Be Mine [Kuroo Tetsurou x Rea...

By salsaanisa12345

26.9K 2.5K 304

"Bahkan aku tetap tak bisa menggapaimu walaupun sudah sedekat ini." Memiliki rumah yang bersebelahan dengan K... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18 [END]
Extra 1

Extra 2

1.3K 107 14
By salsaanisa12345

"Ada apa dengannya?" bisik Yaku kepada Kai.

"Kata [surname]-san dia baru saja berebut bangku," jawab wakil captain tersebut.

Kuroo, yang menjadi bahan gibah kedua anggota timnya tersebut masih terlihat berapi-api. Sedari pertama ia menginjakkan kaki di kantin dan duduk di salah satu meja kantin, emosi laki-laki bersurai hitam tersebut belum sepenuhnya padam. Ia baru saja berperang mempertahankan bangku [name] agar berada di sebelahnya.

Ucapan [name] kemarin malam, Kuroo akui kebenarannya. Baru beberapa saat ketika semuanya selesai mengambil undian dan nama semua orang ditulis berdasarkan urutan bangku di papan tulis, beberapa gadis termasuk Inori langsung meminta [name] untuk pindah karena bangku [name] yang bersebelahan dengan Kuroo. Tentu saja Kuroo tak memperbolehkannya. Ia dengan tegas mengatakan bahwa [name] tidak akan pindah ke manapun. Setelahnya, [name] justru yang dipojokkan oleh gadis-gadis tersebut, membuat Kuroo merasa jengkel dan jengah dengan kelakuan mereka.

Di samping laki-laki bersurai hitam tersebut, [name] terlihat masih mencoba menenangkan Kuroo. Gadis tersebut dengan tenang mengatakan untuk meredakan emosi Kuroo. Toh keduanya masih duduk bersebelahan.

"Bagaimana kau bisa tahan untuk tidak memaki mereka, [name]?!" kata Kuroo masih geram.

"Sudahlah, tidak perlu dibahas lagi." [name] menepuk lengan Kuroo.

"Lihatlah, udang di piringmu sudah meminta untuk dimakan," lanjutnya.

Kuroo lantas segera memakan makan siangnya. Tak lupa, laki-laki tersebut juga menukar udang di nampan [name] dengan daging miliknya. [name] tersenyum kecil melihat perlakuan Kuroo.

[name] tidak bisa makan udang, dan Kuroo akan selalu menukar dagingnya dengan udah di nampan [name]. [name] mudah terserang flu, dan Kuroo akan selalu memakaikan jaket Nekoma kebanggaannya ke bahu [name]. [name] tidak punya teman, dan Kuroo akan selalu menghampiri [name] terlebih dahulu guna mengajak gadis tersebut berbicara atau melakukan hal lain.

[name] selalu bersyukur kala mengingat semua perlakuan laki-laki yang sekarang menjadi kekasihnya tersebut. Perlakuan kecil yang terkadang tidak perlu menurutnya, Kuroo dengan senang hati akan melakukannya demi [name].

Makan siang mereka terlihat tenang dengan beberapa obrolan masuk ke dalamnya. Kai dan Kuroo mulai membahas masalah pergantian masa jabatan mereka. Menimang kiranya siapa yang cukup layak dijadikan ketua dan wakil ketua tim voli selanjutnya. Sesekali [name] juga akan ditanyai mengenai pendapatnya.

"Pilih yang cukup dewasa," jawab [name] setelah menelan makanannya.

[name] berpikir mungkin Fukunaga akan menjadi kandidat terkuat mengingat kelakuan Yamamoto dan Kenma yang sama sekali tidak ada dewasa-dewasanya.

Kuroo bergumam setelah mendengar usulan sang kekasih. Sikunya menumpuk pada meja dengan telapak tangan yang menahan kepalnya. Secara tak sengaja ia juga berpikiran sama dengan [name]. Yamamoto memiliki temperamen yang buruk, ia mudah marah dan terkadang kekanak-kanakan. Kenma, sahabat kecilnya itu pendiam, amat pendiam sampai-sampai tidak akan mempedulikan hal-hal di sekitarnya. Ditambah si puding juga merupakan tipe orang pemalas yang tidak suka banyak bergerak. Tentu dengan memperhatikan hal-hal tersebut, Fukunaga adalah pilihan yang paling ideal.

"Aku rasa Fukunaga bisa menjadi ketua," ucap Kuroo sembari memejamkan mata membayangkan sesuatu.

"Aku setuju," sahut Yaku.

"Dan tidak perlu ada wakil," imbuh Kai.

"Tepat sekali," kata Kuroo.

[name] melirik bolak-balik antara ketiganya. Ekspresi serius ketiga senpai tersebut kala membahas hal-hal terkait kohai mereka sangat menarik menurut [name]. Ia seperti melihat sebuah konferensi penting. Diam-diam [name] juga mengagumi kekasihnya yang nampak berbeda. Terlihat lebih dewasa dari biasanya.

