aluna.

" Oh yasudah nyonya tunggu saja, saya akan membuat kan nya untuk nyonya."

" Eh gak usah bi, biar Mas Vian aja yang masakin." Pembantu tersebut melirik kearah Savian.

" Biar saya aja bi yang masak. Bibi lanjutkan saja pekerjaan yang lain."

" Baik tuan nyonya, kalo begitu saya permisi dulu."

Savian pun langsung menyiapkan alat dan bahan yang ia perlukan. Sedangkan Aluna hanya duduk manis di meja makan sambil memehartikan Savian yang mulai fokus memasak.

Sangat tampan menurut Aluna.

Setelah beberapa menit memasak akhirnya nasi goreng yang di inginkan oleh Aluna sudah jadi.

Savian membawa sepiring nasi goreng itu pada Aluna yang sudah menunggu di meja makan. Savian langsung meletakkan nya di hadapan Aluna.

" Yeyey nasi gorengnya udah jadi!" Ucap Aluna dengan mata berbinar melihat sepiring nasi goreng di hadapannya. Beda dengan Savian yang sudah mual hanya dengan melihatnya saja. Bayangkan saja nasi goreng yang di campur dengan yogurt dan mangga serta dengan irisan buah strawberry diatasnya. Pasti sangat aneh rasanya.

" Yaudah kamu makan gih habisin." Aluna langsung menyuapkan sesendok nasi goreng itu pada mulutnya. Namun sedetik kemudian ia langsung menjauhkan piring itu dari hadapannya.

" Kenapa?" Tanya Savian.

" Ambilin aku minum mas." Savian pun langsung menuangkan air putih ke gelas dan langsung memberikannya kepada Aluna.

" Kok rasanya aneh banget ya mas? Aku gak suka." Ucap Aluna dengan wajah polosnya. Sedangkan Savian hanya menghela nafasnya.

Gimana gak aneh orang nasi gorengnya di campur-campur bahan gak wajar kayak gitu! – ucap Savian dalam hati.

" Yaudah kalo rasanya aneh gak usah dimakan, buang aja ya."

" Jangan di buang sayang banget kamu udah capek-capek masak."

" Terus? Kamu mau makan ini sampai habis?" Aluna menggelengkan kepalanya.

" Yaudah mending di buang aja di simpen juga gak ada yang mau makan ini."

" Ih jangan di buang! Habisin sama kamu aja nasi gorengnya itu kan buatan kamu."

Apa?! Masa gue harus ngabisin nasi goreng aneh ini! Yang bener aja Aluna! – ucap Savian membatin.

Savian menghela nafas panjang.

" Mas udah kenyang, mas gak papa kok kalo nasi gorengnya dibuang."

" Mas__" Ucap Aluna dengan wajah memelas.

Savian kembali menarik nafas panjang.

" I-iya mas bakal habisin nasi gorengnya." Ucap Savian membuat senyum Aluna merekah.

Aluna mendorong piring itu kehadapan Savian. Savian menahan mualnya untuk melihat makanan dihadapannya itu.

Baru ngeliat nya aja gue udah mual gimana kalo udah makan bisa-bisa gue mati kali.

" Ayo mas dimakan jangan diliatin terus, habisin ya mas."

Dengan terpaksa Savian mulai menyuapkannya kedalam mulutnya. Dengan susah payah ia menelan makanan itu agar masuk kedalam perutnya.

Setelah beberapa menit akhirnya nasi goreng itu sudah habis tak tersisa.

" Sini biar aku aja yang cuci piring nya." Ucap Aluna

" Gak usah biar aku aja yang nyu___hoek hoek." Sepertinya Savian sudah tak tahan lagi menahan rasa mualnya yang ia tahan sejak ia memakan nasi goreng buatannya itu. Ia langsung lari kearah wastafel dan memuntahkan semua isi perutnya. Membuat Aluna khawatir melihatnya.

" Mas kamu kenapa?"

" Aku gak ap__hoek hoek."

" Ini mas minum dulu." Aluna menyodorkan segelas air putih yang langsung di teguk habis oleh Savian.

" Maafin aku ya mas, pasti kamu begini karena aku paksa makan nasi goreng itu ya." Ucap Aluna dengan air mata yang sudah mengalir.

" Stt gakpapa, mas udah gak mual lagi kok."

" Maafin aku."

" Iya gakpapa, kamu masih laper gak? Nanti biar minta bibi aja yang masak nya ya."

" Aku udah gak laper."

" Yaudah kalo gitu kita ke kamar lagi aja."









🍂🍂🍂








Keesokan harinya

Savian yang baru saja terbangun dari tidurnya di buat khawatir karena ia tidak menemukan istrinya disampingnya.

