3

724 98 15
                                    

Akhir pekan menjadi hari paling dinanti hampir semua orang. Melepas penat setelah seminggu bekerja, membuat sebagian orang tak jarang masih bermalas malasan di atas tempat tidur. Bergelung dengan selimut hangat dipadukan tempat tidur yang empuk membuat mata tak ingin bangun barang mengecek jam saja. Hanya akan ada sebagian kecil manusia yang akan tetep bangun pagi seperti rutinitas mereka.

Seperti halnya [name]. Ia akan tetap bangun sekitar pukul lima pagi dan menjalankan rutinitasnya seperti membersihkan rumah serta memasak layaknya hari-hari biasa.

Nanti siang, [name] harus pergi ke rumah Akiya untuk kerja kelompok. Tentu saja [name] akan pergi ke rumah Kuroo dahulu karena ia tak tahu rumah Akiya di mana. Karena hal itu pula, [name] harus menyelesaikan semua pekerjaan rumahnya sebelum pergi kerja kelompok.

Setelah semua pekerjaan rumah selesai, baik mencuci maupun menyapu, [name] melihat jam yang telah menunjukkan pukul sepuluh. Ia segera mandi dan bersiap menuju rumah Kuroo.

"Hah, hampir saja aku melupakan materi ku," lirih [name].

"Sudah?"

Suara Kuroo yang tiba-tiba masuk ke pendengaran [name], membuatnya kembali mengarahkan pandangannya setelah tertunduk karena memasukkan lembaran materinya ke dalam tas.

"S-sudah." Kepala [name] mengangguk kecil.

Selama perjalanan menuju rumah Akiya, suasana di antara kedua anak adam dan hawa tersebut tak begitu baik. Kuroo mengamati pemandangan di luar kereta sesekali mengecek ponselnya saat benda bersegi panjang itu bergetar. Sedangkan [name] memilih diam karena tak tau harus membuat topik apa.

Tak berapa lama setelah kereta berhenti sejenak di stasiun selanjutnya, rombongan orang orang mulai memasuki kereta dan menempati bangku yang kosong.

Kursi samping kanan [name] kosong, sedangkan di samping kirinya ada Kuroo yang masih diam mengamati sekitar.

Seorang laki-laki, mungkin pria dewasa, duduk di sebelah kanan [name]. Ia melirik sebentar [name] kemudian memutuskan untuk duduk di sebelah [name]. Dengan sengaja mendekatkan diri ke arah [name] dengan alasan banyaknya penumpang yang juga akan duduk.

[name] hanya diam sembari menundukkan kepalanya. Tangannya memeluk erat tote bag yang berada di depannya menyalurkan rasa cemas. [name] merasa was was, bukan hal baru jika banyak perempuan mendapat perlakuan tak mengenakkan dari penumpang yang lain. Namun tetap saja tak membuat orang orang di sekitar menegur atau mencoba mencegahnya, entah karena mereka menanganggap itu bukan urusannya atau memang tidak peduli dengan sekitarnya.

Tangan si pria lantas terangkat dan menyelusup ke sandaran kursi di belakang [name]. Loncatan kecil dari tubuhnya secara refleks terjadi.

Merasa ada yang tidak beres dengan [name] yang ada di sebelahnya, Kuroo menoleh kecil ke arah [name] yang diam tak bersuara di sisi kanannya.

Kuroo menepuk paha [name] pelan guna membuat [name] menoleh ke arahnya. Ia lantas berbisik kecil.

"Ayo tukar tempat duduk," bisik Kuroo di telinga [name].

Segera saja Kuroo berdiri dan menyuruh [name] bergeser ke bangku yang tadi ia tempati. Sedangkan Kuroo menempati bangku yang baru saja ditinggalkan [name].

Kuroo melirik pria tadi sekilas. Decakan kesal terlontar dari mulutnya diikuti umpatan umpatan lirih.

"Kau tak apa?" kata Kuroo pelan ke arah [name].

"D-daijoubu desu." [name] tersenyum meyakinkan.

Perjalanan kemudian berlanjut hingga stasiun yang Kuroo dan [name] tuju. Keduanya turun bergantian dengan kerumunan orang orang yang juga akan keluar.

Be Mine [Kuroo Tetsurou x Reader] ✅Where stories live. Discover now