[name] mengambil nampa Kuroo yang telah habis isinya. Menumpuknya dengan nampak miliknya. Sembari menengok sekali ke arah sang kekasih, [name] berdiri dan hendak mengembalikan nampak mereka berdua.

Jam istirahat sebentar lagi akan selesai, Kuroo dan [name] lantas segera kembali ke kelas setelah berpamitan kepada dua teman mereka yang lain.

"Aku pasti akan merindukan masa-masa ini."Suara Kuroo tiba-tiba saja mengisi perjalanan mereka menuju kelas. Terlihat matanya menerawang jauh ke depan seolah memikirkan sesuatu.

[name] menoleh ke arah sang kekasih, menunggu laki-laki bersurai hitam tersebut melanjutkan kalimatnya.

"Tiga tahun yang sangat berharga aku lalui bersama teman-teman yang lain. Merasakan pengalaman hebat dengan tantangan-tantangan di dalamnya," ucap Kuroo seraya menoleh ke arah [name] sesaat setelah menyelesaikan kalimatnya. Membayangkan tiga tahunnya di sekolah menengah atas yang tidak akan bisa ia tukar dengan apapun.

"Tentu saja. Tetsu memiliki teman-teman yang selalu mendukungmu. Mereka pasti juga merasakan hal yang sama," jawab [name] dengan mata memandang kosong ke arah lorong kelas dua belas yang mereka lewati.

Merasa ada yang tak beres dengan jawaban kekasihnya, Kuroo lantas menoleh menatap [name]. Netra serupa kucingnya mengkap pemandangan tak biasa dari sang kekasih.

Tersenyum kecil sebelum bergerak, tangan besar Kuroo kemudian terulur menarik tangan yang lebih kecil. Membuat keduanya bertaut dan seketika pandangan [name] mengarah kepada Kuroo.

"Ada apa, hm?" tanya Kuroo dengan senyum lembut.

[name] menggeleng kecil menanggapi pertanyaan Kuroo."Tidak ada. Hanya membayangkan betapa bahagianya Tetsu memiliki banyak teman."

"Bagaimana rasanya memiliki banyak teman?" tanya [name] yang membuat Kuroo sedikit terkejut. Alisnya sedikit naik ke atas.

Dengan sedikit ragu, laki-laki tersebut menjawab, "Biasa saja. Kau hanya akan lebih dikenal."

Kuroo tau [name] tak memiliki banyak teman. Ralat, [name] memang tidak memiliki teman. Sedari dulu, Kuroo selalu melihat [name] sendiri, bahkan untuk sekedar berjalan bersama menuju kantin. Kuroo tak pernah melihat [name] akrab dengan siapapun di sekolah dan ia juga tak memiliki niat untuk mendekati gadis tersebut. Itu dulu, tentu saja.

Sekarang, Kuroo akan menjadi orang pertama yang mengajak [name] pergi ke kantin. Kuroo akan menjadi orang pertama yang mengajak [name] berbicara. Dan juga, Kuroo akan sebisa mungkin membuat orang yang mengenalnya juga mengenal [name]. Teman Kuroo juga adalah teman [name].

Terkadang Kuroo akan menemukan pandangan kosong di manik [e/c] tersebut kala melihat segerombolan gadis-gadis tengah melintas di depan mereka. Walaupun kekasihnya tersebut mengatakan tidak ada apa-apa, Kuroo tentu saja peka jika [name] juga merasa ingin memiliki teman. Kuroo tak menyalahkan sifat pendiam dan anti sosial [name], tumbuh di lingkungan yang memang jarang ada anak perempuan seusinya mungkin menjadikan gadis tersebut merasa takut untuk sekedar berkenalan dengan teman perempuan yang ia baru temui. Dan sekarang, sebagai seorang kekasih, tugas Kuroo adalah membuat [name] merasakan hal yang ingin ia rasakan. Membuat [name] merasakan memiliki seorang teman.

Diusapnya pucuk kepala [name] pelan. Sembari tersenyum kecil, Kuroo lantas melanjutkan kalimatnya, "Tidak perlu khawatir. Semua temanku adalah temanmu juga. Jangan merasa sedih karena tidak memiliki teman."

"Setidaknya kau memiliki satu yang akan menjadi teman hidupmu," lanjut laki-laki tersebut diikuti seringai puas.

[name] menunduk, menyembunyikan semburat merah yang kini mulai menjalar ke pipinya. Sementara itu, tawa puas Kuroo mulai terdengar setelah berhasil menggoda [name]. Kuroo menarik [name] ke dalam pelukannya, memeluk gadis tersebut erat. Beruntung lorong saat ini tengah sepi, jika tidak [name] akan benar-benar akan malu dibuatnya.

"Tidak lucu," cicit [name] yang semakin menyembunyikan wajah memerahnya.

"Tapi aku suka."