" Aluna!"

" Kamu dimana sayang?!" Karena tak ada sahutan apapun Savian beranjak dari tempat tidur nya dan mulai mencari Aluna keseluruh ruangan.

Sedangkan di sisi lain, Aluna sedang asik memasak di dapur.

" Nyonya biar saya aja ya yang masak, nyonya tunggu aja di meja makan." Ucap salah seorang pembantu pada Aluna.

" Gakpapa bi, bibi tenang aja saya juga bisa masak kok. Jadi bibi gak usah khawatir takut masakannya gak enak."

" Aduh bukan kayak gitu maksudnya nyonya, nanti tuan marah kalo lihat nyonya ikut memasak di dapur." Ucap pembantu yang lainnya.

" Kalian tenang aja suami aku gak akan marah kok. Lagian aku kan cuman masak."

Namun tanpa sengaja Aluna melukai jarinya dengan pisau membuat darahnya keluar dari jari telunjuknya.

" Awss_" Aluna meringis merasa perih dan berbarengan dengan Savian yang sedang menuruni tangga menuju ke dapur.

" Aluna!" Savian langsung menghampiri Aluna yang terlihat meringis kesakitan.

" Aluna kamu kenapa?" Savian melirik kearah jari telunjuk Aluna yang mengeluarkan darah. Ia langsung menariknya dan mengulumnya lalu mengeluarkan darah yang ia hisap itu ke wastafel.

" Kenapa kalian membiarkan istri saya memasak di dapur?! Saya kan sudah bilang jangan biarkan istri saya menyentuh pekerjaan apapun terutama yang bisa melukai nya!" Sentak Savian membuat para pembantu itu menunduk ketakutan.

" Mas udah aku yang salah, mereka tadi udah ngelarang aku buat masak tapi aku malah maksa mereka biar aku ikut masak juga. Mereka gak salah jangan marahin mereka."

" Maafin saya dan suami saya ya. Kalian lanjutkan saja pekerjaan kalian." Para pembantu itu pun menurut dan segera bubar untuk melanjutkan pekerjaannya masing-masing.

" Mas cuman kesel ngeliat mereka yang biarin kamu masak gini sampai luka kayak gini."

" Mas aku cuman luka kecil."

" Sekecil apapun mas tetap khawatir, kamu gak tahu aja bagaimana khawatir nya aku tadi pas liat samping aku kosong. Aku cuman takut kamu kenapa-napa. Aku takut kejadian yang sudah-sudah terjadi lagi. Aku gak mau kehilangan kamu Lun."

" Maafin aku mas udah buat kamu khawatir."

" Yaudah gak usah dipikirin. Aku cuman minta kamu nurut apa kata aku. Ini demi kebaikan kamu dan bayi kita."

" Ayo kita sarapan, kamu belum sarapan juga kan?" Savian menarik Aluna kemeja makan.

Mereka berdua pun memulai sarapan paginya.

" Kamu gak pergi ke kantor?"

" Gak, aku mau libur dulu beberapa hari buat jagain kamu."

" Mending kamu pergi ke kantor aja deh mas, semenjak aku di rumah sakit kamu juga gak ke kantor kan. Aku udah sehat kok gakpapa kalo kamu tinggal aku bisa jaga diri aku sendiri."

" Iya tapi mas ta_" belum selesai Savian melanjutkan ucapannya Aluna terlebih dahulu memotongnya.

" Mas__ aku bisa jaga diri aku sendiri." Ucap Aluna dengan tatapan yang serius.

" Hmm iya mas bakal pergi ke kantor hari ini."

Savian pun terpaksa mengalah, sebenarnya ia tidak tenang jika meninggalkan Aluna sendirian walaupun nyatanya di rumah ini Aluna tidak sendiri. Ia takut terjadi apa-apa lagi pada Aluna dan kandungannya ia takut kehilangan keduanya.

TO BE CONTINUED

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT

SEE YOU NEXT CHAPTER

Continue Reading

You'll Also Like

4.3K 625 12
Sepertinya, agak complicated deh kisah cinta ini. Gapapa, kita ikutin aja jadinya gimana.
91.7K 10.4K 43
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...
2.6K 274 31
Luna menelan ludahnya dengan kasar,berlahan ia melepaskan genggaman tangan Rey. "Maaf,gue enggak bisa.Lo tau kan kalo gue udah punya pacar,bahkan uda...
50.2K 1.5K 21
[Follow sebelum membaca] ° ° ° Ini hanya segelintir kisah dari anak SMK tengil yang hobinya bikin naik darah temen nya dan ayah bundanya.Aristo Dimas...