Extra 2

635 60 10
                                    

"Ada apa dengannya?" bisik Yaku kepada Kai.

"Kata [surname]-san dia baru saja berebut bangku," jawab wakil captain tersebut.

Kuroo, yang menjadi bahan gibah kedua anggota timnya tersebut masih terlihat berapi-api. Sedari pertama ia menginjakkan kaki di kantin dan duduk di salah satu meja kantin, emosi laki-laki bersurai hitam tersebut belum sepenuhnya padam. Ia baru saja berperang mempertahankan bangku [name] agar berada di sebelahnya.

Ucapan [name] kemarin malam, Kuroo akui kebenarannya. Baru beberapa saat ketika semuanya selesai mengambil undian dan nama semua orang ditulis berdasarkan urutan bangku di papan tulis, beberapa gadis termasuk Inori langsung meminta [name] untuk pindah karena bangku [name] yang bersebelahan dengan Kuroo. Tentu saja Kuroo tak memperbolehkannya. Ia dengan tegas mengatakan bahwa [name] tidak akan pindah ke manapun. Setelahnya, [name] justru yang dipojokkan oleh gadis-gadis tersebut, membuat Kuroo merasa jengkel dan jengah dengan kelakuan mereka.

Di samping laki-laki bersurai hitam tersebut, [name] terlihat masih mencoba menenangkan Kuroo. Gadis tersebut dengan tenang mengatakan untuk meredakan emosi Kuroo. Toh keduanya masih duduk bersebelahan.

"Bagaimana kau bisa tahan untuk tidak memaki mereka, [name]?!" kata Kuroo masih geram.

"Sudahlah, tidak perlu dibahas lagi." [name] menepuk lengan Kuroo.

"Lihatlah, udang di piringmu sudah meminta untuk dimakan," lanjutnya.

Kuroo lantas segera memakan makan siangnya. Tak lupa, laki-laki tersebut juga menukar udang di nampan [name] dengan daging miliknya. [name] tersenyum kecil melihat perlakuan Kuroo.

[name] tidak bisa makan udang, dan Kuroo akan selalu menukar dagingnya dengan udah di nampan [name]. [name] mudah terserang flu, dan Kuroo akan selalu memakaikan jaket Nekoma kebanggaannya ke bahu [name]. [name] tidak punya teman, dan Kuroo akan selalu menghampiri [name] terlebih dahulu guna mengajak gadis tersebut berbicara atau melakukan hal lain.

[name] selalu bersyukur kala mengingat semua perlakuan laki-laki yang sekarang menjadi kekasihnya tersebut. Perlakuan kecil yang terkadang tidak perlu menurutnya, Kuroo dengan senang hati akan melakukannya demi [name].

Makan siang mereka terlihat tenang dengan beberapa obrolan masuk ke dalamnya. Kai dan Kuroo mulai membahas masalah pergantian masa jabatan mereka. Menimang kiranya siapa yang cukup layak dijadikan ketua dan wakil ketua tim voli selanjutnya. Sesekali [name] juga akan ditanyai mengenai pendapatnya.

"Pilih yang cukup dewasa," jawab [name] setelah menelan makanannya.

[name] berpikir mungkin Fukunaga akan menjadi kandidat terkuat mengingat kelakuan Yamamoto dan Kenma yang sama sekali tidak ada dewasa-dewasanya.

Kuroo bergumam setelah mendengar usulan sang kekasih. Sikunya menumpuk pada meja dengan telapak tangan yang menahan kepalnya. Secara tak sengaja ia juga berpikiran sama dengan [name]. Yamamoto memiliki temperamen yang buruk, ia mudah marah dan terkadang kekanak-kanakan. Kenma, sahabat kecilnya itu pendiam, amat pendiam sampai-sampai tidak akan mempedulikan hal-hal di sekitarnya. Ditambah si puding juga merupakan tipe orang pemalas yang tidak suka banyak bergerak. Tentu dengan memperhatikan hal-hal tersebut, Fukunaga adalah pilihan yang paling ideal.

"Aku rasa Fukunaga bisa menjadi ketua," ucap Kuroo sembari memejamkan mata membayangkan sesuatu.

"Aku setuju," sahut Yaku.

"Dan tidak perlu ada wakil," imbuh Kai.

"Tepat sekali," kata Kuroo.

[name] melirik bolak-balik antara ketiganya. Ekspresi serius ketiga senpai tersebut kala membahas hal-hal terkait kohai mereka sangat menarik menurut [name]. Ia seperti melihat sebuah konferensi penting. Diam-diam [name] juga mengagumi kekasihnya yang nampak berbeda. Terlihat lebih dewasa dari biasanya.

Be Mine [Kuroo Tetsurou x Reader] ✅Where stories live. Discover now