Kedunya masih dalam posisi berpelukan selama beberapa menit. Menikmati momen romantis tersebut tanpa khawatir bel masuk kan segera berbunyi.

***

Pekan ujian kelulusan telah tiba. Perang akhir menuju kelulusan harus dihadapi seluruh murid agar biasa menamatkan masa belajar mereka di sekolah menengah atas ini. Setelah menerima berbagai bimbingan-bimbingan tambahan guna memahami seluruh materi, kini penentunya sudah ada di depan mata.

"Ingat, jangan terlalu panik. Kerjakan saja pelan-pelan," tutur laki-laki bersurai hitam tersebut kepada sang kekasih.

"Un." [name] mengangguk paham.

Seminggu penuh, selama ujian berlangsung, [name] mendapatkan bimbingan pribadi dari kekasihnya tersebut. Bukan mengapa, Kuroo hanya ingin memastikan [name] benar-benar siap menghadapi ujian. Mengingat kekasih cantiknya tersebut cukup ceroboh dalam bidang hitung menghitung, membuat Kuroo memberikan pengawasan ekstra kepadanya.

[name] bukan siswi bodoh yang tidak paham dengan materi. [name] cukup pintar dengan kemampuan memahaminya yang cepat, namun seperti yang dikatakan barusan, [name] sangat ceroboh saat menghitung angka-angka tersebut. Mudah bagi [name] untuk memahami dan menghafal rumus-rumus yang ada, tapi terkadang jawabannya akan salah ketika melalui proses penghitungan. Apalagi ketika ujian, ia akan mudah panik dan mengerjakannya dengan tergesa. [name] bahkan pernah menuliskan jawaban akhir dari perhitungan dua pangkat empat dengan jawaban delapan. Beruntung, gurunya masih memberikan nilai setengah untuk soal tersebut karena rumus dan cara mengerjakan [name] yang benar. Karena hal tersebut, jelas Kuroo harus memberikan les pribadi untuk [name].

Hari ini adalah hari terakhir pekan ujian dilangsungkan. Dengan mata pelajaran kimia, pelajaran yang sangat sulit [name] pahami. Dan beruntungnya, kekasih tampannya tersebut sangat ahli di mata pelajaran itu.

Keduanya memutuskan segera duduk di bangku masing-masing setelah bel masuk berbunyi, mengerjaman soal ujian yang telah tersedia. Sibuk berkutat dengan lembaran tersebut, tak terasa waktu ujian telah habis. Dengan rapih, mereka mulai mengumpulkan lembaran jawaban mereka.

"Aku sangat takut dengan hasilnya," ucap [name].

"Tidak apa-apa. Kau sudah melakukan yang terbaik." Tangan Kuroo terangkat mengusap pelan surai [name].

"Oh aku hampir lupa. Teman-teman berniat pergi berlibur setelah ujian selesai. Dan tentu saja kau harus ikut," lanjut laki-laki bersurai hitam tersebut.

[name] sedikit mendongak menatap sang kekasih. Sembari tangannya menghentikan kegiatan Kuroo mengusap rambutnya, [name] bersuara.
"Berlibur ke mana?"

"Okinawa. Kebetulan Lev juga menawarkan untuk menginap di resort milik keluarganya," jawab Kuroo.

"Memangnya aku boleh ikut?" tanya sang gadis khawatir.

"Tentu saja."

Dan dimulailah liburan kelulusan mereka.









Extra 2 end.

Hai hai

Ekstra 2 akhirnya selesai juga. Huhuhu maaf telat banget ya..

Selain karena sibuk di real life, sebenarnya aku juga buntu di ide juga. Jadi harap maklum kalau chapter ini mungkin agak kurang.

Oh dan selamat Idul Fitri buat yang merayakan.

Aku selaku penulis cerita ini meminta maaf barangkali ada salah. Mungkin nggak bisa balas komentar-komentar kalian atau update yang luama banget dan lain sebagainya, aku minta maaf sebesar besarnya.

Udah gitu aja.

Continue Reading

You'll Also Like

101K 12.9K 41
[Completed] - [Sudah Revisi] [Judul Sebelumnya ☞ "I'm Sorry"] [Book 2] --- Gelisah menjadi sebuah awal dimana Gojo Satoru sadar akan semua tindakann...
5.1K 569 14
Ryuguji Ken as Draken from; Tokyo Revengers. - "Jangan membuatnya mengharapkanmu lebih jauh, Ken-chin." Ucap Mikey. "Hah? Apa maksudmu?" Tanya Draken...
32.2K 4.9K 7
❛❛ Memang benar dia adalah raja dari segala kutukan yang ada, tetapi dia juga tetap memiliki perasaan meskipun jauh lebih angkuh dibandingkan dengan...
6.6K 522 15
[Kageyama x OC] Genre : Romance, Hurt Status : END "Pernahkah kau mencintai dalam diam?" Kisah seorang gadis penuh semangat dalam mengejar cintanya t...